Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peraturan hukum yang berlaku didalam suatu kelompok social, ketentuannya

tidak terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada dalam satu kesatuan

atau keseluruhan yang masing-masing berlaku sendiri sendiri. Setiap satu

kesatuan yang merupakan keseluruhan aturan, terdiri dari bagian-bagian. Satu

sama lain yang berkaitan dan tidak dapat di lepaskan, disusun secara teratur

dengan tatanan tertentu merupakan satu system yang dinamakan system hukum.

Hukum sebagai suatu system hukum mempunyai bentuk sitematikanya sendiri.

Sitematika didasarkan hasil pemikiran dalam pembentukan system

( djmali,2013:4).

Sistem hukum merupakan system abstrak (konseptual) karena terdiri dari

unsur-unsur yang tidak konkrit, yang tidak menunjukan kesatua yang dapat

dilahat. unsur-unsur dalam sistem hukum mempunyai hubungan khusus dengan

unsur-unsur lingkungannya selain itu juga dikatakan, bahwa system hukum

merupakan sitem yang terbuka, karena peraturan-peraturan hukum dengan istilah-

istilanya bersifat umum, terbuka untuk penafsiran yang berbeda dan untuk

penafsiran yang luas. Ada beberapa sitem hukum yang berlaku di dunia Antara

lain system hukum eropa continental, angelus saxon, system hukum adat, dan

system hukum islam.

1
Dalam sistem hukum di dunia makalah ini mengkaji tentang permasalahan

yang ada di Indonesia yaitu LGBT. Permasalahan LGBT bertentangan dengan

hukum adat dan hukum islam maka dalam makalah yang berjudul “LGBT Dalam

Perspektif Sistem Hukum di Indonesia (Hukum Adat dan Hukum Islam )” hukum

adat bagi kaum gay sebenrnya sudah ada sejak zaman dahulu. Di beberapa daerah

di Indonesia sudah mengenal apa itu LGBT namun di kalangan mereka para

masyarakat belum berani mempublikasiaknya di Indonesia oleh karena Indonesia

mempunyai agama beragam yang tak mengharamkan hubungan sesame jenis.

Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang berbudaya, apa yang dikenal adalah

hubungan Antara laki-laki dan perempuan bukan hubungan dengan sesame jenis.

yang akan kami bahas di dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan LGBT di dunia dan di Indonesia hingga

saat ini ?

2. Bagaimana hukum adat dalam menangani LGBT?

3. Bagaimana LGBT dalam persepsi hukum islam ?

4. Bagaimana solusi untuk mencegah semakin banyaknya kaum LGBT ?

C. TUJUAN

1. Sebagai pebandingan Antara system hukum yang satu sama yang

lainnya

2. Agar mengetahui perkembangan LGBT di Indonesia dan dunia

3. Untuk menjelaskan bagaimanakah peran hukum adat dan islam dalam

permasalahan LGBT di indonesia .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan LGBT di dunia

Singkatan dari homoseksual dikenal dengan istilah LGBT (Lesbian,

Gay,Biseksual,Transgender). Kata gay dan lesbian berkembang secara luas

menggantikan istilahhomoseksual sebagai identitas sosial dalam masyarakat. Kata

gay dan lesbian inilebih disukai dan dipilih oleh banyak orang karena simpel dan

tidak membawakata seks. Istilah biseksual muncul belakangan setelah diketahui

bahwa ada orang yang mempunyai orientasi seksual terhadap sesama jenis dan

lawan jenis. Istilah transgender adalah sebuah orientasi seksual seorang Pria atau

Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria).

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan psikologi muncul istilah baru yang

tidak termasuk gay, lesbian, dan biseksual, yaitu transgender. Semakin lengkap

istilah sebelumnya menjadi LGBT. Istilah ini dipakai untuk menerangkan

orientasi seksual non-heteroseksual. Istilah LGBT sudah dikenal dan atau diakui

oleh banyak negara. Sebagian besar gerakan mereka mengatasnamakan HAM

(HakAsasi Manusia) (Sinyo, 2014).

Pada abad 18 dan 19 Masehi beberapa negara mengkategorikan aktivitas

homoseksual merupakan suatu tindak kriminalitas sebagai kejahatan sodomi.

Perilaku pada hubungan seks sesama jenis atau yang disebut homoseksual ini

tidak dapat diterima secara sosial dan masyarakat. Situasi dan kondisi ini

membuat komunitas dan kehidupan sosial homoseksual hidup secara rahasia dan

3
tertutup agar tidak diketahui oleh orang lain dan tidak dianggap dimasyarakat,

beberapa orang kemudian mulai memperjuangkan kaum homoseksual. Salah

satunya adalah Thomas Cannon. Ia diperkirakan menjadi orang pertama yang

memulai perjuangan kaum tersebut dengan buku berjudul Ancient and Modern

Pederasty Investigated and Exemplify’d (Tahun 1749) di Inggris. Tulisannya yaitu

tentang gosip dan antologi lelucon yang membela kaum homoseksual. Cannon

dipenjara karena tulisan tersebut yang akhirnya Ia dibebaskan dengan uang

jaminan (Sinyo, 2014)

Jeremy Bentham (1785) seorang tokoh filsuf reformis dibidang sosial juga

membela kaum homoseksual. Bentham sering memberikan masukan tentang

hukum homoseksual di Inggris. Pemikiran Bentham menyumbangkan inspirasi

perubahan aturan hukum terhadap kaum homoseksual mengenai homoseksual

bukan suatu tindakan kriminal di Negara Eropa lainnya. Pada tahun 1791 Prancis

adalah Negara pertama yang menerapkan hukum bahwa homoseksual bukan

termasuk tindakan kriminal (Sinyo, 2014)

Beberapa gerakan sosial seperti The Black Power yaitu gerakan untuk

memperjuangkan hak kaum berkulit hitam dan Anti-Vietnam War mempengaruhi

komunitas gay untuk lebih terbuka. Masa ini dikenal dengan Gay

LiberationMovement atau gerakan kemerdekaan gay. Pada masa ini terjadi huru-

hara yangterkenal dengan sebutan Stonewall Riots, yaitu keributan sporadis antara

polisidan para pendemo yang memperjuangkan kebebasan kaum gay.Setelah itu

dengan adanya perbedaan dalam berkaryadan mendapatkan pekerjaan dalam hal

4
identitas gender dimasyarakat luas, muncul gerakan untuk memperjuangkan hak

asasi kaum gay (Gay Rights Movement).

Pada tahun 1978 dibentuk International Lesbian and Gay Association

(ILGA) diConventry, Inggris. Institusi ini memerjuangkan hak asasi kaum lesbian

dan gaysecara internasional. Pada masa itu dikenal simbol LGBT yaitu berupa

benderapelangi (the rainbow flag atau pride flag) sebagai simbol pergerakan hak

asasikomunitas LGBT. Awalnya simbol ini hanya untuk komunitas gay di

AmerikaSerikat, namun sekarang dipakai secara meluas di seluruh dunia sebagai

lambang pergerakan kaum LGBT dalam meraih hak-hak mereka. Berikut gambar

salah satu lambang LGBT.

Gambar Rainbow flag atau bendera LGBT

Gerakan hak asasi kaum gay dimulai pada era tahun 1980-an. penyakit AIDS

dan kaum gay dianggap sebagai penyebar utamanya, Kata “queer” dikenal

sebagai istilah orang yang berorientasi seksual atau gender minoritas

5
dimasyarakat. Pada masa ini perjuangan kaum LGBT sudah begitu meluas dengan

banyaknya organisasi (legal atau ilegal) disetiap negara. Salah satunya adalah

hilangnya homosexsuality dari international Classification of Diseases yang

dibuat oleh WHO pada tanggal 17 Mei 1990, sehingga pada tanggal tersebut

dijadikan sebagai International Day AgainstHomophobia and Transphobia

(IDAHO).Komunitas LGBT mencari pengesahan hukum pernikahan di negara-

negara yang telah melegalkan nikah sesama jenis. Belanda merupakan negara

pertama yangmelegalkan pernikahan pasangan sesama jenis tahun 2001. Pada

tahun 2008 diikuti oleh Belgia, Kanada, Norwegia, Afrika Selatan, dan Spanyol

(untuk Amerika Serikat ada di dua negara bagian yaitu Massachusetts dan

Connecticut) (Sinyo, 2014).

B. Perkembangan Komunitas LGBT di Indonesia

Sinyo (2014) menjelaskan kaum homoseksual mulai bermunculan di kota-kota

besar pada zaman Hindia Belanda. Di Indonesia terdapat komunitas kecil LGBT

walaupun pada saat zaman Hindia Belanda tersebut belum muncul sebagai

pergerakan sosial. Pada sekitar tahun 1968 istilah wadam (wanita adam)

digunakan sebagai pengganti kata banci atau bencong yang dianggap bercitra

negatif. Sehingga didirikan organisasi wadam yang pertama, dibantu serta

difasilitasi oleh gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin. Organisasi wadam

tersebut bernama Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD).

Pada tahun 1980 karena Adam merupakan nama nabi bagi umat islam maka

sebagian besar tokoh Islam keberatan mengenai singkatan dari Wadam sehingga

nama Wadam diganti menjadi waria (wanita-pria). Organisasi terbuka yang

6
menaungi kaum gaypertama berdiri di Indonesia tanggal 1 Maret 1982, sehingga

merupakan hari yang bersejarah bagi kaum LGBT Indonesia. Organisasi tersebut

bernama Lambda.Lambda memiliki sekretariat di Solo. Cabang-cabang Lamda

kemudian berdiri dikota besar lainnya seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta.

Merekamenerbitkan buletin dengan namaG: Gaya Hidup Ceria pada tahun 1982-

1984.

Pada akhir tahun 1993 diadakan pertemuan pertama antar komunitas

LGBT di Indonesia. Pertemuan tersebut diselenggarakan di Kaliurang,

Yogyakarta dan diberi nama Kongres Lesbian dan Gay Indonesia I atau yang

dikenal sebagai KLGI. Jumlah peserta yang hadir kurang lebih 40-an dari seluruh

Indonesia yang mewakili daerahnya masing-masing. GAYa Nusantara mendapat

mandat untuk mengatur dan memantau perkembangan Jaringan Lesbian dan Gay

Indonesia (JLGI). KLG II dilakukan pada bulan Desember 1995 di Lembang,

Jawa Barat.

Peserta yang hadir melebihi dari KLG I dan datang dari berbagai daerah di

Indonesia. Tanggal 22 Juli 1996, salah satu partai politik di Indonesia yaitu Partai

Rakyat Demokratik (PRD), mencatat diri sebagai partai pertama di Indonesia yang

mengakomodasi hak-hak kaum homoseksual dan transeksual dalam manifestonya.

Kemudian KLG III diselenggarakan di Denpasar, Bali pada bulan november 1997.

KLG III merupakan pertama kalinya para wartawan diperbolehkan meliput

kongres diluar sidang-sidang. Hasil kongres ini adalah peninjauan kembali

efektivitas kongres sehingga untuk sementara akan diadakan rapat kerja

nasionalsebagai gantinya (Sinyo, 2014)

7
Untuk pertama kalinya Gay Pride dirayakan secara terbuka di kota

Surabaya pada bulan Juni tahun 1999. Acara tersebut merupakan kerja sama

antara GN dan Persatuan Waria kota Surabaya (PERWAKOS). Pada tahun ini

juga Rakernas yang rencananya akan diselenggarakan di Solo batal dilaksanakan

karena mendapat ancaman dari Front Pembela Islam Surakarta (FPIS). Tanggal 7

November 1999 pasangan gay Dr. Mamoto Gultom (41) dan Hendry M. Sahertian

(30) melakukan pertunangan dan dilanjutkan dengan mendirikan Yayasan Pelangi

Kasih Nusantara (YPKN). Yayasan ini bergerak dalam bidang pencegahan dan

penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS dikalangan komunitas gay di Indonesia

(Sinyo, 2014).

Oetomo (2001) mengungkapkan bahwa dalam masyarakat nusantara

perilakuhomoseksual sudah dikenal oleh bangsa ini sejak dulu dengan bermacam-

macam cara dengan tipologi pola yaitu :

1. Hubungan homoseksual dikenal dan diakui dengan indikasi pertama muncul

istilah yang mengacu pada hubungan homoseksual seperti istilah induk

jawianakjawi yang ditemukan pada masyarakat Minangkabau tradisional yaitu

hubungan antara laki-laki dewasa yang menjadi pembimbing dalamproses belajar

laki-laki remaja namun sering kali melibatkan juga aspek emosional bahkan

seksual. Di Madura dikenal istilah dalaq untuk merujuk pada persahabatan dua

anak atau remaja laki-laki, kata kerja dalaq berarti melakukan genito-anal (penis

dan anus). Indikasi kedua adalah adanya laporan dari sarjana barat mengenai

hubungan seksual laki-laki seperti yang ditemukan pada masyarakat Aceh

8
(C.Snouk Hurgronje) dan hubungan homoseksual laki-laki dan perempuan pada

masyarakat Bali (Julius Jacobs).

2. Hubungan seksual dilembagakan dalam rangka pencarian kesaktian atau

mempertahankan sakralitas. Misalnya ditemukan pada budaya warok di Ponorogo,

dengan remaja sesama jenisnya (gemblak) yang diperlakukan sebagai pengganti

pasangan lawan jenis untuk hubungan seksual.

3. Orang berprilaku homoseksual diberi jabatan sakral. Misalnya basir di suku

Dayak Ngaju yang bertindak sebagai perantara dengan dunia arwah, tadumburake

di Toraja Pamona yang bertindak sebagai shaman, dan bissu di Makassar yang

bertindak sebagai penjaga pustaka istana kerajaan.

4. Perilaku homoseksual dijadikan bagian ritus inisiasi seperti yang ditemukan

pada beberapa suku di Papua melalui penggunaan hubungan genito-oral dan

genito-anal antara remaja dan laki-laki dewasa.

5. Perilaku homoseksual dilembagakan dalam seni dan pertunjukan seperti

padatari Sadati di Aceh, Lenong di Betawi, tari Gandrung di Banyuwangi,

pertunjukan Ludruk, tari bedhaya di Jawa, pertunjukan Sandhur di Maduradan tari

Masri di Makassar. Indonesia masih menjadi negara yang belum ramah terhadap

homoseksualitas. Anggapan dari masyarakat homoseksualitas adalah sesuatu yang

salah dan menakutkan atau dikatakan sebagai homophobia. Weinberg

mengartikan homophobia sebagai ketakutan terhadap homoseksual dan bentuk-

9
bentuk lain yang menunjukan keintiman dua jenis kelamin yang sama. Guy

Hocquenhem seorang pemikir Prancis mengatakan bahwa masalah yang ada

sekarang ini bukanlah pada homoseksualitas tapi masyarakatlah yang menjadi

masalah.

Laporan survei yang dikeluarkan oleh ILGA (the International Lesbian, Gay,

Bisexsual, Trans and Intersexed Association) pada bulan Mei 2010 tentang

kebijakan dibeberapa negara yang melarang aktivitas sesama jenis antara dua

orang dewasa. Pada bagian Indonesia ditulis bahwa hubungan sesama jenis, baik

dengan perempuan atau laki-laki, tidak dilarang jika mengacu pada KUHP pasal

292.

Secara eksplisit menyatakan pelarangan hubungan sesama jenis, jika

dilakukan dengan anak dibawah umur. Pasal 292 KUHP yaitu orang yang cukup

umur, yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sama kelamin, yang

diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa belum cukup umur diancam

dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Dalam Rancangan Aksi Nasional

HAM RI tahun 2004-2009, pemerintah dengan tegas menyebutkan LGBT adalah

kelompok yang harus dilindungi. Namun visi itu masih dilakukan dengan

setengah hati. Diskriminasi terhadap LGBT paling tampak akhir-akhir ini adalah

tidak adanya perlindungan bagi komunitas LGBT yang mendapat perlakuan tidak

menyenangkan dan bahkan dapat berujung kekerasan (Galink, 2013).

Tercatat beberapa kasus kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-

kelompokfundamentalis terhadap komunitas LGBT di Indonesia. Antara lain

kasuskasusnya adalah penolakan dan pengusiran konferensi ILGA-Asia

10
(InternationalLesbian gay Association) ke-4 yang rencananya akan diadakan di

Surabaya padaMaret 2010. Selanjutnya pembubaran pelatihan Hak Asasi Manusia

bagi komunitas transgender yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia pada bulan April 2010. Lalu seminar HIV & AIDS di Bandung

dan peringatan Hari Internasional Melawan Homophobia di Yogyakarta juga

mendapat ancaman dan akhirnya dibatalkan pada bulan Mei 2010. Dalam kasus

ini kebebasan berkumpul dan ekspresi komunitas LGBT sebagai warga negara

tidak dilindungi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 UUD

1945 (Manaf, 2011).

C. Hukum Adat

Hubungan seksual dilembagakan dalam rangka pencarian kesaktian atau

mempertahankan sakralitas. Misalnya ditemukan pada budaya warok di Ponorogo,

dengan remaja sesama jenisnya (gemblak) yang diperlakukan sebagai pengganti

pasangan lawan jenis untuk hubungan seksual.

D. Hukum Islam

Dalam Islam pun sudah terang Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

melarang keras hamba-Nya agar tidak masuk golongan orang-orang yang

menyukai sesama jenis, seperti lesbi maupun gay, biseksual, dan transgender. Al-

Qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam di dalamnya terdapat berbagai

pelajaran mulai dari cerita masa lampau hingga ramalan masa kini. Salah satunya,

kisah pada zaman Nabi Luth, kaumnya yang terkenal sebagai penyuka sesama

11
jenis dilaknat Allah SWT dengan azab yang amat pedih. Ini merupakan pertanda

bahwa Allah SWT tidak menyukai perbuatan tersebut.

Dalam masalah penetapan hukum, sudah tentu ada yang mendukung dan

menolak. Bahkan, dalam upaya menetapkan hukum Allah sebagai hukum positif,

mungkin lebih banyak yang tidak mendukung daripada mendukung. Namun,

peringatan Allah mengharuskan pembuat keputusan mendahulukan kehendak

Tuhan daripada selera manusia yang tatidak ada ujungnya Indonesia pun sebagai

negara berdaulat dan memiliki hukum sendiri sudah jelas tertera di Pasal 1 UU No

1 Tahun 1974 mengenai Perkawinan bahwa "Perkawinan ialah ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia berdasarkan Pancasila.

Perkawinan bertujuan salah satunya melestarikan umat manusia. Sangat kontras

bila dibandingkan kaum LGBT yang penyuka sesama jenis. Bila dilegalkan,

LGBT akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah. Mulai dari menurunnya

angka kelahiran karena sudah pasti sesama jenis tak bisa menghasilkan keturunan,

hingga masalah lain seperti yang sudah disinggung di atas (keresahan masyarakat

yang merasa keamanan hidupnya terusik hinggakeutuhan bangsa Indonesai

menjadi pro dan kontra.

Dalam UU Perkawinan Indonesia juga memperhatikan dasar agama, yakni

Ketuhanan Yang Maha Esa. Menjadi salah satu alasan memperkuat pandangan

hukum Islam mengenai LGBT yang dilarang Allah SWT. Dapat disimpulkan

bahwa tidak dibenarkan bila kaum LGBT menjadi legal di Indonesia, mengingat

12
kembali Indonesia merupakan negara hukum dengan masyarakat yang

menghargai tradisi agama masing-masing.

Tidakkah (apabila) golongan LGBT yang keberadaannya semakin terang-

terangan di Indonesia akan membuat masyarakat normal merasa tak aman dan

mengganggu kenyamanan? Sungguh, sangat salah jika menggunakan tameng

HAM untuk melegalkan tindakan kelompok LGBT, apalagi sampai membawa

kasus ini ke forum internasional melalui LSM yang mendapat dukungan dana

besar dari negara Barat yang menginginkan Indonesia menganut pelegalan LGBT

sebagaimana ada di berbagai Negara barat.

Jika kelompok LGBT tetap ingin mempertahankan pilihannya tanpa ada

keinginan memperbaiki menjadi manusia normal seutuhnya, mengapa harus

menginginkan LGBT menjadi kebutuhan sosial? Sedangkan, masyarakat

Indonesia sangat tegas dan keras melarang segala bentuk praktik LGBT berdasar

ketentuan hukum, perundang-undangan, nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban,

kepentingan umum, dan keutuhan bangsa. 

Keji dan Haram Mutlak

Kedua perilaku menyimpang ini, baik lesbi dan gay sama-sama dikutuk

oleh Islam. Oleh karenanya RasulullahSalallahu alaihi wasallam telah

memberikan peringatan kepada umatnya agar menjauhi perbuatan ini. Hal itu

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, bahwa

Rasulullah Salallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya yang paling aku

takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth”.(HR. Ibnu Majah : 2563).

13
Dalam hadist yang lain, Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw

bersabda : “Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth,

(beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)”. (HR Nasa’i. No. 7337)

Berdasarkan hal tersebut di atas, para ulama telah sepakat bahwa praktek lesbi

adalah haram secara mutlak, dan tidak ada khilaf diantara mereka dalam masalah

ini, bahkan perbuatan ini disebut sebagai zina perempuan( ‫ا ِء‬O ‫)زنَى النِّ َس‬.
ِ Hal itu

berdasarkan sabda Nabi Salallahu alaihi wasallam:

." ‫" السحاق زنى النساء بينهن‬

“Praktek lesbi adalah zina perempuan diantara mereka” (Hadis dikeluarkan oleh

Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, Pustaka Dar Al-Sa’adah, Vol.IX,

hlm.30). Dalam hadis yang lain, Nabi salallahu alaihi wasallambersabda:

“ ‫ت ْال َمرْ أَةُ ْال َمرْ أَةَ فَهُ َما َزانِيَتَا ِن‬
ِ َ‫” ِإ َذا أَت‬

“Apabila seorang wanita mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita maka

keduanya berzina” (Ibn Qayyim, Al-Jawab Al-Kafi, Dar Al-Ma’rifah,1997,

hlm.177)

Menyimpulkan hadis tersebut, Ibn Hajar menggolongkan perbuatan lesbian ini

sebagai bentuk penyimpangan fitrah manusia, dan  pelakunya termasuk dalam 

kategori pelaku  dosa-dosa besar yang mewajibkan baginya untuk segera

bertaubat kepada Allah (Ibn Hajar, Al-Zawajir A’n Iqtiraf  Al-Kaba’ir, Mesir : Al-

Azhariyyah Al-Mishriyyah.

14
Dari sisi yuridis (hukum), para ulama telah sepakat bahwa hukuman bagi

pelaku sihaq (lesbi) adalah ta’zir, dimana pemerintah yang memiliki wewenang

untuk menentukan hukuman yang paling tepat, sehingga bisa memberikan efek

jera bagi pelaku perbuatan haram ini. Ibn Qayyim berkata dalam Al-Jawab Al-

Kafi sebagaimana berikut :

‫ق َعلَيِ ِه َما ا ْس ُم ال ِّزنَا ْال َعا ُم‬ ْ ُ‫ َوإِ ْن أ‬،‫ك لِ َعد َِم ا ِإل ْيالَج‬
َ ِ ‫طل‬ َ ِ‫َولَ ِك ْن الَ يَ ِجبُ ْال َح ُّد بِ َذل‬
ِ

“Akan tetapi, tidaklah wajib padanya (yaitu dalam perbuatan lesbi) hukuman

(bunuh) karena tidak adanya ilajj(solusi/obat, yaitu jima’) walaupun disematkan

kepada keduanya (yakni homo dan lesbi) nama zina secara umum” (Ibn

Qayyim, Al-Jawab Al-Kaf, hlm.177). Ibn Qudamah dalam Al-Mughni menyatakan

bahwa lesbi termasuk kategori zina, meski hukumannya berbeda. Ia mengatakan :

ُ‫رْ أَة‬OO‫َت ْال َم‬


ْ ‫ إ َذا أَت‬:‫ي ع َْن النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم أَنَّهُ قَا َل‬
َ ‫ فَهُ َما زَ انِيَتَا ِن َم ْلعُونَتَا ِن; لِ َما ر ُِو‬،‫ت ا ْم َرأَتَا ِن‬
ْ ‫َوإِ ْن تَدَالَ َك‬

ِ ْ‫ر‬OOَ‫ َرةَ ُدونَ ْالف‬O‫اش‬


،‫ج‬ َ َ‫بَهَ ْال ُمب‬O‫ فَأ َ ْش‬.‫اع‬O‫ني الجم‬O‫ا يع‬Oً‫ َّمنُ إيالج‬O‫َض‬
َ ‫ا ألَنَّهُ ال يَت‬OO‫ َّد َعلَ ْي ِه َم‬O‫ َوال َح‬.‫ا ِن‬OOَ‫ا زَانِيَت‬OO‫ فَهُ َم‬،َ‫رْ أَة‬O‫ْال َم‬

ِ ‫َو َعلَ ْي ِه َما التَّع‬


‫ انتهى‬.ُ‫ْزير‬

“Apabila dua perempuan saling bergesekan (lesbi), maka keduanya adalah berzina

yang dilaknat, karena telah diriwayatkan dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda :”

jika perempuan mendatangi perempuan, maka keduanya adalah berzina”.

Konsekuensi Hukum

Telah dijelaskan bahwa hukum lesbi adalah haram mutlak dan ia bentuk

dari zina. Dalilnya jelas, dan tidak ada ulama’ yang melegalisasinya. Maka,

legalisasi dan penghalalan lesbian melalui media,buku,seminar,  merupakan

kategori bentuk kekufuran. Pelaku pelegalan seperti ini dikecam oleh agama.

15
Rasulullah salallahu alaihi wasallam menyebut orang yang menyebarkan

kekufuran itu sebagai sebagai “Duat Ila Abwabi Jahanam” (para penyeru kepada

pintu jahanam). Beliau bersabda:

)‫ َم ْن أَطَا َعهُ ْم قَ َذفُوْ هُ فِ ْيهَا‬,‫ب َجهَنَّ َم‬


ِ ‫ ( ُدعَاةٌ َعلَى أَ ْب َوا‬:  ‫قال رسول هللا‬

“Mereka itu, para penyeru menuju pintu neraka jahanam, barangsiapa yang taat

kepada mereka niscaya mereka menjerumuskannya di dalamnya” (HR. Bukhari

hadis No.  3606, 7084 dan Muslim, hadis no. 1847).

Jika ada dua wanita yang melakukan pernikahan, maka bentuk nikah itu

tidak sah. Tidak ada dalil yang membenarkannya. Dalam perspektif fikih,

pernikahan lesbian termasuk dalam kategori nikah sejenis dan hukumnya batal,

alias tidak sah secara hukum Islam karena telah keluar dari Al-Maqasid Al-

Syar’iyyah Al-Kubra yaitu hifdz al-nasl (melestarikan keturunan) (Izz Al-Din Abd

Al-Salam, Al-Qawaid Al-Kubra ,hlm.15).

Hal lainnya yang juga perlu diketahui – khususnya pelaku lesbian – bahwa

perilaku lesbi dapat membatalkan wudhu. Imam Malik berkata :

ْ ِ‫ ِأل َّن ُكاًّل ِم ْنهُ َما ت َْلت َُّذ ب‬،‫لَ ْمسُ ا ْم َرأَ ٍة ِأل ْخ َرى بِ َش ْه َو ٍة يَ ْنقُضُ ْال ُوضُو َء‬
‫األ ْخ َرى‬

“Menyentuh wanita sesama wanita jika diiringi dengan syahwat, maka hal itu

dapat membatalkan wudhu, karena keduanya saling merasakan kenikmatan

birahi”( Ibn Abidin, Hasyiah Ibn Abidin ,Vol.I, hlm.99). Maka, hendaknya para

muslimah berhati-hati, jika bersentuhan dengan sesamanya jangan sampai kepada

jatuh kepada kenikmatan birahi. Sebab bisa menggiring kepada kesenangan

sejenis.

16
Selain membatalkan wudlu, pelakunya juga wajib mandi, sebagaimana

wajibnya seorang lelaki dan wanita berhubungan. Jika pelaku sihaq (lesbi)

tersebut terjadi inzal (keluar mani) maka baginya kewajiban untuk mandi hadast

besar (Ibn Abidin, Hasyiah Ibn Abidin, Vol.I, hlm.107). Jika melakukannya

sedang dalam puasa, maka puasanya batal. Praktek sihaq ini dapat membatalkan

puasa jika terjadi inzal(keluar mani), dan baginya wajib membayar kafarat puasa

ramadhan (Ibn Abidin, Hasyiah Ibn Abidin, hlm.100).

Begitulah, lesbian sungguh keji, termasuk pelakunya. Pelakunya tidak

mendapat kehormatan. Misalnya, kredibilitasnya dalam hukum ditolak. Pelaku

lesbi ditolak  kesaksiaannya di pengadilan, karena termasuk wanita yang fasik.

Sebagaimana yang telah maklum bahwa syarat menjadi saksi adalah

adil(al-‘adalah), sementara perilaku sihaq (lesbi) mengeluarkan pelakunya dari

sifat al-‘adalah menuju kefasikan sehingga persaksian tidak sah dengan sifat fasik

yang melekat padanya (Ibn Abidin, Hasyiah Ibn Abidin ,Vol.IV, hlm.238).

Karena begitu keji praktik lesbian itu, maka hukum fikih mengatur dan

berusaha mencegahnya sejak dini jika ada wanita yang memiliki potensi lesbian.

Jika telah terjadi, maka dua pelaku harus dipisah dengan wanita yang lain, sampai

ia benar-benar sembuh. Pelaku sihaq (lesbi) dilarang memandang dan bergaul

dengan  wanita muslimah, sebagaimana laki-laki yang memandang wanita yang

bukan mahramnya, karena dikhawatirkan terjadinya fitnah(Ibn Abidin, Hasyiah

Ibn Abidin ,Vol.V, hlm.238).

17
Sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah dalam Al-Quran dan Sunah,

homosek merupakan perbuatan hina dan pelanggaran berat yang merusak harkat

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah paling mulia. Pada masa Nabi Luth kaum

homosek langsung mendapat siksa dibalik buminya dan dihujani batu panas dari

langit. Selain zina dan pemerkosaan, pelanggaran seksual menurut Islam termasuk

LGBT, incest (persetubuhan sesama muhrim) dan menjimak binatang. Sanksi bagi

pelaku semua pelanggaran seksual tersebut adalah hukuman mati.

‫بَابُ َم ْن َع ِم َل َع َم َل قَوْ ِم لُو ٍط‬

‫ ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن أَبِي‬،‫ير بْنُ ُم َح َّم ٍد‬


ِ ‫ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬: ‫ َوأَبُو بَ ْك ِر بْنُ َخاَّل ٍد قَااَل‬،‫َّاح‬
ِ ‫صب‬ َّ ‫ – َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ال‬2561

َ ِ ‫ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬،‫س‬


‫ « َم ْن َو َج ْدتُ ُموهُ يَ ْع َم ُل َع َم َل قَوْ ِم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ ٍ ‫ َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬،َ‫ ع َْن ِع ْك ِر َمة‬،‫َع ْم ٍرو‬

»‫اع َل َو ْال َم ْفعُو َل بِ ِه‬


ِ َ‫ فَا ْقتُلُوا ْالف‬،‫لُو ٍط‬

__________

‫[حكم األلباني] صحيح‬

…dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:” Barang siapa

menjumpai kalian orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah

orang yang mengerjakan dan orang yang dikerjai”.[Hadist Ibnu Majah No.

2561 [kitabul hudud]

18
BANDA ACEH – Sebagai provinsi yang menerapkan syariat Islam, Aceh

melarang keras Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Jika

kedapatan melakukan praktik hubungan badan sesama jenis seperti lesbian dan

gay di Aceh, bisa dihukum 100 kali cambuk.

Hukuman ini tertuang dalam Qanun (Perda) Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Hukum Jinayah. Dalam regulasi syariat Islam itu, praktik gay atau homo disebut

dengan liwath alias hubungan badan laki-laki dengan laki-laki, sedangkan praktik

lesbian disebut dengan musahaqah.

“Ada dua pasal yang mengatur liwath dan musahaqah atau lesbian ini,” kata kata

Kepala Bidang Hukum Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, Munawar A Jalil

kepada Okezone, Sabtu (27/2/2016).

Sanksi untuk jarimah (pidana) liwath dan musahaqah itu tertera dalam Pasal 63

dan 64, yakni setiap orang yang melakukannya diancam dengan hukuman 100 kali

19
cambuk, atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni, atau penjara

maksimal 100 bulan.

Jika liwath dan musahaqah dilakukan secara berulang, ancamannya selain 100 kali

cambuk, dapat ditambah dengan denda 120 gram emas murni atau penjara 12

bulan.

Kalau hubungan liwath atau musahaqah dilakukan dengan anak di bawah umur,

ancamannya bisa ditambah lebih berat lagi yakni dua kali lipat.

“Hukuman orang yang melakukan gay, lesbian itu sama dengan orang yang

melakukan zina ujar Munawar

Menurutnya hubungan badan dengan sesama jenis adalah perbuatan sangat

dibenci dalam Islam, sehingga dalam syariat Islam sanksi bagi praktik gay dan

lesbian sangat legas

“Supaya manusia menjauhi perbuatan itu,”

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada abad 18 dan 19 Masehi beberapa negara mengkategorikan aktivitas

homoseksual merupakan suatu tindak kriminalitas sebagai kejahatan sodomi.

Perilaku pada hubungan seks sesama jenis atau yang disebut homoseksual ini

tidak dapat diterima secara sosial dan masyarakat. Thomas Cannon dan Jeremy

Bentham salah satu tokoh yang memperjuangkan kaum LBGT. Belanda

merupakan negara pertama yang melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis

tahun 2001. Pada tahun 2008 diikuti oleh Belgia, Kanada, Norwegia, Afrika

Selatan, dan Spanyol. Pada tahun 1978 dibentuk International Lesbian and Gay

Association (ILGA) di Conventry, Inggris. Institusi ini memerjuangkan hak asasi

kaum lesbian dan gay secara internasional. Pada masa itu dikenal simbol LGBT

yaitu berupa bendera pelangi (the rainbow flag atau pride flag) sebagai simbol

pergerakan hak asasi komunitas LGBT yang sekarang dipakai secara meluas di

seluruh dunia sebagai lambang pergerakan kaum LGBT dalam meraih hak-hak

mereka. Pada tahun 1791 Prancis adalah Negara pertama yang menerapkan

hukum bahwa homoseksual bukan termasuk tindakan kriminal. Di Indonesia

terdapat komunitas kecil LGBT walaupun pada saat zaman Hindia Belanda

tersebut belum muncul sebagai pergerakan sosial. Pada sekitar tahun 1968 istilah

21
wadam (wanita adam) digunakan sebagai pengganti kata banci atau bencong yang

dianggap bercitra negatif. Sehingga didirikan organisasi wadam yang pertama,

dibantu serta difasilitasi oleh gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin.

Organisasi wadam tersebut bernama Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD). Pada

tahun 1980 karena Adam merupakan nama nabi bagi umat islam maka sebagian

besar tokoh Islam keberatan mengenai singkatan dari Wadam sehingga nama

Wadam diganti menjadi waria (wanita-pria). Namun dalam regulasi syariat Islam

itu, praktik gay atau homo disebut dengan liwath alias hubungan badan laki-laki

dengan laki-laki, sedangkan praktek lesbian dengan mushaqah. Sanksi untuk

jarimah (pidana) liwath dan musahaqah itu tertera dalam Pasal 63 dan 64, yakni

setiap orang yang melakukannya diancam dengan hukuman 100 kali cambuk, atau

denda paling banyak 1.000 gram emas murni, atau penjara maksimal 100 bulan.

Jika liwath dan musahaqah dilakukan secara berulang, ancamannya selain 100 kali

cambuk, dapat ditambah dengan denda 120 gram emas murni atau penjara 12

bulan.

Kalau hubungan liwath atau musahaqah dilakukan dengan anak di bawah

umur, ancamannya bisa ditambah lebih berat lagi yakni dua kali lipat. Kedua

perilaku menyimpang ini, baik lesbi dan gay sama-sama dikutuk oleh Islam. Oleh

karenanya Rasulullah Salallahu alaihi wasallam telah memberikan peringatan

kepada umatnya agar menjauhi perbuatan ini. Hal itu sebagaimana yang

diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah Salallahu alaihi

wasallam bersabda : “Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku

adalah perbuatan kaum Luth”.(HR. Ibnu Majah : 2563). Dalam hadist yang lain,

22
Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Allah melaknat

siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya

sebanyak tiga kali)”. (HR Nasa’i. No. 7337

B. SARAN

Merenungi hadits-hadits itu akan melahirkan motivasi kuat, untuk berperang

melawan keterbatasan diri, agar tidak terjebak dalam dosa dan maksiat.

Kemudian yang kedua, tanamkanlah keyakinan dalam diri, akan betapa hinanya

perbuatan tersebut. Sehingga kita semakin tersorong memeranginya.

Ketiga, jagalah pergaulan dengan sesama pria yang menarik hatinya. Bergaul

sewajarnya saja, bahkan bila dianggap membahayakan, usahakan menghindari

banyak pertemuan dengan mereka.

Keempat, tanamkan motivasi dalam diri, “saya ini pria sejati”. Kuatkan tekad,

“saya akan menikah, dan ‘insya Allah’ akan punya anak.”, dan tekad-tekad

sejenis, yang dibalut motivasi yang baik dan sesuai anjuran syariat.

Kelima, banyak-banyaklah berdoa dan berdzikir. Lakukan juga doa secara

khusus, memohon kepada Allah untuk memberi kesembuhan dari penyakit

tersebut.

Keenam, cobalah meminta doa kepada orang-orang khusus, orangtua, teman

dekat, dan orang-orang yang dianggap shalih, atau anak kecil. “Saya memiliki

sebuah penyakit. Doakan,agar penyakit saya lekas sembuh”.

23
Ketujuh, jangan lupa lakukan upaya penangan medis secara fisik. Saya sarankan

untuk melakukan berbagai pengobatan alternatif, seperti akupunktur,

refleksiologi, avasinologi, dan sejenisnya untuk bisa sempurna menjadi pria.

Yakni merangsang dihasilkannya hormon sebagai pria, dan menekan tumbuhnya

hormon kewanitaan. Saya sangat menganjurkan mengonsumsi herbal. Tapi catat,

yang diperlukan bukanlah obat kuat, tetapi herbal yang berfungsi membantu

menghasilkan hormon pria.

Wallahu a’lam, saya juga menyarankan banyak melakukan olahraga khas laki-

laki, terutama sekali binaraga dan bela diri. Mungkin, bela diri “thifan po khan”,

saya sarankan. Karena saya mendengar, bahwa bela diri ini, dibedakan antara

gerakan-gerakan dan senam khusus pria dan wanita. Setiap hal yang berkaitan

dengan aktivitas pria, cenderung memaksa pertumbuhan hormon kelaki-lakian.

Begitu juga sebaliknya.

Untuk selanjutnya, janganlah terpengaruh oleh propaganda Barat yang mencoba

melegalkan keberadaan kaum gay dan homo, dengan tindakan dan perbuatan lacur

mereka. Betul, bahwa mereka patut disayangi dan dikasihi, namun bukan berarti

dibiarkan tumbuh berkembang dengan penyakit yang mereka miliki. Tapi harus

didekati dan diterapi secara benar, sehingga kembali menjadi lelaki yang normal.

Ada seorang pemuda bertanya kepada Syaikh Shalih al-Munajjid –semoga

Allah mengampuninya dan merahmatinya- tentang kecenderungan pemikiran

sebagian orang yang b erupaya menjustifikasi perilaku homoseksual dengan dalih

bahwa itu adalah kecenderungan alami, bukan kejahatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Intan Nabila Muhabah. Mahasiswa Fakultas Hukum UI, Relawan pada Pusat

Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Indonesia Cabang DKI

Jakarta

Ketua Progam Kader Ulama PPMS Ulil Albaab UIKA (Universitas Ibnu

Khaldun ) Bogor

http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/02/05/o22e8g1-lgbt-

dalam-perspektif-hukum-islam

http://thisisgender.com/lesbian-dalam-pandangan-hukum-fikih/

http://pengajian-ldii.net/2013/09/07/lesbian-gay-bisexual-dan-transgender-lgbt-

dalam-islam/

25

Anda mungkin juga menyukai