DOSEN PEMBIMBING
Dr. Robiatul Adawiyah, M.Pd
Disusun Oleh:
Deni Oktakiawan
(2018510030)
Bimbingan konseling islam adalah aktifitas yang bersifat “membantu”, dikatakan membantu karena
pada hakikatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Allah (jalan yang lurus) agar
mereka selamat. Karena posisi konseler bersifat membantu, maka konsekuensinya inidividu sendiri
yang harus aktif belajar memahami dan sekaligus melaksanakan tuntunan islam (alquran dan sunnah
rasulnya). Pada akhirnya diharapkan agar individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati
di dunia dan akhirat, bukan sebaliknya kesengsaraan dan kemelaratan di dunia dan akhirat.
konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar individu atau
klien tersebut menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk (ciptaan) Allah yang
seharusnya hidup sesuai dengan ketentuandan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Musnamar,1992 : 5).
A. AZAS AZAS BIMBINGAN KONSELING
Pelayanan bimbingan konseling adalah pekerjaan professional. Sesuai dengan
makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan penyikapan yang meliputi unsur
kognisi, afeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan professional itu
harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah yang menjamin efesien dan efektivitas
proses dan lain-lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan
layanan disatu segi (antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan tingkat
perkembangan klien).
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan
konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri.
Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan
memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
c. Handicap: ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari yang membatasi atau
menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu.
a. United States Office of Education, memberikan rumusan bimbingan sebagai kegiatan yang
terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis kepada peserta didik dalam
membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk problema yang dihadapinya, misalnya
problema kependidikan, jabatan, kesehatan sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaannya,
bimbingan harus mengarahkankegiatannya agar peserta didik mengetahui tentang diri
pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Tujuan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Drs.
Dewa Ketut Sukardi MBA., MM. bimbingan dan konseling memiliki tujuan umum dan
khusus. Ada pun tujuan umum bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
(UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara
umum, tujuan bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus adalah untuk
membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan diri dan menyesuaikan dirinya
secara optimal sesuai dengan hambatan, gangguan, atau kelainannya. Sesuai dengan
pengertian bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus sebagai upaya
membentuk perkembangan dan kepribadian siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan
anak tersebut, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di sekolah haruslah
dikaitkan dengan sumberdaya manusia. Yaitu dengan menerapkan layanan bimbingan dan
konseling untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengenal bakat, minat, dan
kemampuannya serta mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan konseli, dan secara langsung berkenaan dengan
permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh konseli itu. Berbagai jenis
pelayanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap konseli. Ada sejumlah layanan bimbingan dan konseling yang bisa
diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah
yang sedang dihadapinya, yaitu sebagai berikut:
a. Layanan Orientasi
Kontrol diri (self-control) adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu dalam
mengendalikan dirinya, baik dalam perilaku, pemikiran, emosi maupun dalam pengambilan
keputusan sehingga sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu individu akan
mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki
individu maka semakin baik dalam mengendalikan perilakunya. Ghufron dan Risnawita
(2014: 21) menyatakan bahwa kontrol diri adalah suatu kemampuan untuk menyusun,
membimbing,mengatur, dan mengarahkan bentuk perilakuyang dapat membawa individu ke
arah konsekuensi yang positif. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang penting
dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses kehidupan,
Menurut averill ( elfida,1995 ) terdapat tiga aspek dalam pengendalian diri yaitu :
Secara garis besar faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal :
Faktor internal yang turut andil dalam kemampuan mengontrol diri adalah usia.semakin
bertambah usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol diri orang
tersebut.faktor internal lainnya adalah kematangan dan salah satu faktor yang mempengaruhi
kematangan adalah kesadaran agamam
Individu dengan Karakteristik Self Control Individu yang memiliki self control yang
baik akan menunjukkan karakteristik khusus dalam merespon segala hal yang
menghampirinya.
Logue (1995) menyebutkan gambaran individu yang menggunakan self control yakni: a.
Tetap bertahan mengerjakan tugas walaupun terdapat hambatan atau gangguan. Individu akan
tekun terhadap tugas yang dikerjakannya walaupun ia merasa kesulitan karena adanya
hambatan baik dari dalam maupun dari luar dirinya. b. Dapat berperilaku sesuai dengan
aturan dan norma yang berlaku dimana ia berada. Kecenderungan individu dalam menaati
aturan dan norma yang berlaku mencerminkan kemampuannya dalam mengendalikan diri
meskipun sebenarnya individu ingin melanggar aturan dan norma tersebut. c. Tidak
menunjukkan perilaku yang dipengaruhi kemarahan (mampu mengendalikan emosi negatif).
Kemampuan merespon stimulus dengan emosi positif membantu individu untuk terbiasa
mengendalikan dirinya dalam berperilaku sesuai harapan lingkungan. d. Toleransi terhadap
stimulus yang tidak diharapkan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan yang besar1.
ISLAMI
2
http://duniakonselingandpsikologi.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html
3
Sumarto, 2017, Bimbingan Dan Konseling, Jambi, PUSTAKA MA’ARIF PRESS, hal.11
2.1 Pengertian Evaluasi