Majalah GALERI Edisi 32
Majalah GALERI Edisi 32
Tren Virtual
di Era Pandemi
KOLEKSI GNI // EDISI 32 -TAHUN 2020
A ffandi
4
Judul: Perahu Perahu
Tahun 1955, cat minyak pada kanvas
Koleksi GNI- Foto: Dok.GNI
Edisi 32 [2020]
DAFTAR ISI // EDISI 32 -TAHUN 2020
Karya : Raden Saleh Sjarief
Bustaman
Judul : Kapal Dilanda Badai
Tahun : 1840an
Media : Cat minyak pada kanvas
Ukuran : 97x74 Cm
Koleksi Galeri Nasional Indonesia
[G] Foto: Dok. GNI
5 Edisi 32 [2020]
KOLEKSI GNI // EDISI 32 -TAHUN 2020
S apto
Hudoyo
Judul: Jukung Bali
Tahun 1955, cat minyak pada kanvas
Koleksi GNI- Foto: Dok.GNI
7 Edisi 32 [2020]
PESIRAH // EDISI 32 -TAHUN 2020
DALAM
meliputi berbagai hal, di antaranya terkait fasilitas sarana
dan prasarana, sistem kepegawaian, sistem kunjungan,
format program, dan sebagainya. Semuanya dikonsep dan
diterapkan sesuai dengan protokol kesehatan.
PANDEMI
GNI saat ini menjadi kawasan waspada Covid-19 yang
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga
mewajibkan siapapun yang masuk ke area GNI untuk
dicek suhu badannya, menggunakan masker dan alat
pelindung diri lainnya sesuai kebutuhan, mencuci tangan
mengunakan sabun di tempat yang telah disediakan,
menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan di
beberapa titik, menjaga jarak dengan orang lain, serta
selalu menjaga kebersihan. Terkait dengan kunjungan,
untuk mengurangi kerumuman, GNI menerapkan sistem
pengaturan jam/sesi kunjungan, serta pembatasan jumlah
pengunjung pada setiap sesi kunjungan. Untuk program,
GNI mengalihkan ke program daring sehingga dapat
n t o
secara personal, juga prosedur lembaga, termasuk Galeri
u s t a
Nasional Indonesia (GNI).
8 Edisi 32 [2020]
EDISI 32 -TAHUN 2020
@ asepwahyu98
@a.nurkah
@velacarinaa
9 Edisi 32 [2020]
KOLEKSI GNI// n AFFANDI
n PERMADI
- PERAHU-PERAHU (hal 4) n SAPTO HUDOYO - JUKUNG BALI (hal 7) n WIDAYAT - PERAHU NABI NUH (hal 11) n ABAS ALIBASYAH - PERAHU (hal 12)
LYOSTA - PERAHU BALI (hal 98) n KABOEL SUADI - BULAN DI ATAS PERAHU (hal 100)
Perahu dan
mungkin dimaksudkan sebagai Friedrich sang pelukis.
Dapat kita interpretasikan lukisan ini sebagai cerita ten
tang kapal kehidupan, yaitu gagasan kehidupan sebagai
perjalanan dari dunia yang lama ke dunia barunya.
Kapal
Senafas dengan Friedrich, lukisan Raden Saleh Kapal
Karam Dilanda Badai (c. 1840) memuat simbolisme
perjalanan kapal di lautan dengan adegan dramatis yang
cenderung tragis. Saleh, yang melukis karya tersebut di
Jerman–jantung gerakan romantisisme
di Eropa– seolah mengungkapkan
“Jika Diponegoro dilahirkan di Barat dan kekalutan hatinya bertualang di
menempatkan dirinya di muka satu revolusi benua Eropa di tengah kekalahan
dengan sanubarinya yang suci itu, boleh jadi bangsa Jawa yang berperang melawan
akan dapat menyamai perbuatan-perbuatan kolonialisme Belanda di tanah airnya.
Crommwell atau Garibaldi. Tetapi ia menolong Lukisan tersebut menggambarkan
perahu yang bocor, kelas yang akan lenyap.” adegan dua kapal penjelajah yang
-Tan Malaka, Aksi Massa 1926 terjebak badai dalam gulungan
P
ombak ganas. Salah satu kapal tampak
erahu dan kapal secara metaforis kerap karam hingga menghantam karang, menyisipkan simbol
digunakan untuk merepresentasikan perjalanan kekalahan. Sementara itu, kapal yang lain tampak
kehidupan komunal, baik dalam konteks bertahan melawan hantaman badai dan gelombang
bangsa seperti kutipan tulisan Tan Malaka ombak, menyiratkan harapan bahwa perjuangan
di atas, bahkan semesta mahluk hidup yang belumlah usai, badai pasti berlalu.
lebih luas seperti kisah Bahtera Nabi Nuh.
Pada koleksi Galeri Nasional Indonesia lainnya,
Dalam peribahasa Indonesia, kapal juga dapat
penggambaran perahu dan kapal kerap kali dipilih
diasosiasikan dengan ‘negara’ atau kepemimpinan, seperti
oleh perupa sebagai simbol untuk mengungkapkan
kita temukan pada peribahasa “bagai kapal tidak bertiang”
ide atau gagasan yang hendak disampaikan. Penafsiran
yang berarti negeri tanpa pemimpin, atau “satu kapal dua
perupa mengenai perahu boleh jadi dipengaruhi oleh
nahkoda” yang bermaksud satu pekerjaan yang dikepalai
kebudayaan lokal seperti pesisir pantai maupun daerah-
dua orang.
daerah yang menjadikan sungai sebagai pusat dari
Bagi pelukis dan penyair romantik abad ke-19 di Eropa, aktivitas kehidupan keseharaiannya. Hal lainnya, dalam
simbolisme perahu atau kapal, selain menggambarkan perjalanan mencari jatidiri atau keindonesiaan dalam
gejolak perjalanan hidup yang penuh tantangan, juga seni rupa kita, utamanya setelah era 1950an, marak
mengisahkan perjalanan besar yang penuh risiko dan penggambaran eksotisme atau pemujaan terhadap
ketidakpastian. Adegan-adegan ini boleh jadi merupakan keindahan perahu-perahu tradisional seperti perahu
cerminan dari kegandrungan bangsa Eropa menjelajah jukung di Bali, ataupun kapal pinisi yang legendaris.
tanah antah berantah di Timur jauh untuk berdagang dan Kecenderungan melukis seperti ini dapat kita saksikan
menemukan dunia baru. Caspar David Friedrich (1774 – misalnya pada karya-karya Sapto Hoedojo atau Abas
1840) misalnya, pelukis romantik tersohor dari Jerman Alibasyah.
10 Edisi 32 [2020]
KOLEKSI GNI// n AFFANDI
nP
- PERAHU-PERAHU (hal 4) n SAPTO HUDOYO - JUKUNG BALI (hal 7) n WIDAYAT - PERAHU NABI NUH (hal 11) n ABAS ALIBASYAH - PERAHU (hal 12)
ERMADI LYOSTA - PERAHU BALI (hal 98) n ZAINI - PERAHU (hal 100)
Widayat
Judul: Perahu Nabi Nuh
Tahun 1962, cat minyak pada kanvas
Koleksi GNI- Foto: Dok.GNI
Penggambaran perahu dan kapal juga erat kaitannya seorang pelaut meskipun tidak jelas apakah ini merujuk
dengan kebiasaan sejumlah perupa yang melakukan studi pada migrasi penduduk awal Nusantara dari Taiwan,
objek atau melukis langsung di lapangan, baik di pantai kepiawaian berdagang, atau kehandalan kapal perang
maupun di pelabuhan, seperti yang dipraktikkan Affandi Majapahit, misalnya. Jangan-jangan, idiom tersebut juga
misalnya. Ketakjuban perupa pada sosok pelaut juga dapat bermakna simbolis, sebagai pengingat bahwa pendahulu
dibaca sebagai penghargaan kepada sikap gotong royong kita adalah bangsa besar yang tidak kenal menyerah
dan sosok para pekerja keras seperti yang diabadikan oleh menghadapi badai dan gulungan ombak di samudera
penganut estetika kerakyatan seperti Permadi Lyosta atau luas. Dalam kondisi pandemi dewasa ini, menarik untuk
Itji Tarmizi. Dalam perkembangan yang lain di era 1970- kita sejenak berefleksi kepada simbol-simbol atau tanda-
an, pendekatan abstraksi dipilih Zaini untuk melukiskan tanda ini. Menjadi penting bagi kita untuk memiliki
adegan perahu berlayar. Guratan garis-garis ekspresif dan kesadaran bersama. Dalam Bahasa Inggris kita mengenal
sapuan kuas dalam dominasi warna kuning dan hijau yang ekspresi “be in the same boat”, dalam perahu yang sama,
janggal membentuk imaji perahu berlayar di lautan yang sebuah perasaan bahwa kita semua berada dalam kondisi
dapat kita rasakan gerakannya. yang sama.
11 Edisi 32 [2020]
KOLEKSI GNI // EDISI 32 -TAHUN 2020
A bas
Alibasyah
Judul: Perahu
Cat minyak pada kanvas
Koleksi GNI- Foto: Dok.GNI
12 Edisi 32 [2020]
DARING // PENANGANAN KOLEKSI SELAMA MASA PANDEMI
Via Zoom & live YouTube GALERI NASIONAL INDONESIA I 27 Mei 2020, Pukul 13.00 WIB pariwisata. Karena itu koleksi tersebut
penting untuk dilindungi dengan cara
dirawat secara intensif.”
DI MASA PANDEMI
Galnas.
K
memastikan agar karya
epala Galeri Nasional Indonesia,
...koleksi tersebut seni rupa tetap aman
Pustanto menegaskan, “Koleksi
penting untuk dan terawat dengan
karya seni rupa yang dimiliki Galeri
Nasional Indonesia merupakan dilindungi dengan baik selama masa
karya koleksi negara yang memiliki cara dirawat secara pandemi Covid-19.
nilai-nilai penting meliputi nilai intensif. Jarot Mahendra, Konservator GNI
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, kebudayaan, teknologi, dan Pustanto, Kepala GNI
13 Edisi 32 [2020]
DARING // POTENSI TERAPEUTIK SENI DALAM PROSES KREASI DAN APRESIASI DI MASA PANDEMI COVID-19
Terapeutik Seni
tersedia di media sosial maupun website.
N
seni merupakan
amun, hal tersebut sebenarnya Seni, selain bentuk “penilaian” atau
bisa dicegah atau dikurangi
dengan terapeutik seni. Hebatnya,
menjadi semacam worldview.
terapeutik seni juga bisa dilakukan
‘jendela’ untuk
secara mandiri di rumah. Soal melihat ke dalam jiwa, A. Rikrik Kusmara, Dosen Seni Rupa ITB
14 Edisi 32 [2020]
DARING // EDUKASI KREATIF “OTAK-ATIK KOMIK STRIP”
Jadi Ekspresi
dimulainya penerbitan media. Karena
itulah komik strip kerap identik dengan
Personal
berfungsi sebagai
hiburan saat senggang,
juga menjadi corong
editorial yang mewakili
sikap sebuah media
massa.
Beng Rahadian, Kominkus dan Dosen IKJ
Beng Rahadian adalah salah satu tokoh muda yang telah
media massa yang memuatnya.“Komik
lama bergelut dengan membuat komik strip sejak tahun strip memiliki format yang sederhana,
2005 di beberapa media cetak dan daring. Dosen Institut yakni hanya terdiri dari beberapa panil saja
sehingga membuatnya mudah dibaca dan
Kesenian Jakarta itu telah menerbitkan 5 single buku diingat. Komik strip selain berfungsi sebagai
komik. Kini mengajar Ilustrasi di Fakultas Seni Rupa hiburan saat senggang, juga menjadi
corong editorial yang mewakili sikap
- Institut Kesenian Jakarta. Ia juga aktif memposting sebuah media massa,” katanya.
aktivitasnya di akun Instagramnya.
Memasuki era digital serta maraknya
B
media sosial yang bisa diakses setiap
orang, komik strip mampu beradaptasi
elum lama ini Beng jadi
dan tetap eksis hingga saat ini. Bahkan
narasumber program edukatif
menurut Beng, komik strip berubah
yang digelar Galeri Nasional
menjadi ekspresi personal yang
Indonesia pada Selasa 2 Juni 2020
mewakili pandangan pribadi. “Tentu
dengan tema “Otak-Atik Komik
hal ini mengubah banyak hal, baik dari
Strip”. Edukasi ini disiarkan via
keragaman gaya maupun konten pola
Zoom dan live Facebook Galeri Nasional
baca dan para pelakunya,” ujarnya.
Indonesia. Beng ditemani seorang
moderator Aruga yang merupakan Kepala Galeri Nasional Indonesia,
ilustrator, Ketua KOMIKIN, Komunitas Pustanto menanggapi bahwa program
komik berbasis online @Komikin_Ajah. ini merupakan media yang informatif dan
Menariknya, program ini juga dilengkapi edukatif, sekaligus sebagai forum diskusi
dengan workshop membuat komik strip. dan berbagi pengalaman khususnya
tentang komik strip.“Workshop membuat
Hampir semua orang pernah memiliki
komik strip yang juga melengkapi program
pengalaman membaca cerita bergambar
ini tak hanya mengasah keahlian secara
atau komik. Bahkan, beberapa orang
teknis, namun juga melatih cara berpikir
menggilai komik hingga mengoleksi
kritis, sekaligus peka terhadap kondisi di
sekitarnya. Karena itulah komik strip tak
BENG RAHADIAN DAN ARUGA YANG
JADI MODERATOR DALAM EDUKASI hanya membutuhkan sisi artistik, namun
KOMIK STRIP DAN MATERI TEMA YANG
DITAWARKAN OLEH BENG. juga kecerdasan berpikir,” pungkasnya.
[G] FOTO: DOK.GNI WLH
15 Edisi 32 [2020]
DARING // VISUAL JOURNEY: MEMOTRET “EVERYDAY PEOPLE” SEBAGAI DOKUMENTASI SOSIAL
di Mata Kamera
yang diinisiasi oleh Humanika Artspace
yang tak lain adalah sebuah ruang belajar,
sosial, dan seni di Bandung yang digagas
Andang. Everyday People dilatarbelakangi
dari karya-karya personal Portraiture
Andang
Photography-nya dalam “Everyday People
– Consistency Series” yang dikerjakan sejak
O
2010 sampai sekarang (2020).
16 Edisi 32 [2020]
DARING // KURATOR BICARA PAMERAN TETAP KOLEKSI GALERI NASIONAL INDONESIA “MONUMEN INGATAN”
Via Zoom & live FACEBOOK Galeri Nasional Indonesia I 18 Juni 2020, PUKUL 13.00 WIB Setiap karya seni
rupa menceritakan
zamannya. Karena itu
Pintu Gerbang A
pa konsep mereka dalam menata
ulang Pameran Tatap? Belum
lama ini GNI menggelar program
Sejarah
daring Kurator Bicara “Pameran
Tetap Koleksi Galeri Nasional
Indonesia – MONUMEN INGATAN”,
pada Kamis, 18 Juni 2020 via Zoom dan
live Facebook GNI dengan narasumber
Bayu Genia Krishbie dan Teguh Margono
dengan moderator Afrina Rosmani
(Kemitraan GNI).
Masing-masing
ruang mewakili
periode penting yang
menandai perjalanan
seni rupa Indonesia.
Bayu Genia Krishbie,
Tim Kurator GNI
17 Edisi 32 [2020]
DARING // RUMAH CANTIK UNTUK “WONG CILIK”: ARSITEK SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Via Zoom & live YouTube Galeri Nasional Indonesia I 29 Mei 2020, Pukul 13.00 WIB Yuke mengungkapkan, gerakan adalah
sesuatu yang terus muncul dalam dunia
seni rupa dan arsitektur agar pemikiran dan
DAN RUMAH
kemudian muncul semacam embrio gerakan
pada 1981 oleh Romo Mangunwijaya. Romo
mengembangkan hunian di bawah kolong
jembatan Kali Code Yogyakarta, menjadi
sebuah hunian yang layak, pantas, dan artistik.
CANTIK UNTUK
Gerakan ini mendapat perhatian luas dari
masyarakat, dan media massa, karena
pembangunan kawasan tersebut sempat
dilarang oleh pemerintah daerah setempat
“WONG CILIK”
karena menyangkut masalah keselamatan
sekaligus masalah hukum dan lain sebagainya.
Karya arsitek yang juga sastrawan dan pastor
ini menerima penghargaan dari Agha Khan,
sebuah penghargaan bergengsi di bidang
arsitektur.
Nah, sekaranglah
T
erakhir ia tengah mengem
saat yang tepat untuk
bangkan gagasan untuk memikirkan kembali
mengembangkan apa yang ia rumah kita ataupun
sebut sebagai “RUMAH CANTIK bagaimana rumah
untuk “WONG CILIK”, yang cantik untuk ‘wong
berorientasi tidak hanya sebagai
cilik’ terwujud di
hunian yang patut, tapi juga sebagai
tempat usaha, dan keberlanjutan mereka
negeri tercinta.
yang hidup dengan penghasilan rendah.
Yuke Ardhiati
Gagasan Yuke itu dikemukakan dalam Arsitek profesional IAI
Bicara Rupa: “Rumah Cantik untuk ‘Wong
Cilik’: Arsitek sebagai Agen Perubahan”, Menanggapi itu, Kepala GNI Pustano
pada Jumat 29 Mei 2020 via Zoom mengemkakan, “Kenyamanan ini bukan
dan live YouTube GNI. Narasumber sekadar persoalan estetis namun juga
diskusi Yuke Ardhiati, arsitek yang juga sebagai bukti kontribusi bidang seni rupa
pengajar arsitektur di perguruan tinggi, dan arsitektur dalam menyentuh kehidupan
sedangkan moderator: Asikin Hasan, manusia. Dengan digelarnya acara ini,
Kurator Galeri Nasional. diharapkan akan muncul atau bahkan
menggerakkan berbagai pihak untuk
RUMAH CANTIK UNTUK WONG CILIK
mewujudkan taraf hidup masyarakat menjadi
[G] SUMBER GAMBAR:DOK. YUKE ARDHIATI
lebih baik.” FA
18 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA
Tren Virtual
di Era
Pandemi
JURUS TREN VIRTUAL JURUS KONVERGENSI: LANSKAP
GNI DI MUSIM DALAM MERANGKUL DARING, SRIHADI DI
PANDEMI SENI RUPA TAK MELEPAS LURING TENGAH PANDEMI
19 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
JURUS
GNI
DI MUSIM
PANDEMI
20 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
R
abu (11 Maret 2020) malam, SUASANA PEMBUKAAN PAMERAN
LUKISAN TUNGGAL SRIHADI
“Risikonya pameran Pak Srihadi yang
tetamu berdatangan mengisi SOEDARSONO DI GEDUNG A, YANG
DIBUKA MENTERI BUMN ERICK TOHIR,
baru berlangsung tiga-empat hari ikut
tempat duduk di halaman Gedung 11 MARET 2020. TANGGAL 14 MARET
DITUTUP KARENA WABAH PANDEMI
tutup,“ tutur Kepala GNI Pustanto kepada
A GNI. Di antara tetamu terlihat MELANDA JAKARTA. Majalah Galeri, 22 Juni 2020. Lukisan
gelisah, was-was, bahkan mengaku [G] FOTO: MULLER MULYADI tidak dibongkar, dengan perhitungan,
tadinya tidak mau datang. Kenapa? nanti bisa dilanjutkan hingga batas akhir
Bukankah ini pembukaan pameran 9 April 2020. Ternyata pandemi tambah
tunggal maestro seni lukis Srihadi membesar, lalu puasa disusul Pembatasan
Soedarsono yang kita tunggu Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap satu,
bersama. berlanjut tahap dua. Baru kali ini lebaran
Soalnya, ternyata virus corona atau Covid-19 JURUS GNI tidak ada sholat di lapangan, dilarang
DI MUSIM
mudik. Setelah lebaran diterapkan PSBB
sudah menyerbu Jakarta. Bermula akhir 2019 di transisi ke normal baru. Celakanya Covid
Wuhan,China, kemudian awal 2020 mewabah
PANDEMI
malah menyebar.
ke Amerika dan Eropa. Kemudian orang-orang
diwajibkan memakai masker, mencuci tangan Selain Srihadi, program pameran dari
dengan sabun, dan menjaga jarak. Hingga tiba luar yang sudah dijadwalkan bulan April
giliran Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sampai Desember, ikut ambyar. GNI Maret
per-14 Maret 2020, menutup fasilitas publik lalu sudah melayangkan surat kepada
untuk seni budaya dan hiburan (museum, galeri, seluruh pengisi acara pameran 2020,
hingga Monumen Nasional, TMII, dll). Menyusul namun beberapa seniman yang sempat
penutupan fasilitas umum yang lain, sekolah, “Selain Srihadi, program dikonfirmasi, mereka masih bingung: apa
pameran dari luar yang dibatalkan, dipindah menjadi pameran
tempat ibadah, mall, transportasi (kecuali sudah dijadwalkan
angkutan logistik) dll. Presiden minta kita bulan April sampai daring, atau dijadwal ulang ke-2021. “Ya
bekerja, belajar dan beribadah dari/di rumah. Desember, ikut ambyar.” nanti segera kita follow-up,” janji Pustanto.
21 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
5. Pameran “Napak Tilas & Jejak HiPTA” B dan C 16 Juni—12 Juli 2020
Himpunan Perupa Jakarta
11. Pameran Tunggal Karya Jumaadi “Cintaku Jauh di Pulau” A 13 Oktober—3 November 2020
13. Pameran Komunitas Perupa Kota Tua “Digitus Eclectus” B dan C 4—22 November 2020
15. Pameran Komunitas Perupa Torang Sulawesi Utara D 24 November—20 Desember 2020
“Arus Timur”
16. Pameran Tunggal Yusman “Pak Dirman; Indonesia 1949” B dan Outdoor 30 November—30 Desember 2020
Beberapa perupa yang dikonfirmasi pada umumnya Sementara petugas satpam giliran berjaga, dengan protokol
memaklumi situasi pandemi ini. Ketua Himpunan Pelukis kesehatan yang ketat. Selain menjaga keamanan fasilitas
Jakarta Andi Suandi dan Joko Kisworo (Jakarta), Mella Jaarsma bangunan, mereka juga menjaga 1800-an koleksi, baik yang
(Yogyakarta), Budiatmi (Sulawesi Utara), misalnya, mereka terpajang di ruang pameran tetap maupun yang tersimpan di
bersikap menunggu langkah selanjutnya dari pihak GNI. “Saya ruang penyimpanan (storage). Jika semua koleksi aset negara
berharap bisa dijadwal ulang untuk pameran tahun 2021,” ucap itu dirupiahkan, triliunan rupiah.
Joko Kisworo dari Salatiga, Selasa, 23 Juni 2020. Pelukis ini
Pustanto menceritakan, saat WFH itulah pihaknya “putar haluan”
pulang ke kampung halamannya Salatiga sejak Pasar Seni Ancol
ke virtual, agar tetap bisa bekerja dengan selamat. Pilihannya
ditutup. Sampai sekarang Ancol buka dia masih belum balik.
menggunakan media sosial yang sedang ngetren, misalnya
Ribuan lukisan abstrak, hitam putih, terinspirasi difabel yang
kanal Zoom, YouTube, IG Live, Facebook, dll. Dirasakan sangat
dikerjakan mulai 2017, aman tersimpan di kios Pasar Seni
memudahkan untuk webinar, workshop, edukasi, hingga
Blok C 4.
meeting internal maupun pihak luar. Laras dengan apa yang
dilakukan dan kebijakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang
“serbadaring”. “Sesuai arahan Pak Dirjen Kebudayaan, kegiatan
MENDADAK VIRTUAL selama masa pandemi, harus mengutamakan keselamatan. Dan
Selama GNI ditutup, pimpinan hingga karyawan bekerja dari kegiatannya secara virtual harus bermanfaat dan berdampak
rumah (Work From Home/ WFH) seperti keputusan pemerintah. luas,” ucapnya.
22 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Hanya saja, dalam memutar haluan itu GNI tidak PERUPA ANCOL JOKO Masa Pandemi Covid”. Dengan nara sumber
KISWORO, YANG TELAH
bisa langsung jreng begitu saja, sebab perlu MENYIAPKAN KARYANYA pasangan kurator A. Rikrik Kusmara dan Irma
SEJAK 2017, MINTA DIJADWAL
persiapan, alih wahananya hingga reschedule ULANG PAMERAN DI GNI 2021 Damayanti, keduanya Pengajar Seni Rupa ITB.
anggaran. ”Untuk penanggulangan Covid, “Sesimpangan Berjejalan” dengan nara sumber
anggaran GNI kepotong sekitar 7% ,” tegas Suvi Wahyudianto, 5 Juni 2020.
Pustanto.
Selain itu webinar Edukasi Kreatif berupa
Kasi Kemitraan dan Pameran GNI Zamrud Setya “Otak-Atik Komik Strip” dengan nara sumber
Negara menambahkan, dalam mempersiapkan Beng Rahadian, komikus dan Pengajar Seni
berbagai program virtual itu tidak mau grusa-
grusu dan tetap berorientasi pada mutu, serta JURUS GNI Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 2 Juni
2020. Bedah Buku “Dari Wisma Seni Nasional ke
kebermafaatannya pada pemangku kepentingan
seni rupa seperti garis Dirjen Kebudayaan. Selain DI MUSIM Galeri Nasional Indonesia” dengan nara sumber
sejarawan Erwien Kusuma dan Kepala GNI
itu harus nyambung dengan program yang
sudah dikerjakan sebelum Covid mewabah, yaitu PANDEMI Pustanto, 20 Mei 2020. Buku “Penampang Karya
Seni Rupa: Koleksi GNI” dengan bara sumber
memvirtualkan ruang pameran tetap. penulis Suwarno Wisetrotomo, pengajar ISI
Yogyakarta, 6 Juni 2020. Dan buku “Monumen
Beberapa program GNI yang sudah digelar
Ingatan” dengan nara sumber penulis dan
semasa pandemi via Zoom – live di YouTube
kurator Bayu Genia Krisbhie dan Teguh
atau Facebook, atau IG Live antara lain, berupa
Margono, 18 Juni 2020.
Bicara Rupa bertajuk “Visual Journey :Memotret
Every Day People sebagai Dokumentasi Sosial” “Dalam memutar
dengan nara sumber fotografer Andang Iskandar, haluan itu GNI tidak
19 Mei 2020. “Rumah Cantik untuk Wong Cilik: bisa langsung jreng NORMAL BARU DAN
Arsitek sebagai Agen Perubahan” dengan
begitu saja, sebab PAMERAN TETAP
perlu persiapan,
nara sumber arsitek Yuke Ardhiati dan kurator alih wahananya Setelah tiga bulan tutup, akhirnya sejak 16 Juni
Asikin Hasan, 29 Mei 2020. “Potensi Terapeutik hingga reschedule 2020, GNI dibuka kembali untuk kunjungan
Seni: dalam Proses Kreasi dan Apresiasi di anggaran.” umum. Mengikuti pelonggaran yang berlaku di
23 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Jakarta, atau PSBB masa transisi menuju Normal naik-turun tangga, tidak boleh memegang
Baru. Di tengah perasaan syukur dan was-was, tangga. Selama di dalam ruang pamer, harus
karena penderita Covid makin meningkat dan menghindari kontak fisik dengan orang dan
meluas di Indonesia, GNI menerapkan prosedur benda/koleksi. Juga menghindari menyentuh
kunjungan baru. Berpedoman pada protokol wajah sendiri (mata, hidung, dan mulut). Jika
kesehatan yang ada, ditambah tata tertib terpaksa, gunakan tisu bersih.
rekomendasi International Council of Museums
(ICOM). Jadwal kunjungan dibatasi Selasa - Jumat,
Juni sampai Desember
2020 ini, kegiatan pukul 09.00 – 15.00 WIB, dengan delapan
berbasis virtual yang Prosedur kunjungan baru tersebut antara sesi kunjungan. Masing-masing berdurasi 60
akan dioptimalkan, lain melakukan registrasi sehari sebelumnya, menit, dengan jeda 30 menit antarsesi. Jumlah
sedang pameran kemudian keesokan harinya datang 30 menit pengunjung selama dua hari tersebut sekitar 10
fisik melihat sebelum sesi kunjungan. Dicek suhu tubuh, orang. Amat sangat sedikit dibanding sebelum
perkembangan
corona. mencuci tangan menggunakan sabun/hand pandemi, tapi ribetnya bukan main. Setelah
sanitizer sebelum/sesudah masuk ruangan, dievaluasi, ruang pameran tetap ditutup kembali
dan memakai masker. Menjaga jarak 1,5 per tanggal 18 Juni hingga 2 Juli 2020, untuk
meter selama antre dan masuk ruangan. Saat pembenahan lanjut ruang pameran tetap.
24 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
25 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Tim kurator menjelaskan gagasan kuratorialnya DI MUSIM sebuah pertaruhan besar, dengan kendala
waktu sosialisasi yang mepet, dan target
yang ada dalam laman dan medsos GNI
menggunakan skema dan gambar yang bisa PANDEMI ideal yang ingin dicapai, bahwa Manifesto
VII “Pandemi ” hendak berperan, dalam
dilihat (dibaca) dari mana saja, bebas. Skema dan memahami dan untuk memahami apa dan
gambar tersebut memasukkan beberapa unsur. bagaimana peran seni (keindahan, daya
Pertama, bentuk serebral (otak) Kedua, bentuk artistik, dan imajinasi) akan berubah pasca
sayap kupu-kupu, Ketiga, susunan pasangan prahara Covid-19. Yusuf Susilo Hartono, Willy
kata yang berlawanan, Keempat, teks “sinaptik Hangguman
26 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA
27 Edisi
Edisi 32
32 [2020]
[2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
((((((TREN VIRTUAL))))))
DALAM SENI RUPA
Wabah corona atau Covid-19 yang melanda dunia termasuk
Indonesia, telah mempercepat tren virtual dalam dunia seni rupa
secara global. Tidak hanya marak pameran virtual dalam jaringan
(daring) lewat media sosial, tapi juga galeri dan museum virtual,
webinar, hingga belajar mengajar tanpa tatap muka, pasar seni
dan lelang virtual. Apakah tren ini bakal menggerus tradisi seni
rupa modern yang mendadak jadi “konvensional”?
28 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
T
idak pernah ada yang VAN GOGH MUSEUM Covid Art Museum (CAM) yang menampilkan
DI BELANDA, TUTUP DI
membayangkan sebelumnya, MASA PANDEMI COVID-19 karya-karya open submission.
bahwa hal ini akan terjadi. Wabah [G] SUMBER FOTO: CDN.
CIVITATIS.COM
yang bermula dari Wuhan, China, Di Indonesia, meski Galeri Nasional Indonesia tutup
pada akhir 2019, segera menjalar sejak Maret- pertengahan Juni, beberapa agenda
ke berbagai negara maju maupun pameran temporernya batal, tapi tiga ruang
berkembang di berbagai belahan pameran tetapnya bisa secara virtual. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, melalui platform
TREN
dunia, mulai awal tahun 2020
hingga Juni ini, masih banyak negara budayasaya Direktorat Jenderal Kebudayaan,
VIRTUAL
termasuk Indonesia, berjuang menampilkan live streaming berbagai pameran
memeranginya. dan pertunjukan daring dari rumah di kanal
DALAM
YouTube via ZOOM. Selain itu melakukan webinar
Banyak agenda seni rupa nasional dan di TVRI untuk materi belajar mengajar di sekolah.
SENI RUPA
internasional, terpaksa batal maupun ditunda. Tak ketinggalan berbagai even pameran dan
Namun tak sedikit yang “migrasi” ke virtual. Meski pertunjukan virtual dari rumah yang di gelar oleh
tutup Van Gogh Museum di Belanda, Metropolitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta
Museum New York, National Museum of Modern berbagai pameran yang diinisiasi oleh perguruan
and Contemporary Art, Korea misalnya, tetap bisa “Mereka mesti tinggi seni maupun umum, galeri, komunitas
dilihat secara virtual. Art Basel melakukan inovasi melihat fisik perupa maupun perorangan di Jakarta, Bandung.
barangnya secara Yogyakarta, dan kota-kota lain di Jawa- Bali,
pasar seni menjadi online, dengan menyediakan
langsung. Apalagi
platform Art Basel Online Viewing Rooms bagi kalau karya itu hingga Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
yang ingin melihat/membeli 2000-an karya dari harganya ratusan Tersebar di ZOOM, Instagram live hingga YouTube,
235 galeri. Di Inggris Maret lalu lahir museum juga ke atas” dan kanal-kanal lainnya.
29 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Sebelum wabah corona, memasang status atau METROPOLITAN MUSEUM OF Termasuk yang terakhir ini, misalnya pamer
ART NEW YORK TUTUP DI
mengunggah karya seni di Facebook, Instagram, MASA PANDEMI COVID-19. karya, menyampaikan pikiran (diskusi) dll.
YouTube, blog, website, Whatsapp dan kanal [G] SUMBER FOTO: WIKIMEDIA.ORG
TREN
wabah, diberlakukannya Pembatasan Sosial bisa langsung “ngeklik” dengan virtual?
Berskala Besar (PSBB) dengan harus setia di Menurut kurator dan penulis seni rupa Rifki
VIRTUAL
rumah, mengikuti protokol kesehatan yang ada – “Goro” Effendi, ini buah dari kebiasaan positif
cuci tangan dengan sabun, senantiasa memakai masyarakat dalam bermedia sosial sekitar 20
DALAM
masker dan jaga jarak – merupakan hal luar biasa. tahun belakangan, atau sebelum wabah corona.
Dalam konteks untuk bisa memenuhi kebutuhan Kebiasaan baik itu telah membangun basis
SENI RUPA
hidup sebagai mahluk individu, sosial, budaya sensibilitas visual dan virtual.
maupun religious, dalam situasi perang melawan
raksasa corona yang tidak nampak. Goro menjelaskan cara kerja sensibilitas itu dari
mata langsung turun ke hati dan jari. Sebagai
Mengacu teori hierarki kebutuhan Maslow, contoh, kita telah terbiasa beli makanan,
manusia memiliki beberapa macam kebutuhan pakaian, perkakas rumah tangga, melalui
yang paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologis Banyak agenda berbagai platform yang ada. Tanpa merasakan
(Physiological Needs) menyangkut urusan perut, seni rupa nasional bagaimana makanan itu, tanpa melihat kualitas
kemudian kebutuhan rasa aman (Safety/Security dan internasional, baju itu, tanpa melihat kekuatan perkakas itu,
needs), Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang terpaksa batal
dengan sensibilitas masing-masing, percaya lalu
maupun ditunda.
(Social Needs), Kebutuhan akan penghargaan Namun tak sedikit kita transfer. Faktanya bisa saja apa yang kita
(Esteem Needs) dan yang paling puncak adalah yang “migrasi” ke pesan tidak sesuai, tapi kita masih pesan lagi
kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization Needs). virtual. dengan pilihan yang ada lainnya.
30 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
TREN
memutuskan ya atau tidak, biasanya mereka
Pertama, model tur museum, di mana penonton
minta dikirimi foto, atau video, agar memiliki
diajak masuk ruang virtual lalu melihat satu per
VIRTUAL
informasi yang cukup tentang karya itu maupun
satu karya yang dipajang. Kedua model video
senimannya. Kalau sudah sepakat, mereka
dengan aplikasi yang sudah tersedia gratis. Bila
DALAM
transfer ke rekening yang ada, lalu karya dikirim
kedua model presentasi tersebut sepenuhnya
sesuai alamat. Tanpa harus ada pertemuan.”
virtual, maka model ketiga, gabungan antara
Salah satu kurator Galeri Nasional Indonesia
Sudjud Dartanto, melihat fakta lapangan
SENI RUPA pameran fisik (luring) dan virtual (daring), untuk
menjangkau publik luas, lintas batas, dalam
bahwa sampai saat ini banyak negara termasuk waktu tak terbatas.
Indonesia masih menghadapi kendala literasi
Menurut Ketua Program Studi Tata Kelola Seni
digital dan digital divide atau kesenjangan
- Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
digital, akibat ketidakseimbangan pertumbuhan
(ISI)Yogyakarta, Mikke Susanto, pemodelan
teknologi informasi dan komunikasi di suatu
presentasi pameran virtual tidak lepas dari
wilayah. Sehingga masyarakat yang tinggal Kebiasan baik aplikasi yang ada. Ke depan, diperkirakan bakal
di perkotaan sudah pasti menikmati manfaat masyarakat muncul aneka macam aplikasi pameran seni
teknologi lebih baik, dibanding masyarakat yang bermedsos itu telah
rupa yang semakin menarik dan beragam, laras
tinggal di pedesaan. membangun basis
sensibilitas visual dengan perkembangan teknologi informasi era
dan virtual. 4.0, bahkan 5.0.
31 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Bagaimana membuat pameran virtual agar COVID ART MUSEUM (CAM). wadah bagi pertarungan itu. Baik pengunjung
berhasil sebagai peristiwa seni budaya? Mikke [G] SUMBER FOTO: I.YTIMG.COM apalagi wartawan/media, mahfum “konvensi”
mengakui memang lebih kompleks dibanding itu. Maka betapa kerasnya kritik pada kekuasaan
KARYA SADAMASA
pameran dalam gedung statis (luring). Kalau MOTONAGA, “SAKUHIN C”, dan ketelanjangan tubuh, misalnya, tetap
1966, DALAM PAMERAN
standar keberhasilan pameran fisik ada enam, ONLINE JAPAN IS AMERICA berterima karena bagian dari eksplorasi wacana
DI ART BASEL.
antara lain pameran harus banyak mendapatkan
[G] SUMBER FOTO: STATIC01.
liputan media, dipolemikkan publik, dan masuk NYT.COM
Wacana itu tentu tak bisa dipindahkan begitu
buku sejarah seni, maka pameran virtual perlu KELTIE FERIS, CLOUD LINE, saja pada pameran virtual. Mengingat publik
2020, ART BASEL HONG
ditambahkan berapa follower-nya, apa saja KONG, virtual berbasis follower yang kenal dan tidak
komentarnya, dan bagaimana kualitas foto [G] SUMBER FOTO: STATIC01.
kenal. Mereka menilai karya, info, atau figur,
NYT.COM
dan videonya. “Foto atau video karya harus berdasar suka atau tidak suka. Oleh karena
bagus. Dibantu photoshop tidak salah. Asal saja itu, supaya tidak tersandung persoalan, Mikke
photoshop itu tidak menjauhkan dari aslinya,” menyarankan agar seniman memahami
tandasnya. sungguh-sungguh secara cermat aturan main
institusi pemilik platform maupun kanal media
PERTARUNGAN WACANA Seniman harus sosial tersebut, agar tidak kena black list atau
DAN UU ITE menguasai seputar sanksi lainnya.
Pemahaman yang ada selama ini, sebuah proses kreatif
konten setiap karya Lebih jauh pakar hukum seni Inda Nurhadi
pameran off-line di galeri, adalah sebuah yang diposting, menambahkan, seniman harus menguasai
pertarungan wacana bagi perupa. Dan galeri, agar tidak terjerat seputar proses kreatif konten setiap karya yang
artspace, museum, atau pusat kesenian menjadi UU ITE
32 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
33 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Jurus Konvergensi:
Merangkul Daring,
Tak Melepas Luring
Peluang yang banyak diberikan oleh era virtual, berupa
berbagai kemudahan, memang menggiurkan dan
meluluhkan hati banyak seniman (perupa).Tapi tidak
semua tunduk pada peluang tersebut, dan tetap memilih
pameran dalam ruang nyata. Tapi ada pula akomodatif,
melakukan jurus konvergensi, dalam arti merangkul
daring (dalam jaringan/online) dan tidak melepas luring
(luar jaringan/offline) alias pameran di ruang nyata.
34 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
D
engan adanya berbagai peluang kemudahan, nyata, yang menjadi suatu ‘keharusan’ apalagi bagi para calon
kepraktisan, di tengah masa pandemik Covid-19 pembeli,” tandasnya.
yang harus lebih baik di rumah saja dan hidup
dengan mengikuti protokol kesehatan – pakai Windy memberikan ilustrasi, untuk melakukan kegiatan
masker, mencuci tangan dengan sabun, dan jaga pameran offline saat pandemi ini, (meskipun PSBB sudah
jarak, maka ”mendadak virtual”. dilonggarkan-Red) tetap mempunyai tantangan dan risiko.
Dari sisi penyelenggara (galeri) harus memberlakukan safety
Tentang peluang yang banyak diberikan era check yang ekstra. Dan harus bertanggung jawab penuh untuk
virtual itu, menurut Windy Salomo, dari Artotel pelaksanaan pameran yang mengundang publik agar tidak
Thamrin Artspace dan SAL Project, beberapa menjadi kluster Covid yang baru. Hal ini sangat berbeda dengan
di antaranya adalah kemudahan akses untuk pameran daring.
orang melihat karya seni secara live streaming, serempak dalam
Perupa kontemporer Irwan Ahmet yang lolos menjadi peserta
ruang dan waktu yang sama dari tempat masing-masing yang
Bangkok Biennale 2020, mengaku saat ini belum tertarik
berbeda. Kemudahan kerja sama antar galeri dan seniman
pameran virtual. Pasalnya, “Pada saat ini saya belum bisa
(asing) yang tidak terbatas lagi dengan lokasi geografis.
menikmati dunia virtual. Sebab dalam beberapa hal seperti
Kemudahan cara berpromosi yang bisa menjangkau lebih
masih dipaksakan. Misalnya konten terpotong ratio screen dan
banyak orang, dan lain-lain.
ada yang hilang dari kontekstualitasnya,” jelasnya.
Namun di lapangan, masih cukup banyak seniman (tradisi,
modern, kontemporer) yang memilih “bertahan” offline, dengan PENGALAMAN DARI BERLIN
alasan masing-masing. “Ketika saya mengajak beberapa perupa Perupa kontemporer Talita Maranila, yang hidup dan berkarya di
berpameran, dengan promosi daring dan live streaming dua kota: Jakarta dan Berlin, bisa memahami sikap para perupa
opening exhibition, menyatakan lebih baik diundur hingga yang tetap memilih pameran dalam ruang nyata, dengan risiko
situasi membaik, agar bisa tetap mengundang orang datang ke menunggu keadaan benar-benar aman dari wabah corona.
acara pembukaan seperti biasa sebelum Covid,” cerita Windy. Dia sendiri merasa tangannya sudah gatel ingin memamerkan
karya-karya tiga dimensinya di lapangan Tebet, Jakarta. Akan
Jadi, ini menjadi bukti bahwa, tidak bisa dipungkiri dalam tetapi masih belum “pede” melihat perkembangan wabah
menikmati pameran seni, baik bagi perupa maupun audiens, corona yang ada di Jakarta maupun Indonesia.
hingga saat pandemi ini, memang masih membutuhkan
interaksi dan pengalaman nyata secara langsung. “Memang “Tapi aku lihat di Berlin sini sudah banyak yang opening
karya nyata secara fisik, memberikan interaksi dan pengalaman pameran offline. Diselenggarakan dengan protokol ketat dan
‘merasakan’ bagi audiens atas karya seni di ruang publik limit pengunjung. Dengan adanya limit pengunjung, itu pun
35 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
melalui reservasi, sebenarnya ini malah membuat TALITHA MARANILA, DI tidak bisa serta-merta dialih-wahanakan
STUDIONYA DI BERLIN.
orang lebih hikmat dalam menonton dan [G] SUMBER FOTO: DOK. PRIBADI
menjadi pameran online. Misalnya karya-karya
experience karya,” tulisnya dalam WhatsApp dari film maupun video, tidak masalah dari offline
Berlin pertengahan Juni. ke online. Namun kalau untuk karya patung
dan tiga dimensi lainnya, nanti dulu. Kecuali
Ia menambahkan penerapan protokol ketat di pihak penyelenggara pameran daring atau
Berlin, dapat dijumpai pada galeri-galeri besar, virtual, sudah punya teknologi canggih di mana
semacam Koniq. Mulai di pintu masing-masing kamera bisa mengakses seluruh sudut pandang
tamu disemprot dulu, tapi pada galeri-galeri kecil, karya.
nampak longgar, santai. “Ya sudah perang lewat
imunitas badan saja,” katanya. KONVERGENSI HINGGA MEDIA
Wacana pameran offline tersebut tentu tak
Masih dalam situasi pandemi di Berlin,
Jurus
bisa dipindahkan begitu saja pada pameran
pertengahan Juni lalu, ia melihat sebuah pameran
virtual. Seperti kita tahu pameran virtual adalah
seru, yang ujungnya mengejutkan. Ada kurator
Konvergensi:
salah satu bagian kecil dari seni virtual, yang di
Berlin, yang meminta seniman-seniman pilihan
dalamnya terdapat seni digital, seni komputer,
mereka, memamerkan karya lewat balkon di
Merangkul
seni cyber, hingga multi media. Apa itu seni
rumah mereka, di daerah Prenzlauerberg. Ada
virtual? Mengutip pemikiran dedengkot seni
Daring,
karya yang digantung-gantung. Ada karya yang
virtual Frank Papper, adalah berinteraksinya
ditaruh di jalan depan rumah. Ada yang interaktif
kreasi estetik dengan teknologi di ruang maya.
Tak Melepas
menggunakan tombol bel apartemen, jadi ada
percakapan. Di awal tulisan ini sudah disebutkan, sebagian
Luring
perupa pada masa pandemi ini mencoba
Dalam pandangan Tarmaranila, pameran offline
melakukan konvergensi. Katakanlah meskipun
36 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
depan belum semua orang berani datang ke adanya transaksi penjualan. Galeri masih tetap
keramaian, khususnya pameran dalam gedung. melakukan kiat-kiat untuk berjualan sekaligus
Jadi pameran virtual dan private appointments melakukan promosi seniman-seniman yang
adalah solusinya. ada di bawah manajemen,” tuturnya. Christiana
Gouw menambahkan, penjualan pascacorona
Soal wait and see, juga dilakukan oleh Kurator diyakini tidak banyak perubahan dengan
Biennale Jakarta Farah Wardani, yang semula catatan karya seniman bagus dan bermutu.
2020 ditargetkan berlangsung setelah paruh Mungkin bentuk pamerannya berubah.
kedua 2021, dengan tetap fisik on-site.
Sedangkan Reza Afisina dari Ruang Rupa Dalam situasi sulit seperti saat ini, media
Jurus
Jakarta, selaku direktur artistik Dokumenta ’15 massa (cetak maupun elektronik) yang sedang
tahun 2022 tetap akan menggelar perhelatan menghadapi berbagai persoalan internal,
Konvergensi:
seni rupa dunia edisi lima tahunan di Kassel, diharapkan tetap mengawal dunia seni rupa
Jerman. Ini sesuai jadwal. Sambil terus baik yang daring maupun luring, meskipun
Merangkul
memantau pergerakan pandemi korona yang media sosial sudah banyak mengabarkan.
mendunia tersebut. “Sebelum pandemi, saya pernah meresensi
Daring,
pameran offline Arin di Inggris, dari Bandung.
Bagaimana dengan penjualan karya? Menurut Maka pameran-pameran daring, menjadi fakta
Windy Salomo, hampir semua kolektor
menekan tombol ‘pause’ untuk membeli. Tak Melepas virtual yang tetap bernilai dibahas wartawan
dan medianya masing-masing,” harap Rifky
Prioritas utama mereka saat ini adalah
bagaimana mengupayakan agar ekosistem Luring ‘Goro” Effendi. Yusuf Susilo Hartono, Agung
Frigidanto, Willy Hangguman
37 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
Lanskap Srihadi
di Tengah Pandemi
38 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
S
MT AGUNG-THE SOUL OF MAN, HEAVEN AND EARTH
imaklah pamerannya terbaru di Galeri Nasional KARYA: SRIHADI SOEDARSONO
BAHAN: OIL ON CANVAS
Indonesia (GNI/Galnas), yang mengangkat tentang UKURAN: 145 X 154 CM
TAHUN 2019
lanskap atau pemandangan. Pameran yang semula
[G] FOTO: GNI/ARI
dijadwalkan berlangsung 11 Maret hingga 9 April
2020, “terpaksa” ditutup ketika baru berlangsung
empat hari. Tutupnya sebagai turunan dari GNI gunung - gunung, horizon-horizon (laut dengan pantai, perahu,
--- bersama galeri, museum, tempat hiburan, atau persawahan), hamparan sawah hijau traktor perusak di
dll. – yang terkena kebijakan Pembatasan Sosial dalamnya, tambak garam Madura, Sungai-sungai Papua dilihat
Bersekala Besar (PSBB), sebagai upaya Gubernur dari udara, Tanah Lot, Bandung dengan ledakan pemukimannya,
DKI Anies Baswedan mencegah pandemi corona hingga banjir yang merendam Jakarta.
Covid-19 yang menyerang ibukota negara.
Para penggemar Srihadi, dengan cepat akan tahu, mana-mana
Pameran tunggal Srihadi, ini dikuratori Dosen Seni Rupa ITB lukisan dengan objek baru, dan mana-mana objek yang tak
Rikrik Kusmara – dulu mahasiswanya – mengiringi peluncuran habis-habisnya digali. Sebut misalnya Borobudur, gunung,
buku “Srihadi Soedarsono – Man x Universe” yang ditulis horison atau cakrawala. Kesemuanya itu yang erat kaitannya
budayawan Jean Couteau. Sebanyak 44 lukisan pemandangan dengan kosmologi Jawa, yang menjadi landasan kreatif
alam yang dipamerkan, 38 diantaranya baru, Srihadi berbicara Srihadi. Sebagai perupa terpelajar, lama meninggalkan kota
tentang Borobudur-borobudur dengan atau tanpa matahari, kelahirannya Solo, puluhan tahun tinggal di tlatah Sunda,
39 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
sekolah di Amerika Serikat, bergulat dengan JAKARTA MEGAPOLITAN- annya daripada warna bawaan objek. Sehingga
PATUNG PEMBEBASAN
pemikiran Barat, menjadi dosen ITB hingga BANJIR? dapat dikatakan ia tidak sedang meniru alam,
KARYA: SRIHADI SOEDARSONO
purna, beristri perempuan Sumater Barat, tetap BAHAN: OIL ON CANVAS tapi “meniru” apa yang ada dalam pe(rasa)
UKURAN: 128 X 205 CM
saja ngugemi dan nguri-uri (berpegang dan TAHUN 2020 annya sendiri. Setelah ia tak henti-hentinya
melestarikan) pesan leluhur manusia Jawa. Salah [G] FOTO: MULLER MULYADI berproses, menyerap spirit dan energi “alam
satunya yang selalu aktual adalah “memayu terkembang menjadi guru.” Jika pada waktu
hayuning bawono”. Falsafah ini banyak makna, awal berlatih menggambar, ia hanya tahu
antara lain, memperindah kehidupan semesta warna berdasar olahan pabrik cat (minyak
dengan cara yang indah. atau air) atau krayon yang terbatas itu – 6, 12,
24, dst – kini ia sampai pada pengalaman dan
Banyak orang menyebut apa yang terus menerus
kesadaran pribadi, bahwa warna itu jumlahnya
digali Srihadi itu sebagai bentuk “pengulangan”.
Tapi bagi Srihadi diksi pengulangan, itu Lanskap ribuan. Sampai-sampai, ia mengaku kesulitan
Srihadi
jika harus menyebutkan satu persatu berbagai
dianggap tidak tepat. Sebab dalam proses
nuansa warna dalam lukisannya. Oleh sebab itu,
kreatif yang ia jalani selama ini, setiap lukisan
di Tengah
tidak salah jika Jeane Couteau, budayawan dan
selalu dibuat dengan roso atau pe(rasa)an yang
penulis buku Srihadi, menyebut dia maestro
berbeda dengan waktu melahirkan karya-karya
Pandemi
yang sulit ditandingi dalam hal kekayaan warna
sebelumnya. Selain itu dalam hal warnanya
lukisan.
juga beda. Oleh sebab momen yang berbeda
pula. Momen yang dimaksud Srihadi, misalnya CATATAN MOMEN ESTETIK
Borobudur pada pagi hari, beda dengan siang Selain rasa jawa dan warna, dari pamerannya ini
hari, beda dengan sore hari, beda dengan senja, kita bisa melihat Srihadi mempunyai kekuatan
beda dengan malam. Sehingga perbedaan- menyimpan catatan momen estetik sebuah
perbedaan tersebut menimbulkan warna objek pada memori ingatan dan pe(rasa)annya
alam yang berbeda-beda. Ketika ia menghayati Banyak orang dalam tempo yang lama. Tidak hanya dalam
itu semua, juga akan menghasilkan suasana menyebut apa
yang terus menerus hitungan tahun, tapi kenangannya ada yang
pe(rasa) an berbeda-beda. Suasana pe(rasa) mengendap puluhan tahun, dan tetap segar.
digali Srihadi itu
annya yang berbeda-beda itulah, pada gilirannya sebagai bentuk Sebagai contoh lukisannya tentang gunung
diekspresikan ke atas kanvas, dengan warna yang “pengulangan”.Tapi Agung yang diberi judul “Mt.Agung – The Soul
berbeda meskipun obyeknya yang sama. bagi Srihadi diksi of Man, Heaven and Earth”, 2019. Lukisan yang
(pengulangan),
Warna sebagai salah satu kata kunci karya itu dianggap tidak kaya gradasi biru pada gunung, dan putih pada
Srihadi, merupakan cerminan warna pe(rasa) tepat pantai – perahu - awan, dengan aksen merah
40 Edisi 32 [2020]
CAKRAWALA // JURUS GNI DI MUSIM PANDEMI
pada perahu, adalah kenangannya saat ia HORIZON-THE POWER OF LIFE berpijak pada fakta. Namun fakta itu ia lukis
KARYA: SRIHADI SOEDARSONO
tinggal dan berkarya di desa Saba, Bali, tahun BAHAN: OIL ON CANVAS kembali, dengan caranya yang khas, sehingga
UKURAN: 160 X 225 CM
1955, saat menjadi asisten James Pandy. TAHUN 2016 menjadi “fakta baru” made-in Srihadi. Karena di
[G] FOTO: MULLER MULYADI dalam lukisan (fakta baru) kadang menyelipkan
Lukisannya tentang Papua yang berjudul
pendapat atau kritik sehingga menimbulkan
“Papua—The Golden River Belong to It’s People”,
reaksi. Ingat karyanya “Metropolitan 1981” yang
2017, dibuat atas catatan momen kenangannya
menggambarkan reklame berbagai merek
saat berkunjung ke Papua tahun 1974,
produk Jepang – Toyota, Hitachi, Toshiba, dll –
mengikuti proyek melukis dunia perminyakan.
mengepung Jakarta. Membuat Gubernur DKI Ali
Lukisannya tentang ladang garam berjudul
“Field of Salt – The Power of Live “(2019) dibuat Lanskap Sadikin marah besar. “Sontoloyo!!! Apa ini reklame
Srihadi
barang Jepang”. Tulis Bang Ali lengkap dengan
atas momen kenangannya saat berkunjung ke
tandatangan dengan spidol di atas lukisan cat
Pulau Madura beberapa tahun sebelumnya.
di Tengah
minyak Srihadi (tidak dipamerkan di sini). Nah, 39
Kekuatan mencatat dan menyimpan memori tahun kemudian, saat banjir merendam Jakarta
Pandemi
momen estetik tersebut, kemungkinan terkait pas tahun baru 2020, Srihadi kembali melontarkan
dengan “kerja jurnalistik” yang dilakukan kritik lewat karyanya “Jakarta Megapolitan –Patung
waktu remaja sebagai anggota penerangan Pembebasan Banjir”, 2020, dominan dengan warna
tentara Divisi IV TNI Jateng (1946-1948) dengan merah. Kali ini Gubernur DKI Anies Baswedan, tidak
pangkat sersan mayor. Tugasnya mencatat marah.
berbagai peristiwa sejarah dengan bahasa
gambar. Ketika sudah purnawirawan, kemudian Begitulah, antara rasa jawa, momen estetik,
Srihadi mempunyai dengan sejuta warna, terus berkelindan dalam
fokus menjadi pelukis dan dosen seni rupa kekuatan
hingga pensiun, kebiasaan mencatat momen, menyimpan catatan diri Srihadi Soedarsono dalam proses kreatifnya.
itu malah berkembang menjadi kebutuhan dan momen estetik Apakah setelah pemandangan ini, kedepan kita
sebuah objek pada dapat melihat catatan dan respon estetik Srihadi
kesadaran bagi proses kreatifnya hingga kini.
memori ingatan atas pandemi corona yang menimpa dirinya dan
dan pe(rasa)annya seluruh umat manusia di dunia? Semoga. Yusuf
Tidak heran, bila karya-karyanya Srihadi – bisa dalam tempo yang
dirasakan seperti karya seorang jurnalis – selalu lama. Susilo Hartono
41 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // UGO UNTORO
PAMERAN TUNGGAL
RINDU LUKISAN
MERASUK DI BADAN
Gedung A GNI,
K
20 Desember 2019 -
12 Januari 2020
umpulan kanvas ini merupakan obyek dari salah
satu karya pameran Ugo Untoro bertajuk “Rindu
Saat Ugo
Lukisan Merasuk di Badan”, yang digelar di Galeri
Nasional Indonesia, 20 Desember 2019 hingga
12 Januari 2020. Ugo Kembali ke Gedung A, ruang
pamer utama, menggelar pameran tunggalnya yang
kedua. Setelah pada tahun 2007 memamerkan instalasi
kuda-kudanya dengan berbagai cara memajangnya.
Rindu Lukisan
Baik dengan menggantung, menempelkan di dinding
dengan melukisnya atau membuat instal kuda dalam
ruang pamer. Hal itu telah lewat.
Pada pameran kedua kali ini Ugo berubah total, dari
karya-karya terdahulu. Kini Ugo lebih dingin dalam
menanggapi ruangan. Dia lebih banyak berhadapan
dengan dinding. Kenapa? Ugo lebih banyak memajang
SEKUMPULAN KANVAS DITATA MENJADI karya-karya lukisnya, menempel pada dinding ruang
SATU. JIKA DILIHAT SATU PER SATU UKURAN galeri. Walaupun ada juga instalasi yang mengisi
KANVAS SEKITAR 100 X 100 CM, ADA SEKITAR tengah ruangan berbentuk kanvas yang tertata rapi,
seperti yang diungkap pada awal tulisan ini. Rupanya
18 KANVAS, PINGGIR KANVAS DIBATASI Ugo tergoda untuk kembali pada visual, menggambar,
DENGAN KAYU KELILING, SEBAGAI PENGIKAT bertema dengan wacana seni rupa.
KANVAS TERSEBUT. PENGIKAT ADA DI ATAS Lihat saja dengan apa yang digambar Ugo di atas
DAN DI BAWAH. SEHINGGA KUMPULAN kanvasnya. Sekitar 70-an karya, di antaranya seri Sleeping
KANVAS YANG SUDAH MEMAKAI SPANRAM Buddha, seri lukisan, seri hujan, versi baru dari lukisan
gaya romantik, dan sebagainya. Dalam proses berkarya,
TERTATA RAPI TAMPAK SEPERTI KOTAK. Ugo banyak meminjam dan mempelajari gagasan
KEPINGAN-KEPINGAN KANVAS PUTIH ITU ‘romantisme’. Melalui tematik-tematik itu Ugo mencoba
MENYATU. LETAKNYA DI TENGAH RUANGAN. menggali dirinya. Memang apa yang dilakukannya
bukan hanya melukis, tetapi juga membuat cerita.
SEHINGGA TERLIHAT BAHWA KUMPULAN Bahkan cerita itu dia pajang di halaman media sosialnya.
KANVAS ITU SEPERTI KOTAK PUTIH. Itulah kreativitas Ugo.
RAIN
KARYA: UGO UNTORO,
UKURAN: VARIABLE DIMENSION
BAHAN: CLOTH AND RESIN
TAHUN 2019
42 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // UGO UNTORO
THE DOOR
KARYA: UGO UNTORO,
UKURAN: 100 X 120 CM
TAHUN 2019
43 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // UGO UNTORO
Menyimak kurator pameran Hendro tersebut tanpa harus menyebut rancangan yang semakin cepat bergulir dengan
Wiyanto dalam catatannya, pameran lebih jelas. ide-ide yang futuristik ini. Ugo tidak
ini menunjukkan kesinambungan tata mau tertinggal dengan ide-ide tersebut
rupa dalam khazanah seni Ugo selama Bahkan Goenawan Mohamad memberi walaupun yang dia gali adalah ide
beberapa dekade ini. Tata rupa dalam catatan dalam pameran Ugo kali ini. mendasar tentang kehidupan yang telah
khasanah karya Ugo datang dari semacam “‘Seperti kanvas-kanvas Ugo: yang lalu -- Hendro bilang sebagai gagasan
prinsip pencerapan dan penyederhanaan membuatnya hidup bukanlah pesan yang romantisme --, tetapi Ugo membentuknya
atas kesatuan yang utuh lengkap, pulang diemban, melainkan proses dialektik antara dalam ranah visual menjadi kekinian
menjadi bidang, warna, komposisi makna dan bukan makna,” tulisnya pada yang dapat memperlihatkan still life
artistik dan terutama corat-coret yang judul catatan “Ugo, Zen, dan Delacroix”. kemanusiaan, seperti karya lukisan kaki
berhubungan dengan kebutuhan untuk Gambaran karya yang dipamerkan Ugo Buddha.
memberi kesan, imaji, dan asosiasi simbolik menyentuh dasar dari tematik yang
tertentu. ditampilkan: makna dan bukan makna. Ugo berusaha menterjemahkan zaman
Keduanya hadir jika ada proses dialektik. dengan caranya, walaupun itu terlihat
Melalui asosiasi simbol, seperti yang Sehingga apa yang mendasar dari subyektif, tetapi ada yang dapat dikupas
disebutkan Hendro di atas, Ugo mencoba penciptaan Ugo pada pameran ini jelas mendalam serta menghadirkan dua sisi
bermain dengan visual dan teks yang mempunyai maksud yang panjang dalam sekaligus, yakni antara bermakna dan tidak
sering kali dituliskan. Walaupun teks tidak pemahaman tekstual. bermakna. Apakah romatisisme seperti
ditampakkan tetapi terasa sekali bahwa itu? Ugo telah menjawab melalui pameran
Ugo mempergunakan teks itu dalam Walaupun karya-karya yang dipajang tidak tunggalnya yang kedua. Bahwa sebagai
bahasa visualnya. Hal ini terlihat pada mempunyai ukuran yang gigantik tetapi perupa, ide tetap bergolak melapisi hidup
visual-visual yang dia tampilkan. Ugo makna tersalur. Ugo hendak melintas yang bergelombang naik turun yang tidak
merancang kekuatan tematik dalam visual dengan jalan lain pada dunia seni rupa diketahui kapan naik dan kapan turun.
FALLING RAINBOW
KARYA: UGO UNTORO,
UKURAN: VARIABLE DIMENSION
(OBJECT INSTALLATION)-46 PIECES
TAHUN 2019
44 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // UGO UNTORO
Romatisisme dia catat dengan model catatan PAINTING SERIES Best Artist and Work” pada Quota Exhibition
KARYA: UGO UNTORO,
terbuka, bukan dengan huruf tetapi visual UKURAN: 250 X 388 X 45 CM di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, oleh
TAHUN 2019
yang terpajang di ruang pamer ini. [G] FOTO: MULLER MULYADI
Langgeng Gallery (2007)
Kembali pada judul pameran “Rindu Lukisan “Seni harus kembali kea lam, akal dan ukuran-
Merasuk di Badan”, sebenarnya telah ada teks ukuran, serta warna dalam melukis,” tegas Ugo
pendahulunya dari judul lagu karya Ismail dalam kesempatan pembukaan pameran di
Marzuki “Rindu Lukisan Mata Memandang”, lobi utama pada 20 Desember 2019.
sekali lagi, Ugo melakukan proses
tekstualnya. Ide kreatif dalam mengadaptasi Pameran kali ini diselenggarakan atas kerja
teks bukan kerja sembarangan. Tetapi sama Galeri Nasional Indonesia dengan Obah
hasil dari budi bahasa yang halus dalam Mamah dan Museum dan Tanah Liat. Pameran
menghadapi lahirnya teks, mengadaptasi ini telah disiapkan sejak November 2018. Gelar
melalui teks yang sudah ada, lalu dihadirkan Seni harus karya dengan persiapan panjang, hasil yang
kembali dalam bentuk baru. Itulah yang
kembali ke alam, matang dan penuh dengan makna luas dalam
khasanah seni rupa.
memberi makna, kreativitas tanpa batas.
akal dan ukuran-ukuran,
Ugo sempat mendapat penghargaan serta warna dalam Perjalanan panjang Ugo tidak berhenti pada
sebagai seniman terbaik Majalah Tempo melukis. satu wilayah sebagai tanda kreativitasnya
12 tahun lalu, tepatnya tahun 2008. Bahkan tetapi menyeberang ke wilayah lain untuk
berbagai penghargaan lain dia dapatkan UGO UNTORO, memaknai dirinya melahirkan karya seni.
sebelumnya, yakni: “The Juror Attention” Perupa Perjalanan menjadi matang dengan
pada Philip Morris Award, Jakarta (1994); menyeberang ini dari visual ke teks, memilah
Finalis pada “Philip Morris Competition” di menjadi kesadaran dan memiliki ruangnya
Hanoi, Vietnam (1998); “The Best 5 Finalist sendiri. Begitulah Ugo memaknai pameran kali
of Philips Morris Award” Jakarta (1998); “The ini. Frigidanto Agung
45 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ANDRA MATIN
PAMERAN TUNGGAL
PRIHAL
Gedung A, B, &
Area Outdoor GNI,
27 November -
11 Desember 2019
PAMERAN TUNGGAL
Jiwa Ketok
ARSITEKTUR ANDRA MATIN,
YANG BERTAJUK “PRIHAL”,
SEMAKIN MENGOKOHKAN
DIRINYA SEBAGAI SEORANG
ARSITEK INDONESIA DENGAN
46 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ANDRA MATIN
S
ejak Galeri Nasional Indonesia (GNI/ utama. Pertama, peran yang diambil dengan nomor proyek. Alur pameran
Galnas) berdiri tahun 1999 sampai Andra Matin melalui perancangannya, berlanjut menuju ruang dalam Gedung
sekarang, rasanya baru Andra Matin terhadap beragam dimensi ruang hidup A, terdiri empat bagian berikutnya :
yang menggelar pameran tunggal di Indonesia. Dalam arti, sebuah peran Prihal Jakarta yang berisi delapan proyek
arsitektur terbesar dan “mencerahkan”. arsitek yang dapat menjahit harapan bangunan-bangunan publik di Jakarta.
Pamerannya juga tidak kalah dengan dari berbagai penghidupan masyarakat Prihal Kota Yang Lainnya yang berisikan
pameran lukisan, patung, grafis, sketsa dan menempatkan disiplin arsitektur 17 proyek di kota-kota di Indonesia selain
hingga new media, dalam konteks lebih dari sekedar profesi di tengah hiruk Jakarta, Prihal Bentuk yang berisikan lebih
menarik perhatian media dan apresiasi pikuk industri bangunan. Kedua, adalah dari 20 karya Andra Matin yang tidak/
pengunjung. mengenai bagaimana disiplin arsitektur itu belum dibangun, dan memiliki fokus pada
sendiri diciptakan, dikelola dan dibina di pencarian bentuk arsitektur di dalam
Disebut “mencerahkan”, karena sajian
dalam keseharian kerja lingkungan studio perancangannya, dan Prihal Material yang
gagasan, karya, hingga penataannya yang
andramatin yang dipimpinnya. memperlihatkan eksplorasi material.
unik, memberikan alternatif jawaban
tentang arsitektur Indonesia yang Alur karya Andra Matin (Isandra Matin Alur pameran selanjutnya menuju Gedung
berkarakter. Utamanya dalam mengeksplor Ahmad), ditata menjadi delapan bagian. B yang meliputi tiga bagian terakhir
esensi arsitektur, dalam kaitannya dengan Bagian pertama, pembukanya, berupa pameran: Prihal Yang Berulang yang
budaya kita, ramah lingkungan, hingga lorong panjang yang ditutup oleh menampilkan video wawancara dengan
pemanfaatan seoptimal mungkin cahaya anyaman rotan dan terletak di bagian tujuh orang klien Andra Matin, Prihal Sehari
iklim tropis pada sebuah bangunan. depan GNI. Sekujur dindingnya dipajang Hari yang memperlihatkan keseharian di
824 jejak 20 tahun (1998-2019) desain studio andramatin lewat foto, video dan
Seperti kita ketahui bersama, bahwa
arsitektur Andra Matin, dalam bentuk mock-up ruang kerja, dan ‘bagian penutup’
wacana yang berkembang di tengah
lini masa yang disusun berurutan sesuai yang berupa area interaktif.
masyarakat selama ini adalah adanya
keprihatian atas fakta perkembangan
wajah arsitektur kita -- sebagai salah satu
identitas budaya -- semakin terasa asing
dan “liyan”, tidak ramah lingkungan, dan
tidak laras dengan iklim tropis yang ada.
RANCANGAN ANDRA
MATIN, STASIUN KERETA API
PARUNG PANJANG
[G] FOTO: YSH
47 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ANDRA MATIN
TIM, TUBABA, BANYUWANGI … Menempatkan material bangunan. Selain itu yang tak
kalah pentingnya adalah permainan ukuran,
Dari delapan bagian tersebut, kita bisa
disiplin bidang, bentuk dan luas ruang, tak banyak
menyimak sebaran karya Andra Martin
yang berdiri di Jakarta hingga pelosok Jawa
arsitektur lebih dari sekat, aliran udara, hingga mengoptimalkan
dan luar Jawa. Dalam bentuk bangunan sekAdar profesi di tengah cahaya iklim tropis, sehingga mengurangi
privat dan publik, mulai dari rumah tinggal, hiruk pikuk industri sebanyak mungkin lampu penerang dan
kompleks perumahan, gedung bertingkat, bangunan. pendingin ruangan. Kontinuitas itu juga ada
pusat perbelanjaan, pusat kesenian, lapangan pada pencanggihan arsitektur tradisional
terbang, stasiun kereta api, hingga rumah ARTIANDI AKBAR DAN yang tersebar di seluruh Nusantara, menjadi
ibadah (masjid). DANNY WICAKSONO, arsitektur kontemporer berselera internasional:
Kurator minimalis.
Benang merah yang bisa kita rasakan dari
karya-karyanya adalah rancangannya “simple”, Pada ruang yang terbatas ini, kita ambil
clean, esensial, fungsional, nafas budayanya beberapa contoh. Pada rancangannya
kuat, ramah lingkungan, dan bercahaya. KOMPLEKS ISLAMIC CENTER Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM),
TUBABA, DI DALAMNYA
Meskipun bentuk, fungsi dan tempat (areanya) TERDAPAT MASJID BAITUS terutama bangunan panjang, untuk galeri,
SHOBUR DAN BALAI ADAT
berbeda, kita bisa melihat dan merasakan SESSAT AGUNG. perpustakaan, penginapan, dll., mengingatkan
kontinuitasnya : pilihan garis desain, warna, [G] FOTO: YSH
kita pada rumah panggung berkaki suku
48 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ANDRA MATIN
Betawi, dan rumah panjang suku Dayak, mempunyai kubah… Dengan Masjid Baitus
Kalimantan. Di dalamnya terdapat ruang Shobur ini saya ingin menyampaikan bahwa
komunal dan ruang bersekat. Sementara itu Umat Islam adalah orang yang kreatif,” tutur
pada bangunan Masjid Amir Hamzah TIM, yang pemegang penghargaan Ikatan Arsitek
berdekatan dengan Institut Kesenian Jakarta Indonesia, dan Honorable Mention pada the
(IKJ), hadir sarana ibadah terbuka, tembus
pandang, dengan 99 cahaya (simbol asmaul
Masjid Nabawi 16th Venice Architecture Biennale 2018, dan
Aga Khan Award shortlist 2019.
husna) menerobos dari atap kaca di antara juga tidak
rerumputan mengikuti jalannya matahari. mempunyai kubah… Tidak hanya pada kedua masjid itu, Andra
Dengan Masjid Baitus Matin membiarkan dinding semennya alami
Masjid tak berkubah ini, adalah kreativitas
lanjutan dari karya sebelumnya: Masjid Baitus
Shobur ini saya ingin tanpa cat. Pada bangunan di tempat lain
pun, ia melakukan hal yang sama. Seperti
Shobur Tubaba-Lampung. Khususnya dalam
menyampaikan bahwa juga permainan bidang dan ruang hijau
mengekplore sensasi 99 cahaya mata hari Umat Islam adalah orang rumput, seperti yang kita lihat di Bandar
dari atap tinggi (Shobur) dan atap rendah yang kreatif. Udara Banyuwangi, juga di TIM yang kini
(TIM) yang berbeda nuansanya pada saat sedang di revitalisasi. Walhasil, aneka ragam
pagi (dhuha), siang (dzuhur), dan sore (ashar). ANDRA MATIN jejak dan wujud rancangannya selama 20
Karena keunikannya, Masjid Baitur Shobur tahun yang digelar di GNI – sayang waktunya
setinggi 35 meter, bersama bangunan balai kurang panjang – kalau boleh meminjam
adat “Sessat” – metafor dunia dan akhirat istilah Bapak Seni Rupa Modern Indonesia
-- yang berada di kompleks Islamic Center S.Sudjojono, merupakan “jiwa ketok” (jiwa
telah menjadi ikon Tubaba dan menjadi objek nampak) arsitektur Andra Matin. Ia seorang
wisata religius. Tentang masjid tanpa kubah artistek Indonesia yang bernafas dalam
yang berbeda dengan tradisi bangunan masjid RANCANGAN AWAL kesadaran budaya, ramah lingkungan dan
REVITALISASI TIM, DENGAN
nusantara ini Andra Matin punya dasar dan GEDUNG PANJANG cahaya tropis yang melimpah. Yusuf Susilo
alasan sendiri. “ Masjid Nabawi juga tidak [G] FOTO: YSH Hartono
49 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // “EXCURSION”, 5 YEARS OF JAKARTA ILLUSTRATION VISUAL ART (JIVA)
PAMERAN
“EXCURSION”, 5
YEARS OF JAKARTA
ILLUSTRATION VISUAL
ART (JIVA)
8-27 Januari 2020
BERKESENIAN
“STORY OF WOOD”
KARYA: HENDRIKUS DAVID &
TEGUH HADIYANTO
MEDIA: DRAWING MIX MEDIA ON WOOD
TAHUN: 2019
50 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // “EXCURSION”, 5 YEARS OF JAKARTA ILLUSTRATION VISUAL ART (JIVA)
S
uatu perjalanan, apalagi ziarah, SEORANG PENGUNJUNG ASYIK Pameran diikuti 19 seniman, di antaranya
MENIKMATI SUGUHAN KARYA
senantiasa menuntut agar selalu BERJUDUL PUZZLE 2020 Ponk-Q Hary Purnomo, Tomy Faisal
disiplin, bekerja keras, dan memiliki [G] FOTO: MULLER MULYADI Alim, Deddy PAW, Ghanyleo, I Dewa
visi ke depan. Demikian juga saat kita Made Mustika, Syis Paindow. Juga ada
melakukan aktivitas dalam menjalani dan kolaborasi antara Sri Hardana bersama
menghayati profesi masing-masing. SALAH SATU “STORY OF WOOD” Rengga Satria, dan Jason Ranti; Agustan
KARYA: HENDRIKUS DAVID,
TEGUH HADIYANTO dan Kana Fuddy Prakoso; Fitrajaya
Bagi seorang perupa, jalan ziarahnya MEDIA: DRAWING MIX MEDIA ON WOOD
TAHUN: 2019 Nusananta dan Sohieb Toyaroja; Jono
adalah garis hidupnya. Perjalanannya
[G] FOTO: MULLER MULYADI Sugiartono dan Krismarliyanti; RB Ali dan
seperti garis-garis yang terus bergerak
Yayat Lesmana, serta Hendrikus David
mengikuti irama kehidupan. Jika diikuti
Arie dan Teguh Hadiyanto. Para seniman
maka garis itu tanpa ujung. Perlu motivasi
tersebut mengemas berbagai perjalanan
dan kesadaran untuk membentuk garis
berkesenian mereka ke dalam karya-karya
perjalanan hidup tersebut. Tak beda
visual berupa lukisan, patung, dan instalasi
dengan membentuk diri dalam garis
yang masing-masing memiliki keunikan
hidup itu sendiri.
dan ciri khas tersendiri.
Sebuah pameran yang mau menunjukkan
Kurator Frigidanto Agung menjelaskan
perjalanan atau ziarah berkesenian itu
“Excursion” merupakan padanan kata
telah digelar di Galeri Nasional Indonesia
journey atau perjalanan. Namun dalam
pada 8–27 Januari 2020 dengan
excursion kata perjalanan menjadi
tajuk ”Excursion”. Pameran tersebut
bertambah dalam pengertiannya. Juga
diselenggarakan oleh Jakarta Illustration
mempunyai arti yang spesifik dalam setiap
Visual Art (JIVA) bersama Galeri Nasional
bidang, termasuk bidang seni. Excursion
Indonesia dengan kurator Frigidanto
merupakan perjalanan hidup bidang seni
Agung.
51 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // “EXCURSION”, 5 YEARS OF JAKARTA ILLUSTRATION VISUAL ART (JIVA)
“PUZZLE 2020”
KARYA: SRI HARDANA, RENGGA SATRIA,
JASON RANTI
MEDIA: MIX MEDIA
UKURAN: 200 X 600 CM
TAHUN: 2019
52 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // “EXCURSION”, 5 YEARS OF JAKARTA ILLUSTRATION VISUAL ART (JIVA)
53 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ARCHITECTURE FAIR (AFAIR) 2020 “US WITHIN, US WITHOUT”
PAMERAN
ARCHITECTURE FAIR
(AFAIR) 2020
214 KARYA
“US WITHIN, US WITHOUT”
Gedung C, 28 Januari
– 9 Februari 2020
ARSITEKTUR
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS INDONESIA
BERKOLABORASI DENGAN
GALERI NASIONAL
DI AFAIR 2020
INDONESIA DAN APTARI
(ASOSIASI PENDIDIKAN
TINGGI ARSITEKTUR
INDONESIA) MENGGELAR
AFAIR (ARCHITECTURE
FAIR) 2020 PADA 28
A
FAIR 2020 mengusung tema Berasitektur” mengemukakan, AFAIR JANUARI – 9 FEBRUARI
“Us Within, Us Without” dengan 2020 merupakan sebuah upaya reposisi 2020 DI GEDUNG C, GALERI
terhadap arsitektur kita di tengah situasi
mengangkat dua kondisi yakni “Us
dan tantangan yang ada pada saat ini.
NASIONAL INDONESIA.
Within Architecture” dan “Us Without
Architecture”, untuk mempertanyakan Selama ini arsitektur dikenal sebagai
kembali pemahaman kita terhadap sebuah bentuk praktik yang bertujuan
arsitektur, bagaimana arsitektur tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia.
hanya memiliki peran dalam keseharian
“Namun sudah waktunya kita mengubah memiliki kebutuhan, tujuan, dan keinginan,
manusia sebagai pengguna, namun juga
cara berpikir tentang arsitektur dan menjadi berpikir tentang keseluruhan
memiliki dampak terhadap keterhubungan
mendefinisikan kembali tujuan kita jejaring ekologi dan budaya sebagai “kita”
kita dengan lingkungan sekitar.
berarsitektur. Kini saatnya untuk yang bersama-sama mengupayakan
Kurator AFAIR 2020 Yandi Andri Yatmo mengubah cara pandang, dari berpikir keseimbangan di dunia yang kita tempati
yang menulis kuratorial bertajuk “Mengapa tentang manusia sebagai “saya” yang ini,” tulisnya.
54 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // ARCHITECTURE FAIR (AFAIR) 2020 “US WITHIN, US WITHOUT”
55 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // PERINGATAN 70 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA–RUSIA
PAMERAN
PERUPA RUSIA
“UNTAIAN
KHATULISTIWA”
Gedung A,
3 -17 Februari 2020
VLADIMIR ANISIMOV
(KURATOR PAMERAN
DAN SENIMAN RUSIA)
MEMBERIKAN PENJELASAN
TENTANG KARYA-KARYA
LUKISAN SAAT PRESS
TOUR PAMERAN “NEKLACE
OF EQUATOR” DI GALERI
NASIONAL INDONESIA,
56 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // PERINGATAN 70 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA–RUSIA
P
ameran yang berlangsung pada
3 -17 Februari 2020 di Gedung
A Galeri Nasional Indonesia itu
diramaikan pula dengan pameran
Arsip Sejarah Hubungan Diplomatik
kedua negara. Pameran dibuka oleh Duta
Besar Federasi Rusia untuk Indonesia
Lyudmila Georgievna Vorobieva dan Duta
Besar Teuku Faizasyah (Plt. Dirjen Amerop,
Kemenlu RI), Sekitar 200 undangan yang
terdiri dari pejabat Indonesia dan Kedubes
Federasi Rusia, tokoh masyarakat dan
media massa serta masyarakat umum
hadir pada pembukaan itu.
Dubes Lyudmila Georgievna Vorobieva
menyebut pameran itu sebagai ungkapan
“Indonesia Cintaku”, karena lukisan-lukisan
tersebut telah merefleksikan perasaan
khusus dan hangat terhadap Indonesia.
Pameran tersebut juga menandai kick-off
rangkaian kegiatan peringatan 70 Tahun
hubungan diplomatik kedua negara di
Indonesia.
57 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // PERINGATAN 70
TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK
INDONESIA – RUSIA
SEARAH JARUM JAM:
“DRAWING ABOUT BALI”
KARYA: R. YAUSHEV
MEDIA: PENCIL ON PAPER
UKURAN: 61 X 43 CM
DUA DEKADE SILAM.
“SACRED TREE”
KARYA: O. YAUSHEVA
MEDIA: COLOUR ETCHING
UKURAN: 30 X 40 CM
DUA DEKADE SILAM.
“BALI”
KARYA: V. ANISIMOV
MEDIA: HAND TAPESTRY–WOOL
UKURAN: 200 X 300 CM
DUA DEKADE SILAM.
58 Edisi 32 [2020]
PAMERAN // PERINGATAN 70 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA–RUSIA
rumah penduduk yang masih menyimpan KUMPULAN FOTO-FOTO ARSIP Batavia; kunjungan Presiden Sukarno ke
TENTANG HUBUNGAN DIPLOMATIK
mayat. Itu jadi pengalaman luar biasa INDONESIA-RUSIA. Rusia; kunjungan PM Nikita Kruschev ke
karena di Rusia hal itu tak ada. [G] SUMBER FOTO: ANRI Indonesia tahun 1960 dan lain-lainnya.
Mereka merekam budaya Toraja dengan Selain itu juga dipamerkan berbagai
menggambar rumah Toraja yang penuh dokumen yang menggambarkan
dengan tanduk kerbau. Tak ketinggalan berbagai korespondensi Kementerian
juga gambar-gambar tentang tulang Luar Negeri Uni Soviet dengan
belulang orang-orang Toraja yang Kementerian Luar Negeri RI tentang
disimpan di goa-goa yang menjadi situs pengakuan Uni Soviet terhadap
pemakaman. kedaulatan Republik Indonesia tanggal
3 Februari 1950 dan dokumen mengenai
Menurut Anisimov, semua seniman
kerja sama pembangunan Indonesia
tidak mengandalkan foto dalam melukis.
dan Uni Soviet, seperti Stadion Gelora
Mereka melukis langsung di tempat, atau Semua seniman tidak Bung Karno, patung Tugu Tani, Rumah
mengandalkan ingatan dengan membuat mengandalkan foto Sakit Persahabatan, yang menjadi saksi
draf gambar.
dalam melukis, tapi melakukannya bisu perjalanan panjang hubungan
Selain 50 lukisan, dipamerkan juga foto- langsung di tempat. persahabatan kedua negara.
foto dan dokumen yang merupakan Arsip
Sejarah Hubungan Diplomatik Indonesia VLADIMIR ANISIMOV, Berbagai film dokumenter koleksi ANRI
– Rusia koleksi Arsip Nasional Republik Kurator dan perupa juga ditampilkan, seperti penyerahan
Indonesia (ANRI) dan Departemen Sejarah surat kepercayaan Duta Besar Uni Soviet,
dan Dokumenter Kementerian Luar Negeri Nikolay Alexandrovich Mikhailov kepada
Federasi Rusia. Presiden Sukarno; kontingen Uni Soviet
pada upacara penutupan GANEFO;
Foto-foto yang dipamerkan antara hingga liputan berita pertandingan
lain kunjungan Pangeran Nikolay persahabatan Tim Sepak Bola Uni Soviet
Alexandrovich ke Hindia Belanda tahun dengan Tim Sepak Bola PSM Makassar.
1891; Konsul Jenderal Ke-tsar-an Rusia di Willy Hangguman
59 Edisi 32 [2020]
SELASAR//JAKARTA
MUSEUM BASOEKI ABDULLAH
“Saya Dilukis
Basoeki
Abdullah
Maka Saya Ada”
“Orangnya nyentrik”
Museum Basoeki Abdullah menggelar DEWI MOTIK
seminar bagaimana maestro seni rupa
Indonesia, Basoeki Abdullah, melukis model-
modelnya, mulai dari ketertarikannya
kata Dewi, terjadi di sebuah keesokannya dengan
terhadap model, lalu dilanjutkan dengan restoran. Ia dan kawan- mengenakan kostum dan
wawancara, sampai kemudian melukis kawannya sedang makan aksesoris yang sama. Mia
siang. Adalah seorang laki-laki merasa sangat bahagia bisa
modelnya.
tua yang menatapnya tanpa menjadi model maestro seni
berkedip dan lama sekali. rupa itu. “Nyentrik, lucu, dan
suka bercanda” kesan Camelia
Seusai makan, seorang Malik setelah tatap muka
HAL itu terungkap dalam yang kuat mengapa melukis perempuan menghampiri dengan Basoeki Abdullah.
seminar yang diselenggarakan perempuan dan untuk itu ia Dewi. Perempuan itu
oleh museum tersebut secara mencari model untuk dilukis. ternyata sekretaris Basoeki. Pengamat seni rupa dan
daring pada 23 April 2020, “Kenapa Basoeki Abdullah Ia mengatakan kepada Dewi wartawan senior Yusuf Susilo
mengambil tema “Basoeki mengambil wanita cantik bahwa akan dihubungi Hartono mengemukakan
Abdullah dan Model Lukisan sebagai sosok? Tentu cantik kemudian. Kesan Dewi waktu ada dua strategi Basoeki saat
Wanita”. Seminar ini diikuti luar dalam itu penting. Ini yang itu? “Orangnya nyentrik,” kata melukis modelnya. Pertama,
sekitar 60 peserta. Pengantar perlu digali,” ajak Sri Hartini. Dewi Motik, Pendiri IWAPI mengelokkan atau dipercantik
pembuka diberikan oleh (Ikatan Wanita Pengusaha sesuai kaca mata Basoeki.
Kepala Museum Basoeki Dewi Motik dan Camelia Malik Indonesia). Dewi dan Basoeki Kedua, Basoeki memilih
Abdullah Maeva Salmah, adalah dua model yang pernah menjalin persahabatan. segmen lapisan atas dalam
sedangkan narasumber diskusi dilukis oleh Basoeki Abdullah. Dewi tak lupa mengundang berkarya.
Camelia Malik, Dewi Motik dan Dewi menuturkan dirinya Basoeki setiap kali ia membuka
bertemu dengan Basoeki pameran. Dengan strategi itu, kata Yusuf,
Yusuf Susilo Hartono serta
tahun 1979 ketika ia masih model Basoeki merasa bangga.
moderator Bambang Asrini
aktif berlenggak-lenggok Pengalaman Camelia Malik Mengadaptasi pernyataan
Widjanarko. Pameran dibuka
di catwalk. Pertemuan itu, yang jadi model Basoeki lain Rene Descartes mengatakan
oleh Sekretaris Direktorat
lagi. Mia, begitu Camelia biasa cogito ergo sum (saya berpikir
Kebudayaan, Kementerian
disapa, menuturkan Basoeki maka saya ada), dalam soal
Pendidikan dan Kebudayaan
memintanya melakukan menjadi model lukisan Basoeki
Sri Hartini.
“.. lucu, dan suka berbagai pose tarian jaipong
untuk mencari gaya yang
Abdullah, Yusuf mengatakan,
“saya dilukis Basoeki Abdullah,
Sri Hartini mengatakan
bercanda.” mau dilukis. Setelah Basoeki maka saya ada.” Frigidanto
maestro seni rupa Basoeki
Abdullah tentu memiliki alasan CAMELIA MALIK meminta Mia datang lagi Agung
60 Edisi 32 [2020]
SELASAR//JAKARTA
MOVE ON
“MOVE ON”
YSH ANGKAT
PEREMPUAN
DAN CORONA
dalam doa yang khusuk
Tak bisa lagi pameran di tempat konvensional
mengharap wabah cepat
karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial
BALERINA 4,
KARYA YSH, 2017 berlalu.
Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai
[G] FOTO: YSH
61 Edisi 32 [2020]
SELASAR//YOGYAKARTA
TEMBI RUMAH BUDAYA
Poster- poster
Seni Rupa yang
Berbicara
Pada mulanya poster digunakan untuk
memberitahu dan mengundang khalayak pada
sebuah acara , lengkap dengan keterangan
siapa yang berkegiatan, nama acara, tanggal
dan tempat. Di era kertas, poster-poster POSTER MASA LALU
BELUMLAH USAI
62 Edisi 32 [2020]
SELASAR//BOGOR
BALAI KIRTI
Dari Rumah
Berkunjung
ke Balai Kirti
Siapa bilang kalau gerakan #dirumahsaja bikin
kalian tidak bisa jalan-jalan? Mari kita jalan-
jalan berkunjung ke Museum Kepresidenan
RI Balai Kirti yang berada di kompleks Istana
Kepresidenan RI Bogor, lewat pameran
daring kami. Balai Kirti memang baru saja
mengunggah sebuah video di kanal YouTube
yang memungkinkan kita yang tinggal di
rumah bisa “mengunjungi” museum itu.
ATAS: Kepresidenan RI Balai Kirti dari
PATUNG 6 PRESIDEN, KOLEKSI
MUSEUM KEPRESIDENAN RI mana saja dan kapan saja serta
BALAI KIRTI.
tidak perlu khawatir adanya
VIDEO yang berdurasi 2 menit
[G] SUMBER FOTO: KEBUDAYAAN.
63 Edisi 32 [2020]
BUKU // DARI WISMA SENI NASIONAL MENJADI GALERI NASIONAL INDONESIA
S
aat kelahirannya 8 Mei berganti mengupayakan berabad-abad (hl.32). Seperti Bekas gedung sekolah zaman
1998, 52 tahun lalu, Galnas, akan tetapi Mendikbud tercantum pada Tap MPRS Belanda. Gedung Pameran
juga dalam suasana Prof. Fuad Hassan dan No II Tahun 1960 – Garis-Garis Utama (A), pernah menjadi
genting. Tepatnya krisis Dirjen Kebudayaan Prof. Edi Besar Pola Pembangunan milik pelukis Raden Saleh,
multi dimensi, yang Sedyawati patut mendapat Nasional Semesta Berencana kemudian di nasionalisasi.
berujung lengsernya Presiden apresiasi khusus, karena Tahapan Pertama 1961- Cukup lama dipakai markas
Soeharto dari kursi kekuasaan berhasil mewujudkan Galnas 1969 -- peran, fungsi dan militer, sebelum akhirnya
32 tahun Orde Baru, di tangan berdiri di tempatnya sekarang. tujuannya untuk pameran 30 Januari 1982 bangunan
Reformasi. Baru 8 Mei 1999, Meskipun fisik bangunan dan hasil kesenian nasional, bernilai cagar budaya itu
setahun kemudian, secara de isi koleksinya tidak seperti memelihara kepribadian berikut tanah seluas 1,5
facto, Mendikbud Prof.Juwono mimpi Bung Karno, yang kebudayaan, perkembangan hektar di Jl. Medan Merdeka
Sudarsono meresmikan. berkobar sejak 1946, saat Ibu daya kreatif, dan memajukan Timur 14 Jakarta Pusat, oleh
“Keberadaan Galeri Nasional kota RI pindah ke Yogyakarta. turisme. (hlm 33). Secara Pangkowilhan I/ Daerah Militer
tidak hanya sebagai tempat khusus ( 21 November 1960), V Jaya, diserahkan kepada
pameran, tapi juga harus Apa dan bagaimana Bung Karno “mewasiatkan” Depdikbud. Kemudian 23
berfungsi pendidikan, mimpi atau gagasan Bapak bahwa, semua koleksi patung Februari 1987, Mendikbud
bimbingan bagi masyarakat Proklamator dan Presiden dan lukisan yang ada di Fuad Hassan meresmikannya
luas,” ujar Dirjen Kebudayaan pertama RI Soekarno tentang istana harus disimpan dalam sebagai Gedung Pameran Seni
Prof. Edi Sedyawati (hlm 72). Galnas? Dalam buku ini national gallery itu, sebagai Rupa Depdikbud.
Galnas yang dalam prosesnya sumbangan dan peninggalan
Majalah Galeri mencatat, disebut Museum Seni, Galeri Presiden kepada seluruh rakyat Sementara untuk area
meskipun para Menteri Kesenian, National Art Gallery, Indonesia (hlm 75). Galnas, arsitek kesayangan
Pendidikan Pengajaran merupakan bangunan megah Bung Karno, F. Silaban
dan Kebudayaan / Menteri dan monumental (hlm 31), IMPIAN VERSUS (perancang Masjid Istiqlal dan
Pendidikan dan Kebudayaan , sebab kita mendirikan itu KENYATAAN bangunan monumental lain)
maupun Jawatan Kebudayaan/ bukan untuk berpuluh- Faktanya, bangunan Galnas mewacanakan seluas 40 hektar.
Dirjen Kebudayaan silih puluh tahun, tapi untuk tidak baru apalagi megah. Selain mempertimbangkan
64 Edisi 32 [2020]
BUKU // DARI WISMA SENI NASIONAL MENJADI GALERI NASIONAL INDONESIA
65 Edisi 32 [2020]
BUKU // PENAMPANG KARYA SENI RUPA KOLEKSI GALERI NASIONAL INDONESIA
Judul:
Penampang Karya Seni
Rupa Koleksi Galeri
Nasional Indonesia
Penulis:
Suwarno Wisetrotomo (58) Suwarno Wisetrotomo
Penerbit:
dalam buku ini menjelaskan Galeri Nasional Indonesia
kepada kita, apa dan bagaimana Dimensi: 24,5 X 17,5 cm,
261 halaman
koleksi Galeri Nasional Bahasa: Indonesia
Cetakan:
Indonesia (GNI/Galnas) dalam Kedua, tahun 2019
konteks perkembangan seni ISBN: 9 786025 103445
B
kekayaan dan keberagaman Alibasyah, Wakidi, Soetopo,
koleksi yang ada. Tentu A.Sadali, Widayat, Agus Djaya,
uku cetakan kedua luas. Meskipun pijakannya
saja bagi GNI ini perlu dan Fadjar Sidik, Oesman Effendi,
ini mengembangkan tetap sama, yaitu koleksi
menguntungkan. Apalagi Nashar, Rusli, Henk Ngantung,
cetakan pertama 1998, Galnas. Tentu selama dua
Kepala GNI Pustanto dalam Popo Iskandar, Barli, Kusnadi
yang jauh lebih tipis. dasa warsa tersebut, koleksi
pengantar telah menyatakan (sudah pada wafat), AD
Maklum merupakan Galnas bertambah. Melengkapi
bahwa koleksi GNI adalah Pirous, Srihadi Soedarsono,
naskah kurasi pameran “kekosongan” koleksi yang
sebuah amanah agar dapat dll. Kedua, koleksi Seni Rupa
koleksi Direktorat Jenderal sebelumnya belum ada atau
dilestarikan, dalam arti dirawat, Kontemporer yang dimulai dari
Kebudayaan, 23 Februari- 23 masih minim, misalnya karya-
dimanfaatkan, dikembangkan karya-karya seni rupa Gerakan
Maret, bertempat di GNI. karya Gerakan Seni Rupa
dan dilindungi, untuk generasi Seni Rupa Baru antara lain
Kurasinya tersebut ditulis Baru (GSRB) , dan karya-karya
1997, di ujung era Orde Baru, masa depan.( hlm. 5) karya Jim Supangkat, Hardi,
para perupa 1980-an, serta
dengan judul yang sama. Bonyong Muniardi, FX Harsono,
karya-karya awal seni rupa
Karena rentang waktunya Hingga saat ini koleksi milik Siti Adiyati, Nanik Mirna,
kontemporer.
21 tahun, perkembangan negara yang diurus GNI Nyoman Nuarta, dll. Hingga
terjadi di sana-sini, maka ia Suwarno yang sehari-hari sekitar 1.800-an. Terdiri dari karya-karya tahun 2000-an,
merasa perlu mengelaborasi mengajar di Institut Seni seni lukis (mencapai jumlah antara lain karya Heri Dono,
dengan konteks yang lebih Indonesia (ISI) Yogyakarta, yang dominan, termasuk Entang Wiharso, Anusapati,
66 Edisi 32 [2020]
BUKU // PENAMPANG KARYA SENI RUPA KOLEKSI GALERI NASIONAL INDONESIA
Krishnamurti, Tisna Sanjaya, seni; Titik Bertaut: Mooi Indie- alam, dekorativisme, tidak berpretensi bahwa
Eddie Hara, Ivan Sagita, Lucia Persagi pada masa kolonial sosial-kemanusiaan, non penampang seni rupa koleksi
Hartini, Mella Jaarsma, dan dan prakemerdekaan ; Titik representasional, realisme GNI ini “otomatis” dapat
Nindityo Adipurnomo. Bergolak: Dinamika Sanggar magis dan kaligrafi. Kemudian menggambarkan penampang
-Institusi Pendidikan yang didetilkan per-seni : patung, seni rupa Indonesia. Sudah
Karya-karya tersebut terjadi antara lain di Yogya batik, seni grafis, lukis kaca, seni menjadi rahasia umum, karya-
berasal dari tiga institusi di (ASRI) dan Bandung (FSRD-ITB) lukis dan patung tradisional karya seni rupa Indonesia yang
bawah Direktorat Jenderal ; Titik Berontak: Gerakan Seni Bali. Ditambah membicarakan mempunyai nilai sejarah, atau
Kebudayaan, yakni Direktorat Rupa Baru oleh para mahasiswa secara khusus Gerakan Seni layak dicatat dalam sejarah
Kesenian, Museum Nasional ASRI Yogyakarta dan FSRD ITB Rupa Baru dan Seni Rupa seni rupa, justru ada di tangan
Indonesia dan Wisma Seni Bandung, yang memberontak Kontemporer, lalu ditutup seni para kolektor di dalam dan
Nasional Indonesia/ Gedung kemapanan, kemacetan rupa mancanegara. luar negeri, museum seni
Pameran Seni Rupa Depdikbud. berpikir, dan cipta seni rupa. rupa privat, atau museum
Dirjen Kebudayaan (1993- Menggantikannya dengan Pada dasawarsa 1970-an, swasta, galeri, hingga instansi
1999) Prof Edi Sedyawati, cara pandang baru, sehingga muncul semangat mencari pemerintah. Maka segera
menyatukan semua koleksi menandai wacana dan pratik corak seni rupa Indonesia. Hal terbayang “pekerjaan rumah”
itu menjadi satu atap untuk seni rupa Indonesia ke depan ini sedikit banyak dipengaruhi Galeri Nasional Indonesia
dikelola GNI dengan status ; Titik Beragam: Keluasan dan oleh Taman Ismail Marzuki bagaimana bisa menyusun
koleksi negara ( hlm 15). Kemungkinan yang merupakan yang sangat dinamis dan koleksinya yang sekaligus bisa
Belakangan, GNI setiap tahun efek dari GSRB dan aktivitas menjadi kiblat seni Indonesia. menggambarkan perjalanan
menambah koleksinya. pemberontakan seni rupa Seniman-seniman terkemua sejarah seni rupa Indonesia
lainnya, yang menekankan Indonesia, yang karyanya secara memadai.
Dalam melacak dan menjadi koleksi penting di
spirit eksplorasi wacana dan
menggambarkan penampang Galnas, banyak lahir dari situ. Dari sekian banyak usulan
ekspresi seni; Titik Bergaul:
seni rupa koleksi Galnas, Namun Suwarno “kepentok”, yang dipaparkan dalam Epilog
Memasuki Forum Internasional
Suwarno bertolak dari ketika mau membahas (249-251), untuk pengoleksian
sehingga menjadi ajang
garis dengan enam titik seni kaligrafi, seni patung, di masa mendatang, salah
presentasi sejumlah perupa
pertumbuhan. Mulai dari Titik grafis, dan seni batik /kriya, satu di antaranya, diperlukan
muda mengusung seni rupa
Bermula: Raden Saleh Sjarief jumlah koleksinya tidak tim kurator independen. “Agar
kontemporer.
Bustaman yang menerobos bisa menggambarkan dalam pengambilan keputusan
pergaulan antarbangsa Dari situ berlanjut meraba perkembangan penting di untuk mengoleksi atas dasar
di Eropa abad ke-19, yang tetema Detil Garis masing-masing sektor tersebut. pertimbangan yang kritis dan
membawa Nusantara Penampang. Mulai dari tema komprehensif, ” tandasnya.
memasuki abad baru dunia potret dan pemandangan Sejak awal Suwarno memang Setuju? Yusuf Susilo Hartono
67 Edisi 32 [2020]
BUKU // MONUMEN INGATAN/MONUMENT OF REMEMBRANCE
Katalog “Ingatan”
Pameran Tetap KOLEKSI GNI
Sesuai judulnya, buku ini sebagai pengingat atas
karya-karya yang dipamerankan dalam pameran
tetap koleksi Galeri Nasional Indonesia (GNI), yang
di dalamnya berisi narasi kuratorial yang ditulis
oleh Bayu Genia Krishbie dan Teguh Margono.
Judul:
Monumen Ingatan: Modernitas
Indonesia dan Dinamikanya dalam
Koleksi Seni Rupa Galeri Nasional
Indonesia
Penulis: Bayu Genia Krishbie
Teguh Margono
Penerbit: Galeri Nasional
Indonesia
Dimensi: 30 X 22 cm, 261 halaman
Bahasa: Indonesia dan Inggris
Cetakan: pertama 2019
K
eduanya merupakan A. Zaelani dan Asikin Hassan dengan ukuran layar ponsel, tentang berdirinya GNI dan
staf GNI yang bertugas (ITB Bandung). besaran repro karyanya ada buku Suwarno Wisetrotomo
sebagai kurator internal yang sampai 12 kali lebih. tentang penampang karya
tetap. Bayu lulusan Kalau biasanya format katalog Namun harus tetap dengan seni rupa koleksi GNI, maka
Fakultas Seni Rupa pameran dibuat dalam ukuran konsentrasi tinggi. Bukan buku ini posisinya menjelaskan
dan Desain Institut Teknologi kecil supaya mudah dibaca hanya agar tidak tersedak, lebih sebagian isi koleksi GNI
Bandung (FSRD-ITB), dan sambil keliling pameran, dari itu karena narasinya ditulis setelah berdiri 1998, dengan
Teguh lulusan Fakultas Seni katalog yang satu ini beda. dengan pendekatan akademis, pendekatan kenyataan koleksi
Rupa dan Desain Institut Memilih format “coffee table runtut dengan data-data yang ada (das Sein), dan
Seni Indonesia (FSRD-ISI books”, sehingga cocoknya penelitian dan sejarah, serta bukan yang seharusya (das
Yogyakarta). Selain kurator dibaca sambil duduk santai, dihidangkan dengan Bahasa Sollen). Kalau ada yang mau
internal, GNI juga mempunyai ditemani minuman (boleh kopi, teknis seni rupa sekolahan. menyebut ketiga buku ini
tenaga tim kurator dari luar, teh, coklat, dll. dan cemilan). tiga serangkai, boleh-boleh
untuk saat ini: Citra Smara Di sana Anda akan terpuaskan Jika dihubungkan dengan dua saja dan rasanya tidak salah.
Dewi (IKJ Jakarta) , Suwarno dengan reproduksi karya buku sebelumnya yang sama- Sebaiknya jangan “trilogi”,
Wisetrotomo, dan Sudjud warna-warni yang berukuran sama diterbitkan GNI pada khawatir mengingatkan orang
Dartanto (ISI Yogyakarta), Rizki besar-besar. Jika dinding 2019 buku Erwien Kusuma pada polemik trisila, ekasila,
68 Edisi 32 [2020]
BUKU // MONUMEN INGATAN/MONUMENT OF REMEMBRANCE
rupa Indonesia dan sejarah PAMERAN TETAP KOLEKSI perkembangan praktik seni rupa
Pancasila, yang terjadi pada GALERI NASIONAL
Indonesia modern yang INDONESIA modern Indonesia dan sebaliknya.
masa awal buku ini terbit.
saling berkelindan. “Terdapat [G] FOTO: MULLER MULYADI
Sekadar mengingatkan ruang sejumlah 135 koleksi GNI yang “Koleksi ini hadir di ruang pameran
pameran tetap GNI, yang sering ditampilkan dalam narasi sebagai monument ingatan,
juga disebut dengan Museum sejarah mulai dari periode yang tentu saja dibangun bukan
GNI, terletak di lantai dua, di kolonialisme di Hindia Belanda semata-mata untuk menghormati
atas Gedung B, membujur pada abad ke 19 sampai seseorang atau suatu peristiwa,
dari timur sampai ke barat. dengan perkembangan namun lebih dari itu adalah
Bila pengunjung masuk di termutakhirnya pada periode pengingat bahwa peradaban
ruang pendaftaran, lalu naik 2000-an,” tutunya. manusia di masa depan haruslah
tangga menuju lantai dua, bila lebih baik dan bijak dari saat ini,”
kemudian melangkah ke kiri Lebih rinci dari itu, namun tulisnya.
(timur), akan masuk Galeri Satu, masih tetap dalam perspektif
sebaliknya kalau ke kanan kebangsaan, Bayu dan Terngiang kutipan pernyataan
(barat) masuk ke Galeri Dua. Teguh melengkapi Pustanto S.Sudjojono yang ditempel pada
menambahkan, bahwa salah satu bagian dinding ruang
Kepala Galeri Nasional Indonesia berkelindannya seni rupa pameran ini, “Seni lukis baru tidak
Pustanto menjelaskan bahwa dengan sejarah Indonesia, mempropagandakan kebagusan
buku katalog pameran ini memberi ruang pada kita (keindahan), akan tetapi
menampilkan koleksi GNI yang sehingga bisa membaca mempropagandakan kebenaran
dikontekstualisasikan dengan sejarah sosiopolitik pada tiap-tiap orang.” Yusuf Susilo
sejarah perkembangan seni Indonesia modern melalui Hartono
69 Edisi 32 [2020]
SUDUT PANDANG // AGUS DERMAWAN T.
P
HIMPUNAN
RAHASIA
MONA LISA
AGUS DERMAWAN T. KRITIKUS, PENULIS BUKU BUDAYA & SENI.
ada 2 Mei 2019 masyarakat dunia memperingati 500 Indonesia beruntung. Beberapa minggu sebelum corona
tahun wafatnya Leonardo da Vinci (1452-1519). Untuk dinyatakan “resmi kulonuwun” di bumi Nusantara,
mengingatkan umat manusia kepada kecemerlangannya, pameran 17 lukisan Leonardo sudah digelar di Museum
sejumlah lembaga ilmu dan galeri seni menjunjung karya Mandiri, Jakarta, pada 6 Februari - 9 Maret 2020. Pameran
Leonardo secara spesial. Lukisan “Mona Lisa” di Museum yang berjuluk “Leonardo Opera Omnia” (Karya Lengkap
Louvre (Paris) serta “Perjamuan Terakhir” di kuil Santa Maria Leonardo) ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar
delle Grazie (Itali), dijadikan tontonan khusus. Kota Milan, Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia. Dan dianggap
Vinci, Florence, London, Edinburg juga menggelar karya pameran konvensionalnya yang terakhir, sebelum
Leonardo. Sementara pameran reproduksi spesial karya paket pameran itu masuk layar virtual lantaran corona.
Leonardo diadakan di empat benua sampai sepanjang Pameran ini menyajikan reproduksi cetak foto spesial
2020. Ketika dunia dilanda virus corona yang menyebabkan yang dikurung dalam pigura, dan disembur cahaya lampu
pameran konvensional tak bisa dilaksanakan, pameran khusus (light emitting diode) dari belakang. Sehingga
virtual pun digelar. Sehingga karya-karya pilihan Leonardo visual lukisan hadir cemerlang. Bahkan lebih ciamik dari
tetap bisa dinikmati sampai di sudut sofa rumah siapa saja. aslinya!
70 Edisi 32 [2020]
SUDUT PANDANG // AGUS DERMAWAN T.
PENGUNJUNG DI DEPAN
“PERJAMUAN TERAKHIR.”
SUASANA PAMERAN KARYA
LEONARDO DA VINCI DI JAKARTA.
perkiraan lain : Mona Lisa adalah Pasifica dengan wajah Ibunda Leonardo. Bahkan
Brandano, gadis kesayangan Giuliano senyum Mona Lisa yang penuh rahasia itu
de Medici, pelindung Leonardo ketika sesungguhnya adalah senyuman Ibunda
maestro ini tinggal di Roma. Leonardo.
Semua karya Leonardo yang ditampilkan
tentulah memikat. Apalagi lukisan “Mona Lisa” memang selalu ditawarkan Di sisi lain, ada yang menyebut bahwa
“L’Annunciazione” yang penuh warna dan sebagai teka-teki. Dan teka-teki yang wajah sesungguhnya dari Mona Lisa
dicipta kala Leonardo masih muda. Namun berkelindan di seluruh dunia sepanjang tergambar dalam lukisan “Mona Lisa
sebagus-bagusnya lukisan lain, “Mona hampir 500 tahun memang di seputar Telanjang”, yang baru diketemukan dan
Lisa” tetap paling menawan. Itu sebabnya obyek lukisan itu. Ada yang menduga dikonfirmasi asli oleh konservator Museum
kumpulan orang selalu terlihat di hadapan bahwa itu memang Lisa Di Antonio Maria Louvre, Bruno Mottin. Dalam “Mona
lukisan yang hanya berukuran 77 x 53 cm Di Noldo Gherardini, nama panjang Mona Lisa Telanjang” itu wajah Lisa, terutama
itu. Lisa, 24 tahun, ibu seorang anak. Dan senyumnya, memang berbeda dengan
diduga pula ketika dilukis Lisa sedang yang ada dalam “Mona Lisa”. Sementara
TEKA-TEKI SEPANJANG mengandung anak kedua, suatu hal yang hipotesa lain menyebut bahwa wajah
MASA menyebabkan ia menangkupkan tangan lukisan itu menggambarkan wajah
Pameran menyertakan teks pengantar di
di perutnya. Namun oleh Francesco wajah Caterina Sforsa, seorang bangsawati dari
sisi lukisan. Termasuk untuk “Mona Lisa”.
Lisa dalam lukisan itu dianggap tidak Forli!
Banyak yang berharap ada misteri yang
mirip. Itu sebabnya Francesco tidak mau
bisa dipecahkan lewat pengantar itu. Teka-teki berikutnya, ada pendapat
membayarnya. Sehingga Leonardo pun
Namun yang tertulis hanyalah informasi yang mengatakan bahwa Mona Lisa
menyimpan lukisan itu rapat-rapat di
pendek, yang juga mengisyaratkan sesungguhnya figur rekaan, yang
kediamannya.
kesamaran kepastian. Di situ tertulis bahwa menggabungkan wajah Ibunda Leonardo
“Mona Lisa” adalah pesanan Francesco del Yang jadi pertanyaan, mengapa lukisan dan wajah Leonardo sendiri. Dan judul itu
Giocondo dari Florence, yang meminta itu tidak terlalu mirip? Bukanlah Leonardo juga ciptaan Leonardo, yang dibikin berkait
Leonardo melukis Mona (kependekan dari adalah seorang pelukis yang sangat dengan wajah “perempuan-lelaki” yang
Madonna) Lisa, isteri Francesco. Dan dicipta pandai mengakurasi presisi? Dugaan dilukiskan. Para penafsir itu meyakini, nama
antara tahun 1501 sampai 1504. Sementara berikutnya muncul. Disebutkan bahwa Mona Lisa berasal dari kata Latin : amon
dalam informasi berikutnya muncul wajah Lisa dalam lukisan itu digabungkan (lelaki) dan elisa (perempuan).
71 Edisi 32 [2020]
SUDUT PANDANG // AGUS DERMAWAN T.
“MONA LISA”
KARYA: VERSI PHILLIPE DE CHAMPAIGNE.
“MONA LISA”
ABAD 16,
KOLEKSI VERNON, AMERIKA SERIKAT.
“MONA LISA”
ABAD 16, VERSI BERNARDINO LUINI.
“MONA LISA”
ABAD 16,
KOLEKSI MUSEUM PRADO,
MADRID, SPANYOL.
“MONA LISA”
ABAD 17,
KOLEKSI CARRARA ACADEMY, ITALI
72 Edisi 32 [2020]
SUDUT PANDANG // AGUS DERMAWAN T.
Pada tahun 1517, ketika Leonardo tinggal selalu ia simpan itu kepada banyak
di Prancis, lukisan itu terlongok Francois pelukis? Atau, mungkinkah Raja Francois
Karena
I. Raja Prancis ini berminat membeli membuka lebar-lebar kamar mandinya, berukuran
lukisan itu. Leonardo tak ingin menjual sehingga banyak pelukis abad 16 bisa kecil, Francois
dengan berbagai alasan misterius yang melihatnya? Dan mengapa “Mona Lisa” memajang lukisan
menyangkut “rahasia keluarga”. Namun bisa menjadi bahan tiruan, padahal banyak (Mona Lisa-Red) itu di
Francois memaksa, sampai akhirnya lukisan lukisan Leonardo lain yang tak kalah
kamar mandinya.
itu terbeli dengan harga yang (menurut menawan? Apa sih keistimewaan “Mona
Leonardo) sangat tinggi : 4.000 florin Lisa”?
emas, yang setara dengan 15, 30 kilogram
emas. Karena berukuran kecil, Francois Cerita lain, “Mona Lisa” yang mulai
Tapi atas hal ini Leonardo memiliki
memajang lukisan itu di kamar mandinya. diperhatikan publik, diboyong Napoleon
kelebihan. Dalam “Mona Lisa” ia
Berpuluh tahun “Mona Lisa” terkurung di Bonaparte pada awal abad 19, dan
menggunakan teknik sfumato, atau
situ. “Mona Lisa” baru dikenal kalangan disimpan di kediamannya. Setelah
teknik pulas dan gosok yang membaur
terbatas pada tengah abad 17. Dan mulai Napoleon turun tahta, lukisan itu dicuri
halus, seperti asap. (Sfumato berasal dari
populer di publik umum ketika Museum oleh Peruggia, yang berkomplot dengan
kata fumare, yang artinya asap). Semua
Louvre di Paris memajangnya pada 1797. Eduardo de Valfierno, seorang pemalsu
nuansa yang ada dalam lukisan “Mona
lukisan ulung. Setelah cukup lama
Lisa” digarap dengan teknik itu, termasuk
DITIRU DAN DICURI disembunyikan, lukisan itu akhirnya
pada bagian mata, sehingga pergerakan
Dari hitungan tahun popularitas “Mona dikembalikan, dengan tebusan uang
biji mata Mona Lisa secara sangat halus
Lisa”, teka-teki muncul lagi. Lantaran
menunaikan fungsinya : mengikuti posisi
pada abad 16 ternyata cukup banyak
penontonnya. Pada abad-abad setelahnya
lukisan yang meniru “Mona Lisa”. Dari
teknik ini banyak dikerjakan oleh para
wajahnya, posisi duduknya, background-
pelukis klasik Italia.
nya, sampai silang tangannya. Bahkan
Mona Lisa
ada yang sangat mirip dengan “Mona Lisa
Telanjang”, bagai tampak pada lukisan
hanya Jutaan orang sedunia menatap “Mona Lisa”
“La Belle Gabrielle” yang jadi koleksi tersenyum saja dengan perasaan misterius. Dan Mona
Lisa hanya tersenyum saja sepanjang
Earl of Spencer di Northampton, Inggris, sepanjang masa, masa, membiarkan dirinya untuk selalu
dan Carrara Academy di Bergamo, Itali. membiarkan dirinya enigmatik. Lukisan yang istimewa
Museum Prado di Madrid, National Gallery untuk selalu memang selalu memiliki cerita hebat di
di Oslo, Walters Art Gallery di Baltimore
enigmatik. luar kanvasnya, di luar bingkainya. “Mona
juga menyimpan lukisan “Mona Lisa” versi Lisa”, yang konon dihargai 750 juta euro
lain, yang semua ciptaan abad 16. Ada (sekitar Rp12 trilyun) pada 2020 sehingga
yang diketahui nama penciptanya, seperti dipajang dalam ruang super spesial yang
Philippe de Champaigne dan Bernardino kemasannya memakan biaya 7 juta dolar
Luini. Namun sebagian tidak dikenali siapa sangat sedikit. Sebuah pertanyaan lagi :
di Museum Louvre, adalah contoh nomer
yang mencipta, dan hanya disebut sebagai adakah “Mona Lisa” yang dikembalikan
satu untuk itu.
murid. oleh Peruggia (yakni lukisan yang sekarang
ditonton orang) itu asli? Misteri. Pada masa pandemi corona, Stephane
Dengan temuan bermacam versi Mona Distinguin, kepala eksekutif perusahaan
Lisa abad 16 itu, pertanyaan lanjut bisa Sementara itu, ketika orang ramai
teknologi Fabernovel, mengusulkan agar
dilontarkan. Adakah diam-diam Leonardo membicarakan teka-tekinya, sangat banyak
“Mona Lisa” dijual. Dan uangnya untuk
memperkenalkan lukisan yang konon penikmat “Mona Lisa” meyakini “keajaiban”
membantu masyarakat Prancis di masa
visualnya. Kata para penikmat itu : mata si
sulit, bagai diberitakan oleh majalah
Mona Lisa selalu sanggup menatap atau
Prancis Usbek & Rica. Dari situ muncul
mengikuti kita, ke manapun kita bergerak
taksiran baru. Setelah mengakumulasi
menggeserkan posisi. Sebuah ihwal
kualitas ciptanya, eksistensi pelukisnya,
Mona Lisa yang benar adanya, namun sama sekali
sejarahnya, modelnya, misterinya,
memang bukan keajaiban. Lantaran sesungguhnya,
jumlah pelihatnya, keterkenalannya,
selalu ditawarkan setiap gambar manusia yang bagus
kehebohannya, dan jasanya kepada
dengan visualisasi pandang mata yang
sebagai teka-teki. dibuat berfokus pada titik sentral,
kebudayaan dan finansial wisata, harga
Dan teka-teki akan selalu mengikuti siapa pun yang
“Mona Lisa” ditaksir sekitar 50 milyar euro,
yang berkelindan melihatnya. Suatu hal yang sama apabila
atau Rp806 trilyun. Wuussss!
di seluruh dunia kita menikmati lukisan pemandangan, Lalu bersenandunglah Nat King Cole :
sepanjang hampir 500 dengan tampilan perspektif jalan yang “Mona Lisa...Mona Lisa...men have named
tahun. digambarkan secara tajam dengan posisi you...You’re so like the lady with the mystic
sentral. smile...
73 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // SAAT CORONA MENGINSPIRASI PERUPA DUNIA
SAAT
CORONA
MENGINSPIRASI
PERUPA
DUNIA
Virus Corona telah
melumpuhkan dan
menakutkan dunia.
Tetapi virus itu tak bisa
melumpuhkan kreativitas para
perupa. Virus tersebut justru
telah menjadi sumber inspirasi
untuk menghasilkan karya-
karya seni rupa kelas dunia
yang menyentuh hati.
74 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // SAAT CORONA MENGINSPIRASI PERUPA DUNIA
C
BEBERAPA PERAWAT BERFOTO
orona demikian menakutkan. RIA DI DEPAN KARYA BANKSY DI
kemanusiaannya, serta identitasnya
RUMAH SAKIT SOUTHAMPTON,
Corona telah menyebabkan INGGRIS.
yang masih misterius sampai saat ini
dunia seperti berhenti. [G] SUMBER FOTO: THECONVERSATION.COM tergerak untuk menciptakan mural
Seluruh kegiatan kehidupan, sebagai ungkapan empatinya kepada
kecuali kegiatan melawan para tenaga medis di seluruh dunia.
corona, terhenti. Tak Menggunakan warna hitam-putih,
terkecuali dunia seni rupa. Semua “OUR NEW HEROES”
Banksy melukis seorang bocah yang
kegiatan pameran di seluruh dunia KARYA SENIMAN MURAL INGGRIS, sedang bermain boneka seorang
.
BANKSY, MUNCUL DI RUMAH SAKIT
telah dibatalkan. Museum seni rupa SOUTHAMPTON, INGGRIS perawat yang sedang melambaikan
dan galeri nasional harus menutup [G] SUMBER FOTO: @BANSKY.OFFICIAL
tangan. Sedangkan boneka jagoan
pintunya rapat-rapat. seperti Spider Man dan Batman masuk
keranjang sampah.
Tetapi di sisi lain, teror corona itu
justru menjadi sumber inspirasi Di akun Instagramnya @bansky.official,
yang berlimpah bagai para perupa Bansky menulis judul muralnya itu
untuk menghasilkan “seni rupa “Our New Heroes”. Tidak kurang 20.911
corona”, yaitu karya-karya seni yang pengikutnya menyukai karyanya
mengangkat tema corona, tidak tersebut. Karyanya itu ia tampilkan dan
saja mengenai korban corona, RS Southampton, Inggris.
perjuangan melawannya, tetapi juga
empati kepada para tenaga medis, Seorang seniman mural Belanda yang
sukarelawan dan petugas sipil dan mengaku bernama @iamfake juga
militer yang berjuang di garis depan memberi apresiasi tinggi kepada
pertempuran melawan corona. tenaga perawat di seluruh dunia. Pada
karyanya yang berjudul “Super Nurse”
Banksy, seorang seniman mural ia melukis seorang perawat yang
asal Inggris yang sangat terkenal mengenakan masker wajah dengan
dengan karya-karya politik dan logo Superman.
75 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // SAAT CORONA MENGINSPIRASI PERUPA DUNIA
76 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // SAAT CORONA MENGINSPIRASI PERUPA DUNIA
“SUPER NURSE!”
Ia mengaku membuat mural itu dalam KARYA SENIMAN MURAL DARI BELANDA. Muralnya tersebut telah jadi viral di
KARYA INI MERUPAKAN IDENYA UNTUK
rangka Hari Perawat Internasional 2020. SELURUH PERAWAT DI DUNIA. seluruh dunia. Bahkan pernah jadi cover
“Para perawat itu benar-benar berada di [G] SUMBER FOTO: IG @IAMFAKE sebuah tabloid di Manhattan, New York.
garis depan untuk melindungi hal-hal Sejak 1 Juni 2020, mural yang semula ada
yang paling berharga dalam hidup kita: di jalanan itu kini berpindah tempat ke
kesehatan kita dan orang-orang yang kita Museum Noordbrabants yang berada di
cintai. Saya melukis ‘Super Nurse’ sebagai
Saya melukis ‘Super Nurse’ pusat wabah corona di Belanda. Museum
penghormatan kepada semua perawat sebagai penghormatan ini dibuka lagi setelah 3 bulan ditutup.
profesional di seluruh dunia. Mereka kepada semua perawat profesional
melindungi persis apa yang paling di seluruh dunia. Pematung Inggris Sir Antony Gormley
berharga dan tak ternilai dalam hidup kita. membuat patung bertajuk “Hold”. Patung
Tidak hanya sekarang, tetapi juga di masa yang berjudul “Hold” itu adalah sosok
@IAMFAKE,
depan,” tulisnya di akun Instagramnya. Seniman mural Belanda kecil dari tanah liat gelap yang dibuat
77 Edisi 32 [2020]
”HOLD”, KARYA PEMATUNG
INGGRIS SIR ANTONY
GORMLEY, MELUKISKAN
KESENDIRIAN MANUSIA
”FATIQUE” KARYA PERUPA DHRUVI AKIBAT KEBIJAKAN
ACHARYA ASAL MUMBAI, INDIA. LOCKDOWN.
mereka.
“SAVE THE CHILD”, KARYA HE KUN,
“THE SAINTS WEAR WHITE”,
PERUPA ASAL YUNAN, CHINA. PERUPA HE KUN,
KARYA DUYI HAN. [G] SUMBER FOTO: ARTCHINA_UK asal Yunan, China
[G] SUMBER FOTO: IG DUYI.HAN
78 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // SAAT CORONA MENGINSPIRASI PERUPA DUNIA
79 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // FILANTROPIS
HELEN
BANGUN MINAT PUBLIK
PADA SENI VISUAL
Tidak hanya karya-karya seni
lukis ekspresionis asbtraknya
yang tetap hidup sampai hari
ini, tetapi juga yayasannya
yang tak henti berjuang
memajukan dunia seni rupa.
Itulah Helen Frankenthaler,
perupa asal Amerika Serikat.
80 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // FILANTROPIS
H
HELEN FRANKENTHALER DI
elen Frankenthaler (12 Desember TENGAH KARYA-KARYANYA.
bersama pada perupa lain. Tujuannya tidak
1928 – 27 Desember 2011) tercatat [G] FOTO: BP.BLOGSPOT.COM lain adalah untuk mempromosikan minat
sebagai salah satu perupa sukses. publik yang lebih besar dan pemahaman
Hal itu bisa terlihat dari berbagai yang lebih baik tentang seni visual.
penghargaan yang pernah disabet
semasa hidupnya. Frankenthaler Apa saja kegiatan yayasan? Belum lama
telah menerima banyak penghargaan ini yayasan tersebut mengumumkan dua
bergengsi seperti Medali Seni Nasional program baru yang membantu mendanai
pada tahun 2001. Penghargaan pertamanya pendidikan seni tingkat perguruan
diperolehnya tahun 1959, yakni Hadiah tinggi dan universitas. Program tersebut
Pertama untuk Melukis di Paris Biennial. menyediakan dana sekitar US$ 5 juta.
Penghargaan-penghargaan tersebut telah Empat perguruan tinggi di AS yang memiliki
menempatkannya sebagai salah seorang program studi visual art menerima bantuan
perupa penting yang pernah lahir. masing-masing US$ 500.000 selama dua
Kesuksesan pribadinya tahun. Penerima hibah tersebut adalah
Kesuksesan pribadinya tak membuatnya tak membuat Helen Sekolah Seni Universitas Columbia, Sekolah
sibuk dengan diri sendiri. Ia justru berjuang Frankenthaler sibuk Institut Seni Chicago, Sekolah Seni dan
agar para perupa lain bisa ikut maju. Maka, dengan diri sendiri. Ia Arsitektur UCLA, dan Sekolah Seni Yale pada
tahun 2018. Lalu, ada dana untuk program
ia memutuskan mendirikan Yayasan Helen justru berjuang agar para studi tingkat master dan doktor bidang
Frankenthaler tahun 1980 di New York perupa lain bisa ikut maju. sejarah seni tahun 2019.
81 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // FILANTROPIS
FRANKENTHALER DI STUDIO
SAAT MENGERJAKAN KARYANYA
generasi kedua pelukis Amerika
“RAPUNZEL” (1974), APRIL 1974.
pascaperang, dan secara
[G] SUMBER FOTO: EDWARD YOUKILIS.
COURTESY HELEN FRANKENTHALER luas dikenal sebagai salah
FOUNDATION ARCHIVES, NEW YORK
satu pembuat karya cetak
paling penting di masanya.
“SWAN LAKE #2”
KARYA HELEN FRANKENTHALER
Frankenthaler Prints Initiative
TAHUN 1961.
akan memperkaya koleksi
[G] SUMBER FOTO: PBS.TWIMG.COM
museum dan memungkinkan
studi tentang kontribusi inovatif
ke bidang seni grafis.”
82 Edisi 32 [2020]
INTERNASIONAL // FILANTROPIS
83 Edisi 32 [2020]
KOMUNITAS // RURU KIDS
Bekerja bersama-sama
RURU KIDS
ternyata memberi
peluang lebih banyak
dalam mengelola
kelompok kreatif.
MENGELOLA
Selain ide dan gagasan
yang berkelindan,
menyelesaikan
pekerjaan menjadi
lebih cepat. Berbagai
PROGRAM
pemikiran ketika
masalah muncul
menyumbang
banyak cara untuk
menyelesaikan
SENI program-program
yang telah
direncanakan.
BERBASIS
I
tulah kelebihan bekerja
secara kolektif. Hal semacam
ini dikembangkan Ruru Kids
dalam mengelola organisasi
PENDIDIKAN
untuk merencanakan program,
menjalankan program dan
menyelesaikan program. Sejak
berdiri 2010 Ruru Kids membuat
program anak-anak yang
berhubungan dengan dunia seni.
Baik menggambar, bermain dengan
dasar-dasar seni rupa dan mengelola
event seni di berbagai tempat.
Ruru Kids mengelola program
seni berbasis pendidikan yang
menyenangkan, edukatif dan inovatif
untuk anak dan remaja. Melalui
lokakarya seni rupa, pertunjukan musik
dan video, Ruru Kids mengundang
seniman, praktisi seni, dan mentor-
mentor profesional lintas disiplin
untuk berbagi pengetahuan
dan pengalaman di bidang seni dan
budaya. Sembari mengajak peserta
belajar sambil bermain, juga mengolah
ide hingga menjadi sebuah karya.
WORKSHOP RURUKIDS BERSAMA
GRAFIS HURU HARA, Ruru Kids mendorong kepercayaan
[G] SUMBER FOTO:RURUKIDS dan kemampuan anak untuk berani
84 Edisi 32 [2020]
KOMUNITAS // RURU KIDS
85 Edisi 32 [2020]
KOMUNITAS // RURU KIDS
86 Edisi 32 [2020]
KOMUNITAS // RURU KIDS
87 Edisi 32 [2020]
PERSONA // JEAN COUTEAU
JEAN COUTEAU
“Mental saya yang kena Covid-19”
88 Edisi 32 [2020]
PERSONA // JEAN COUTEAU
S
aking kuatnya tanda dalam perasaannya itu, kepada Galeri, dalam percakapan melalui WhatsApp,
budayawan Indonesia asal Prancis yang sudah Rabu, minggu ketiga Juni 2020. Ia mengaku, pada
lama tinggal, berkeluarga dan berkarya di Bali, awalnya biasa-biasa saja. Masih bisa tertawa kalau
ini saat menulis kolom “Udar Rasa” di Kompas, membaca kiriman meme yang lucu-lucu dari teman. Tapi
Minggu, 19 April 2020, dijadikan lead (pembuka). seiring dengan kepungan berita pandemi ini di media
Sebagian melukisan konflik perasaanya: “… massa, maupun kanal-kanal medsos, ia jadi stres dan
Terbersit pikiran bukankah ada baiknya saya menghindar depresi sendiri.
atau tidak hadir. Tetapi tidak : meskipun bahaya
mengintai, tak pantas menghindari Srihadi,sahabatku.” “Mental saya yang kena Covid-19,” ujarnya sambil tertawa
Terlepas dari, kapasitasnya sebagai penulis buku “Sirhadi seperti biasanya. Sehingga ia mengaku selama dua bulan
Soedarsono - Man x Universe” , yang malam itu harus itu kehilangan kreativitas. Sulit konsentrasi. Sehingga
diluncurkan bersamaan pembukaan pameran tunggal untuk menenangkan diri, ia keluar dari WA group, tidak
pelukis Bandung kelahiran Solo tersebut. melihat tayangan televisi, atau membaca berita tentang
wabah yang melanda dunia ini. Stres dan depresi itu
Jean Couteau yang suka tampil dengan pakaian serba kembali menghinggapi dirinya ketika dirinya menerima
putih dengan rambut di kuncir – belakangan kembali lagi kabar putrinya yang kuliah di Prancis positif Covid-19.
memakai pakaian warna-warni – lahir dan tumbuh dalam Pikirannya tidak karuan, saat menyadari bahwa Eropa,
keluarga penulis dan pelukis Prancis Genevieve Couteau terutama Prancis dan Itali, termasuk parah. Syukurnya,
(1925-2013). Sejak 1975 sampai sekarang bermukim di sang putri selamat. Dan putranya di Bali, awal Juni lalu
Bali, Indonesia. Setelah mempelajari seni rupa Bali, ia demam, dikira kena Covid-19, setelah menjali test dua
mengambil studi doktor di EHSS di Paris (1986). Hingga kali, hasilnya negatif.
sekarang ia aktif menulis seni rupa hingga kebudayaan
Bali dan Indonesia, dalam beberapa buku, maupun media Setelah mengaku “udar” (terlepas) dari depresi, Jean
massa. Tulisan kolomnya di Kompas, diterbitkan dengan Couteau yang beristri perempuan asal Sumatra Barat,
judul “Indonesiaku: Suara dari Tepi Sungai Ayung”. kini bersama temannya, seorang fotografer Bali, sedang
merancang buku tentang budaya Bali. Yusuf Susilo
“Ini saya baru keluar dari depresi gara-gara pandemi Hartono
Covid-19 selama dua bulan,” ujarnya penuh suka-cita
89 Edisi 32 [2020]
PERSONA // SRI HARTINI
SRI HARTINI
“Sri Hartini merasa bangga pada para seniman
dan budayawan Indonesia, yang terus kreatif
di tengah kesulitan yang mencekik diri dan
keluarganya di masa pandemi.”
90 Edisi 32 [2020]
PERSONA // SRI HARTINI
PENGABDIAN PANJANG
BIROKRAT KEBUDAYAAN
Perempuan asal Wonogiri, Jawa Tengah ini, pada 25 Juli 2020 genap berusia 60
tahun. Oleh karena usia itu, jabatan Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang diemban sejak 2018, akan
berakhir per 1 Agustus 2020. Meski tidak memegang jabatan struktural lagi,
Dra. Hj. Sri Hartini, M.Si akan tetap melanjutkan pengabdiannya di bidang
kebudayaan sebagai Pamong Budaya Ahli Utama.
A
lumni Jurusan Filsafat Pendidikan Fakultas Keguruan tidak saja melanda Jakarta, Indonesia, tapi seluruh dunia. Pandemi
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mengharuskan berkantor dari rumah, hingga beribadah di
Solo, ini 35 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) rumah. “Saya ngantor di rumah sudah tiga bulan, sejak 18 Maret
yang kini popular dengan ASN (Aparat Sipil Negara). 2020. Ke Senayan (Gedung E, Jadi “Kemendikbud-Red) baru
Dalam rentang waktu panjang tersebut itu ia merasakan pertengahan Juni lalu. Itu pun masuknya giliran, dengan protokol
bagaimana berbagai perubahan menjadi pegawai kesehatan yang ketat,” ujarnya di ujung telepon dari tempat
negeri di Era Orde Baru, Era Reformasi, hingga era “repotnasi” tinggalnya di Bekasi, Jawa Barat, Minggu ketiga Juni 2020.
saat pandemi Covid-19 sekarang ini. Selain itu juga merasakan
bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sebagai Sesditjen yang membantu melaksanakan program dan
Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kebudayaan kebijakan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, terutama di masa
dan Pariwisata, dan sekarang Kementerian Pendidikan dan pandemi saat ini, Sri Hartini berkesempatan berkomunikasi luas
Kebudayaan, seiring karier strukturalnya terus berkembang: dari dengan para seniman tradisi, modern hingga kontemporer, dari
staf, kasi, kasubdit, kabag hingga direktur. Tahun 2014, ia menjabat seni rupa hingga pertunjukan dan film. “Saya trenyuh banget. Di
Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, luar program bantuan pemerintah untuk 28.800 seniman yang
menggantikan Gendro Nurhadi, suaminya, yang memasuki masa sudah kami salurkan ke berbagai daerah se Indonesia, sesuai
pensiun. mekanisme yang ada, kami sering mengumpulkan donasi
dari para pejabat kebudayaan, atas ide pak Dirjen Kebudayaan,
Kinerjanya selama menjabat Direktur Kepercayaan Terhadap untuk menyumbang sembako kepada seniman jalanan maupun
Tuhan YME dan Tradisi, membuat dirinya banyak bersentuhan komunitas kesenian tradisi,” tuturnya dengan suara bergetar.
langsung dengan realitas persoalan masyarakat tradisi, komunitas
adat, hingga kelompok kepercayaan lokal seperti Badui, Samin, Di balik rasa trenyuhnya, Sri Hartini merasa bangga pada para
Marapu, dll. Ketika ia mau melestarikan, tantangannya justru seniman dan budayawan Indonesia, yang terus kreatif di tengah
datang dari masyarakat dan pemerintah lokal sendiri; bukan kesulitan yang mencekik diri dan keluarganya di masa pandemi.
dari objek sasaran. Berkat kegigihannya, sejak 2017, pemeluk Kreativitas para seniman dan budayawan bisa kita pantau, antara
kepercayaan telah mendapatkan hak-hak sipilnya, seperti lain lewat daring di media sosial, khususnya Instagram dan
misalnya layanan administrasi kependudukan, perkawinan dan YouTube. Satu di antaranya kanal “budayasaya” Kemendikbud di
pendidikan bagi anak-anak. YouTube, yang sudah memproduksi ratusan program pertunjukan,
workshop, pameran, webinar. Selain bertujuan menunjang
Ibu tiga putri dan eyang dari empat cucu itu tertawa kecil ketika kesejahteraan seniman, upaya ini sebagai upaya bersama tak
menyadari bahwa puncak kariernya ternyata saat pandemi yang menyerah pada Covid-19. Yusuf Susilo Hartono
91 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN EXCURSION
PEMBUKAAN PAMERAN
“EXCURSION”
SUATU PERJALANAN SENI
92 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN TUNGGAL UGO UNTORO
PEMBUKAAN
PAMERAN TUNGGAL
UGO UNTORO
PAMERAN TUNGGAL UGO UNTORO
“RINDU LUKISAN MERASUK DI
BADAN” BERLANGSUNG DI GEDUNG
A, GALERI NASIONAL INDONESIA, 20
DESEMBER 2019 – 12 JANUARI 2020
DI GEDUNG A GALERI NASIONAL
INDONESIA. PAMERAN RESMI DIBUKA
BERSAMA-SAMA OLEH KEPALA SEKSI
PAMERAN DAN KEMITRAAN GALERI
NASIONAL INDONESIA ZAMRUD
SETYA NEGARA, KURATOR PAMERAN
HENDRO WIYANTO, DAN UGO
UNTORO BESERTA TIM. PEMBUKAAN
PAMERAN INI DIMERIAHKAN DENGAN
PENAMPILAN JASON RANTI.
93 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN PERINGATAN 70 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA – RUSIA
PEMBUKAAN PAMERAN
PERINGATAN 70 TAHUN
HUBUNGAN DIPLOMATIK
INDONESIA – RUSIA
“UNTAIAN KATULISTIWA” DARI RUSIA
94 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN SEJARAH PERINGATAN 70 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA – RUSIA
PENGUNJUNG MENGAPRESIASI
KARYA-KARYA DALAM PAMERAN
“UNTAIAN KHATULISTIWA” DI GALERI
NASIONAL INDONESIA
95 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN TUNGGAL DAN PELUNCURAN BUKU SRIHADI SOEDARSONO-MAN X UNIVERSE
MENTERI BUMN BUKA PAMERAN SRIHADI KOLEKTOR, DAN PENCINTA SENI RUPA
PEMBUKAAN SOEDARSONO.
MAESTRO SENI RUPA PROF. KANJENG
PANGERAN SRIHADI SOEDARSONO
MEMADATI HALAMAN GNI. ADA 44 LUKISAN
YANG DIPAMERKAN, TERDIRI DARI 38
LUKISAN BARU, SISANYA MERUPAKAN
PAMERAN TUNGGAL ADHIKOESOEMO, M.A. KEMBALI
MENGGELAR PAMERAN TUNGGAL DI
KOLEKSI PRIBADI. PAMERAN INI DIKURATORI
OLEH DR. A. RIKRIK KUSMARA, M.SN. SAAT
96 Edisi 32 [2020]
SEREMONI // PAMERAN TUNGGAL DAN PELUNCURAN BUKU SRIHADI SOEDARSONO-MAN X UNIVERSE
PEMBUKAAN
PAMERAN TUNGGAL
SRIHADI
SOEDARSONO
DARI KIRI KE KANAN: PUSTANTO
(KEPALA GALERI NASIONAL INDONESIA),
ERICK THOHIR (MENTERI BADAN USAHA
MILIK NEGARA), DAN A. RIKRIK KUSMARA
(KURATOR PAMERAN)
97 Edisi 32 [2020]
KOLEKSI GNI // EDISI 32 -TAHUN 2020
AGENDA
JUDUL : GEDUNG GALERI
NASIONAL INDONESIA
BAHAN : SPIDOL PADA KERTAS A4
TAHUN : 2019
[G] FOTO: DOK. GNI
AGENDA GNI 2020 VII yakni Rizki A. Zaelani, Citra Ikuti informasi terbaru di
Smara Dewi, Sudjud Dartanto,
laman dan media sosial
Bayu Genia Krishbie, dan
Teguh Margono. resmi Galeri Nasional
Undangan terbuka/open call Indonesia
Pameran Daring Manifesto VII
“PANDEMI” dibuka mulai 3 Juni http:
hingga 14 Juli 2020. Syarat dan galeri-nasional.or.id
ketentuan undangan terbuka/ https:
open call telah dipublikasikan kebudayaan.kemdikbud.
NEGARA – WARGA BEBAS – BATAS BOSAN – GEMBIRA PERAWAT – KORBAN BAIK – JAHAT RUMAH SAKIT – RUMAH TINGGAL SIASAT – JUJUR di laman dan media sosial go.id/galerinasional
NEGERI – SWASTA PUSAT – DAERAH BERKUMPUL – BERPISAH MATI – HIDUP PAN – DEMOS LAKI-LAKI – PEREMPUAN PERCAYA – CURIGA PUSAT – DAERAH
PAHLAWAN – PENGHARGAAN SUAMI – ISTRI PERATURAN – PELANGGARAN SAKSI – PELAKU FITNAH – KENYATAAN AKTUAL – VIRTUAL PEKERJA – PEMODAL resmi Galeri Nasional Instagram:
ON LINE – OFF LINE INDONESIA – NEGARA MAJU OBSERVASI – AKSI BEBAS – TERKURUNG PENYAKIT – OBAT HAK – KEWAJIBAN ONLINE – OFFLINE INDONESIA – NEGARA MAJU
Indonesia. Hasil seleksi akan @galerinasional
TEORETIS – PRAKTIS MATEMATIK – MENGGAMBAR RUGI – UNTUNG MENDUKUNG – MENOLAK CERDAS – KONYOL DERITA – BAHAGIA JARAK – MELEKAT
GARDA DEPAN – GARDA BELAKANG MENONTON – DITONTON HUTANG – PENGHASILAN PERATURAN – KEJADIAN DUSTA – NYATA GILA – NORMAL MENGERTI – TAK PEDULI diumumkan pada 1 Agustus Twitter:
HIBURAN – KEMALANGAN TEGUH – CENGENG TEKNOLOGI – AGAMA NEGERI – SWASTA PINJAMAN – PEMBAYARAN SUKA – BENCI DUKUNGAN – MAKAR
2020 di laman dan media
SAINS – TAKHAYUL OLAH RASA – KERAS KEPALA BINGUNG – YAKIN PENGLIHATAN – LAYAR NIKMAT – HAMBAR PERSONAL – SOSIAL GURU – SISWA INDONESIA – WARGA ASING
JAUH – DEKAT KREATIVITAS – PERINTAH MENTERI – PARTAI POLITIK KOMPLAIN – NRIMO TULUS – KHIANAT MERDEKA – TERJAJAH KOTOR – BERSIH KREATIVITAS – PERINTAH
Indonesia. Karya yang lolos
PERISTIWA – BERITA
DATA – KEADAAN
MULIA - HINA
MEWAH – KESULITAN
MENGERTI – TAK PEDULI
HUKUM – KEADILAN KAWAN – LAWAN
ATASAN – BAWAHAN MEMATIKAN – MENYUSAHKAN
DATA – KEADAAN
MENEMUKAN – MENYEMBUNYIKAN
PEMERINTAH – PUBLIK TUGAS – JASA JELAS – TERSELUBUNG MANUSIA – ADIL PRESIDEN – PENASIHAT PRESIDEN KAYA – MISKIN TANGGUNG JAWAB – BEBAN 2020
RAHASIA – DIKETAHUI GOSIP – INFORMASI PEDULI – ABAI PENTING – SIA-SIA PUBLIK – PRIVAT SEHAT – SAKIT RAHASIA – DIKETAHUI GOSIP – INFORMASI
BUGAR – PESAKITAN EKSTRIM – BIASA-BIASA JARINGAN – MANDIRI DOKTER – PASIEN VIRUS – IMUNISASI POLITIKUS – NEGARAWAN MATEMATIK – MENGGAMBAR
WIBAWA – HINA TANGGUNG JAWAB – BEBAN DPR – RAKYAT DIRI – ORANG LAIN DERMAWAN – PUJIAN TERENCANA – SEADANYA WIBAWA – HINA TANGGUNG JAWAB – BEBAN
LABA – RUGI WARGA – PENDATANG MENEMUKAN – MENYEMBUNYIKAN TUA – MUDA TEPAT – MENYIMPANG AMAN – TERANCAM FITNAH – KENYATAAN
PRESIDEN – PENASIHAT PRESIDEN TERDUGA – KEJUTAN PERSONAL – SOSIAL RUMIT – MUDAH PEMIMPIN – UMAT TERTUTUP – TERBUKA TAKUT – TAK TAHU TERDUGA – KEJUTAN
PAHLAWAN – PENGHARGAAN BENAR – SALAH BENAR – PALSU PRIVAT – UMUM MENILAI – DINILAI CURIGA – SIMPATI REALITAS - HALUSINASI
MENJELASKAN – MENGABURKAN KENYANG – LAPAR KUAT – LEMAH KASAR – SOPAN DEVIDEN – DEVISIT SAINS – TAKHAYUL GILA – NORMAL
INDONESIA – NEGARA MAJU INDONESIA – LUAR NEGERI SERAM – LUCU DUGAAN – KEPASTIAN MOBIL – MOTOR KEBIJAKAN – KENYATAAN PEKERJA – PEMODAL
OLAH RASA – KERAS KEPALA BERSAMA – SENDIRI KANTOR – RUMAH TENTARA – POLITISI PRIBADI – KELOMPOK SUKA – DUKA SETUJU – INGKAR
NEGARA – WARGA KETUA – ANGGOTA PASRAH – NGOTOT SEDERHANA – MELIMPAH OLAH RAGA – OLAH PIKIR CERDIK – PANDIR KOLABORASI – KONSPIRASI
GANAS – JINAK PUSAT – DAERAH AKTIF – PASIF JAUH – DEKAT KELUARGA – TETANGGA LAKI-LAKI – PEREMPUAN GANAS – JINAK PUSAT – DAERAH
99 Edisi 32 [2020]
K aboel
Suadi
Judul: Bulan di atas Perahu
Tahun 1969,
Cat minyak pada kanvas
Koleksi GNI- Foto: Dok.GNI
Alamat Redaksi
Galeri Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 14
Jakarta Pusat 10110-Indonesia
Telp/Fax : 021. 381 3021
e-mail : galerimajalah@gmail.com