Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

“PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK”


Dosen Pengampu : SRI MUSTIKA AULIA S.Pd, M.Pd

Oleh :
NAMA : SAMPANG ROTUA SIMANULLANG
NIM : 4202421013
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA 2020 B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah melimpahkan
anugerah-NYA sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini dengan baik guna memenuhi tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik .Terima kasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen pengampu yakni, Ibu Suci Mustika
Aulia S.Pd,M.Pd.
Terlepas dari itu semua, penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh
karena itu, dengan tangan dan hati terbuka penulis siap menerima saran dan kritik dari
pembaca, agar kiranya saya dapat memperbaikinya menjadi lebih baik diwaktu yang
akan datang.
Akhir kata, penulis berharap critical book review ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca.
Terima kasih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Perkembangan sosial  peserta didik adalah tingkatan jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara
luas.
Dalam dunia pendidikan setiap perubahan-perubahan peserta didik merupakan
dari proses perkembangan. Dalam proses perubahan ini tidak terlepas dari empat aspek
perkembangan peserta didik, yaitu aspek perkembanganfisik, (motorik), emosi, kognitif
dan psikososial.
Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya
terjadi pada orang – orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi tertentu,
dimana tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku seseorang dalam situasi
belajar/pendidikan. Sedangkan tingkah laku khusus yang terjadi karena orang tersebut
mempunyai kondisi tertentu, dimana tingkah laku orang yang kondisinya abnormal.

B. Tujuan Critical Book Report 


Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Membandingkan isi dari dua buku Perkembangan Peserta Didik yang berlainan

C. Manfaat
Manfaat dari penulisan Critical Book Review ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan pembaca tentang Perkembangan Peserta Didik
2. Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report
BAB II
IDENTITAS BUKU

Judul Buku I : Perkembangan Peserta Didik


Penulis I :  Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono
Penerbit I : PT RINEKA CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram
ISBN I : 978-979-518-826-1
Tahun Terbit I :  2013
Jumlah Halaman I :  245 halaman

Judul Buku II : Perkembangan Peserta Didik


Penulis II :Drs. E. Makaruku
Penerbit II :Universitas Pattimura
Tahun Terbit II :2015
Jumlah Halaman II :113

RINGKASAN BUKU 
"Critical Book Report [CBR] Pengembangan Peserta Didik"
  Buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini memiliki tujuh
bab dengan ringkasan sebagai berikut ini:
BAB I : KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah,
tunggal, dan khas. Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan
berbagai kemampuanya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan
dengan tuhan yang menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan
fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak
manusia masih dalam kandungan.

Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai
setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan
perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial
ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing-masing organ
mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Kematangan pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ,
berpengaruh terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi,
dan pengelaman terhadap nilai, norma dan moral.

BAB II : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA


Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu
tertentu.

Pertumbuhan fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi
yang telah terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang
menyangkut perawatan fisik Perkembangan merupakan proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang
dipengaruhi oleh pencapaian tungkat kematangan fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur
dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk
perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh
yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan
akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan
dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti
kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan
kemampuan mengendalikan emosi.
Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan
ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya (moton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukumProximodistal yang
artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.Hukum
perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi
berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus.  Perkembangan secara
keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi,
masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan
perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik
maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.

BAB III : PERTUMBUHAN FISIK


Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan
saja menyangkut bertambah nya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh,
melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan
kedua. Baik pada remaja laiki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti
urutan-urutan tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan
kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran
tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada
remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam
hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropik yang berfungsi
mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai
apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh
1) Perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan
bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali lipat
dan Proporsi tubuh yang kurang proporsional;
2) Ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita
mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan
3) Ciri kelamin kedua seperti oinggul melebar dan mencuatnya puting pada susu pada
wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu disekitar kelamin, dan
membesarnya jakun pada laki-laki.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini
tampak pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari
pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan”
kewenangan dan semacamnya.Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu
mendapatkan perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti
dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan
pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan
kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.
BAB IV : PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,.
Banyak definisi tentang intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau
intelegensi diukur dengan tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes
Beint-Simon. Hasil intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak
gunanya karena tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek.Kemampuan
berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi akan
cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal ini akan
berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang berkemampuan
berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung.Ciri-ciri pokok dalam perkembangan
intelek remaja (yang telah berada pada tingkat berfikir operesional-formal)dapat
disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir kombinatoris.

Perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain


pengalaman belajar termasuk berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi
lingkungan keluarga. Oleh karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama
perkembangan inteligensi individu. Secara umum dapat dikenal pengelompokan
individu berdasarkan tingkat kecerdasan dalam beberapa tingkat atau jenjang:
kelompok anak berkelainan mental, kelompok anak bodoh, anak normal, anak pandai,
anak cerdas, dan anak istemewa (jenius).
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia
sehubungan dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai
tertuju pada pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman
tentang norma kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam
bentuk kehidupan kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis.  Perkembangan
sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga,
kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental
terutama intelek dan emosi.

BAB V : Perkembangan Efektif


Emosi adalah wahana efektif yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan
fisik. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang
secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih.
Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya,
serta pengendalian remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan
ciri-ciri perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18
tahun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan
belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku,
misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan
sebagainya. Ada perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian
disebabkan oleh keadaan fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan.
Dalam kaitannya dengan penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa
upaya dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas,
mendorong anak beri, pengelolaan diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami
remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau
prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik,
buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi
individu terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak dalam
pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai, berdasarkan
moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang
mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi
remaja berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi
juga dapat menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar
remaja mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di
samping interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi
perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur,
faktor kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.

BAB VI : Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier, dan


Kehidupan Berkeluarga
Kebututuhan seorang individu muncul karena pertumbuhan dan perkembangan
psiko fisisnya. Dorongan (motif) merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan
dorongan tersebut secara alami (asli) maupun karena proses belajar akan mendorong
seseorang individu untuk bertingkah laku memenuhi kebutuhan.Dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah, antara lain
adalah : kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa remaja/dewasa,
norma yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai kemampuan
dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam
penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat kompleks.Menjalani
perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-tugas, yaitu
mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu yang mampu berdiri
sendiri di dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial,
dan tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki
berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam
perkembangan psiko fisis.Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi
akademik dan altetik (bidang olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk
menjadi “seorang wanita” yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan
sebagai “wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-
laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang
akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam kelas, tetapi harus menjadi wanita yang
sportif di hadapan seorang laki-laki.Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita)
mempunyai dua tujuan utama, pertama menunjukkan jenis pekerjaan yang sesuai dan,
kedua menikah dan membangung rumah tangga (keluarga).
Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial
kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis
melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan
pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.

BAB VII : Penyesuaian Diri Remaja


Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka
penyesuain diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan
memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi,
konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju
pada pencapaian keharmonisan antara konflik internal dan eksternal anak sering
menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam prilaku untuk
membebaskan diri dari ketegangan.

BAB III
PEMBAHASAN
 Perbandingan antara Kedua Buku
  Dalam hal ini, buku pembanding yang digunakan adalah buku Perkembangan
Peserta Didik yang disusun oleh Dra.Kemali Syarif, M.Pd terbitan dari UNIMED PRESS.
Isi dari buku pembanding ini memuat sembilan bab. Isi dari buku pembanding tidak
jauh berbeda dengan  isi buku kritikan. Hanya saja, sedikit perbedaan dalam hal
kedalaman pembahasan suatu materi. Pembahasan materi pada buku kritikan disajikan
secara lebih mendetail dibandingkan dengan buku pembanding, misalnya pada buku
kritikan, Perkembangan Efektif, dan Perkembangan Bahasa dibahas khusus dalam satu
bab, sementara dalam buku pembanding hanya dibahas sebatas subbab saja. Artinya,
penjelasan materi pada buku kritikan disajikan dengan sangat mendalam dibandingkan
dengan buku pembanding.
Penulisan dari kedua buku ini sudah cukup bagus karena masing-masing buku
disusun secara sistematika yang baik sehingga pembaca dengan mudah dapat
memahami isi dan makna dari buku tersebut.
KELEBIHAN
Buku Perkembangan Peserta Didik karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono ini mempunyai kelebihan diantaranya sebagai berikut :
 Materi dijelaskan dengan sangat mendetail hingga sampai ke penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari sehingga isi buku dapat dipahami dengan mudah.
 Setiap penyajian materi, dimuat indicator pencapaian yang dapat memicu
semangat pembaca untuk ingin membaca lebih banyak lagi tentang isi buku.
 Memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami inti dari setiap bab.

Sedangkan pada buku kedua yakni, Perkembangan Peserta Didik karya Drs. E.
Makaruku juga mempunyai kelebihan yaitu:
 Mempunyai penyajian buku yang lebih luas yang isi bukunya memuat sembilan
bab.
 Bahasanya juga sangat sederhana sehingga mudah dimengerti
KELEMAHAN
Kelemahan buku 1
• Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan isi buku yang hanya
memuat tujuh bab saja.

Kelemahan buku 2
 Pada buku ini tidak disertakan gambar sehinnga saat pembaca melihat kurang
memahami buku tersebut.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
  Dalam hal ini, buku pembanding yang digunakan adalah buku Perkembangan
Peserta Didik yang disusun baik buku pertama maupun buku kedua, Isi dari buku
pembanding ini memuat sembilan bab. Isi dari buku pembanding tidak jauh berbeda
dengan  isi buku kritikan. Hanya saja, sedikit perbedaan dalam hal kedalaman
pembahasan suatu materi. Pembahasan materi pada buku kritikan disajikan secara
lebih mendetail dibandingkan dengan buku pembanding, misalnya pada buku kritikan,
Perkembangan Efektif, dan Perkembangan Bahasa dibahas khusus dalam satu bab,
sementara dalam buku pembanding hanya dibahas sebatas subbab saja. Artinya,
penjelasan materi pada buku kritikan disajikan dengan sangat mendalam dibandingkan
dengan buku pembanding.
Penulisan dari kedua buku ini sudah cukup bagus karena masing-masing buku
disusun secara sistematika yang baik sehingga pembaca dengan mudah dapat
memahami isi dan makna dari buku tersebut.

SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan adalah mohon maaf jika ada kekurangan didalam
penulisan ini terutama kepada ibu pengampu mata kuliah tanpa mengurangi rasa
hormat saya mohon maaf.
Terimakasih .

Anda mungkin juga menyukai