Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengertian Strategi Pembelajaran Secara Umum dan Menurut Para Ahli

Dalam dunia pendidikan, strategi bisa diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular education goal. Jadi strategi pembelajaran adalah sebuah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan tertentu.

Bisa juga dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana dan cara mengajar yang akan
dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan
pengajaran yang akan dicapai dan telah digariskan.

Jadi, strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik
pembelajaran secara spesifik.

Strategi pembelajaran memiliki beberapa kegunaan dan manfaat diantaranya adalah siswa terlayani
kebutuhannya mengenai belajar cara berfikir dengan lebih baik. Juga membantu guru agar memiliki
gambaran bagaimana cara membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

Hal ini dikarenakan siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan, motivasi untuk belajar,
keadaan latar belakang sosio budaya dan tingkat ekonominya. Keadaan ini sangat berpengaruh
terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan
sikapnya.

Jadi, kegunaan strategi adalah memberikan rumusan acuan kegiatan belajar mengajar untuk
memperoleh pengalaman belajar yang inovatif mengenai pengetahuan dan kemampuan berfikir
rasional dalam menyiapkan siswa memasuki kehidupan dalam masa dewasa.

Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli

Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, seorang guru memerlukan wawasan yang tepat
tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar, baik dalam
arti efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin dicapai berdasarkan rumusan tujuan
pendidikan yang utuh, di samping penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-
mengajar dan mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain
instruksional.

Contoh metode, teknik dan alat yang menjadi bagian di dalam pelaksanaan sesuatu strategi
pembelajaran diantaranya adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, debat, simulasi, laboratorium,
pengalaman lapangan, brainstorming, simposium, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata,
penggunaan nara sumber dan lain sebagainya.

Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli

Dan untuk lebih jelasnya mengenai pengertian strategi pembelajaran yang tepat dan benar. Berikut
ini definisi dan arti strategi pemelajaran menurut para ahli :

Sanjaya, Wina (2007)

Pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat pola
umum maksudnya macam dan urutan perbuatan yang dimaksud nampak dipergunakan dan/atau
dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Sehingga strategi
menunjuk kepada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa
belajar-mengajar.

Kemp (1995)

Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Kozma (Sanjaya, 2007)

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Egger Kauchak dan Harder

Strategi mengajar adalah jenis-jenis metode mengajar yang khusus direncanakan untuk mencapai
tujuan khusus.
Gerlach dan Ely (1990)

Strategi merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi pembelajaran
dimaksudkan meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik.

Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998): Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.

Gilistrap Martin

Strategi pembelajaran adalah pola ketrampilan dan perilaku guru yang dimaksudkan untuk
menolong siswa mencapai tujuan pengajaran.

Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998)

Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.

Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007)

Strategi Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau
tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran bukan hanya sebatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Hamzah B. Uno (2008:45)

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
Suparman (1997:157)

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Hilda Taba

Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua
variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.

Raka Joni (1980)

Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk
kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-siswa tersebut.

J. R David (Wina Senjaya, 2008)

Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran dapat


diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.

Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita (2008: 266)

Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta
difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266)

Strategi pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber


belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.

Alim Sumarno (2011)


Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau instruktur
dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas kepada pebelajar menuju
kepada tercapainya tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1995)

Strategi pembelajaran adalah sebagai pola-pola umum kegiatan peserta didik dalam mewujudkan
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

A.J. Romiszowski (1981)

Berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pandangan umum tentang rangkaian
tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah terpilih untuk metode pembelajaran.

2. Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh
seorang guru:

A. Strategi pembelajaran ekspositori

I. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang


berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.

Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam
menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Ekspositori

Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan.

Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah)
tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui
pelaksanaan demonstrasi).

Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran
kelas yang besar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini dilakukan melalui metode
ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu
sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang spesifik memungkinkan
untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.

2. Kelemahan Strategi Ekspositori

Disamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara
lain:

Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu
digunakan strategi yang lain.

Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan,
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.

Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.

Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa
itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.

Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi
satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang
diberikan guru.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran yang
dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya suatu
strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran Ekspositori

B. Strategi pembelajaran inquiry

I. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru
dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.

Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari
strategi pembelajaran inquiry, yaitu:

1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi ini
memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.

Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)


Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, di
antaranya yaitu:

Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.

Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa
dalam beljar.

Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering


guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,
maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan kepada
proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.

C. Strategi pembelajaran berbasis masalah

I. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama;

Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran


artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran


berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.

Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Dari penjelasan di atas dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Keunggulan

Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:

Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.

Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan


pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai
dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing
siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan
atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa
kelemahan diantaranya:

Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.

Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

D. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir


Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri
konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa.

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.

Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran
yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal.

Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman
sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan
hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari.

Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan
anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.

E. Strategi Pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada
empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam
kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya
tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar..

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem


pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian
dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

F. Strategi pembelajaran kontekstual /Contextual Teaching Learning

1. Pengertian Contextual Teaching Learning (CTL)

Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni,


konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning
komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).

2. Landasan Filosofi

Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-
fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan .
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal abad
20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.

Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran
kontekstual.

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)

Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari
secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.

Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun (1) hipotesis
(2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar
tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan

Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying knowledge)

Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut

3. Inquiry ( menemukan )

Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang
dipelajari.

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching
Learning CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.

Siklus Inqiry antara lain :

Observasi

Bertanya

Mengajukan dugaan
Pengumpulan data

Penyimpulan

Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:

a) Merumuskan masalah.

Contoh : bagaimanakah silsilah raja-raja bani Abbasiah

b) Mengamati atau melakukan observasi

Contoh : membaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi pendukung

c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan., table, dan lainnya.

Contoh : siswa membuat bagan silsilah raja-raja bani Abbasiah.

d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru atau audien yang lain.

Contoh : karya siswa didiskusikan bersama-sama

4. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional

PENDEKATAN CTL

PENDEKATAN TRADISIONAL

Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi secara pasif

Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.

Siswa belajar secara individual

Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

Perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri

Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan

Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6
Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian (angka) rapor

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman

Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam
konteks nyata

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus diterangkan sampai paham kemudian
dilatihkan

Pemahaman siswa dikembangkan atas dasar yang sudah ada dalam diri siswa

Pemahaman ada di luar siswa, yang harus diterangkan, diterima, dan dihafal

10

Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat dalam mengupayakan terjadinnya proses
pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif
dan membawa pemahaman masing-masing dalam proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima rumusan atau pemahaman (membaca, mendengarkan, mencatat,
menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran

11

Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau
membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di
luar diri manusia

12

Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu selalu berkembang.

Bersifat absolut dan bersifat final

13

Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-
masing

Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

14

Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan


Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa

15

Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses, bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes,
dll.

Hasil belajar hanya diukur dengan hasil tes

16

Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

17

Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek

18

Perilaku baik berdasar motivasi intrinsic

Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik

19

Berbasis pada siswa

Berbasis pada guru

20

Seseorang berperilaku baik karena ia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan
hadiah yang menyenagkan

Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching Learning (CTL)

G. Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang
afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus
menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai
akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa
sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan,
sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh
kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.

Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung
konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil
keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
3. Sasaran Strategi Pembelajaran

Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia diidamkan tersebut harus memiliki
kualifikasi:

a. Pengembangan bakat secara optimal


b. Hubungan antar manusia
c. Efisiensi ekonomi dan
d. Tanggung jawab selaku warga negara.

4. Tahapan Strategi Pembelajaran

Tahapan pra instruksional

Tahap pra instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses
pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan guru pada tahapan ini adalah:

Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir, tidak perlu diabsensi satu
per satu, cukup ditanyakan yang tidak hadir saja, dengan alasannya.

Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.

Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum
dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Mengulang kembali bahan yang lalu secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah
dibahas sebelumnya.

Tujuan tahapan ini, pada hakekatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap
bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan
pelajaran hari ini.

Tahapan instruksional

Tahap ini merupakan tahapan yang inti. Secara umum tahapan ini dapat diidentifikasi dengan
beberapa kegiatan sebagai berikut:

Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.

Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.

Pada setiap pokok materi yang dibahas hendaknya diberikan contoh-contoh konkret.

Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasa setiap pokok materi sangat
diperlukan.
Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.

Hal yang harus diperhatikan dalam tahapan instruksional adalah sebaiknya titik tekan kegiatan
adalah siswa, sehingga metode dan lain sebagainya dipilih yang menekankan pada keaktifan siswa.

Tahapan evaluasi dan tindak lanjut

Tahapan ketiga dari tahapan pengajaran yaitu tahapan evaluasi dan tindak lanjut. Tujuan tahapan ini
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:

Mengajukan pertanyaan kepada kelas, atau kepada beberapa siswa mengenai semua pokok materi
yang telah dibahas pada tahapan kedua.

Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru
harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai oleh siswa.

Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau
pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas.

Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada
pelajaran berikutnya.

https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/14/mengenal-lebih-dekat-tentang-strategi-dan-
tahapan-pembelajaran/

5. Istilah Terkait Dengan Strategi Pembelajaran

1. Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai se-suatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.

2. Pendekatan (Approach)

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digu-nakan dapat bersumber atau
tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan
dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi

pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.3. Teknik


Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimple-mentasikan suatu metode.
Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan
demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan
situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak
tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang
terbatas.

4. Taktik

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik
sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam
situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya
dalam tak-tik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan
mudah dipahami.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru
akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu
dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik
itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

https://www.asikbelajar.com/beberapa-istilah-dalam-strategi-pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai