ORGANISASI

KEPELABUHANAN
DIREKTORAT USAHA PELABUHAN
TAHUN 2014
DISAMPAIKAN PADA DIKLAT MANAJEMEN OPERASIONAL PELABUHAN PENYEBERANGAN
ANGKATAN XVI
XVII
DASAR HUKUM
• UNDANG UNDANG RI NO. 17 TAHUN 2008
TENTANG PELAYARAN
• PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 61 TAHUN 2009
TENTANG KEPELABUHANAN
• PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN RI NO. 85 TAHUN 2011
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR
OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
• PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NO.
SK.242/HK.104/DRJD/2010
TENTANG PEDOMAN TEKNIS MANAJEMEN LALU LINTAS
PENYEBERANGAN
• KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
NO. KD.47/HK.001/ASDP-2012
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR
PUSAT PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
• KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
NO. KD.48/HK.001/ASDP-2012
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR
CABANG PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
STRUKTUR ORGANISASI
PELABUHAN PENYEBERANGAN
KEMENTERIAN
MENHUB
BUMN

DIRJEN HUBDAT SYAHBANDAR

OPERATOR
OPP / UPP
KAPAL

OPERATOR
PELABUHAN

Informasi
Koordinasi/atasan
PENYELENGGARA PELABUHAN
PENYEBERANGAN
• OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN (OPP);
 BERTANGGUNG JAWAB KEPADA MENTERI PERHUBUNGAN
MELALUI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT;
 DIBENTUK PADA PELABUHAN YANG DIUSAHAKAN SECARA
KOMERSIL.

• UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN

 BERTANGGUNG JAWAB KEPADA MENTERI PERHUBUNGAN UNTUK
UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN PEMERINTAH PUSAT DAN
KEPADA GUBERNUR ATAU BUPATI/WALIKOTA UNTUK UNIT
PENYELENGGARA PELABUHAN PEMERINTAH DAERAH.
 DIBENTUK PADA PELABUHAN YANG BELUM DIUSAHAKAN SECARA
KOMERSIL.

• BADAN USAHA PELABUHAN

 BERTANGGUNG JAWAB SECARA OPERASIONAL KEPADA MENTERI
PERHUBUNGAN MELALUI DIRJEN HUBDAT DAN SECARA PROFIT
KEPADA MENTER BUMN.
 PENGELOLA PELABUHAN PENYEBERANGAN SKALA NASIONAL
YAITU PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO).
OTORITAS PELABUHAN
PENYEBERANGAN (OPP) … (1)
• MELAKSANAKAN PENGATURAN, PENGENDALIAN,
DAN PENGAWASAN KEGIATAN KEPELABUHANAN
PADA PELABUHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
MELAYANI ANGKUTAN PENYEBERANGAN YANG
DIUSAHAKAN SECARA KOMERSIAL.

• MENETAPKAN ZONASI ATAS USULAN OPERATOR

PELABUHAN;
• MENGUMUMKAN KEBIJAKAN YANG TELAH DITETAPKAN
DIRJEN HUBDAT KEMENHUB;
• MENGKOORDINASIKAN & MENJAMIN PELAKSANAAN
PERENCANAAN KEGIATAN OPERASIONAL PELABUHAN;
• PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN JASA PELABUHAN
YANG DILAKUKAN OLEH OPERATOR PELABUHAN DAN JASA
KAPAL YANG DILAKUKAN OLEH OPERATOR KAPAL;
• KOORDINATOR KEAMANAN, KETERTIBAN DAN
KESELAMATAN PELABUHAN SECARA UMUM;
OTORITAS PELABUHAN
PENYEBERANGAN (OPP) … (2)
• PENGAWASAN KEAMANAN DAN KELANCARAN LALU
LINTAS ANGKUTAN PENYEBERANGAN;
• MENGAWASI DISTRIBUSI ANGKUTAN BARANG
DENGAN MELAKUKAN PENIMBANGAN KENDARAAN;
• MENETAPKAN JADWAL OPERASI KAPAL;
• PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN TARIF
JASA PELABUHAN YANG DIUSAHAKAN SECARA
KOMERSIAL YANG DITETAPKAN OLEH OPERATOR
PELABUHAN;
• MENETAPKAN POLA LALU LINTAS DI PELABUHAN;
• MENYEDIAKAN DAN MERAWAT SBNP;
• PENGAWASAN JASA LABUH;
• PENGAWASAN TERHADAP PENGENDALIAN LALU
LINTAS KAPAL DI PELABUHAN;
LOKASI KERJA OPP
AREA KERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN
PENYEBERANGAN (OPP) SEBANYAK 4 (EMPAT) LOKASI, YAITU:

•KANTOR OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK DI

PROVINSI BANTEN;

•KANTOR OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN

GILIMANUK DI PROVINSI BALI;

•KANTOR OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN LEMBAR DI

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT;

•KANTOR OTORITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN PAGIMANA

DI PROVINSI SULAWESI TENGAH;
WILAYAH KERJA OPP
WILAYAH KERJA LINTASAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
OPP • MERAK; • TELAGA PUNGKUR;
MERAK • BAKAUHENI; • MUNTOK
• TANJUNG UBAN;

OPP GILIMANUK • KETAPANG; • BATULICIN;

• GILIMANUK; • TANJUNG SERDANG;
• UJUNG; • PANAJAM (SOMBER).
• KAMAL (MADURA);

OPP • BOLOK; • KAYANGAN;

LEMBAR • SAPE; • POTOTANO;
• PADANGBAI; • LABUHAN BAJO;
• LEMBAR; • ROTE.

OPP • BAJO’E; • SIDANGOLE;

PAGIMANA • KOLAKA; • POKA;
• MAMUJU; • GALALA;
• PAGIMANA; • HUNIMUA;
• BITUNG; • WAIPIRIT;
• RUM; • NAMLEA.
• BASTIONG;
WEWENANG OPP
• MENGATUR DAN MENGAWASI PENGGUNAAN LAHAN
DARATAN DAN PERAIRAN PELABUHAN;
• MENETAPKAN TARIF SBNP PENYEBERANGAN;
• MEMBERITAHUKAN KONDISI PERAIRAN DAN CUACA
KEPADA OPERATOR KAPAL;
• MENGAWASI PENGGUNAAN DAERAH LINGKUNGAN
KERJA DAN DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN
PELABUHAN;
• MENETAPKAN SKEMA ALUR KELUAR/MASUK
PELABUHAN;
• MENGATUR LALU LINTAS KAPAL KE LUAR MASUK
PELABUHAN MELALUI PEMANDUAN KAPAL;
• MENETAPKAN STANDAR KINERJA OPERASIONAL
PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN.
WEWENANG OPP SAAT LALIN PADAT
• BERKOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
DALAM MENGANTISIPASI TERHADAP LONJAKAN
JUMLAH PENUMPANG DAN KENDARAAN;

• MENYESUAIKAN SISTEM ZONA SESUAI

KEBUTUHAN;

• PENJADWALAN ULANG MELALUI OPTIMALISASI

KAPAL DAN FASILITAS PELABUHAN;

• MENETAPKAN PENGOPERASIAN DERMAGA

CADANGAN;

• OPTIMALISASI SUMBER DAYA MANUSIA INTERNAL.

PERENCANAAN JADWAL KAPAL

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

• JARAK LINTASAN;
• KECEPATAN KAPAL;
• KONDISI PERAIRAN;
• JUMLAH, BESAR DAN KAPASITAS KAPAL;
• JUMLAH DAN KAPASITAS DERMAGA;
• VOLUME ANGKUTAN;
• KETERPADUAN ANTAR MODA.

RENCANA PENJADWALAN MELIPUTI:

• JADWAL KEBERANGKATAN;
• JADWAL KEDATANGAN;
• JADWAL SANDAR;
• JADWAL ANGKER;
• JADWAL DOCKING
BADAN USAHA
PELABUHAN
 SEKILAS PROFIL
PERUSAHAAN
SEJARAH PENDIRIAN
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DILAKSANAKAN OLEH PROYEK ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN FERRY
(PASDF)

PASDF DIUBAH MENJADI PROYEK ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN

PENYEBERANGAN YANG DISINGKAT MENJADI PASDP

PASDP BERUBAH STATUSNYA MENJADI PERUSAHAAN UMUM ANGKUTAN

SUNGAI DAN PENYEBERANGAN (PERUM ASDP)

PERUM ASDP BERUBAH MENJADI PT. ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN

PENYEBERANGAN (PERSERO)

CORPORATE IDENTITY BERUBAH DARI PT. ASDP (PERSERO) MENJADI PT.

ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)

TRANSFORMASI BISNIS DITANDAI DENGAN REDEFINISI VISI, MISI, DAN

MOTTO PERUSAHAAN SERTA MODERNISASI OPERASIONAL MENUJU
STANDAR INTERNASIONAL
VISI & MISI PERUSAHAAN
“MENJADI PERUSAHAAN JASA PELABUHAN DAN
PENYEBRANGAN YANG TERBAIK DAN TERBESAR DI
TINGKAT REGIONAL, SERTA MAMPU MEMBERIKAN NILAI
TAMBAH BAGI STAKEHOLDERS”

 MENYEDIAKAN PRASARANA PELABUHAN DAN SARANA

KAPAL PENYEBERANGAN YANG TANGGUH SEBAGAI
PENDUKUNG DALAM SISTEM LOGISTIK NASIONAL;
 MEMILIKI STANDAR PELAYANAN INTERNASIONAL YANG
DIDUKUNG OLEH TENAGA PROFESIONAL DAN
MANAJEMEN BISNIS MODERN SERTA TATA KELOLA
PERUSAHAAN YANG BAIK;
 MENGUASAI PANGSA PASAR NASIONAL DAN
MEMPERLUAS JARINGAN OPERASIONAL SAMPAI KE
TINGKAT REGIONAL UNTUK MEMAKSIMALKAN
PERTUMBUHAN DAN KEUNTUNGAN;
 MEMAKSIMALKAN PERAN SEBAGAI KORPORASI DAN
INFRASTRUKTUR NEGARA SERTA AGEN PEMBANGUNAN.
STRUKTUR ORGANISASI
PERUSAHAAN KANTOR PUSAT

BOARD OF
COMMISSIONERS

BOARD OF
DIRECTORS

VICE PRESIDENT VICE PRESIDENT VICE PRESIDENT

MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

STRUKTUR ORGANISASI
PERUSAHAAN KANTOR CABANG

BOARD OF
DIRECTORS

GENERAL MANAGER

MANAGER MANAGER NAKHODA

SUPERVISORS SUPERVISORS

STAFF STAFF
KONDISI EKSISTING SARANA &
PRASARANA PELABUHAN
NO URAIAN
1 Jumlah Pelabuhan : 35 Pelabuhan
      - 17 Pelabuhan Melayani Komersil
      - 17 Pelabuhan Melayani Perintis
- 1 Pelabuhan Multi Purpose
2. Jumlah Dermaga : 73 Dermaga
      - 49 Unit Moveable Bridge
      - 6 Unit Ponton
      - 18 Unit Plengsengan
3. Jumlah Kapal : 123 Unit
      - 71 Unit di Lintasan Komersil
      - 52 Unit di Lintasan Perintis
4. Lintasan : 122 Lintasan
      - 71 Lintasan Komersil
      - 51 Lintasan Perintis
PETA LINTASAN
PENYEBERANGAN
PELAYANAN KAPAL
LINTASAN KOMERSIL UPDATED JANUARI 2014
PELAYANAN KAPAL
LINTASAN PERINTIS UPDATED JANUARI 2014
PELABUHAN YANG DIKELOLA
KOMERSIL PERINTIS
CABANG PELABUHAN CABANG PELABUHAN
MERAK MERAK BASTIONG
BAKAUHENI BAKAUHENI TERNATE SIDANGOLE
UJUNG RUM
SURABAYA
KAMAL BITUNG BITUNG
KETAPANG
KETAPANG BOLOK
GILIMANUK
KUPANG ROTE
SAPE
SAPE LARANTUKA
LABUAN BAJO
BALIKPAPAN MAMUJU
LEMBAR
LEMBAR POKA
PADANGBAI
GALALA
KAYANGAN
KAYANGAN AMBON HUNIMUA
POTOTANO
BATULICIN WAIPIRIT
BATULICIN
TJG. SERDANG NAMLEA

BALIKPAPAN PANAJAM LUWUK PAGIMANA

BAJOE BANGKA TANJUNG KELIAN

BAJOE
KOLAKA
TELAGA PUNGKUR
BATAM
TANJUNG UBAN
TUGAS POKOK PERUSAHAAN

• MENYELENGGARAKAN USAHA JASA

ANGKUTAN PENYEBERANGAN, JASA
ANGKUTAN LAUT, JASA KEPELABUHANAN,
JASA FASILITAS TERMINAL DAN PERALATAN
PELABUHAN PENYEBERANGAN DAN USAHA-
USAHA LAIN YANG MENUNJANG KEGIATAN
TERSEBUT SERTA MELAKSANAKAN KEBIJAKAN
PROGRAM PEMERINTAH DIBIDANG EKONOMI
DAN PEMBANGUNAN.
FUNGSI PERUSAHAAN
• PENGUSAHAAN JASA KEPELABUHANAN ASDP DAN ANGKUTAN LAUT
BERJADWAL UNTUK PENUMPANG, KENDARAAN, BARANG DAN HEWAN;
• PENGUSAHAAN JASA CHARTER KAPAL;
• PENYEDIAAN DAN PENGUSAHAAN JASA TERMINAL, DERMAGA, DAN
FASILITAS LAINNYA UNTUK KEGIATAN TAMBAT KAPAL, NAIK TURUN
PENUMPANG DAN KENDARAAN SERTA BONGKAR MUAT BARANG DAN
HEWAN;
• PENYEDIAAN DAN PENGUSAHAAN KOLAM PELABUHAN DAN PERAIRAN
PELABUHAN UNTUK MENUNJANG KELANCARAN LALU LINTAS DAN
BERLABUHNYA KAPAL-KAPAL;
• PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK, AIR BERSIH, BAHAN BAKAR MINYAK (BBM),
INSTALASI LIMBAH DAN FASILITAS LAINNYA UNTUK MENUNJANG
KEPERLUAN OPERASIONAL KAPAL;
• PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TANAH/LAHAN UNTUK BERBAGAI
BANGUNAN, LAHAN PARKIR DAN LAPANGAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEPENTINGAN DAN KELANCARAN ANGKUTAN/PELABUHAN;
• PERDAGANGAN DALAM NEGERI, EKSPOR DAN IMPOR DALAM BIDANG
ALAT/PERALATAN KESELAMATAN KAPAL, MESIN KAPAL LAUT, KAPAL LAUT,
SUKU CADANG KAPAL, MINYAK PELUMAS, JASA PERAWATAN KAPAL;
• MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG TELAH DIMILIKI.
FUNGSI OPERATOR PELABUHAN DI
LAPANGAN
• MENGATUR KEBERANGKATAN DAN
KEDATANGAN KAPAL SESUAI JADWAL
YANG DITETAPKAN OPP;
• MEMONITOR POSISI KAPAL;

• MEMONITOR JUMLAH TRIP KAPAL;

• MEMONITOR KONDISI PELABUHAN.

PROSES BISNIS PENUMPANG
PEJALAN KAKI
PROSES BISNIS
KENDARAAN
 PENGARUH KEBIJAKAN
JEMBATAN SELAT SUNDA TAHUN 2030

5.892.41
3

3.672.88
3

Apabila diasumsikan JSS mulai beroperasi pada tahun 2030, maka pada tahun 2030 akan ada perpindahan
sebesar 1.304.252 kendaraan (termasuk motor) yang akan menggunakan Jembatan Selat Sunda.
STAKEHOLDERS
HUBUNGAN KERJA

DIREKTORAT USAHA PELABUHAN

2014
DEFINISI STAKEHOLDER … (1)

Jeff Madura :
Suatu perspektif tanggung jawab sosial dari organisasi maju memandang
lingkungan internal & eksternal sebagai suatu keragaman dari pihak-pihak yang
berkepentingan.
Orang yang menanggung akibat karena bisnis dan mereka yang mempunyai
kepentingan di dalamnya.

Freeman :
Pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung dengan organisasi-
organisasi, diantaranya pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok atau
suplier, para pemberi pinjaman dan masyarakat.

Rhenald Kasali : Wheelen and Hunger :

Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan dengan aktifitas organisasi-
organisasi, karena memiliki kepentingan maka kelompok- kelompok tersebut
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.
DEFINISI STAKEHOLDER … (2)
Gugup Kismoro :
Semua pihak yang dipengaruhi oleh aktifitas bisnis baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh “aktifitas basis
kedua” perusahaan.

H.L Neilburg : Elvianto Ardianto :

Setiap orang yang mempertahankan hidupnya bagi perusahaan.
Masyarakat yang mempunyai kepentingan pada perusahaan.
Publik itu disebut juga stakeholder yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Brody :
Stakeholder adalah mereka yang dapat mempengaruhi suatu keputusan dimana
keputusan itu dapat mempengaruhi organisasi tersebut. Stakeholder adalah
orang-orang yang punya kaitan dengan organisasi karena orang-orang itu dan
organsiasi memiliki konsekuensi satu sama lainnya.
STAKEHOLDERS INTERNAL
Unsur-unsur Stakeholders Internal:
STAKEHOLDERS EKSTERNAL
Unsur Stakeholders Eksternal :
POLA KEHIDUPAN
ANTAR STAKEHOLDERS

HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS INTERNAL,

BERDASARKAN:
AZAS MANFAAT;
AZAS KERJASAMA;
AZAS KESEJAHTERAAN.

HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS EKSTERNAL,

BERDASARKAN:
AZAS KEMITRAAN;
AZAS SALING MENGUNTUNGKAN;
AZAS KESEJAHTERAAN.
HUBUNGAN KERJA
BUP & OPP:
OPP MENYAMPAIKAN KEBIJAKAN DARI MENTERI DAN MENETAPKAN JADWAL
OPERASI KAPAL UNTUK DILAKSANAKAN OLEH BUP;

BUP & SYAHBANDAR:

SYAHBANDAR BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP KEAMANAN DAN
KESELAMATAN PELAYARAN SERTA MEMBERIKAN SURAT PERSETUJUAN
BERLAYAR, BUP MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN;

BUP & STAKEHOLDERS:

MELALUI RUPS MENETAPKAN PROFIT DAN PELAKSANAAN OPERASIONAL
UNTUK DITINDAKLANJUTI OLEH BUP;

KEMENHUB & BUMN:

KEMENHUB MENETAPKAN KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN, SEDANGKAN BUMN
MENETAPKAN PROFIT YANG HARUS DICAPAI OLEH BUP.