Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

Resume Makalah BKI

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Robiatul Adawiyah, M.Pd

Disusun Oleh:

Deni Oktakiawan
(2018510030)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2019
A. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan konseling islam adalah aktifitas yang bersifat “membantu”, dikatakan membantu karena
pada hakikatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Allah (jalan yang lurus) agar
mereka selamat. Karena posisi konseler bersifat membantu, maka konsekuensinya inidividu sendiri
yang harus aktif belajar memahami dan sekaligus melaksanakan tuntunan islam (alquran dan sunnah
rasulnya). Pada akhirnya diharapkan agar individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati
di dunia dan akhirat, bukan sebaliknya kesengsaraan dan kemelaratan di dunia dan akhirat.

B. Pengertian Bimbingan Islami


Pengertian bimbingan secara umum, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu tersebut
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito 1983). Gladding (1996) mengatakan
“Guidance is the process of helping people make important choices that affect their lives,
such as choosing a preferred life stayl”. Surya (1988) mengatakan, bimbingan ialah suatu
proses pemberian yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing (konselor) kepada
yang dibimbing (konseli) agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengerahan dan perwujudan diri dalam mencapai tingkatan perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Prayinto (1983) berpendapat bimbingan merupakan
bantuan terhadap individu atau kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi –
pribadi yang mandiri. Kemandirian itu mencakup lima hal, yaitu :
1. Mengenal diri sendiri dan lingkungannya
2. Menerima diri sendiri dan linkungannya secara positif dan dinamis
3. Mengambil keputusan
4. Mengarahkan diri
5. Mewujudkan diri

C. Pengertian Konseling Islami

konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar individu atau
klien tersebut menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk (ciptaan) Allah yang
seharusnya hidup sesuai dengan ketentuandan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Musnamar,1992 : 5).
A. AZAS AZAS BIMBINGAN KONSELING
Pelayanan bimbingan konseling adalah pekerjaan professional. Sesuai dengan
makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan penyikapan yang meliputi unsur
kognisi, afeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan professional itu
harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah yang menjamin efesien dan efektivitas
proses dan lain-lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan
layanan disatu segi (antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan tingkat
perkembangan klien).

B. LANDASAN BIMBINGAN KONSELING


1) Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan
pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun
estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan
usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang apakah manusia
itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat
dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan
filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern.

Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan
konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri.
Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan
memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam


(1) Macam-macam tujuan
a) Tujuan Umum
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling islam adalah membantu individu dalam
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat. ) Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya berarti mewujudkan diri sesuai
dengan hakikatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras perkembangan unsur-
unsur kediriannya dan pelaksanaan fungsi serta sebagai makhluk Allah SWT (makhluk religius),
makhluk individu,makhluk sosial dan sebagai makhluk yang berbudaya.
(2) Tujuan Konseling Islam Menurut Para Ahli
Tujuan konseling islam ialah membantu seseorang untuk mengambil keputusan dan
membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan itu. Dengan keputusan
itu ia bertindak atau berbuat sesuatu sesuai dengan perilaku yang diajarkan atas ajaran
islam.
1) Badawi merumuskan tujuan konseling islami kedalam 4 point tujuan berikut ini:
a) Agar manusia berkembang secara serasi dan optimal unsur raga dan rohani serta
jiwanya berdasarkan ajaran islam
b) Agar unsur rohani serta jiwa pada individu itu berkembang secara serasi dan
optimal.
c) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individu dan sosial,
berdasar atas jajaran islam.
d) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai makhluk yang
sekarang hidup didunia dankelak akan hidup diakhirat berdasarkan atas ajaran
islam.

A. Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling


Menurut pandangan kita layanan adalah suatu tindakan

sukarela dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan hanya

sekedar membantu atau adanya permintaan kepada pihak lain

untuk memenuhi kebutuhannya.Maka dari itu, layanan atau

pelayanan itu sendiri secara umum menurut Purwadarminta

adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain.

A. PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki beberapa istilah yang


digunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan
handicap. Menurut World Health Organization (WHO), masing-masing istilah memiliki
makna sebagai berikut:

a. Disability: keterbatasan atau kurangnya kemampuan untuk menampilkan aktifitas sesuai


dengan aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
b. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis atau struktur anatomi
dan fungsinya biasanya digunakan pada level organ.

c. Handicap: ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari yang membatasi atau
menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu.

B. Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus .

Pengertian Bimbingan bagi Anak Berkebutuhan Khusus Bimbingan dan konseling


merupakan terjemahan dari guidance dan counseling dalam bahasa Inggris. Secara harfiah
istilah guidance dari akar kata guide berarti: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), dan menyetir (to steer). Banyak pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:

a. United States Office of Education, memberikan rumusan bimbingan sebagai kegiatan yang
terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis kepada peserta didik dalam
membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk problema yang dihadapinya, misalnya
problema kependidikan, jabatan, kesehatan sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaannya,
bimbingan harus mengarahkankegiatannya agar peserta didik mengetahui tentang diri
pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

A. PENGERTIAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Pengertian Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus Secara etimologis, istilah


konseling berasal dari bahasa latin, yaitu pinilium yang berarti dengan atau bersama yang
dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. Konseling
merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan
perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. Bantuan yang diberikan kepada
konseli lebih menekankan kepada peranan konseli itu sendiri ke arah tujuan yang sesuai
dengan potensinya.

B. TUJUAN BIMBINGAN KONSELING BAGI ABK

Tujuan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Drs.
Dewa Ketut Sukardi MBA., MM. bimbingan dan konseling memiliki tujuan umum dan
khusus. Ada pun tujuan umum bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
(UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara
umum, tujuan bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus adalah untuk
membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan diri dan menyesuaikan dirinya
secara optimal sesuai dengan hambatan, gangguan, atau kelainannya. Sesuai dengan
pengertian bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus sebagai upaya
membentuk perkembangan dan kepribadian siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan
anak tersebut, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di sekolah haruslah
dikaitkan dengan sumberdaya manusia. Yaitu dengan menerapkan layanan bimbingan dan
konseling untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengenal bakat, minat, dan
kemampuannya serta mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.

C. Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan konseli, dan secara langsung berkenaan dengan
permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh konseli itu. Berbagai jenis
pelayanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap konseli. Ada sejumlah layanan bimbingan dan konseling yang bisa
diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah
yang sedang dihadapinya, yaitu sebagai berikut:

a. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan anak berkebutuhan


khusus dan anak pada umumnya dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya
mereka di lingkungan baru tersebut. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi yang dapat diangkat melalui layanan
orientasi yang dapat mendukung peserta didik baru untuk berapdaptasi dengan lingkungan
barunya ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut: 1) Sistem penyelenggaraan pendidikan
pada umumnya 2) Kurikulum yang sedang berlaku 3) Penyelenggaraan pengajaran 4)
Kegiatan belajar maupun ekstra peserta didik 5) Sarana prasarana 6) Staf dan guru 7)
Tatatertib sekolah 8) Organisasi sekolah Penerapan layanan orientasi untuk anak
berkebutuhan khusus lebih ditekankan pada aksesibilitas fisik dan akan dibahas pada bagian
khusus agar setiap warga sekolah atau satuan pendidikan dan pihak terkait lainnya
mengetahui pentingnya aksesibilitas fisik.

D. Metode Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Pelaksanaan proses bimbingan dan konseling diperlukan beberapa metode yang


mendukung terselenggaranya kegiatan bimbingan dan konseling secara optimal, metode
bimbingan konseling yang ada adalah sebagai berikut:

a. Metode wawancara (interview)

Interview (wawancara) informasi merupakan suatu alat untuk memperoleh


fakta/data/informasi dari murid secara lisan, jadi terjadi pertemuan empat mata dengan tujuan
mendpatkan data yang diperlukan untuk bimbingan. Metode wawancara sebagai salah satu
cara untuk memperoleh fakta, metode wawancara masih tetap banyak dimanfaatkan karena
wawancara bergantung pada tujuan fakta apa yang akan dikehendaki serta untuk siapa fakta
tersebut akan dipergunakan. Fakta-fakta psikologis yang menyangkut pribadi konseli sangat
diperlukan untuk pemberian pelayanan bimbingan. Dalam pelaksanaan interview ini
diperlukan adanya saling mempercayai antara konselor dan konseli. Wawancara informatif
dapat dibedakan atas wawancara yang terencana (structured interview) dan wawancara tidak
terencana (nonstructured interview). Dalam wawancara yang terencana, isi dan bentuk-
bentuk pertanyaan sudah dipikirkan sebelumnya, demikian pula urutan dari hal-hal yang akan
ditanyakan. Untuk menghemat waktu, interviewer dapat mendasarkan pertanyaannya atas
kuesioner yang telah diisi beberapa waktu sebelumnya, dengan demikian wawancara
berfungsi sebagai pelengkap pada kuesioner. Apabila konseli belum mampu untuk mengisi
suatu kuesioner, informasi harus diperoleh hanya melalui wawancara. Metode wawancara
jika diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus harus mengetahui terlebih dahulu jenis
kebutuhan anak tersebut, ketika anak dengan keterbatasan dalam hal pendengaran dan bicara
(tunarunguwicara) konselor harus menyesuaikan kebutuhan anak tersebut, wawancara bisa
dilakukan dengan bahasa isyarat atau cara lain sehingga anak berkebutuhan khusus tadi
menjadi paham tentang pertanyaan dari konselor, sehingga mampu membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN DIRI

Kontrol diri (self-control) adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu dalam
mengendalikan dirinya, baik dalam perilaku, pemikiran, emosi maupun dalam pengambilan
keputusan sehingga sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu individu akan
mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki
individu maka semakin baik dalam mengendalikan perilakunya. Ghufron dan Risnawita
(2014: 21) menyatakan bahwa kontrol diri adalah suatu kemampuan untuk menyusun,
membimbing,mengatur, dan mengarahkan bentuk perilakuyang dapat membawa individu ke
arah konsekuensi yang positif. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang penting
dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses kehidupan,

B. ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN DIRI

Menurut averill ( elfida,1995 ) terdapat tiga aspek dalam pengendalian diri yaitu :

1. Kontrol perilaku ( behavioral control )


Yaitu kemampuan untuk memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan.kemampuan terdiri dari kemampuan untuk mengontrol perilaku yaitu
kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi.aspek ini
didefinisikan sebagai kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara
langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan.kemampuan mengontrol perilaku diperinci menjadi dua
komponen,yaitu : mengatur pelaksanaan ( regulated administration ) dan kemampuan
memodifikasi stimulus ( stimulus modifiability ).
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTROL DIRI

Secara garis besar faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal :

1. Faktor eksternal, diantaranya adalah lingkungan keluarga,dalam lingkungan keluarga


terutama orang tua akan menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri
seseorang.

Faktor internal yang turut andil dalam kemampuan mengontrol diri adalah usia.semakin
bertambah usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol diri orang
tersebut.faktor internal lainnya adalah kematangan dan salah satu faktor yang mempengaruhi
kematangan adalah kesadaran agamam

D. INDIVIDU DENGAN KARAKTERISTIK SELF CONTROL

Individu dengan Karakteristik Self Control Individu yang memiliki self control yang
baik akan menunjukkan karakteristik khusus dalam merespon segala hal yang
menghampirinya.

Logue (1995) menyebutkan gambaran individu yang menggunakan self control yakni: a.
Tetap bertahan mengerjakan tugas walaupun terdapat hambatan atau gangguan. Individu akan
tekun terhadap tugas yang dikerjakannya walaupun ia merasa kesulitan karena adanya
hambatan baik dari dalam maupun dari luar dirinya. b. Dapat berperilaku sesuai dengan
aturan dan norma yang berlaku dimana ia berada. Kecenderungan individu dalam menaati
aturan dan norma yang berlaku mencerminkan kemampuannya dalam mengendalikan diri
meskipun sebenarnya individu ingin melanggar aturan dan norma tersebut. c. Tidak
menunjukkan perilaku yang dipengaruhi kemarahan (mampu mengendalikan emosi negatif).
Kemampuan merespon stimulus dengan emosi positif membantu individu untuk terbiasa
mengendalikan dirinya dalam berperilaku sesuai harapan lingkungan. d. Toleransi terhadap
stimulus yang tidak diharapkan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan yang besar1.

A. HUBUNGAN PENGENDALIAN DIRI DENGAN POLA ASUH

ISLAMI

Freud dalam teori psikoanalisa mengemukakan bahwa masa kanak-kanak merupakan


masa yang sangat peka atau sensitif dalam proses pembentukan kepribadian anak,lebih lanjut
freud mengemukakan, lima tahun pertama sangat menentukan kehidupan selanjutnya.freud
mengaitkan kontrol diri dengan superegi.superego adalah istilah freud untuk cita-cita diri dan
standart moral indvidu.

B. Kode Etik bimbingan dan Konseling

Berdasarkan keputusan pengurus besar asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia


(PBABKIN) nomor 010 tahun 2006 tentang penetapan kode etikprofesi bimbingan dan
konseling, maka kode etik itu adalah sebagai berikut:

1. Kualifikasi konselor dalam nilai, sikap,keterampilan, pengetahuan dan wawasan.


1
http://repository.upi.edu/23487/5/S_PPB_1102451_Chapter2.pdf
a. Konselor wajib terus menerus mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia wajib
mengerti kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri, yang dapat
mempengarui hubunganya dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan
profesional serta merugikan klien.

A. METODE DALAM BIMBINGAN KONSELING

  Pengertian Metode dan Macam-macam Metode dalam bimbingan dan konseling


1.      Pengertian Metode:
              Kata metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti
jalan, jadi metode secara harfiah, adalah “jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu
tujuan. Pengertian sesungguhnya dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana berupa fisik seperti alat peraga,
administrasi, dan pergedungan dimana proses kegiatan bimbingan dan konseling berlangsung
dan bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri termasuk metode juga dan sarana
non-fisik seperti kurukulum, contoh teladan, sikap dan pandangan pelaksana metode,
lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dengan melalui seperti wawancara,
angket, tes psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya.2

2.      Metode-metode Bimbingan dan konseling


              Metode dapat dikatakan suatu jalur atau cara yang harus dilalui untuk pencapaian
suatu tujuan. Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu pertama,
metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok
dikenal dengan group guidance sedangkan metode bimbingan individual dikenal
dengan individual counseling.3 Adapun macam-macam metode dalam bimbingan dan
konseling yaitu :
a.       Bimbingan Individual
        Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung
bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Dengan
perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to
face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara
(pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui
teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.

2
http://duniakonselingandpsikologi.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html
3
Sumarto, 2017, Bimbingan Dan Konseling, Jambi, PUSTAKA MA’ARIF PRESS, hal.11
2.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah penting dalam keseluruhan manajemen program bimbingan


dan konseling komprehensif. Tanpa evaluasi terhadap pelaksanaan program, tidak mungkin
dapat diketahui dan diidentifikasi keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah direncanakan sebelum-sebelumnya. Penilaian atau
evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan usaha mengukur, menilai atau
menentukan derajat kualitas oelaksanaan program. Selain itu, evaluasi pelaksanaan program
juga diperlukan untuk memperoleh balikan (feed back) terhadap keefektifan aktivitas dan
layanan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai