Anda di halaman 1dari 44

Nama : Lilis Oktavia

NPM : 1710303054

Kelas : IPA 02

PERCOBAAN 1

ANALISIS KUALITATIF

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

1. Petunjuk Umum :
a. Untuk setiap reaksi pengujian, gunakanlah masing-masing paling
banyak 0,5 mL larutan yang mengandung kation/anion yang akan
diteliti.
b. Gunakan pereaksi sesuai dengan keperluan (jangan terlalu banyak)
c. Pengamtan meliputi perubahan warna, pembentukan
endapan/kekeruhan, pelarutan kembali dan yang lain, catatlah
semua pengamatan dalam kolom yang tersedia.
d. Carilah reaksi-reaksi kimia yang diramalkan akan terjadi sebelum
pengerjaan dimulai dengan melihat dari buku Vogel Kualitatif dan
yang lain,
e. Reaksi-reaksi kimia yang dituliskan dalam laporan resmi dalam
bentuk reaksi ion.
2. Tujuan :
a. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation-kation dan
anion-anion zat anorganik.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam setiap reaksi identifikasi kation dan anion.
c. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang
terjadi.
3. Landasan Teori
Pada analisis kualitatif secara sistematik kation-kation
diklasifikasikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat kation itu
sendiri terhadap beberapa reagensia. Masing-masing golongan kation
tersebut memiliki ciri khas yang berbeda.
a. Golongan I: Kation yang terdapat dalam golongan ini membentuk
endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion yang masuk dalam
golongan ini adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak.
b. Golongan II: Kation yang terdapat dalam golongan ini tidak bereaksi
dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang masuk dalam
golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium,
arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan
timah (V).
c. Golongan III: Kation yang terdapat dalam golongan ini tidak bereaksi
dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Akan tetapi membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Ion-ion yang
masuk dalam golongan ini adalah bsi (II), besi (III), aluminium,
kromium (III), kromium (VI), nikel, kobalt, mangan (II), mangan
(VII), dan zink.
d. Golongan IV: Kation yang terdapat dalam golongan ini tidak bereaksi
dengan reagensia dari golongan I, II, dan III. Akan tetapi membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion-ion yang masuk
dalam golongan ini adalah barium, strontium, dan kalsium.
e. Golongan V: Kation yang terdapat dalam golongan ini merupakan
kation yang tidak bereaksi dengan reagensia pada golongan
sebelumnya. Ion-ion yang masuk dalam golongan ini adalah
magnesium, natrium, kalium, dan ammonium.
Analisis anion tidak dilakukan dengan metode yang sesistematik
pada identifikasi kation. Namun anion dapat dipisahkan ke dalam
golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya,
garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Anion digolongkan
menjadi du akelas, yaitu:
a) Kelas A: Kelas ini dibagi lagi ke dalam sub-kelas, yaitu (i) gas
dilepaskan dengan HCl encer atau H2SO4, dan (ii) gas atau uap
dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Ion-ion yang masuk dalam kelas ini
adalah karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat,
sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b) Kelas B: Kelas ini dibagi lagi ke dalam sub-kelas, yaitu (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. Ion-ion yang
masuk ke dalam kelas ini adalah sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit,
hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, suksinat, manganate,
permanganat, kromat, dan dikromat.
4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk identifikasi kation dan anion?
2. Bagaimana hasil yang diperoleh dari identifikasi kation dan anion?
5. Hipotesis
1. Cara untuk identifikasi kation dan anion yaitu dengan menguji melalui
penambahan reagen.
2. Hasil yang diperoleh dari identifikasi kation dan anion yaitu adanya
endapan atau perubahan warna.
6. Menguji Hipotesis
6.1 Alat dan Bahan
Alat :

Tabung Reaksi
a.
Rak Tabung Reaksi

b.

Pipet Tetes
c.

Corong

d.

Kertas Saring
e.

Kertas Saring
f.

Pembakar Spirtus
g.

h. Kaki Tiga

6.2 Cara Kerja


6.2.1 Reaksi Pengenalan Kation

Cara Kerja Reaksi Ion Pengamatan


Kation Golongan I Argentium (Ag+) Argentium (Ag+)
Argentium (Ag+) 1. Ag+ + Cl- → 1. Endapan putih
AgCl ↓ a. Endapan abu-
a. 2 AgCl ↓ → 2 abu
AgNO3
Ag ↓ + Cl2 ↓ b. Endapan putih

1. b. – c. Endapan putih
+ c. 2 AgCl ↓ + 2 d. Endapan putih
NH3 →
[Ag(NH3)2] + 2. Endapan putih-
HCl
Cl- kekuningan
d. AgCl ↓ + 2 a. Endapan tak
Endapan yang terbentuk CN- → larut
dibagi empat [Ag(CN)2]- + b. Endapan larut
a. Endapan dikarenakan Cl- c. Endapan larut
sinar matahari
b. Endapan + air panas 2. Ag+ + I- → 3. Endapan coklat
c. Endapan + AgI ↓ a. Endapan tak
a. – larut
b. –
NH4O c. AgI ↓ + 2 CN- 4. Endapan merah
→ [Ag(CN)2]- bata
hasilnya + + I- a. Endapan tak
larut
HNO3 3. 2 Ag+ + 2 OH- b. Endapan tak
encer → Ag2O ↓ + larut
H2O

d. Endapan + KCN a. Ag2O ↓ + 2H 5. Endapan kuning

berlebihan → 2 Ag+ +
H2O

AgNO3
4. 2 Ag+ + CrO42-
→ Ag2CrO4
2.
a. –
+
b. 2 Ag2CrO4 ↓ +
2 H+ ↔ 4 Ag+
+ CrO42-
5. -

KI

Endapan yang terbentuk


dibagi tiga
a. Endapan + air panas
b. Endapan + larutan KI
berlebihan
c. Endapan + larutan KCN
berlebihan

AgNO3

3.
+

NaOH

Endapan setelah dipisahkan


dari filtratnya lalu ditambah
larutan NaOH berlebihan

AgNO3

4.
+
K2CrO4

Endapan yang terbentuk


dibagi menjadi dua
a. Endapan + larutan
CH3COOH
b. Endapan + larutan HNO3

AgNO3

5.
+

Na3PO4
sekunder

Merkuro (Hg22+) Timah Hitam Timah Hitam


(Pb2+) (Pb2+)
1. Pb2+ + 2 Cl- → 1. Tidak
Hg2 (NO3)2
PbCl2 ↓ membentuk

1. endapan karena

+ larutan rusak

Kation Golongan
HCl Kation II
Golongan II Bismuth (Bi3+)
3+
Endapan yang terbentuk Bismuth (Bi ) 1. Endapan hitam

dibagi menjadi dua 1. Bi3+ + 3 I- → a. Endapan larut,


a. Endapan + air panas BiI ↓ larutan kuning
b. Endapan + a. BiI3 ↓ + I- ↔
[BiI4]- 2. Endapan putih
a. Endapan
NH4OH
2. Bi3+ + 3 OH- sedikit larut
→ Bi(OH) ↓
a. Bi(OH) ↓ + 2 3. Endapan putih
H+ → Bi2+ + 3 a. Endapan tak
H2O larut
Hg2 (NO3)2

2. 3. Bi3+ + NO3- +

+ 2 NH3 + 2 Tembaga (Cu2+)


H2O → 1. Endapan biru
Bi(OH)2NO3 ↓
K2CrO4 + 2 NH4+ 2. Endapan biru
a. Endapan larut
Tembaga (Cu2+)
1. Cu2+ + 2 OH- 3. Endapan merah
Hg2 (NO3)2 → Cu(OH)2 ↓ kecoklatan

3.
2. 2 Cu2+ + SO42- 4. Endapan
+
+ 2 NH3 + 2 kuning
H2O → a. Endapan larut

KI Cu(OH)2
CuSO4 ↓ + 2 5. Endapan putih,
NH4+ larutan kuning
Endapan yang terbentuk
a. Cu(OH)2 bening
dibagi menjadi dua
CuSO4 ↓ + 8
a. Endapan + air panas
NH3 → 2
b. Endapan + larutan KI
[Cu(NH3)4]2+ + Timah Putih
berlebihan
SO42- +7 OH- (Sn2+)
1. Endapan putih
3. 2 Cu2+ +
Hg2 (NO3)2
[Fe(CN)6]4- → 2. Larutan hitam

4. Cu[Fe(CN)2] ↓ tak ada

+ endapan
4. Cu2+ + 2 CN-
→ Cu(CN)3 ↓
NaOH a. CuCN ↓ + 3
CN- →

+ [Cu(CN)4]3-

5. 2 Cu2+ + 5 I-
NaOH → 2 CuI ↓ +
berlebihan
I3-

Timah Putih
Hg2 (NO3)2 (Sn2+)
1. Sn4+ + 4 OH-
5.
→ Sn(OH)4 ↓
+
a. Sn(OH)4 ↓ + 2
OH- ↔
NH3 [Sn(OH)3]2-

2. SnCl2 + HgCl2

Timah Hitam (Pb2+)

Pb(NO3)

1.
+

HCl

Endapan yang terbentuk


dibagi menjadi tiga,
a. Endapan + air panas,
kemudia didinginkan
b. Endapan + HCl pekat
c. Endapan + larutan
CH3COONH4

(CH3COO)2Pb

2.
+

KI

Endapan yang terbentuk


dibagi menjadi dua,
a. Endapan + air panas,
kemudian didinginkan
b. Endapan + KI berlebihan
(CH3COO)2Pb

3.
+

NaOH
Bertetes-tetes,
kemudian
berlebihan

(CH3COO)2Pb

4.
+

K2CrO4

(CH3COO)2Pb

5.
+

H2SO4
encer
Kation Golongan II
Bismuth (Bi3+)

Bi(NO3)3

1.
+

KI
Bertetes-tetes

Endapan yang terbentuk


dibagi menjadi dua,
a. Endapan + larutan KI
berlebihan
b. Endapan + air lalu
dipanaskan

Bi(NO3)3

2.
+

NHOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan
Bi(NO3)3

3.
+

NH4OH
bertetes-tetes,
kemudian
berlebihan

Merkuri (Hg2+)

Hg(NO3)2

1.
+

KI
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

Hg(NO3)2

2.
+ NaOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan
Hg(NO3)2

3.
+

NH4OH

Hg(NO3)2

4.
+

SnCL2
Bertetes-tetes

Kadmium (Cd2+)

CdSO4

1.
+
NaOH
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan
CdSO4

2.
+
NH4OH
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

CdSO4

3.
+
KCN
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

Tembaga (Cu2+)

CuSO4

1.
+
NaOH
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

CuSO4

2.
+ NH4OH
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

CuSO4

3.
+

K4Fe(CN)6

CuSO4

4.
+
KCN
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

CuSO4

5.
+

KI

Timah Putih (Sn2+)

SnCl2

1.
+

KOH
bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

SnCl2

2.
+
HgCl2

Kation Golongan III


Ferro (Fe2+)

FeSO4

1.
+

NaOH

FeSO4

2.
+

K4Fe(CN)6

FeSO4

3.
+
KI
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

Ferri (Fe3+)

FeCI3

1.
+

NaOH

FeCI3

2.
+

K4Fe(CN)6

FeCI3

3.
+
KSCN

Aluminium (AI3+)

AI2(SO4)3

1.
+ NaOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

AI2(SO4)3

2.
+

NaOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan
Nikel (Ni2+)

NiSO4

1.
+
NaOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

NiSO4

2.
+
NaOH
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

NiSO4

3.
+

NH4OH
selanjutnya

+
Dimetil
glikosin

Kobalt (Co2+)

Co(NO3)2

1.
+
KCN
Bertetes-tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

Co(NO3)2

2.
+

NaOH
Perhatikan
perubahan
warna
endapan
Seng (Zn2+)

ZnSO4

1.
+

K4Fe(CN)6

ZnSO4

2.
+ NaOH
Bertetes-
tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan

ZnSO4

3.
NH3
+ Bertetes-
tetes
kemudian
dilanjutkan
sampai
berlebihan
Kation Golongan IV
Barium (Ba2+)

BaCI2

1.
+

K2CrO4

BaCI2

2.
+

Na2CO3

BaCI2

3.
+

(NH4)2C2O4
H2SO4 encer

4.

Kalsium (Ca2+)

CaCI2

1.
+

K2CrO4

CaCI2

2.
+

H2SO4

CaCI2

3.
+
(NH4)2C2O4

CaCI2

4.
+

K4Fe(CN)6

6.2.2 Reaksi Pegenalan Anion

Cara Kerja Reaksi Ion Pengamatan


Karbonat (Co32+)

NaCo3

1.
+

HCI
NaCo3

2.
+

AgNO3

Endapan yang terbentuk dibagi


menjadi dua,
a. Endapan + larutan
asam nitrat
b. Endapan + amonia

Sulfat (SO42-)

NaSO4

1.
+

BaSO4
endapan

HNO3
encer
NaSO4

2.
+

Pb (II)
Asetat

3. Endapan
+

Amonium
Asetat

Triosulfat (S2O32+)

Na
Tiosulfat

1.
+

Iodium

Na
Tiosulfat

2.
+

HCI

Nitrat (NO3-)

1 ml Na
Nitrat

1.
+

1 ml Fe(II)
sulfat

Kemudian alirkan asam


sulfat pekat melalui
dinding tabung, amati
batas diantara dua lapisan.

Nitrit (NO2-)

Na Nitrit

1.
+
Asam asetat

Sampai larutan bersifat


asam
+

KI

Amilum

Klorida (Cl-)

Na klorida

1.
+

Perak nitrat

Endapan +
Ammonia

Asam nitrat

Bromida (Br-)

Na bromida

1.
+

Perak nitrat

Endapan yang terjadi


dibagi dua:
a. Endapan + ammonia
pekat
b. Endapan +

Natrium
tiosulfat
Iodida (I-)

Kalium iodida

1.
+

Perak nitrat

Endapan yang terjadi


dibagi 2:
a. Endapan + ammonia
pekat
b. Endapan +

Kalium
sianida

6.2.2 Reaksi Pengenalan Anion


7. Pembahasan
Kation Golongan I
Kation pada golongan ini memiliki ciri khas dapat membentuk
endapan jika bereaksi dengan asam klorida encer. Pada percobaan ini,
dilakukan identifikasi kation yaitu argentium (Ag+), dan timah hitam
(Pb2+).
1. Argentium (Ag+)
Ketika dua tetes larutan AgNO3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan HCl maka diperoleh suatu endapan berwarna putih. Endapan
tersebut merupakan endapan perak klorida (AgCl). Penambahan HCl
ini berfungsi untuk mempercepat adanya endapan, karena Ag tidak
dapat larut dengan HCl. Persamaan reaksi ion tersebut yaitu:
Ag+ + Cl- → AgCl ↓

Gambar larutan AgNO3 + Larutan HCl


Endapan yang telah terbentuk itu kemudian diberikan beberapa
perlakuan lagi. Perlakuan yang pertama, yaitu endapan dikenakan sinar
matahari. Perlakuan ini menghasilkan suatu endapan berwarna abu-abu.
Penyinaran dengan sinar matahari ini dapat menguraikan endapan perak
klorida yang semula putih berubah menjadi abu-abu atau hitam, yang
dikarenakan oleh terbentuknya logam perak.
2 AgCl ↓ → 2 Ag ↓ + Cl2 ↓

Gambar Endapan + Sinar Matahari


Perlakuan yang kedua yaitu endapan ditambahkan dengan dua tetes
air panas. Sehingga diperoleh suatu endapan yang berwarna putih.
Perlakuan yang selanjutnya yaitu endapan ditambahkan dengan dua
tetes NH4OH, dan hasilnya ditambahkan lagi dengan dua tetes HNO 3
encer. Dimana larutan ini dapat melarutkan endapan tersebut. Perlakuan
yang terakhir yaitu endapan ditambahkan dengan KCN secara
berlebihan. Dengan adanya perlakuan ini, mengakibatkan endapan larut
dengan membentuk kompleks disianoargentat.
AgCl ↓ + 2 CN- → [Ag(CN)2]- + Cl-

Gambar Endapan + Air Panas

Gambar Endapan + NH4OH + HNO3 Encer


Gambar Endapan + KCN Berlebihan
Ketika dua tetes larutan AgNO3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan KI akan mengakibatkan terbentuknya endapan putih kekuningan
perak iodida dengan persamaan Ag+ + I- → AgI ↓

Gambar Larutan AgNO3 + KI


Endapan ini tidak dapat larut dalam air panas, sedangkan dalam
larutan KI yang berlebihan endapan ini dapat larut. Selain itu, endapan
juga mudah larut dalam KCN berlebihan. Sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut:
AgI ↓ + 2 CN- → [Ag(CN)2]- + I-
Gambar Endapan + Air Panas

Gambar Endapan + Larutan KI Berlebihan

Gambar Endapan + Larutan KCN Berlebihan


Pada saat dua tetes larutan AgNO 3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan NaOH yang menghasilkan endapan coklat perak oksida.
2 Ag+ + 2 OH- → Ag2O ↓ + H2O
Gambar Larutan AgNO3 + Larutan NaOH Berlebihan
Endapan ini tidak dapat larut dalam reagensia NaOH yang
berlebihan. Akan tetapi endapan ini dapat melarut dalam larutan amonia
dan asam nitrat.
Ketika dua tetes larutan AgNO3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan K2CrO4 (kalium kromat) akan diperoleh endapan merah bata
perak kromat dengan persamaan 2 Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4

Gambar Endapan + Larutan CH3COOH


Kemudian endapan ini diberikan dua perlakuan. Perlakuan yang
pertama, endapan ditambahkan dengan dua tetes larutan CH3COOH.
Dan perlakuan yang kedua, endapan ditambahkan dengan dua tetes
larutan HNO3. Pada kedua perlakuan tersebut tampak bahwa endapan
tidak melarut. Padahal seharusnya endapan dapat melarut ketika
ditambahkan dengan larutan HNO3. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya kesalahan dalam pengujian seperti kurang telitinya pengamat
dalam melakukan percobaan.
Gambar Endapan + Larutan HNO3
Pada saat dua tetes larutan AgNO 3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan Na3PO4 sekunder maka diperoleh hasil endapan berwarna
kuning yang terbentuk.

Gambar Larutan AgNO3 + Larutan Na3PO4 Sekunder

2. Timah hitam (Pb2+)


Pada proses identifikasi timah hitam (Pb2+), hanya dilakukan satu
kali percobaan yaitu dengan mencampurkan dua tetes Pb(NO 3) dengan
dua tetes larutan HCl, yang dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut
Pb2+ + 2 Cl- → PbCl2 ↓
Dari campuran tersebut tidak dihasilkan suatu endapan
dikarenakan larutannya rusak. Hal tesebut dapat terjadi mungkin karena
adanya kesalahan dalam pengujian.
Gambar Larutan Pb(NO3) + Larutan HCl

Kation Golongan II

1. Bismuth (Bi3+)
Ketika dua tetes larutan Bi(NO3)3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan HNO3 dan ditambahkan dua tetes larutan KI dihasilkan suatu
endapan berwarna hitam. Endapan tersebut kemudian ditambahkan lagi
larutan KI secara berlebihan, sehingga diperoleh larutan berwarna
kuning dan endapan yang semula menjadi larut.

Gambar Larutan Bi(NO3)3 + larutan HNO3 + Larutan KI


Pada saat dua tetes larutan Bi(NO3)3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan NaOH maka diperoleh suatu endapan berwarna putih.
Kemudian ditambahkan lagi larutan NaOH secara berlebihan sehingga
membuat endapan sedikit larut.
Gambar Larutan Bi(NO3)3 + Larutan NaOH Berlebihan
Ketika dua tetes larutan Bi(NO3)3 dicampurkan dengan dua tetes
larutan NH4OH dihasilkan suatu endapan putih. Kemudian ditambahkan
lagi larutan NH4OH secara berlebihan diperoleh hasil endapan yang
tidak dapat larut.

Gambar Larutan Bi(NO3)3 + Larutan NH4OH

2. Tembaga (Cu2+)
Pada saat dua tetes larutan CuSO4 dicampurkan dengan dua tetes
larutan NaOH terbentuk suatu endapan berwarna biru. Kemudian
setelah ditambahkan reagenia NaOH secara berlebihan dihasilkan
endapan yang tidak dapat larut dalam larutan tersebut. Persamaan reaksi
yang dapat dituliskan sebagai berikut
Cu2+ + 2 OH- → Cu(OH)2 ↓
Gambar Larutan CuSO4 + Larutan NH4OH Berlebih

Ketika dua tetes larutan CuSO4 dicampurkan dengan dua tetes


larutan NH4OH diahsilkan suatu endapan berwarna biru. Akan tetapi,
ketika pemberian reagensia NH4OH dilanjutkan sampai berlebihan
diperoleh larutan tanpa endapan karena endapan tersebut telah melarut
dalam larutan.

Gambar Larutan CuSO4 + K4Fe(CN)6


Ketika dua tetes larutan CuSO4 dicampurkan dengan dua tetes
K4Fe(CN)6 diperoleh endapan berwarna merah kecoklatan. Endapan
tersebut merupakan endapan tembaga heksasianoferat (II).
2 Cu2+ + [Fe(CN)6]4- → Cu[Fe(CN)2] ↓
Gambar Larutan CuSO4 + Larutan KCN

Selanjutya ketika dua tetes larutan CuSO4 dicampurkan dengan dua


tetes larutan KCN, mula-mula terbentuk suatu endapan kuning tembaga
(II) sianida.
Cu2+ + 2 CN- → Cu(CN)3 ↓
Namun saat reagensia KCN ditambahkan secara berlebihan,
endapat dengan cepat terlarut menjadi kompleks tetrasianokuprat (I)
yang tidak berwarna.
CuCN ↓ + 3 CN- → [Cu(CN)4]3-
Percobaan yang terakhir untuk identifikasi tembaga (Cu2+) yaitu
membuat campuran antara larutan CuSO4 dengan larutan KI yang
masing-masing sebanyak dua tetes. Hasil yang diperoleh yaitu
terbentuk endapan berwarna putih dengan larutan berwarna kuning
bening. Padahal seharusnya larutan yang terbentuk berwarna coklat tua
akibat terbentuknya ion-ion tri-iodida.
2 Cu2+ + 5 I- → 2 CuI ↓ + I3-
Gambar Larutan CuSO4 + Larutan KI

3. Timah putih (Sn2+)


Pada saat dua tetes larutan SnCl2 dicampurkan dengan dua tetes
larutan KOH terbentuk suatu endapan putih. Kemudian ditambahkan
lagi reagensia KOH secara berlebihan, namun endapan tersebut tetap
ada dan tidak melarut dalam larutan.

Gambar Larutan SnCl2 + Larutan KOH

Gambar Larutan SnCl2 + Larutan KOH Berlebihan

Ketika dua tetes larutan SnCl2 dicampurkan dengan dua tetes


larutan HgCl2 diperoleh suatu larutan berwarna hitam, namun tidak
terbentuk suatu endapan. Seharusnya endapan tetap terbentuk, karena
endapan tersebut merupakan endapan putih merkurium (I) klorida atau
kalomel.
Larutan SnCl2 + Larutan HgCl2

8. Kesimpulan
1. Cara untuk identifikasi kation yaitu dengan menguji melalui
penambahan reagen.
2. Hasil yang diperoleh dari identifikasi kation yaitu adanya endapan atau
perubahan warna.

Anda mungkin juga menyukai