Anda di halaman 1dari 4

SIFAT-SIFAT ALLAH

Setiap yang ada pasti mempunyai sifat-sifat, yang keadaan sifat-sifatnya sesuai dengan
tingkatan keadaan yang ada itu. Demikian juga halnya bagi Tuhan. Secara garis besar
Tuhan itu bersifat dengan segala sifat kesempurnaan dan Maha Suci dari segala sifat
kekurangan. Sifat-sifat Tuhan dapat dibagi menjadi 3 macam sifat, yaitu : (1) sifat wajib,
(2) sifat mustahil, (3) sifat jaiz.

Sifat wajib. Adalah sifat yang pasti dimiliki oleh Tuhan, mustahil tidak dimiliki olehNya.
Ulama-ulama Ilmu Tauhid merumuskan sifat-sifat wajib bagi Allah ada 20 banyaknya,
sebagai tersebut dibawah ini
Wujud, artinya Allah itu ada. Mustahil bila Allah tidak ada. Adanya Allah terjadi sebab
zat-Nya sendiri, tidak karena diadakan oleh sebab lain diluar zat-Nya.
Qidam, artinya Allah itu azali atau dahulu. Dahulunya Allah tidak berpermulaan, sebab
sesuatu yang mempunyai permulaan berarti sesuatu itu baharu dan sesuatu yang baharu
tentulah dijadikan oleh sesuatu tang lain di luar dirinya (makhluk namanya). Tentu saja
keadaan yang demikian mustahil bagi Allah.
Baqa, artinya Allah itu kekal abadi. Allah ada untuk selama-lamanya, tidak mengalami
kebinasaan atau kehancuran, dan tidak juga mempunyai akhir kesudahan.
Mukholafatu lil-hawadits, artinya Allah itu berbeda dengan segala yang baharu. Yang
baharu itu adalah makhluk. Jadi Tuhan berbeda dengan makhluk. Perbedaan disini
meliputi segala hal, baik mengenai zat, sifat, maupun perbuatan. Tidak mungkin terjadi
persamaan antara Tuhan sang Pencipta dengan makhluk yang diciptakan.
Qiyam binafsihi, artinya Allah berdiri sendiri. Allah ada dan berbuat dengan kekuatan
diri-Nya sendiri. Wujud Allah ditentukan leh dirinya sendiri, bukan oleh yang lain diluar
diriNya. Dia tidak memerlukan sesuatu bantuan di luar zat-Nya, sebab memerlukan
bantuan berarti lemah dan yang lemah makhluk namanya, bukan Tuhan
Wahdaniyah, artinya Allah itu Maha Esa. Kemaha-Esaan Allah meliputi zat-Nya, sifat-Nya
dan perbuatan-Nya. Khusus tentang Esa dalam perbuatan perlu ditambahkan bahwa
Tuhan menyendiri dalam berbuat, tidak ada sekutu bagi-Nya. Perbuatan-perbuatan yang
dikerjakan-Nya terjadi atas dasar kehendak dan kekuasaan-Nya yang absolut, tidak ada
campur tangan dari pihak lain.
Hayat, artinya Allah itu Maha Hidup. Hidup Allah kekal abadi. Tidak ada waktu lahir dan
tidak ada waktu matinya. Ia hidup selama-selamanya dengan tidak berkesudahan.
Mustahil Allah tidak hidup, karena tidak hidup berarti mati, yang mati tidak bisa berbuat
apa-apa, lemah dan tidak berkuasa, dan Tuhan suci dari keadaan yang demikian.
Ilmu, artinya Allah itu Maha Mengetahui. Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu
dari yang sebesar-besarnya sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang akan terjadi dibumi,
di udara, laut, dimana saja, gelap terang, lahir batin. Tidak ada sesuatu pun yang
menandingi penetahuan Allah. Mustahil Allah tidak mengetahui , karena tidak
mengetahui berarti bodoh. Kebodohan sifat kekurangan, sedang Allah suci dari sifat
kekurangan.
Qudrat, artinya Allah itu Maha Berkuasa. Berkuasa berbuat apa saja dan menguasai apa
saja. Kekuasaan Tuhan bersifat penuh, mutlak, absolut, dalam arti sebenar-benarnya.
Mustahil Tuhan tidak berkuasa, sebab tidak berkuasa berarti lemah, dan yang lemah
bukan Tuhan.
Iradat, artinya Allah itu Maha Allah dalam berbuat apa saja atas dasar kehendak-Nya.
Sementara itu segala sesuatu bisa terjadi bilamana dikehendaki oleh-Nya. Mustahil Allah
tidak mempunyai sifat berkehendak, seba seseorang yang tidak berkemauan kalaupun ia
mengerjakan sesuatu perbuatan, pastilah perbuatannya itu dilakukan dengan tidak
sengaja atau dengan terpaksa, yang mengerjakan pekerjaan dengan tidak sengaja ialah
orang tak sadar, seperti orang gila atau mimpi. Sudah tentu Allah suci dari keadaan
seperti ini.
Sama’, artinya Allah itu Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala suara
yang ada dimanapun, baik suara keras maupun perlahan. Tidak mungkin Tuhan tuli,
sebab tuli adalah kekurangan yang mustahil ada pada Allah.
Bashar, artinya Allah itu Maha Melihat. Penglihatan Allah meliputi apa saja, yang berada
dimana saja dalam keadaan bagaimana saja, mustahil Allah buta, sebab buta adalah
sifat kekurangan yang tidak pantas ada pada Allah Yang Maha Sempurna.
Kalam, artinya Allah itu Maha Berkata-kata. Tapi berkata-katanya Allah berbeda dengan
berkata-katanya manusia atau makhluk lainnya..
Hayyun, artinya Allah Maha Selalu hidup
Alimun, artinya Allah Maha Selalu Mengetahui
Qadirun, artinya Allah Maha Selalu Berkuasa
Muridun, artinya Allah Maha Selalu Berkehendak
Sami’un, artinya Allah Maha Selalu Mendengar
Bashirun, artinya Allah Maha Selalu Melihat
Mutakallimun, artinya Allah Maha Selalu Berkata-kata
Sifat-sifat wajib bagi Allah tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu :

Sifat nafsiyyah, yaitu : sifat yang berhubungan dengan zat Allah SWT. Adapun yang
tergolong dalam kelompok ini adalah : sifat wujud
Sifat salbiyyah, yaitu : sifat Allah yang menolak sifat-sifat yang tidak sesuai atau tidak
layak bagi Allah, yaitu meliputi : Qidam, Baqa, Mukhalafatu lil-hawadisi, Qiyamuhu dan
Wahdaniyyah.
Sifat ma’ani, yaitu :sifat-sifat wajib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran
manusia, serta dapat menyakinkan orang lain lantaran kebenarannya dapat dibuktikan
oleh panca indera. Yang termasuk golongan ini adalah :hayyat, ilmu, qudrat, iradat,
sama’, bashar dan kalam.
Sifat ma’nawiyyah, yaitu : sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani atau kelanjutan
dari tujuh sifat diatas : hayyun, alimun, qadirun, muridun, sami’un, bashirun dan
mutakallimun.
Sifat mustahil. Adalah sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah. Sifat-sifat ini terdiri
dari semua sifat lawan dari sifat-sifat Wajib.
‘Adam, artinya tidak ada, lawan dari wujud.
Hudus, artinya baru, lawan dari qidam
Fana, artinya binasa, lawan dari baqa’
Mumatsalah, artinya sama dengan makhluk, lawan dari mukhalafatu lil-hawadisi
Ikhtiyaju bighairihi, artinya menghajat kepada yang lain, lawan dari qiyam binafsihi
Taaddud, artinya berbilang, lawan dari wahdaniyah
Maut, artinya mati lawan dari hayat
Jahlu, artinya Bodoh lawan dari ilmu
Ajzu, artinya lemah lawan dari qudrat
Karohah, artinya terpaksa lawan dari iradat
Ashom, artinya tuli lawan dari sama’
‘Am, artinya buta lawan dari bashar
Bukm, artinya bisu lawan dari kalam
Mayyitun, artinya maha selalu mati lawan dari hayyun
Jahilun, artinya maha selalu bodoh lawan dari alimun
Ajizun, artinya maha selalu lemah lawan dari qadirun
Karihun, artinya maha selalu terpaksa lawan dari muridun
Ashommun, artinya maha selalu tuli lawan dari sami’un
A’ma, artinya maha selalu buta lawan dari bashirun
Abkam, artinya maha selalu bisu lawan dari mutakallimun

Sifat Jaiz.
Sifat jaiz hanya ada satu sifat, yaitu bebasnya Allah berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Jaiz artinya “yang boleh”. Jadi Tuhan boleh berbuat sesuatu dan boleh juga tidak berbuat
sesuatu. Bagi Tuhan menjadikan alam ini tidak wajib, tetapi semata-mata boleh saja
hukumnya. Sebab kalau Tuhan wajib menjadikan alam, berartilah bahwa alam (seluruh
makhluk)menjadi suatu hal yang wajib adanya. Padahal yang wajib ada hanyalah Tuhan.
Tuhan juga bleh saja tidak menjadikan alam dan segala isinya, dan memang tidak
mustahil bila Tuhan tidak menjadikannya. Jadi menjadikan alam atau tidak menjadikan
alam, sama-sama bukan merupakan keharusan bagi Tuhan, tetapi hanya beblehan saja.
Demikianlah jalan pikiran ahlus sunnah wal jamaah[5].

Muhammad bin Sholiah Al-Utsaimin, Syarah tsalatsatul Ushul.2005.(Solo:AL-


QAWAM)hal:70

https://www.google.com/amp/s/ahmadwilliam.wordpress.com/2018/07/14/makalah-
aqidah-akhlak-iman-kepada-allah-swt-dan-tsamaratuhu/amp/

Anda mungkin juga menyukai