Anda di halaman 1dari 4

KEPENTINGAN INDONESIA SETELAH TERPILIH MENJADI DEWAN HAM PBB

PLNI

RYAN BHAGASKARA PRATOMO

2016210004

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
JAKARTA
Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Kamis, 17 Oktober

2019, menetepakan Indonesia sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB untuk

periode 2020-2022. Itu adalah kelima kalinya Indonesia terpilih sebagai perwakilan dari kawasan

Asia Pasifik. Kali ini, Indonesia mengantongi perolehan suara tertinggi, yakni 174 suara

dukungan dari 193 negara anggota PBB.

Sidang yang dipimpin oleh Duta Besar Nigeria untuk PBB, Tijjani Muhammad-Bande

sebagai Presiden Sidang Umum ke-74 PBB, disebutkan bahwa Indonesia memenangi kompetisi

bersama tiga negara Asia Pasifik lainnya, yaitu Jepang dengan 165 suara, Korea Selatan dengan

165 suara, dan Kepulauan Marshall dengan 123 suara. Sedangkan Irak dinyatakan tak lolos

sebagai anggota Dewan HAM PBB karena mendapatkan hanya 121 suara.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan rasa syukur dan bahagianya, karena

Indonesia lagi-lagi diberi kepercayaan untuk mengemban tugas ini. melalui proses pemilihan

tertutup, pemilihan ini untuk mengisi 14 kursi mewakili kawasan Afrika, Asia Pasifik, Eropa

Timur, Amerika Latin dan Karibia, serta Eropa Barat

Dewan HAM PBB sendiri terdiri dari 47 negara anggota yang dipilih melalui pemilihan

langsung dan rahasia pada Majelis Umum PBB, dengan distribusi geografis mencakup kawasan

Afrika sebanyak 13 kursi, Asia Pasifik 13 kursi, Amerika Latin dan Karibia 8 kursi, Eropa Barat

dan negara lainnya 7 kursi, serta Eropa Timur 6 kursi.

Pemilihan dilakukan secara tertutup dan dengan kemenangan ini, menggembirakan bagi

teman-teman dan tim yang sudah bekerja dengan keras sejak tahun lalu, melakukan lobi dan

kampanye mengenai pencalonan Indonesia untuk Dewan HAM. menurut mantan Duta Besar
Belanda itu, momentum pemilihan tersebut merupakan bentuk amanah dan bukti bahwa

masyarakat internasional masih menaruh kepercayaan kepada Indonesia

Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan HAM pada Kamis kemarin, tak lepas dari

peran Menlu Retno dan Wakil Menlu A.M. Fachir, para duta besar (dubes) Indonesia di seluruh

dunia dan kerja sama tim dari Kemenlu RI. Proses yang mereka jalani pun disebutnya sangat

panjang. Dalam beberapa bulan terakhir menjelang pemilihan, tim kampanye pencalonan

melakukan pertemuan sangat intensif dengan hampir semua negara anggota PBB, termasuk di

Jenewa maupun New York. Semua dubes RI di luar negeri secara serempak juga bergerak,

Pada sidang umum PBB ke-74 dan sidang Dewan HAM ke-40 di New York, misalnya,

Menlu sendiri setidaknya telah melakukan tatap muka dengan lebih dari 50 pejabat tinggi, baik

tingkat menteri, wakil menlu, hingga dubes. Menlu Retno mengatakan: "Hingga saat-saat

terakhir (keputusan sidang umum), saya mendapatkan laporan dari watap kita di New York,

sampai pukul 21.15 menjelang 22.00, lobi masih terus dilakukan oleh tim kita yang berada di

New York."

To all the countries that has lend their support to Indonesia, we asure you that Indonesia will be

your true partner for human rights development and social justice.

Sementara itu, Indonesia pernah mewakili Asia Pasifik sebagai Dewan HAM PBB pada periode

2015-2017, 2012-2014, 2008-2010, 2006-2007.


Sebagai anggota Dewan HAM PBB, Menlu Retno Marsudi menekankan Indonesia akan

memprioritaskan tiga hal berikut :

Pertama, Indonesia konsisten mendorong pemajuan dan perlindungan HAM, baik di

kawasan maupun di tingkat global

Kedua, Indonesia akan terus meningkatkan kapastias negara-negara dalam penghormatan,

pemajuan, dan perlindungan HAM melalui kerja sama internasional.

Ketiga, Indonesia akan memperkuat kemitraan yang sinergis dengan beberapa pemangku

kepentingan, tidak kalah pentingnya memperkuat kinerja pembangunan HAM di dalam negeri

melalui rencana aksi nasional di bidang HAM untuk periode 2020-2022.

Sebagai anggota, Indonesia memiliki kesempatan lebih besar untuk memperjuangkan

kepentingan nasional secara lebih maksimal. Tapi di sisi lain, Indonesia juga akan terus

memperjuangkan kerja sama di antara negara-negara untuk pemajuan dan penghormatan HAM.

Indonesia juga punya kesempatan lebih besar untuk mendorong Dewan HAM PBB agar lebih

efektif dan efisien, objektif, transparan, adil dan non-politis, serta imparsial dan membuka dialog

dengan seluruh pihak dan berorientasi pada hasil

Dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB pada tahun ini, itu

artinya tahun depan Indonesia mempunyai dua tugas sekaligus di badan dunia tersebut, yakni

sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota Dewan HAM PBB. di samping

itu, ini tidak saja memungkinkan Indonesia untuk berpartisipasi secara aktif dan menentukan

arah pembahasan isu, namun juga secara langsung memperjuangkan kepentingan nasional,

termasuk kedaulatan NKRI

Anda mungkin juga menyukai