Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri hilyatun nabila

NIM : 206119003

Demokrasi di indonesia

Pilar-pilar demokrasi di indonesia

Ahmad Sanusi dalam Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi


(2006), mengemukakan 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
UUD 1945, yaitu:

1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa


Artinya seluk beluk sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI
harus taat asas, konsisten (sesuai) dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan
Artinya mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut UUD 1945 bukan
dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa semata-mata.
Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih menuntut kecerdasan rohaniah, kecerdasan
aqliyah, kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Artinya kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyat memiliki atau
memegang kedaulatan.
Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat dipercayakan pada wakil-wakil rakyat
di MPR (DPR atau DPD) dan DPRD
4. Demokrasi dengan rule of law
Demokrasi dengan aturan hukum mempunyai empat makna penting, yaitu:
a. Kekuasaan negara RI itu harus mengandung, melindungi serta mengembangkan
kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan, demokrasi dagelan
atau demokrasi manipulatif.
b. Kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan demokrasi
yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
c. Kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan demokrasi
yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
d. Kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest) seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan dan
kerusakan.

5. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara


Artinya, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui kekuasaan negara RI tak terbatas
secara hukum. Demokrasi dikuatkan dengan pemisahan kekuasaan negara dan
diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab. Demokrasi menurut
UUD 1945 mengenal pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and separation of
power), dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).
6. Demokrasi dengan hak asasi manusia
Artinya, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui HAM yang tujuannya bukan saja
menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya.
7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
Artinya demokrasi menurut UUD 1945 menghendaki pemberlakuan sistem pengadilan
yang merdeka (independen). Memberi peluang seluas-luasnya pada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka
pengadilan yang merdeka itu penggugat dengan pengacaranya, penuntut umum dan
terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak yang sama. Untuk mengajukan
konsiderans (pertimbangan), dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian dan
petitumnya.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
Artinya otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya
kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat dan lebih khusus lagi pembatasan
atas kekuasaan Presiden. UUD 1945 secara jelas memerintahkan pembentukan daerah-
daerah otonom pada provinsi dan kabupaten atau kota. Urusan pemerintahan diserahkan
Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Dengan Peraturan Pemerintah, daerah-daerah
otonom dibangun dan disiapkan untuk mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-
urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
9. Demokrasi dengan kemakmuran
Artinya demokrasi bukan hanya soal kebebasan dan hak, kewajiban dan tanggung jawab,
asal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan.
Demokrasi bukan hanya soal otonomi daerah dan keadilan hukum. Bersamaan dengan
itu semua, demokrasi menurut UUD 1945 ditujukan untuk membangun negara
kemakmuran (welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Artinya demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di antara berbagai
kelompok, golongan dan lapisan masyarakat. Tidak ada golongan, lapisan, kelompok,
satuan atau organisasi yang jadi anak emas yang diberi berbagai keistimewaan atau hak-
hak khusus.

Urgensi demokrasi pancasila dalam kehidupan ketatanegaraan RI

1. Kehidupan Demokratis yang Bagaimana yang Kita Kembangkan?


Demokrasi kita selain memiliki sifat yang universal, juga memiliki sifat khas sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Sebagai demokrasi
yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan demokratis yang kita kembangkan
harus mengacu pada landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UD Tahun
1945.
2. Mengapa Kehidupan yang Demokratis Itu Penting?
Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis,
apabila di dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki persamaan di muka hukum, dan
memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil.
3. Bagaimana Penerapan Demokrasi dalam Pemilihan Pemimpin Politik dan Pejabat
Negara?
Seorang  pemimpin harus yang memiliki kemampuan memadai, sehingga ia mampu
melindungi dan mengayomi rakyatnya dengan baik. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus  memenuhi syarat-syarat tertentu. Berdasarkan sistem demokrasi
yang kita anut seorang pemimpin itu harus beriman dan bertawa, bermoral, berilmu,
terampil, dan demokratis.
4. Sikap seseorang yang memperoleh kepercayaan sebagai pemimpin?
Sikap terbaik jika memperoleh kepercayaan adalah mensyukurinya, sebab hakikatnya
merupakan nikmat dari Tuhan. Salah satu cara untuk bersyukur adalah selalu ingat
akan tugas kepemimpinan yang diembannya, yakni memimpin umat mencapai tujuan
dengan ridha Tuhan. Apabila ia beriman dan bertakwa maka tugas-tugas
kepemimpinannya itu akan disyukuri sebagai amanah dan sebagai kewajiban mulia
agar mampu dilaksanakan dengan baik.
Peran warga dalam kehidupan demokrasi

1. Menjunjung tinggi persamaan : Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita


mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-
batas yang harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan
norma yang berlaku dapat dipatuhi.

3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil :Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah
perbuatan yang benar-benar dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang
dilakukan orang lain ,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan
lingkungan masyarakat sekitar.

4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam musyawarah


mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan.

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam memahami sikap
mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk
kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan
profesi yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai