Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Negeri Bali merupakan lembaga pendidikan vokasi yang
menerapkan system pendidikan PKL secara rutin yang wajib dilaksanakan untuk
mahasiswa khususnya Diploma III sebelum atau pun menjelang penyusunan Tugas
Akhir. Biasanya dilaksanakan diawal semester V atau pun ada yang saat menjelang
semester VI. Pemilihan tempat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
disesuaikan dengan bidangnya masing-masing, Jurusan Teknik Mesin di Politeknik
Negeri Bali yang terdiri dari 2 (dua) Program Studi yakni Teknik Mesin dan Teknik
Pendingin dan Tata Udara menyasarke Perusahaan Negeri dan Swasta. Khususnya di
bidang Teknik Pendingin dan Tata Udara yang lebih banyak menyasar ke Industri
Perhotelan. Tentunya dalam memilih Hotel yang akan digunakan sebagai tempat
praktek kerja disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai nanti, seperti ingin
mencari pengalaman kerja, mencari data untuk laporan, mencari peluang untuk
bekerja disana dan sebagainya.
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa tentu memiliki
tujuan yang ingin dicapainya, seperti ingin menambah wawasan dan pengalamannya
di dunia kerja, mengasah kemampuan dan kreatifitas yang belum terlihat dalam diri,
memperbanyak relasi atau rekan kerja, mengakrabkan diri satu sama lain di tempat
kerja dan yang terpenting dapat menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji
serta menilai antara teori di bangku perkuliahan dengan kenyataannya dilapangan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas diri mahasiswa dalam mengamati
permasalahan dan persoalan yang terjadi.
Keterkaitan antara materi Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan matakuliah
yang telah diperoleh, terdapat banyak perbedaannya. Sebab dilihat dari persoalan
yang terjadi, setiap Hotel memiliki permasalahan maupun cara penyelesaiannya yang
berbeda-beda. Akan tetapi prinsip dasar yang telah dipelajari saat di bangku
perkuliahan keterkaitannya tetaplah sama, misalnya dalam matakuliah tentang
manajemen perawatan dan perbaikan system pendingin dan cara kerja dari system

1
2

pendingin. Dari materi yang dipelajari, dapat menjadi pedoman atau prinsip dasar
dalam pemikiran kita untuk memahami suatu pekerjaan yang akan dikerjakan dan
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
Setelah melaksanakan PKL, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh
permasalahan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk laporan dan memberikan
usulan serta saran terkait dengan permasalahan yang ada. Pada kesempatan kali ini
sesuai dengan materi yang telah saya pelajari tentang manajemen perawatan dan
perbaikan system pendingin, dapat saya aplikasikan materi tersebut untuk dapat
membuat laporan tentang manajemen perawatan dan perbaikan pada system cold
room. Agar dapat lebih memahami tentang permasalahan atau pun persoalan yang
terjadi dan cara penyelesaiannya yang dapat dilakukan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan PKL di Hotel Anantara Uluwatu Bali Resort &
Spa adalah :
1. Memenuhi syarat untuk mengajukan mata kuliah Proposal Proyek Akhir
2. Membandingkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan praktek di lapangan
dalam penerapan, pengembangan keterampilan di bidang keilmuan Teknik
Mesin.
3. Meningkatkan pembelajaran dan pemahaman kondisi riil industri / dunia usaha.
4. Meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan industri.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus pelaksanaan PKL di Hotel Anantara Uluwatu Bali Resort &
Spa adalah :
1. Memahami mekanisme dan prosedur kerja dari system atau peralatan yang ada
pada system Cold Room
2. Memahami system operasional dan perawatan pada mesin Cold Room di Hotel
Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa
3

3. Menganalisa permasalahan pada system operasi Manajemen Perawatan dan


Perbaikan pada mesin Cold Room

1.3 Ruang Lingkup Materi


Adapun ruang lingkup materi PKL yang dilaksanakan pada Hotel Anantara
Uluwatu Bali Resort & Spa adalah meliputi :
1. Pengenalan ruang lingkup Hotel
2. Sistem Pendinginan pada AC Sentral tipe Chiller
3. Sistem Pendinginan pada bahan produk
4. Sistem Pompa
5. Sistem Pemipaan
6. Sistem Kelistrikan
7. Sistem Pendeteksi Bahaya Kebakaran
8. Sistem Perawatan dan Perbaikan pada AC, Cold Room, Mesin Freezer, Chiller,
Undercounter, Standing Freezer, Pompa, Pendeteksi Bahaya Kebakaran, dll
9. Mengatasi permasalahan (complain) dari Tamu Hotel
10. Sistem Pembangkit Listrik (Generator Set)

1.4 Prosedur Pelaksanaan


Prosedur Pelaksanaan PKL meliputi:
1. Lokasi/Devisi tempat PKL
Adapun lokasi tempat dilaksanakannya tempat PKL yakni di Hotel Anantara
Uluwatu Bali Resort & Spa yang berlokasi di Jalan Pemutih,Labuan Sait Pecatu ,
Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali 80361.
2. Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan PKL yakni dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
terhitung dimulai dari tanggal 02 September 2019 – 02 Desember 2019.
3. Jadwal Pelaksanaan
Adapun jadwal pelaksanaan yang dilaksanakan yaitu
4

Pelaksanaaan Bulan
No September Oktober November Desember
Kegiatan III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pengenalan                            
1 ruang lingkup
                           
kerja
Pembelajaran                            
2 tentang bagian
                           
AC/mechanic
Pembelajaran                            
tentang bagian
3
kamar                            
tamu/building
Pembelajaran                            
tentang bagian
4
electrical                            

(listrik)
Pembelajaran                            
tentang bagian
5
proteksi                            
kebakaran
Pembelajaran                            
tentang bagian
6
mechanic                            

refrigerator

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Sumber : Dokumentasi

Dalam seminggu, bekerja selama 5 hari dan mendapatkan libur kerja (Day Out)
selama 2 hari. Biasanya libur diambil saat hari selasa dan jumat.
4. Jenis Kegiatan yang dilaksanakan
Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dalam Praktek
Kerja Lapangan yaitu :
5

a. Pengenalan ruang lingkup di tempat kerja (PKL) pada Hotel Anantara Uluwatu
Bali Rerost & Spa
b. Pengenalan tentang lokasi AHU (Air Handling Unit) dan FCU (Fan Cooling
Unit) serta Perawatan dan Perbaikan FCU (Fan Cooling Unit) pada ruang
lingkup area Hotel
c. Perawatan dan Perbaikan pada AHU, FCU, AC Split, Pompa air, Exhaust Fan,
Cold Room, Mesin-mesin di kitchen, Kamar Tamu, Penerangan Hotel, Sistem
Pemipaan, Sistem Pembangkit Listrik dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
d. Mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terja di pada kerusakan
mesin dan mengetahui cara perbaikannya
e. Mengetahui cara menggunakan ESCAP dan WO (Work Order)
f. Mengetahui cara menyelesaikan complain dari Tamu
g. Mengikuti event yang dilaksanakan oleh Hotel
6

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Refrigerasi


Refrigerasi merupakan suatu proses untuk menghasilkan dan menjaga sesuatu
agar selalu dalam kondisi dingin, Refrigerasi ini sudah banyak di manfaatkan dalam
segala bidang seiring berkembang pesatnya teknologi. Sistem ini juga di manfaatkan
pada mesin-mesin refrigerasi. Secara umum penggunaan mesin refrigerasi adalah
untuk mengawetkan makanan, karena pada suhu (temperatur) yang biasa
menyebabkan makanan cepat menjadi busuk atau rusak sebab pada suhu yang biasa
bakteri dapat berkembang dengan cepat. Pemanfaatan mesin refrigerasi ini
dimaksudkan untuk mendinginkan makanan sampai pada temperatur dan kelembaban
tertentu sesuai dengan persyaratan sehingga makanan tersebut menjadi tahan lama.
Pemanfaatan mesin refrigerasi atau mesin pendingin yaitu untuk
pengkondisian ruangan, mendinginkan minuman (beverage cooling), pembuatan es
dan sebagainya. Untuk keperluan rumah tangga mesin ini digunakan untuk
menyimpan sayuran, buah-buahan, daging dan lain sebagainya agar lebih awet atau
tahan lama. Pengawetan dalam jumlah besar dapat dijumpai pada pemotongan
daging, tempat penyimpanan udang, ikan laut dan sebagainya. Bahkan kita dapat
menjumpainya pada kendaraan pengangkut daging, sayuran dan ikan laut yang
membawa barangnya ke tempat jauh agar tidak rusak sampai ditempat tujuan.
Pada bidang industri tekstil mesin refrigerasi sangat berperan penting, karena
tekstil bersifat sensitive terhadap adanya perubahan suhu dan kelembaban udara.
Pada industri kimia dan industri proses (industri bahan kimia, penyulingan minyak,
pabrik petrokimia dan pabrik kertas) juga memanfaatkan mesin ini. Karena pada
bidang ini mesin refrigerasi berfungsi dalam pemisahan gas-gas, pengembunan gas,
pemadatan suatu zat didalam campuran untuk memisahkannya dari yang lainnya dan
menjaga kondisi suhu rendah dalam penyimpanan gas cair agar tekanannya tidak
berubah.
7

2.2 Jenis-jenis Mesin Refrigerasi


Berdasarkan siklus refrigeran, mesin refrigerasi dibedakan menjadi 4 (empat)
jenis yaitu : 6

1. Mesin Refrigerasi dengan siklus kompresi uap (Vapour Compression


Refrigeration Cycle)
2. Mesin Refrigerasi dengan siklus pancaran uap (Steam-jet Refrigeration Cycle)
3. Mesin Refrigerasi dengan siklus absorpsi (Absorption Refrigeration Cycle)
4. Mesin Refrigerasi dengan siklus udara (Air Refrigeration Cycle)
5. Mesin Refrigerasi dengan siklus vortex

2.2.1 Mesin Refrigerasi dengan Siklus Kompresi Uap (Vapour Compression


Refrigeration Cycle)
Siklus kompresi uap merupakan siklus refrigerasi yang paling banyak
digunakan baik untuk refrigerator maupun untuk penyegaran udara (AC). Siklus ini
biasanya digunakan untuk beban pendinginan kecil sampai menengah. Siklus ini
mempunyai komponen utama sebagai berikut:
1. Kompresor
2. Kondensor
3. Alat ekspansi
4. Evaporator
Didalam siklus kompresi uap ini, refrigeran sebagai fluida kerja akan
mengalami pengembunan (condensation) dan penguapan (evaporation) selama sistim
ini bekerja. Siklus kompresi uap dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Diagram Proses Siklus Kompresi Uap


8

Sumber : www.refrigerator.com

Gambar 2.2 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap pada Diagram Moiller


Sumber : www.refrigerator.com

Cara kerja sistem :


Uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur rendah yang keluar dari
evaporator akan dihisap oleh kompresor dan dikompresikan sehingga uap refrigeran
tersebut akan berubah menjadi uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi,
setelah itu uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi akan masuk ke dalam
kondensor yang akan dikondensasikan (diembunkan) dengan cara melepas kalor
yang terdapat pada refrigeran ke lingkungan sekitar sehingga uap refrigeran akan
berubah fasa menjadi cairan refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi (cair
jenuh), kemudian cairan refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi akan
melewati alat ekspansi yang akan mengatur jumlah refrigeran yang lewat dan
menurunkan temperatur pada refrigeran sehingga refrigeran menjadi cair + uap yang
bertekanan serta bertemperatur rendah.
Refrigeran berfasa cair + gas tersebut akan masuk ke dalam evaporator, di
dalam evaporator, refrigeran akan mengevaporasikan (menguapkan) dengan cara
menyerap kalor melalui evaporator (uap jenuh) pada ruangan atau benda yang akan
didinginkan sehingga refrigeran tersebut akan berubah fasa dari cair + gas menjadi
uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur rendah yang akan nantinya akan
dihisap kembali oleh kompresor. Demikian seterusnya selama sistem kerja.
9

2.2.2 Mesin Refrigerasi dengan Siklus Pancaran Uap (Steam-jet Refrigeration


Cycle)
Di dalam siklus ini sebagai refrigerannya adalah air. Siklus ini juga disebut
dengan Siklus Refrigerasi Ejektor (Ejector Refrigeration Cycle). Perlengkapan atau
komponen pada siklus pancaran uap ini adalah:
1. Evaporator
2. Primary ejector
3. Secondary ejector
4. Primary condenser
5. Secondary condenser
6. Pump

Gambar 2.3 Siklus Refrigerasi Pancaran Uap


Sumber : www.refrigerator.com
Cara kerja sistem :
Ruang evaporator yang berisi fluida air akan didinginkan, divakumkan
memakai primary ejector, sedangkan pengisian air di dalam evaporator memakai
sistim spray. Akibat dari kecepatan uap yang lewat ejector maka dalam ruang
evaporator terjadi vakum, dan kevakuman ini yang menyebabkan air di dalam
evaporator jadi dingin. Tekanan uap yang masuk ke primary ejector biasanya antara
10

10 sampai 100 psig dan disebut dengan “Motive Steam” dan setelah berekspansi
melalui nozel konvergen-divergen, kecepatan uap (steam) mencapai kecepatan
supersonic
2.2.3 Mesin Refrigerasi dengan Siklus Absorpsi (Absorption Refrigeration
Cycle)
Dalam siklus refrigerasi kompresi uap seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kompresor menghisap uap refrigeran yang keluar dari evaporator
kemudian uap refrigeran tersebut ditekan sampai mencapai tingkat keadaan mudah
diembunkan. Sebaliknya dalam siklus refrigerasi absorpsi digunakan penyerap
(absorbent) untuk menyerap uap refrigeran yang diuapkan di dalam evaporator
sehingga menjadi suatu larutan absorpsi. Kemudian larutan absorpsi tersebut
dimasukkan ke dalam sebuah generator untuk memisahkan refrigeran dari larutan
absorpsi dengan cara memanaskan generator yang sekaligus akan menaikkan
temperatur dan tekanan refrigeran sampai mencapai tingkat keadaan yang mudah
diembunkan.
Pada unit kompresi uap memerlukan daya untuk menggerakkan kompresor,
sedangkan unit siklus absorpsi memerlukan energi kalor untuk menggerakkan sistim.
Gambar dibawah menunjukkan dasar dari siklus absorpsi.

Gambar 2.4 Skema Siklus Absorpsi


Sumber : www.refrigerator.com
Cara kerja sistem :
11

a. Penguapan
Refrigeran (Air) di dalam evaporator dipompa sehingga mengalir dari bagian
bawah evaporator ke bagian atas, kemudian didistribusikan merata pada permukaan
pipa, dimana didalamnya mengalir air dingin yang akan digunakan sebagi pendingin.
Dalam hal ini air (refrigeran) akan menguap karena menyerap kalor laten penguapan
yang diperoleh dari air dingin tersebut. Uap air (refrigeran) yang terjadi itu diserap
masuk ke dalam tangki penyerap (absorber) yang dipasang dibagian bawah
evaporator. Ruangan evaporator harus dipertahankan agar tetap vakum pada kira-kira
7 mmHg absolute dimana pada keadaan tersebut air (refrigeran) akan menguap pada
temperatur 5°C. Oleh karena itu air dingin yang masuk ke dalam pipa pada
temperatur 12°C dapat didinginkan sampai kira-kira 7°C.
b. Penyerapan (Absorpsi)
Didalam penyerap, larutan Lithium-bromida pekat yang dimasukkan oleh
pompa sirkulasi, larutan penyerap yang disemprotkan itu akan menyerap secara
berkelanjutan uap refrigeran yang terjadi di dalam evaporator, sehingga evaporator
dapat dipertahankan pada tingkat keadaan vakum. Selama proses tersebut
berlangsung, larutan itu menjadi encer sesuai dengan banyaknya air yang diserap,
sementara itu akan timbul kalor absorpsi. Penyerap yang menjadi panas karena
adanya kalor absorpsi tersebut didinginkan oleh air pendingin. Larutan yang
diencerkan di dalam penyerap dialirkan keluar oleh pompa larutan penyerap untuk
dimasukkan ke dalam generator.
c. Generator
Larutan encer yang berkumpul di bawah generator, dipanaskan oleh pipa
pemanas yang ada di dalamnya. Dengan pemanasan tersebut sebagian dari refrigeran
(air) yang ada di dalam larutan tersebut akan menjadi pekat kembali. Sebagai fluida
pemanas dapat digunakan uap panas atau air panas.
Sementara itu larutan pekat akan masuk ke dalam penyerap (absorber) secara
gravitasi dan karena adanya perbedaan tekanan, kemudian disirkulasikan kembali
oleh pompa larutan penyerap.
d. Pengembunan (Kondensasi)
12

Di dalam kondensor, refrigeran (air) yang diuapkan di dalam generator,


didinginkan dan diembunkan dengan jalan mengalirkan air pendingin di dalam pipa
pendingin. Air yang mengembun itu akan mengalir kembali ke dalam evaporator
melalui pipa penghubung, karena gravitasi dan perbedaan tekanan selanjutnya
diisapdan disirkulasikan oleh pompa sirkulasi refrigeran.
Di dalam siklus absorpsi dengan Lithium bromida – water system maka
Lithium bromida sebagai absorbent (zat penyerap) dan air sebagai refrigeran (seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya). Bila tidak dalam larutan, Lithium bromida adalah
padat dan bersifat higroskopis. Bila Lithium bromida menyerap cukup air sampai
konsentrasi 30%, maka campuran menjadi cair. Tidak ada uap lithium bromida yang
meninggalkan generator untuk ikut mengalir dengan uap air ke dalam kondensor.

2.2.4 Mesin Refrigerasi dengan Siklus Udara (Air Refrigeration Cycle)


Sesuai dengan namanya maka refrigeran yang digunakan pada siklus ini
adalah udara, yang mana sangat baik digunakan pada tempat yang mudah meledak.
Kondisi refrigeran dalam seluruh sistim adalah berupa gas. Oleh karena itu tidak
diperlukan kondensor dan evaporator. Tampak pada gambar di bawah bahwa:
1. Kondensor diganti dengan air cooler
2. Evaporator diganti dengan refrigerator
3. Ekspansi isentropis melalui ekspander
Sistim ini digunakan untuk pendinginan pesawat udara karena konstruksi yang
diperlukan sangat ringan.

Gambar 2.5 Sistem Refrigerasi Siklus Udara


13

Sumber : www.refrigerator.com

2.2.5 Mesin Refrigerasi dengan Siklus Vorteks


Sistem Refrigerasi siklus vorteks merupakan salah satu alat yang dapat
dipakai untuk pendinginan atau pemanas. Sumber energinya adalah udara yang
terkompresi atau bertekanan. Tabung vortex merubah udara bertekanan menjadi dua
aliran udara, yaitu aliran udara panas dan aliran udara dingin.
Bagian bagian tabung vorteks aliran udara panas dan dingin yang di
keluarkan oleh tabung vorteks dapat bervariasi. Sebagai contoh : udara masukan pada
100psi dan 21°C dapat diatur untuk mendinginkan sebagian udara menjadi -34°C dan
memanaskan sebagian udara hingga 33°C. Bagian suatu tabung vortex dapat
digambarkan sebagai berikut : Nozzle dapat berjenis konvergen, divergen atau
konvergen-divergen, tergantung dari kebutuhan. Suatu nozzle yang efisien adalah
yang mempunyai kecepatan yang tinggi dan sekecil mungkin rugi-rugi masukan.
Chamber adalah bagian dari nozzle dan memberikanmasukan udara secara tangensial
terhadap sisi udara panas.
Katup menjaga laju aliran udara pada sisi panas dan juga mengontrol jumlah
udara panas yang keluar dari tabung vorteks. Diafragma adalah potongan silinder
yang tipis dan mempunyai lubang dengan diameter yang spesifik ditengahnya
Cara kerja tabung vorteks udara terkompresi di lewatkan melalui nozzle
sehingga udara berekspansi pada kecepatan tinggi. Aliran udara pusat kemudian
dihasilkan di “Chamber” dan udara bergerak secara spiral sepanjang sisi tabung.
Aliran tersebut terhambat oleh katup. Ketika tekanan udara di dekat katup dibuat
lebih tinggi dari tekan udara luar dengan menutup katup sebagian, suatu laju aliran
udara balik akan mengalir pada bagian sumbu tabung mulai dari sisi tekanan tinggi
ke sisi tekanan rendah. Selama proses ini, perpindahan energi berlangsung antara
udara balik dan udara maju sehingga aliran udara balik yang terdapat di sumbu
tabung mempunyai temperatur jauh lebih rendah dari temperatur inlet sedangkan
14

aliran udara maju akan memanas dan bertemperatur jauh lebih tinggi dari temperatur
inlet. Aliran udara dingin akan keluar melalui lubang diafragma ke sisi udara dingin
sedangkan aliran udara panas akan keluar melalui bukaan katup. Dengan mengatur
bukaan katup, kuantitas dan temperatur udara dingin dapat divariasi.

2.3 Komponen-komponen Utama pada Sistem Refrigerasi


Adapun komponen-komponen utama pada sistem refrigerasi yakni meliputi
kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Komponen-komponen utama ini
memiliki keterkaitan yang sangat era
t untuk menciptakan kinerja dari sistem refrigerasi. Keterkaitan kerja komponen-
komponen tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan kerja dari sistem
refrigerasi, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 Hubungan Kerja Komponen Refrigerasi


Sumber : www.refrigerator.com
2.3.1 Kompresor
Kompresor dirancang dan diproduksi untuk jangka waktu (umur) yang
panjang. Kompresor merupakan jantung atau komponen utama dari suatu sistem
refrigerasi. Kompresor berguna untuk menekan uap refrigeran yang berasal dari
saluran masuk (suction line) sehingga akan menaikan tekanan dan temperatur uap
refrigeran yang selanjutnya dialirkan ke kondensor melalui saluran keluar (discharge
line). Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa temperatur dari uap refrigeran
15

yang masuk ke kondensor lebih tinggi dari temperatur media pendingin sehingga
panas akan dibuang dari sistem.
Menurut konstruksinya kompresor dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam,
yaitu :
1. Kompresor Torak (Repciprocating)
2. Kompresor Putar (Rotary)
3. Kompresor Helixs(Screw)
4. Kompresor Sentrifugal
5. Kompresor Scroll
Selanjutnya dilihat dari letak motor penggeraknya, dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu :
1. Semi Hermitik
Pada kompresor jenis semi hermetik, antara motor penggerak dan
kompresornya dibuat menjadi satu. Jadi motor listrik tersebut berada di dalam
perpanjangan ruang engkol dari kompresor. Dengan demikian tidak diperlukan
penyekat poros, sehingga dapat dicegah terjadinya kebocoran gas refrigeran.
Disamping itu, konstruksinya menjadi lebih kompak dan bunyi mesin menjadi lebih
halus. Rumah kompresor terbuat dari besi tuang, bagian penutup dan
penyambungnya masih dapat dibuka, sehingga apabila terjadi kerusakan pada salah
satu komponennya dapat dengan mudah diperbaiki.

Gambar 2.7 Kompresor Semi Hermetik


Sumber : www.teachintegration.wordpress.com
2. Hermetik
16

Pada kompresor jenis hermetik, konstruksinya hampir sama dengan


kompresor semi hermetik. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyambungan
rumah kompresor dengan stator motor penggeraknya. Kompresor hermetik
dipergunakan sambungan las sehingga rapat udara. Rumah kompresor dibuat dari
baja dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor listrik tidak
dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor.

Gambar 2.8 Kompresor Scroll Jenis Hermetik


Sumber : www.teachintegration.wordpress.com
3. Open Type
Kompresor jenis one type adalah kompresor yang dimana motor
penggeraknya terpisah dengan kompresornya. Kompresor digerakan oleh motor
penggerak melalui hubungan sabuk atau tali kipas maupun dihubungkan dengan
poros. Kompresor jenis ini pada umumnya lebih banyak digunakan pada unit-unit
yang berkapasitas besar dan pemeliharaannya yang lebih mudah serta sederhana.
Kompresor jenis ini bisa memakai motor bensin dan motor diesel sebagai tenaga
penggeraknya.
17

Gambar 2.9 Kompresor Jenis Open Type


Sumber : www.gea.com

2.3.2 Kondensor
Kondensor berfungsi sebagai alat perpindahan panas sehingga uap dari
refrigeran dilepas ke media pendingin sehingga refrigeran akan berkondensasi dan
berbuah fasanya dari uap menjadi cair. Panas tersebut keluar melalui dinding-dinding
kondensor. Menurut media sistem pendinginnya, kondensor dibagi menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu :
1. Air cooled condenser yaitu kondensor yang menggunakan udara sebagai media
pendinginnya, yang dibantu dengan fan. Dengan cara menghembuskan udara
melewati kondensor, sehingga refrigeran yang berada pada kondensor akan
melepaskan kalor ke media pendingin yang berupa udara.

Gambar 2.10 Air Cooled Condensor


Sumber : www.cryo-systems.com
18

2. Water cooled condenser yaitu kondensor air sebagai media pendinginannya,


dengan cara menyalurkan air kedalam kondensor yang berjenis shell and tube,
sehingga refrigeran yang berada pada kondensor akan melepaskan kalor pada
media pendingin yang berupa air.

Gambar 2.11 Water Cooled Condensor


Sumber : www.alfalaval.com

3. Evaporative condenser yaitu kondensor yang menggunakan air dan udara


sebagai media pendinginnya dengan cara menyemprotkan air dan juga
menghembuskan udara ke kondensor tersebut, sehingga refrigeran yang berada
pada kondensor akan melepaskan kalor ke media pendingin yang berupa air dan
udara.

Gambar 2.12 Evaporative Condensor


Sumber : www.evapco.com

2.3.3 Alat Ekspansi


Alat ekspansi digunakan untuk mengekspansikan cairan refrigeran bertekanan
dan bertemperatur tinggi yang keluar dan kondensor sehingga menjadi cairan
refrigeran bertekanan dan bertemperatur rendah dengan cara mengatur jumlah
refrigeran yang melewati alat ekspansi.
19

Ada 2 (dua) jenis alat ekspansi yang sering digunakan pada sistem di
kompresi uap, yaitu :
1. Katup Ekspansi
Katup ekspansi thermostatik adalah jenis katup ekspansi yang paling banyak
digunakan, karena efisiensinya tinggi dan mudah di adaptasikan dengan berbagai
aplikasi refrigeran. Bila pada katup ekspansi otomatik pengaturannya berbasis pada
tekanan evaporator, maka katup ekspansi thermostatik pengaturannya berbasis pada
suhu gas panas lanjut di bagian keluaran evaporator selalu konstan untuk memastikan
refrigeran yang dihisap kompresor selalu dalam fasa gas. Karena sifatnya tersebut ,
katup ekspansi thermostatik sangat tepat digunakan pada sistem refrigerasi yang
mempunyai beban bervariasi.

Gambar 2.13 Katup Ekspansi Thermostatik


Sumber : www.bisaotomotif.com
Bagian utama katup ekspansi thermostatik, adalah :
a. Katup jarum dan dudukannya
b. Diaphragm / Membran
c. Remote bulb / tabung control yang berisi refrigeran cair dilengkapi dengan pipa
kapiler yang langsung terhubung ke diaphragm
d. Pegas yang dapat diatur tekanannya melalui sekrup pengatur tekanan
2. Pipa Kapiler (Capillary Tube)
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil
dengan diameter pipa 1.026-0.031 inchi. Panjang dan diameter lubang pipa kapiler
20

dapat mengontrol jumlah bahan pendingin (refrigeran) yang mengalir ke evaporator.


Pipa kapiler jenis ini berfungsi untuk :
a. Menurunkan tekanan refrigeran cair (liquid) yang mengalir didalamnya
b. Mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir melaluinya
c. Membangkitkan tekanan bahan pendingin di bagian kondensor

Gambar 2.14 Pipa Kapiler


Sumber : www.image.ec21.com
Pipa kapiler dalam pemasangannya tidak boleh dibengkok terlalu tajam,
karena dapat menyebabkan lubang pipa kapiler tersebut menjadi mampet (buntu).
Pipa kapiler ini disambung menghubungkan saringan drier dan evaporator yang
merupakan batas antara sisi tekanan tinggi (high pressure)dan sisi tekanan rendah
(low pressure) dari sistem refrigerasi.

2.3.4 Evaporator
Sebuah evaporator dalam sistem refrigerasi adalah suatu komponen penukar
kalor yang memindahkan kalor dari suatu media yang akan didinginkan ke
refrigeran. Pada prinsipnya perpindahan panas yang terjadi dalam evaporator sama
dengan perpindahan panas di kondensor. Hanya saja di dalam kondensor panas
dilepas atau dibuang oleh refrigeran ke media pendingin kondensor sedangkan dalam
evaporator panas diserap oleh refrigeran dari media yang diinginkan. Evaporator
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tujuan penggunaannya
maupun bentuk-bentuknya dapat berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena
media yang hendak didinginkan dapat berupa gas, cairan atau zat padat. Dari
konstruksinya, evaporator dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
1. Pipa dengan Sirip (fin and tube)
21

Gambar 2.15 Fin and Tube


Sumber : www.coolairusa.com

2. Pipa Saja (bare tube)

Gambar 2.16 Bare Tube


Sumber : www.3imimg.com
3. Permukaan Pelat (plate surface)

Gambar 2.17 Plate


Surface
Sumber :

http://en2img.allhaving.com

2.4 Definisi Perawatan dan Perbaikan


Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa
rusak, akan tetapi usia penggunaan barang tersebut dapat diperpanjang dengan
melakukan perbaikan secara berkala dengan aktivitas yang disebut dengan
perawatan.
Secara umum definisi perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya
sampai, suatu kondisi yang dapat diterima.
Tujuan utama dari perawatan adalah memperpanjang umur pakai asset,
menjamin ketersediaan peralatan untuk produksi sehingga dapat diperoleh
22

keuntungan yang maksimum, menjamin kesiapan operasional seluruh peralatan yang


diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, menjamin keselamatan orang yang
menggunakan peralatan tersebut.
Secara garis besar perawatan diklasifikasikan menjadi dua yaitu : perawatan
terencana dan perawatan tak terencana, untuk perawatan terencana dibagi lagi
menjadi dua yaitu perawatan pencegahan dan perawatan korektif. Pemilihan jenis
perawatan yang akan digunakan dalam program perawatan suatu industri harus
dipertimbangkan dengan cermat, karena sangat berpengaruh pada kontinuitas
produksi dari industri tersebut. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis perawatan adalah : umur mesin peralatan produksi, kapasitas mesin,
ketersediaan suku cadang, SDM bagian perawatan, biaya.
Hubungan antara berbagai jenis perawatan digambarkan seperti pada gambar berikut
ini :

Gambar 2.18 Diagram Bentuk Perawatan


Sumber : E-book Manajemen Perawatan dan Perbaikan, semester IV hal. 3

2.5 Trouble Shooting (Penanganan Gangguan)


Walaupun berada di bawah suatu program perawatan yang sempurna, setiap
peralatan pasti akan membutuhkan perbaikan atautroubleshooting jika ada masalah.
23

Prosedur trouble shooting (pendekatan logika) yang harus diikuti untuk penanganan
masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pernyataan masalah yang terjadi (State the problem)
b. Pengumpulan data (Collect the data)
c. Analisis data (Analyze the data)
d. Penentuan langkah-langkah perbaikan (Decide on an action)
e. Melakukan aksi perbaikan (Perform the action)
f. Periksa hasil yang terjadi (Check the result)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan


3.1.1 Sejarah Berdirinya Hotel Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa
Sejarah Berdirinya Anantara Bali Uluwatu Anantara, dalam bahasa sansekerta
berarti tanpa akhir dan menimbulkan kebebasan, gerakan, harmonis yang menjadi
jiwa dari Anantara Experience.

Setiap Anantara Resort menarik kekuatannya dari budaya tradisional yang


kaya, warisan sejarah dan keindahan alam dari tujuannya. Dengan demikian, setiap
pengalaman adalah perjalanan yang unik dari penemuan dan inspirasi Anantara yang
jelas.
Anantara Resort lahir pada tahun 2001, dengan peluncuran pertama Anantara
Resort di Thailand's historic seaside resort enclave dari Hua Hin. Kami berusaha
untuk membawa tamu kami lebih dekat ke jantung budaya yang kaya dan sejarah
Thailand dengan suasana sebuah desa tradisional Thailand di sekitar mereka. Kami
menyoroti pengalaman dengan perendaman interaktif dalamtujuan budaya, melalui
24

kursus memasak, demonstrasiukiran buah, pasar mingguan yang mengambang dan


bahkan instruksi dalam seni bela diri tradisional Muay Thai.
Sejak itu, kami telah membawa Anantara Experience ke jauh dari wilayah
Northern Golden Triangle Thailand, dengan Anantara Elephant Camp experience
yang unik dan terkenal di dunia, dan ke pulau Samui, menawarkan perendaman ke
dalam budaya yang kaya dari Thailand selatan . Pada tahun 2006, Anantara
Experience global, dengan peluncuran Anantara Maladewa, menyediakan
tamu dengan kesempatan untuk hidup fantasi di pulau terpencil.
Terinspirasi oleh keberhasilan ini dan umpan balik positif yang kami terima
dari tamu kami di seluruh dunia, Anantara bangga menjadi pembawa brand unik
kami dariletak yang mewah, layanan intuitif dan rasa dari penemuan ke tujuan yang
lebih mempesona melewati Asia dan Timur Tengah, termasuk Vietnam, Bali, Phuket
dan Abu Dhabi.
Gairah inspirasi, kebebasan pribadi dan penghargaan untuk kekayaan budaya
dari dunia kita – seni dari Anantara Experience.
Story of Anantara Water from the23heart,
Selama ratusan tahun di seluruh Thailand, orang akan meninggalkan botol air
di luar rumah mereka untuk wisatawan yang lewat untuk memuaskan dahaga mereka.
Kendi penyegaran disediakan bagi mereka yang melakukan perjalanan dan
memberikan sambutan untuk mereka yang ingin tinggal.
Seiring waktu the jar water telah menjadi lebih dari sekedar lambang
perhotelan - kedatanganya untuk melambangkan semangat mereka yang memberi
tanpa mengharapkan imbalan. Kemurahan hatitanpa syarat ini di Thailand disebut
'nahm jai' ( “ air dari hati “ ) .
Discovering Anantara Bali Uluwatu
Anantara Bali Uluwatu Resort dan Spa highlights
• Terletak tepat di tebing terjal yang dramatis menerjang turun ke ombak
Samudera Hindia .
• Tak terlupakan pesona pemandangan matahari terbenam .
• Dekat ke pantai selancar terkenal.
• Berbagai kegiatan yang disediakan, dari kelas memasak untuk kunjungan
25

Daerah Anantara Uluwatu


• Terletak di pantai eksotis terpencil Uluwatu di pantai selatan Bali, Anantara Bali
Uluwatu Resort dan Spa adalah surga hati ketenangan dan keindahan alam yang
keras.
• Memanjakan dengan cara yang unik untuk pengalaman pulau Dewata, dengan
kolam renang kolam renang villa yang mewah diukir ke bukit, mengalir ke laut.
Akomodasi Sebuah koleksi dari 74 sea view suite, villa kolam renang pribadi
dan dimensi fitur penthouse duplex mulai dari 84 meter persegi hingga 350
meter persegi
• 30 Ocean View Suite
• 10 Ocean View Pool Access Suite
• 14 Ocean Front Suite
• 6 Ocean Front Pool Access Suite
• 5 ( Dua kamar tidur & Tiga kamar tidur ) Garden Villas
• 7 ( Dua kamar tidur & Tiga kamar tidur ) Ocean Front Villas
• 1 Duplex Samudra Penthouses
• 1 Spa Suite

Gambar 3.1 Logo Hotel


Sumber : Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa

3.1.2 Struktur Organisasi Departemen Engineering


26

Untuk menjalankan usahanya, perusahaan perlu menerapkan struktur


organisasi. Hal ini dimaksudkan agar semua kegiatan yang dilakukan dapat
dilaksanakan dengan terorganisir demi kelancaran dalam mengendalikan perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi, hubungan antara satu bagian dengan bagian
lainnya akan tampak lebih jelas dan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan akan
mudah tercapai. Struktur organisasi yang baik haruslah mampu memberikan
gambaran dan prosedur pertanggung jawaban yang diemban, alur organisasi atau
koordinasi yang dilakukan serta garis perintah yang diberikan kepada orang – orang
yang berada di dalamnya.
Dimana struktur organisasi engineering department dari Anantara Bali
Uluwatu Resort & Spa adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

I Made Sudarsana

Chief Engineering
Luh Ayu Wandira

Admin Engeering
Putu Widiasa

Asst. Chief Engineering

I Wyn Deddy P.W I Wayan Sudirta


Supervsior Engineer Supervisor Engineer

I Wyn Edi Julidiarta I Wayan Sordana

Technician Technician

Wyn Bayu Anggara

Technician
27

I Wayan Jayantika

Technician

I Pt Sukma Adhy P I Md Sugiantara

Technician Technician

I Md Gede Yantha I Wyn David Irawan


Technician Technician

Mohamad Agus Setiawan Gusti Bagus Swandoyo


Civil Civil

Gambar 3.2 Struktur Departemen Engineering Hotel


Sumber : Anantara Uluwuatu Bali Resort & Spa
3.2 Pengertian Cold Room
Cold Room adalah ruangan berpendingin dengan yang dirancang khusus
untuk mempertahankan suhu dingin atau beku pada suatu produk. Dimana kondisi
suhu (temperatur) yang sudah diatur atau setting digunakan untuk menyimpan
produk seperti : daging ikan, daging ayam, daging sapi, produk makanan beku
(frozen food), es cream, coklat olahan, produk dairy / hasil olahan susu, buah-buahan,
sayuran, serta produk farmasi (obat-obatan). Hasilnya produk yang disimpan dengan
cold roomakan terjaga dengan jangka waktu yang lebih lama kesegarannya dan juga
kualitasnya sebelum didistribusikan atau diedarkan ke tangan konsumen.
Biasanya cold room dirancang dengan dinding panel polyurethane yang
memiliki ketebalan hingga 10 ~ 20 cm dilapisi bahan pelat colorbond hot dipped
dengan tebal 1 mm yang dirancang khusus sehingga dapat mempertahankan suhu
dingin atau bekunya. Cold room juga dibangun atau diinstalasi disesuaikan dengan
luas bangunan yang ada di lokasi. Komponen utama Cold Room terdiri atas
kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan komponen tambahannya
28

terdiri atas oil separator, liquid receiver, filter drier, sight glass, solenoid valve, fan
blower, temperatur control, pressure switch, accumulator dan heater.
Penggunaan Cold Room pada sebuah hotel biasanya digunakan untuk
mendinginkan suatu produk yang nantinya akan dihidangkan kepada tamu, agar
kesegaran serta kualitasnya terjaga.Pada Hotel InterContinental Bali Resort terdapat
26 jenis cold room yang terdiri dari Cold Room untuk Chiller dan Freezer. Dimana
Cold Room tersebut digunakan untuk tempat penyimpanan produk seperti food store
dan drink store.

Gambar 3.3 Pintu Cold Room Gambar 3.4 Penyimpanan Sayur-


Sumber : Dokumentasi sayuran pada Cold Room
Sumber : Dokumentasi
29

Gambar 3.5 Penyimpanan Bahan Makanan Gambar 3.6 Penyimpanan Minuman


pada Cold Room pada Cold Room
Sumber : Dokumentasi Sumber : Dokumentasi

Gambar 3.7 Penyimpanan Daging pada Gambar 3.8 Penyimpanan Buah-


Cold Room buahan pada Cold Room
Sumber : Dokumentasi Sumber : Dokumentasi

3.2.1 Spesifikasi Cold Room


Cold room yang digunakan pada Hotel Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Spesifikasi Cold Room
Type
Spesifikasi
Chiller Freezer
30

Merk MULLER MULLER


Set
2-5°C -15/-18°C
Temperatur
Fan MLT 033 –
MLT 022-NC
Evaporator NC
Serial No. 1408040575 1205040766
415v 3 pH 240v 1 pH
 
50 hz 50hz
RLA 3.7 A / pH 7.5 A / pH
Motor A 1.65 A 1.1 A
Heater 2700 W 1800 W

Approval
CS 8316 N CS 8316
No.
Total Watt 2700 W 2000 Watt
Compressor
  Emerson
Unit
ZXL 020 E- ZX 030 E-
Model
TFD-451 TFD-401

SZ SZ
Serial No.
14329044 15092036
380/420-3- 380/420-3-
COMP
50 hz 50 hz
220/240-1- 220/240-1-
FAN
50 hz 50 hz
Comp LRA 39.2 A 36.0 A
Max
Operation 6.5 A 8.8 A
Current
LP 0.7 mpa 0.7 mpa
HP 3.0 mpa 3.0 mpa
Application LT MT
Comp
POE Oil POE Oil
Lubrication
Refrigerant R-404 R-404
Dimensi Ruangan
Panjang 3.4 meter 2.3 meter
31

Lebar 2.3 meter 1.3 meter


Tinggi 2.2 meter 2.2 Meter

Tabel 3.1 Spesifikasi Cold Room


Sumber : Arsip Hotel Anantara Uluwatu Bali Resort&Spa
3.2.2 Komponen-komponen pada Cold Room
Komponen-komponen dari Cold Room dapat dibagi menjadi 2 yaitu
komponen utama dan komponen tambahan.
1. Komponen utama dari Cold Room
Adapun komponen utama pada sistem cold room yakni kompresor,
kondensor, katup ekspansi dan evaporator yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya dan memegang peran penting untuk proses pendinginan.
2. Komponen Tambahan dari Cold Room
a. Oil Separator
Suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut
termampatkan oleh kompresor dengan uap refrigeran. Oli yang ikut bersama
refrigeran harus dipisahkan karena jika hal ini terjadi terus-menerus, maka dalam
waktu singkat kompresor akan kekurangan minyak pelumas sehingga pelumasan
kurang baik, disamping itu minyak pelumas tersebut akan masuk kedalam kondensor
dan kemudian ke evaporator sehingga akan mengganggu proses perpindahan kalor
(Arismunandar dan Saito, 2005). Oil separator dipasang diantara kompresor dan
kondensor.

Gambar 3.9 Oil Separator


Sumber : www.refrigerator.com
32

b. Liquid Receiver
Alat ini mempunyai fungsi untuk menampung sementara cairan refrigeran
yang keluar dari kondensor, agar refrigeran yang mengalir ke katup ekspansi
semuanya berbentuk cairan. Cairan refrigeran ditampung pada bagian bawah dari alat
ini, sedangkan uap refrigeran berada di bagian atas dari alat ini.

Gambar 3.10 Liquid Receiver


Sumber : www.refrigerator.com

c. Filter Drier
Filter drier merupakan tabung penyimpan refrigeran cair, dan ia juga
berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing
dan uap air dari sirkulasi refrigeran. Filter / Reciever drier mempunyai 3 fungsi,yaitu
menyimpan refrigeran, menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant
dan filter agar tidak bersirkulasi pada sistem mesin pendingin, dan memisahkan
gelembung gas dengan cairan refrigrant sebelum dimasukkan ke katup ekspansi.
Filter drier menerima cairan refrigeran bertekanan tinggi dari kondensor dan
disalurkan ke katup ekspansi. Filter drier terdiri dari main body filter, desiccant,
pipe, dan sight glass. Cairan refrigeran dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke
katup ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body
setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant.
33

Gambar 3.11 Filter Drier


Sumber : www.refrigerator.com

d. Sight Glass
Merupakan alat yang digunakan untuk melihat aliran cairan refrigeran pada
mesin pendingin. Alat ini dipasang pada saluran cairan refrigeran bertekanan tinggi
antarareceiver dan katup ekspansi.

Gambar 3.12 Sight Glass


Sumber : www.refrigerator.com

e. Solenoid Valve
Kran solenoid adalah kran yang digerakkan dengan ada dan tidaknya aliran
listrik, kran ini pada umunya dipasang pada saluran cairan bahan pendingin
bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi (Hartanto,1985).
Beberapa tipe dari solenoid valve yaitu:
1) Solenoid dua jalan, mempunyai dua sambungan pipa. Satu sambungan masuk
dan satu sambungan keluar.
2) Solenoid tiga jalan, mempunyai tiga sambungan pipa. Satu sambungan masuk
dan dua sambungan keluar.
34

3) Solenoid empat jalan atau disebut juga dengan reversing valve, banyak
digunakan untuk heat pump, mempunyai satu sambungan masuk dan tiga
sambungan keluar.

Gambar 3.13 Solenoid Valve


Sumber : www.hawco.com
f. Fan Blower
Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin. Pada
mesin pendingin kulkas. ada dua jenis fan, antara lain:
1) Fan motor evaporator
Berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak
(rak es, sayur dan buah ).
2) Fan motor kondensor
Berfungsi penukar kalor dan mendinginkan kompresor. Kipas angin ini
diletakkan pada bagian bawah cold room yang memiliki kondensor yang berukuran
kecil yang berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui kondensor dan
kompresor. Selain itu berfungsi mendinginkan kompresor.

Gambar 3.14 Fan Evaporator dan Kondensor


Sumber : www.jason.com

g. Thermostat
35

Thermostat memiliki banyak sebutan antara lain temperatur kontrol dan cool
control. Apapun sebutannya, thermostat berfungsi mengatur kerja kompresor secara
otomatis bedasarkan batasan suhu pada bagian cold room. Thermostat biasanya
disebut saklar otomatis yang bekerja berdasarkan pengaturan suhu. Jika suhu
evaporator sesuai dengan pengatur suhu thermostat, secara otomatis thermostat akan
memutuskan listrik ke kompresor.
Selain memutuskan listrik ke kompresor, thermostat juga sebagai pengatur
temperatur atau udara pada evaporator yang dimana disetting untuk mengatur proses
defrost pada cold room agar saat proses defrost terjadi, heater yang dipasang jika
sudah memenuhi temperatur atau panas yang tercapai maka akan langsung
memutuskan kontak sementara hingga temperatur normal kembali.

Gambar 3.15 Thermostat


Sumber : www.refrigerator.com

h. Temperatur Control
Temperatur Controller atau kontrol suhu adalah proses di mana perubahan
suhu ruang dapat diukur atau terdeteksi, dan bagian dari energi panas yang ke dalam
atau keluar dari ruang disesuaikan untuk mencapai suhu rata-rata yang diinginkan.
Seperti kita ketahui banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dengan menggunakan
kontrol suhu, diantaranya adalah penghematan energi, menjaga kondisi makanan agar
tetap segar, dan lain sebagainya.
36

Gambar 3.16 Temperatur Control


Sumber : Dokumentasi

i. Pressure Switch Gauge


Pressure Switch Gauge berfungsi untuk mengukur tekanan suatu fluida (gas
atau liquid) dalam sistem tertutup yang dipergunakan untuk membaca tekanan
melalui pengamatan secara langsung. Cara kerjanya mempergunakan elemen sensing
yang berupa bourdon tube, lalu pressure atau tekanan masuk melalui bourdon tube
yang selanjutnya memutar searah jarum jam secara mekanik pada alat pressure
gauge tersebut. Satuan dari alat ukur ini berupa psi (pound per square ich), psf
(pound per square foot), mmHg (millimeter of mercury), inHg (inch of mercury), bar,
atm (atmosphere), N/m2 (Pascal).

Gambar 3.17 Pressure Switch


Sumber : https://pressure-switch-inspectapedia.com

j. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran yang keluar
dari bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator.Selain itu,
akumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-
37

masuk melalui saluran isap kompresor.Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak
mengalir ke kompresor, akumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam
wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke
dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.

Gambar 3.18 Akumulator


Sumber : https://akumulator-sc01.alicdn.com

k. Heater
Heater berfungsi untuk menghancurkan salju yang ada dalam mesin
pendingin. Hampir keseluruhan mesin pendingin seperti pada pendingin ruangan
cold room, kulkas dan sebagian kecil showcase defrost dilengkapi dengan pemanas
(heater). Pemanas berfungsi mencairkan bunga es yang terdapat di evaporator, selain
itu pemanas dapat mencegah terjadinya penimbunan bunga es pada bagian rak es dan
rak penyimpan buah di bawah rak es.

Gambar 3.19 Heater


Sumber : https://heater-sc01.alicdn.com
38

3.2.3 Sistematik Kerja Cold Room


Prinsip kerja sederhana dari cold room yakni mendinginkan ruangan sesuai
dengan temperatur yang telah diatur sebelumnya dan sistem kerjanya yakni dengan
mensirkulasikan refrigeran keseluruh komponen. Mulai dari refrigeran masuk dari
kompresor, dikompresor terjadi proses penaikan tekanan dan temperatur refrigeran
(kompresi), kemudian refrigeran masuk ke oil separator untuk disaring dan
dipisahkan antara refrigeran dengan minyak (oil) yang ada pada kompresor
setelahnya refrigeran menuju ke kondensor.
Pada kondensor refrigeran mengalami proses pengembunan (kondensasi),
refrigeran mengalami perubahan fasa yang awalnya gas menjadi cair, kondensor
dilengkapi fan untuk membantu proses pelepasan panas untuk dihembuskan ke
lingkungan dan juga sebagai membantu mengurangi pemanasan lebih yang terjadi di
kompresor. Setelah refrigeran keluar dari kondensor lalu masuk ke liquid receiver,
pada liquid receiver refrigeran ditampung sementara dan dipastikan agar refrigeran
yang mengalir ke katup ekspansi semuanya berbentuk cairan, menyaring benda-
benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter agar tidak bersirkulasi pada
sistem mesin pendingin, dan memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant
sebelum dimasukkan ke katup ekspansi.
Kemudian refrigeran melalui alat yang digunakan untuk melihat aliran cairan
refrigeran pada mesin pendingin yakni sight glass untuk mengetahui jumlah
refrigeran yang mengalir, pada fasa ini temperatur dan tekanan refrigeran masih
tinggi, lalu refrigeran menuju ke katup ekspansi, pada katup ekspansi refrigeran yang
berwujud cair diekspansikan agar menjadi cairan refrigeran bertekanan dan
bertemperatur rendah dengan diatur jumlah refrigeran yang melewati alat ekspansi
dan refrigeran mengalami perubahan fasa menjadi cair + gas. Setelah itu refrigeran
menuju ke evaporator, di evaporator terjadi proses penukaran kalor yang
memindahkan kalor dari suatu media yang akan didinginkan ke refrigeran
(evaporasi), refrigeran yang berfasa cair + gas mengalami proses penguapan
sehingga fasanya berubah wujud menjadi gas, dalam evaporator panas diserap dan
dihembuskan kembali oleh fan blower untuk proses pendinginan dalam suatu
39

ruangan, proses yang terjadi saat pendinginan ruangan agar tidak terjadi
pengumpalan atau pembekuan bunga es yakni dengan proses defrost.

Gambar 3.20 Sistematika Kerja Cold Room


Sumber : https://piping-diagram-cold-storage.com

3.2.4 Proses Defrost pada Cold Room


Proses defrost sangat penting dilakukan pada pendinginan ruangan seperti
cold room, sebab fungsi dari defrost itu sendiri untuk menghilangkan bunga es yang
ada pada evaporator dengan menggunakan heater ataupun hot gas.
Proses defrost tersebut dapat kita atur berapa lama waktu yang dibutuhkan
sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan dengan menggunakan timer, misalkan
dalam sehari kita menginginkan terjadinya proses defrost sehari sebanyak 4 kali,
pada komponen timer tersebut kita atur mulai jam 6 pagi, sehingga mulai dari jam 6
pagi terjadi proses defrost dan selanjutnya dapat diatur juga menyesuaikan berapa
jam ataupun menit proses defrost itu berlangsung, dari hal tersebut harus disesuaikan
juga dengan kapasitas heaternya agar tidak terjadi sesuatu yang akan merusak sistem
kerja pada evaporatornya.
40

Sebagai pengamanan pada proses defrost, disana juga terpasang thermostat


untuk mengatur berapa besar temperatur defrost yang diinginkan agar saat temperatur
yang sudah tercapai atau dapat terpenuhi defrost akan seketika mati.
Misalnya diatur dengan temperatur 40°C, jika sudah mencapai 40°C proses
defrostakan seketika berhenti walaupun dalam setting menitnya belum selesai.

3.2.5 Perawatan dan Perbaikan pada Cold Room


Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin
sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat karena kurang atau tidak adanya
perawatan yang rutin dan benar pada mesin.
Sehingga jika pemeliharaan dilakukan dengan baik berarti umur mesin
menjadi panjang dan akan jarang mengalami kerusakan. Oleh karenanya sebelum
mesin rusak dan mengeluarkan biaya cukup mahal sebaiknya dilakukan perawatan
secara rutin. Adapun beberapa pemeliharaan dan perawatan secara umum yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Cek tekanan kerja menggunakan manifold gauge dan kuat arus yang ada dengan
menggunakan tang ampere.
b. Bersihkan fin atau sirip kondensor beserta fannya dari kotoran yang menempel.
c. Periksa kebersihan evaporator.
d. Secara berkala bersihkan semua peralatan yang ada pada sistem.
e. Pastikan seluruh koneksi elektrik berada pada kondisi kering dan kencang.
Perawatan yang dilakukan pada cold room terbagi menjadi beberapa klasifikasi,
yaitu:
1. Perawatan Harian
Perawatan harian merupakan suatu perawatan yang dilakukan setiap satu kali
dalam waktu 24 jam yang meliputi pemeriksaan-pemeriksaan terhadap jumlah
refrigeran pada kompresor, kuat arus yang ada, pemeriksaan pada komponen-
komponen sistem.
2. Perawatan Bulanan
41

Perawatan ini dilaksanakan setiap beberapa bulan yang meliputi perawatan-


perawatan terhadap :
a. Setiap 1 bulan sekali
Pembersihan pada bagian outdoor yang meliputi pembersihan pada kondensor
untuk membersihkan kotoran-kotoran atau debu yang menempel pada fan kondensor
yang dapat menghambat proses pendinginan terjadi dan membersihkan seluruh
bagian outdoor agar bersih serta tidak menjadi sarang bagi hewan untuk berkembang
disana dan pembersihan pada bagian indoor yang meliputi pembersihan pada bagian
evaporator (fan blower) agar tidak menghambat pada proses penyerapan kalor
sehingga proses pendinginan ruangan bisa berjalan dengan lancar.
b. Setiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan terhadap oli pada kompresor, kerja daripada kompresor,
pengecekan pada filter, pipa sirkulasi, thermostat dan sebagainya
c. Setiap 1 tahun sekali
Mengganti komponen-komponen yang sudah rusak ataupun tidak bekerja
sesuai dengan fungsinya seperti filter yang sudah buntu, thermostat rusak, kabel
terkelupas.
d. Melakukan pemeriksaan pada komponen-komponen lain
3. Perawatan Tak Terencana
Merupakan salah satu kegiatan perbaikan yang dilaksanakan tanpa adanya
perencanaan terlebih dahulu, dimana kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba atau
mendadak pada salah satu komponen cold room, yang mengakibatkan kerja cold
room tidak optimal seperti temperatur pendinginannya tidak sesuai dan kemungkinan
juga sistem mati atau tidak beroperasi.

3.2.6 Bahan atau Jenis Refrigeran


Refrigeran adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair,
ataupun sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan
pendingin memiliki karakteristik yang berbeda.Adapun Jenis Refrigeran yang
digunakan di Hotel Intercontinental yakni R-22, R-134a, R-404 dan R-502.
42

Gambar 3.21 Jenis Refrigeran


Sumber : www.refrigeran.com

3.3 Analisa Permasalahan


Mengalisa sebuah permasalahan yang terjadi pada suatu komponen pendingin
sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi ataupun keadaan pada mesin
pendingin agar jika terjadi kerusakan secepatnya melakukan penanganan maupun
tindakan supaya sistem kerjanya tetap dapat bekerja dengan optimal. Adapun analisa
pemasalahannya yakni mengetahui kerusakan yang pernah terjadi dan penyebab
kerusakan terjadi serta cara mengatasi permasalahan yang terjadi.

3.3.1 Kerusakan Yang Pernah Terjadi dan Penyebab Kerusakan


1. Filter Drier Buntu
Disebabkan karena pada saat mengelas tersisa kotoran-kotoran yang belum
dibersihkan sehingga kotoran tersebut tercampur dengan oli kemudian sedikit demi
sedikit terjadilah pengumpalan yang mengakibatkan kebuntuan saluran filter dan
kemungkinan juga terjadi saat proses pemakuman yang terburu-buru. Biasanya
timbul gejala pada evaporator cold room yang tidak dingin.
2. Kebocoran Pipa Gas Freon
Kebocoran pipa terjadi ditandai dengan keluarnya oli dari permukaan pipa
yang dilalui refrigrant, biasanya terdapat karat berwarna hijau pada pipa yang dilalui
refrigrant dan terlihat gelembung ketika pipa diberi tekanan dan diraba dengan busa
sabun.
3. Motor Fan Macet atau Mati
Motor fan macet dikarenakan kapasitor tidak berfungsi dengan baik dan
terjadi gesekan antara bering (klaher) dengan motor, bunyi yang ditimbulkan seperti
43

berdenging pada saat fan beroperasi dan keausan pada poros motor serta kerusakan
pada kumparannya.
4. Kompresor Macet atau Rusak
Penyebab kompresor macet atau rusak bisa jadi disebabkan karena kurangnya
pelumasan pada kompresor dapat menyebabkan terjadinya kemacetan pada bagian-
bagian kompresor yang bergerak. Kurangnya pelumasan biasanya disebabkan oleh :
a. Oli separator tidak berfungsi dengan baik
b. Adanya jebakan-jebakan oli di system
c. Tidak cukup oli pada system
d. Kebanjiran refrigeran
e. Refrigeran sangat kurang
f. Terlampau panas (overheating) karena thermostat rusak sehingga kompresor
terus bekerja
g. Getaran yang berlebihan mengakibatkan sistem pengelasannya retak
5. Cold Room ngeblock
Disebabkan karena proses defrost yang yang tidak stabil selama prosesnya
sehingga menyebabkan terjadinya pembekuan air es yang membeku, biasanya terjadi
pada evaporator yang ngeblok sehingga evaporator tidak dapat berfungsi dengan
baik.

Gambar 3.22 Cold Room Ngeblok


Sumber : Dokumentasi
6. Time Relay Tidak Bekerja
Dikarenakan sambungan ataupun komponen pada time relay telah putus atau
rusak sehingga tidak dapat bekerja dengan fungsinya.
7. Ekspansi dan Pipa kapiler Buntu
44

Pada mesin pendingin sering terjadi kebuntuan pada pipa kapiler atau
ekspansi tetapi pada freezer kemungkinan buntu lebih besar sebab diameter pipa
kapiler pada freezer lebih kecil dibandingkan dengan mesin pendingin lainnya.
Gejala yang ditimbulkan akibat buntu pipa kapiler atau ekspansi diantaranya arus
listrik besar tetapi tidak dingin dan ada bunyi brisik pada pipa kapiler atau ekspansi
jika dibiarkan dapat mengakibatkan kompresor rusak.
8. Thermostat Rusak
Kerusakan pada thermostat terjadi pada sensor yang sudah rusak maupun
switch knop yang sudah tidak berfungsi, hal ini dapat menyebabkan suhu atau
temperatur kerja mesin akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
temperatur kerjanya dikarenakan thermostatnya yang rusak.
9. Kompresor Tidak Berfungsi, Thermostat dan Contactor ON
Masalah seperti ini biasanya terjadi pada sistem kelistrikannya yakni
kompresor tidak mau jalan, kompresor mulai jalan lalu kemudian mati segera dan
kompresor jalan terus menerus tanpa henti.
10. Kabel Putus
Kabel putus yang disebabkan oleh usia kabel yang sudah rentan rusak
maupun dimakan oleh hewan seperti tikus dan sebagainya. Hal ini sangat
membahayakan sebab kabel yg awalnya terkelupas menjadi dampak yang berbahaya
bagi kita, jika disaat terputus sistem kerja akan langsung seketika mati. Ini juga
berdampak pada komponen sistem yang dapat menyebabkan kerusakan.

3.3.2 Cara Mengatasi Kerusakan Yang Terjadi


1. Filter Drier Buntu
Menganti filter drier yang telah rusak dengan yang baru, sebab kotoran yang
sudah menempel pada filter dan mengalami kebuntuan sulit untuk dibersihkan.
2. Kebocoran Pipa Gas Freon (Refrigeran)
Memasang charging manifold dan tang ampere untuk mengetahui terlebih
dahulu tekanan dan arus yang ada saat sistem beroperasi. Jika dilihat mengalami
penurunan tekanan dan arus maka kemungkinan yang terjadi pipa mengalami
kebocoran, sebelum melakukan penambalan kebocoran dengan menggunakan alat
45

las, lalu raba semua bagian pipa dengan busa sabun sampai ketemu kebocorannya,
setelah ketemu kebocorannya buang refrigran yang tersisa dalam kondensor atau
evaporator lalu tambal kebocoran dengan bahan yang sesuai dengan logam bahan
dasar kondensor & evaporator.
3. Motor Fan Macet atau Mati
Mengecek kondisi kapasitor terlebih dahulu kemudian apabila rusak
mengantinya dengan yang baru, setelah itu apabila masih dalam kondisi macet atau
mati mencoba juga mengganti bering pada motor fan, apabila sudah menganti
kapasitor dan bering sertamotor fan masih tetap macet ataupun mati, disarankan
untuk menganti langsung menganti motor fan sebab kemungkinan sudah terjadi
kerusakan yang fatal pada kumparannya.

Gambar 3.23 Proses Perbaikan Motor Fan


Sumber : Dokumentasi
4. Kompresor Macet atau Rusak
Jika sudah terjadi gejala kerusakan yang fatal (jebol) pada kompresor
disarankan untuk menganti kompresor dengan yang baru agar sistem refrigerasi dapat
bekerja kembali. Lepas komponen-komponen pendukung pada kompresor secara
hati-hati dengan menggunakan alat las agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa
sirkulasi maupun buntu.
46

Gambar 3.24 Proses Pengantian Kompresor


Sumber : Dokumentasi
5. Cold Room Ngeblock
Terlebih dahulu mengecek kondisi heater atau hot gas yang ada sesuai
dengan sistem kerjanya, kemudian rusaknya pada elemen (defrost) diharapkan segera
menganti elemennya. Jika terjadi kebocoran atau sambungannya bocor sesegera
mungkin langsung menambalnya dengan alat las, agar proses ngeblok tidak
merambat nantinya.
6. Time Relay Tidak Bekerja
Menganti komponen (timer) yang telah rusak dengan yang baru, dikarenakan
sulitnya memperbaiki jika terjadi kerusakan pada timernya
7. Ekspansi atau Pipa Kapiler Buntu
Mengecek terlebih dahulu filter orifaise pada katup ekspansi, kemungkinan
terjadi kebuntuan disana, jika pada pipa kapiler pada diameter pipanya dicek terlebih
dahulu. Jika sudah terdapat kebuntuan maka untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan
pengantian ekspansi atau pipa kapiler dan pembersihan sistem refrigran.

8. Thermostat rusak
Thermostat sebagai otomatis untuk mengatur suhu temperatur sehingga jika
terjadi permasalahan pada thermostat agar segera menganti thermostat karena ini
mempengaruhi proses pendinginan yang terjadi.
9. Kompresor Tidak Berfungsi, Thermostat dan Contactor ON
Mencari fungsi kelistrikan yang lost contact seperti switch yang terbuka, fuse
yang putus, overload relay yang membuka, sistem kontrol tidak bekerja, bisa juga
terjadi motor terbakar, stator motor terbakar, oil level terlalu sedikit di crankcase,
starting relay atau kapasitor rusak, start winding terbakar. Kemudian memperbaiki
kerusakan yang ada dan jika tidak memungkinkan menganti komponen yang rusak
dengan komponen yang baru.
10. Kabel Putus
47

Memperbaiki kabel yang putus dengan menyambung maupun mengisolasi


dengan sebaik mungkin pada kabel yang putus, cek kembali seluruh kabel yang telah
termakan atau putus untuk menghindari kejadian yang sama dapat terulang kembali
serta bersihkan dengan rutin komponen sistem agar tidak menjadi sarang ataupun
rumah bagi hewan-hewan yang sering berkeliaran seperti tikus, kecoa dan yang
lainnya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dan pengamatan selama PKL (Praktek Kerja
Lapangan) maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Teori-teori yang telah saya pelajari saat kuliah dapat saya aplikasikan sehingga
mempermudah saya dalam menganalisa kerusakan yang terjadi pada cold room.
2. Dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan yang rutin pada cold room,
menjadikan saya mengetahui langkah-langkah untuk perbaikannya.
3. Dengan perawatan yang terjadwal/rutin dapat memaksimalkan kinerja dan
memperpanjang umur pakai masing-masing komponen terpasang di cold room.
48

Seperti : mengurangi dampak atau meminimalisir terjadinya kerusakan yang


terjadi seperti filter drier buntu, kebocoran pipa gas refrigerant, motor fan macet
atau mati, kompresor macet atau jebol, cold room ngeblock, time relay tidak
bekerja, katup ekspansi dan pipa kapiler buntu, thermostat rusak dan contactor
serta kabel putus.

4.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca, yaitu:
a. Pahami teori ataupun prinsip dasar yang dipelajari saat perkuliahan karena hal
tersebut sangat penting bagi kita untuk memahami sistematika dalam bekerja.
b. Sebisa mungkin mengaplikasikan teori dengan pekerjaan yang dilakukan karena
tujuan dari PKL ini adalah untuk mengaplikasikan teori telah yang kita dapat di
tempat kerja.
c. Melakukan perawatan secara rutin agar selalu dalam kondisi baik dan dapat
memperpanjang umur komponen-komponen yang terdapat pada cold room.
d. Mengidentifikasi maupun menganalisa permasalahan yang terjadi pada proses
perbaikan pada kerusakannya.
e. Meminimalisir kerusakan yang terjadi dengan menyediakan fast moving part atau
komponen-komponen yang cepat rusak yang mendukung agar kerusakan
secepatnya dapat ditangani.

47

Anda mungkin juga menyukai