Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKHIR

PKL LABORATORIUM IPA

Disusun Oleh:

Rahmah Azizah Alfiani


1710303036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh program kerja dan kegiatan serta penyusunan Laporan
PKL Laboratorium IPA.
PKL Laboratorium IPA ini dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan,
bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
PKL Laboratorium IPA, yaitu :
1. Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tidar
2. Lilik Mardiningsih,M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 4 Depok
Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada mahasiswa untuk
melaksanakan PKL Laboratorium di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta
3. Dwi Retno Sukmawati,S.Pd. sebagai Guru Pamong PKL Laboratorium
IPA yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan dukungan
kepada mahasiswa selama pelaksanaan PKL Laboratorium IPA di SMP
Negeri 4 Depok Yogyakarta
4. Nuryunita Dewantari, S.Pd., M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing PKL
Laboratorium IPA yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan
dukungan kepada mahasiswa selama pelaksanaan PKL Laboratorium IPA
di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta
5. Segenap pihak yang telah membantu pelaksanaan PKL Laboratorium IPA
hingga pembuatan laporan, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penyusun sepenuhnya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam


penulisan Laporan PKL Laboratorium IPA ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan ssaran dan kritik untuk memperbaikinya.
Semoga Laporan PKL Laboratorium IPA ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Yogykarta, 10 Oktober 2020

Rahmah Azizah Alfiani

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...................................................................................... i

Lembar Pengesahan.................................................................................. ii

Kata Pengantar.......................................................................................... iii

Daftar Isi.................................................................................................... iv

Daftar Lampiran........................................................................................ v

BAB I. Pendahuluan.................................................................................. 1

1.1 Profil Sekolah................................................................................ 1


1.2 Profil Laboratorium....................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 4

BAB II. Deskripsi Kegiatan Harian........................................................... 5

BAB III. Hasil Observasi Laboratorium.................................................... 8

3.1 Mengobservasi Manajemen Administrasi Pengelolaan


Laboratorium IPA.......................................................................... 8
3.2 Mengobservasi Perawatan dan Penyimpanan Alat dan
Bahan di Laboratorium IPA........................................................... 8
3.3 Mengobservasi Kegiatan Persiapan Praktikum Baik
untuk Pembelajaran maupun Penelitian IPA.................................. 9
3.4 Mengidentifikasi Prosedur Kerja di Laboratorium yang
Tersedia.......................................................................................... 10
3.5 Mengidentifikasi Model Kegiatan Praktikum/alat
Praktikum Sederhana di Laboratorium........................................... 10

BAB IV. Evaluasi Kegiatan........................................................................ 12

4.1 Hambatan-hambatan yang Ditemui................................................ 12


4.2 Solusi Mengatasi Hambatan... ....................................................... 12

BAB V. Penutup......................................................................................... 13

5.1 Simpulan......................................................................................... 13
5.2 Saran .............................................................................................. 13

Lampiran..................................................................................................... 14

1) Lampiran 1. Jurnal Harian.............................................................. 14


2) Lampiran 2. Foto Kegiatan............................................................. 18

iv
3) Lampiran 3. Dokumen Lain yang Berhubungan..............................

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk
keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar
sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas
dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah
Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat
latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang
akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.
Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya
merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses
pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum
2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula
untuk dapat menemukan suatu konsep.
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi
dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan
berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh
karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola
secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.

B. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
SMP N 4 Depok Selman adalah sekolah negeri beralamat di
Jl.Babarsari,KelurahanCaturtunggal,KecamatanDepok,Kabupaten
Sleman. Sekolah ini resmi berdiri dan diakui oleh dinas pendidikan
pada tahun14 Juli 1981. Sebelumnya SMP N 4 Depok tergabung dalam
SMP N 3 Depok untuk proses belajar mengajar sampai akhirnya berdiri
sendiri. Saat ini SMP Negeri 4 Depok dipin oleh Ibu Lilik
Mardiningsih,M.Pd sebagai Kepala Sekolah dan dibantu oleh guru –
guru lainnya serta pegawai Tata Usaha dalam pengelolaan
sekolah,penyelenggaraan proses belajar mengajar di SMP N 4 Depok
dari senin – jumat .
SMP Negeri 4 Depok Sleman adalah salah satu SMP Negeri favorit
yang berstandar nasional di Kecamatan Depok Sleman dengan perdikat
akreditasi A. SMP Negeri 4 Depok Sleman Yogyakarta adalah sekolah

1
dibawah naungan pemerintah atau Negeri yang bersifat formal tingkat
menengah pertama.
2. Letak dan Keadaan Geografis
SMP Negeri 4 Depok Sleman berada dibawah pembinaan Dinas
Pendidikan Kabupaten Sleman. Sekolah ini terletak di
Jl.Babarsari,Kledokan,Caturtunggal,Kec.Depok,Kabupaten Sleman
,Yogyakarta. Bangunan SMP N 4 Depok Sleman dengan tanah seluas
5.000 m . Secara administrarif adalah bagian dari wilayah Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini terletak disekitar
lingkungan yang strategis,berada diperbatasan geografis sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan Universitas Pembangunan
Nasional (UPN)
 Sebelah selatan berbatasan dengan bandara adisucipto
 Sebelah barat berbatasan dengan Universitas Negeri
Yogyakarta
 Sebelah timur berbatasan dengan Universitas Atma Jaya
Lingkungan belajar adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan peserta didik.Letak geografis SMP N 4
Depok Sleman yang strategis menumbuhkan semngat belajar peserta didik.
Dalam perkembangan SMP Negeri 4 Depok Sleman ni telah mengalami
beberapa pergantian Kepala Sekolah yaitu dilihat dari rincian atau urutan
berikut :
1982 Suratidjo,B.A
-1985

1985-
1987
Drs.Kamtijo
1987-
1995
Mudjiran B.A
1995-
1999
Drs. Suparno
1999-
200
Drs. Sugeng
200-
2012
Yohanes sukamto
2013-
2017
Siti Ajar Susilowati
2017-
2020
Lilik Mardiningsih,M.Pd

3. Visi dan Misi Sekolah


SMP Negeri 4 Depok Sleman mempunyai Visi dan Misi untuk
menjadi sebuah lembaga yang mampu mencetak general – general masa
depan yang baik dari segi akademik maupun non akademik. Berikut Visi
dan Misi SMP Negeri 4 Depok Sleman:
1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif,partisipatif,dan mendalam
2. Mendorong dan memotivasi siswa untuk selalu mengembangkan
diri sesuai potensi masing – masing
3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia ,warga sekolah
4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga sekolah
5. Mengembangkan sikap dan perilaku berbudi pekerti luhur
6. Menumbuhkan semangat berdisiplin yang tinggi

2
7. Menjaga kualitas kesahatan jasmani maupun rohani warga sekolah
8. Mengembangkan sikap dan perilaku peduli terhadap sesama
maupun lingkungan.
4. Profil Laboratorium
Ukuran laboratorium adalah 7x15. Laboratorium ini dimanfaatkan
sebagai sarana untuk pengembangan kompetensi, sikap, dan keterampilan
IPA baik siswa maupun guru. Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan
tidak hanya kegiatan akademik (pelaksanaan praktikum), tetapi meliputi
penelitian hingga penerapan hasil penelitian maupun pengetahuan terkini
misalnya sebagai tempat persiapan setiap lomba sins. Laboratorium IPA
juga digunakan sebagai tempat kajian IPA yang memanfaatkan irisan
antara kajian Fisika, Kimia, Biologi, yang dapat dimanfaatkan untuk
membahas suatu isu terkini seperti pembuatan alat sederhana yang
berhubungan dengan potensi lokal, kearifan lokal, maupun pemanfaatan
barang bekas.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Guru dalam era
teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekedar
mengajar melainkan harus menjadi menejer belajar. Hal tersebut
mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi
belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa,
menggunakan multimedia, multimetode, dan multisumber agar mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kegiatan praktikum yang dilakukan biasanya dilaksanakan oleh
siswa kelas 7, 8, dan 9 dengan didampingi oleh guru IPA. Agar kegiatan
praktikum dapat berjalan lancar guru terlebih dahulu mengambil bahan
dan alat yang digunakan dalam praktikum. Setelahnya, guru
mendemostrasikan kegiatan praktikum yang akan dilaksakan.
Laboratorium IPA yang ada pada SMP N 4 Depok Yogyakarta terdiri dari
meja, kursi, alat-alat praktikum, dll. Kegiatan praktikum yang biasanya
dilakukan dapat berjalan lancer karena prasarana dan sarana sudah
memadai.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat 1 dinyatakan bahwa, setiap
satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Alat dan sumber,
walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang
tidak kalah pentingnya.
Keberadaan laboratorium IPA di sekolah menengah sudah
merupakan suatu keharusan pada pendidikan sains modern pada
perkembangan pendidikan saat ini khususnya di SMP N 4 Depok Sleman .
Sains diangap mengandung 3 aspek, yaitu produk, proses, dan sikap.
Dalam perkembangannya, kata “laboratorium” mempertahankan arti

3
aslinya, yaitu “tempat bekerja”, tetapi khusus untuk keperluan penelitian
ilmiah. Ketika sains dan teknologi berkembang pesat dan menjadi salah
satu mata pelajaran penting dalam kurikulum, banyak pendidik/pengajar
sains merasa perlu mengadakan ruang tempat siswa melakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan sains. Para pendidik berpandangan bahwa
sains ilmu yang empiris, yaitu ilmu yang didasari atas pengamatan dan
eksperimentasi (percobaan) adalah bagian integral sains. Laboratorium
yang digunakan untuk kegiatan ini disebut laboratorium IPA sekolah.
Pembangunan laboratorium IPA SMP N 4 Depok Sleman sudah
memenuhi kriteria sesuai berdasarkan Permendiknas No.24 tahun 2007
kriteria laboratorium IPA yaitu :
1. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus,
2. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu
rombongan belajar,
3. Rasio minimum ruang laboratorium IPA 2,4 m²/ peserta didik.
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 32
orang, luas minimum ruang laboratorium 105 m² termasuk luas
ruang penyimpanan dan persiapan 21 m².
4. Ruang laboratorium IPA memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati
obyek percobaan,

C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) Laboratorium
IPA :
1. Mengetahui cara managemen administrasi pengelolaan
laboratorium IPA yang baik dan benar.
2. Mengetahui cara perawatan dan penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium IPA yang benar.
3. Mengetahui kegiatan persiapan praktikum, baik untuk
pemelajaran maupun penelitian IPA.
4. Mampu menyusun atau mengembangkan prosedur kerja di
laboratorium IPA

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses
pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa
pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam
pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi
dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran
yang memadai. Dalam pengertian terbatas laboratorium adalah suatu
ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan, tempat ini
dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 3 tahun 2010,
Laboratorium dibagi atas beberapa tipe antara lain :
 Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat
di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana
teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan
dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani
kegiatan pendidikan siswa.
 Laboratorium Tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang
terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau
unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau

5
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II,
dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk
melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.
 Laboratorium Tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan
terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis
yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang
dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani
kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen
 Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat
di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis
yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang
dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani
kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
mahasiswa dan dosen.
 Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan, adalah
mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara
khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan produksi
dalam skala terbatas.
 Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi atau
kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus atau tertentu dan
bersertifikat.
 Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sedang, resiko penggunaan sedang, akurasi atau
kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak
begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus
atau tertentu.

6
 Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, resiko penggunaan rendah, akurasi atau
kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana
yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan
(SOP, manual).
 Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut bahan, adalah segala
sesuatu yang diolah atau digunakan untuk pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas.
 Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan
perlakuan dan persyaratan khusus.
 Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses
pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
Laboratorium sekolah adalah salah satu aspek yang sangat penting yang
harus ada dalam suatu sekolah atau tempat pembelajaran. Laboratorium
sekolah ini berfungsi untuk sebagai tempat bagi guru untuk mendalami
konsep, mengembangkan metode  pembelajaran serta tempat bagi siswa
untuk belajar mengembangkan sikap ilmiah melalui kegiatan praktikum.
Disamping itu laboratorium juga harus dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan paling tidak sesuai dengan standar minimal
sarana laboratorium. Beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah
fasilitas umum dan fasilitas khusus ( PERMENPAN No.3 th 2010 ).
B. Peran Laboratorium
Peranan laboratorium menjadi sangat penting, karena laboratorium
merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan atau penelitian. Adapun peranan laboratorium sekolah antara
lain :

7
 Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah
sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
 Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan
serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
 Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong
semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu
fakta yang diselidiki atau diamatinya.
 Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih
peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta
berpikir kritis dan cekatan.
 Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya (Depdikbud, 1995).
C. Sarana Dan Prasarana Laboratorium
Sebagai penunjang agar pengelolaan laboratorium dapat berjalan
dengan baik, laboratorium pada umumnya mempunyai sarana dan
prasarana yang terdiri atas :
 Ruang laboratorium
Ruang  untuk kegiatan praktikum,  ruang  kegiatan administrasi dan
persiapan, serta ruang penyimpanan
 Fasilitas laboratorium
intalasi air (bak cuci dan kran air), intalasi/jaringan listrik, saluran
gas, lemari asap, blower/kipas angin, meja, kursi,  lemari, rak,
papan tulis, alat pemadam kebakaran, kotak obat-obatan, peralatan
P3K, dll.;
 Alat-alat laboratorium:  pH meter,  mikroskop, neraca, osiloskop, 
labu Erlemeyer, labu  ukur.
 Zat (bahan kimia): asam florida, amoniak pekat, eter, oksigen
(Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007).
1. Ruang Laboratorium
Bentuk, ukuran, denah atau tata letak fasilitas dari setiap ruangan

8
itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan
yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman,
memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya,
memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara
keselamatan kerja. Berikut ini adalah contoh gambaran umum ruangan-
ruangan laboratorium.
2. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah
laboratorium sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat
berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran
di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,
praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran
di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses
pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa.. Luas ruang praktikum ini
tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan
melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum 
persiswa rata-rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin
laboratorium memuat 40 siswa, maka luas laboratorium tersebut
hendaknya sekitar 100 m2 . Untuk kenyamanan dan keselamatan kerja 
sebaiknya  ruang praktikum memiliki Sarana dan Prasarana sebagai
berikut :
 Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan
lain-lain)
 Instalasi air dengan bak cucinya, dan instalasi gas.
 Fasilitas mebeler, kursi dan meja demonstrasi untuk guru,
loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-
alat praktikum.
 Papan tulis,
 Layar untuk OHP serta in focus.
 Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit
yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin).

9
 Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu
terbuka ke luar.
 Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan
ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
 Kotak P3K.
3. Ruang persiapan
Ruang  persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan,
perawatan dan persiapan alat-alat serta bahan. Bila sekolah atau
laboratorium memiliki petugas laboran, ruang  persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
Laboratorium kepada guru dan siswa. persiapan terdapat di dalam
laboratorium, di  antara ruang praktikum dan ruang penyimpanan atau
gudang.
Ruang  persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan
dinding  berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini
guru atau laboran dapat  melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang
praktikum. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara
yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :
 Kursi dan meja kerja untuk melakukan, perawatan, dan
persiapan kegiatan laboratorium.
 Lemari atau rak alat-alat.
 Loket peminjaman alat-alat.
4. Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai
gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk
menyimpan alat-alat  dan bahan  yang sedang tidak digunakan. Ruang
penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang
persiapan.
Ruang penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang
penyimpanan zat, untuk menghindari kerusakan alat akibat korosi dsb.
Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan alat dapat dilakukan pada

10
lemari di ruang praktikum.  Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan
dan pengambilan alat-alat  dan bahan, ruang penyimpanan atau gudang
biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar  melalui ruang
persiapan.Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik
dan ventilasi udara yang baik.
Pada kenyataan di lapangan  jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan
lokasi setiap ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah
dengan sekolah lainnya, bergantung  kepada keadaan di masing-masing
sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena  laboratorium didirikan
dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di
sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah
kosong, maka  perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan
yang proporsional antara ruang  yang satu dengan ruang yang lainnya, dan
antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya  mudah saling mengakses
selama kegiatan laboratorium berlangsung. Berikut ini adalah salah  satu
contoh denah ruang laboratorium (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005)

11
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN HARIAN

Pelaksanaan PKL laboratorium IPA meliputi 5 tahapan yaitu :


1. Pembekalan
Pembekalan yaitu pemberian informasi terkait teknis pelaksanaan
PKL laboratorium yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Pembekalan
disampaikan oleh Koordinator Program Studi Pendidikan IPA sebelum
pelaksanaan PKL yaitu pada tanggal 10 September 2020. Informasi yang
diberikan berupa tata tertib, alur pelaksanaan, tugas yang harus dilakukan,
dan hal lain yang berkaitan dengan PKL laboratorium.

2. Penerjunan
Penerjunan mahasiswa PKL Laboratorium IPA dilakukan secara
daring melalui zoom meeting pada tanggal 11 September 2020. Penerjunan
diresmikan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar sebagai bentuk penyerahan mahasiswa kepada Kepala
Sekolah dan Guru Pamong dari sekolah masing – masing yang akan
menjadi tempat pelaksanaan PKL laboratorium.

3. Pelaksanaan
Kegiatan PKL laboratorium IPA dilakukan di SMP Negeri 4 Depok
Sleman selama tiga minggu terhitung mulai hari Senin tanggal 14
September 2020 hingga hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2020. Kegiatan
diawali dengan menemui Ibu Lilik Mardiningsih,M.Pd. selaku Kepala
Sekolah SMP N 4 Depok Yogyakarta dan Ibu Dwi Retno Sukmawati,S.Pd
selaku guru pamong untuk menjelaskan konsep kegiatan PKL dan
penyusunan agenda kegiatan PKL laboratorium
Pada hari kedua PKL kegiatan yang dilakukan dilakukan yaitu
pembuatan lembar observasi laboratorium ,lembar wawancara ,dan
wawancara bersama guru pamong. Didalam lembar observasi laboratorium
IPA ini meliputi alat dan bahan yang ada dilaboratorium ipa,ruangan –
ruangan yang ada dilaboratorium serta administrasi pengelolaan
laboratorium . Sedangkan di lembar wawancara untuk guru pamong berisi
sistem pembelajaran IPA yang telah dilakukan menggunakan eksperimen
sesuai materi pembelajaran,pengolalaan laboratorium dan penyimpanan
alat dan bahan laboratorium ipa. Kegiatan selanjutnya yaitu mendata
jumlah alat dan bahan yang ada di laboratorium apakah sudah sesuai
dengan standar yang berlaku atau belum . (lampiran)
Pada hari ketiga PKL ,melakukan template untuk inventaris alat
dan bahan yang telah didata pada hari pertama . Kemudian melakukan
pembersihan ruangan laboratorium ipa meliputi pembersihan alat – alat
laboratorium, bahan , lantai dan sebagainya . Dikarenakan sistem

12
administrasi laboratorium ipa di SMP N 4 Depok Yogyakarta ini belum
berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku maka di hari ke- 4 kegiatan
PKL membuat sketsa stuktur pengelolaan laboratorium ipa SMP N 4
Depok Sleman , pembuatan buku inventaris alat laboratorium ,pembuatan
inventaris bahan laboratorium .

Gambar Proses Pembuatan Struktur Pengelolaan Laboratorium


Pada hari ke- 5 PKL,kegiatan yang dilakukan yaitu pencetakan
struktur laboratorium berupa banner yang dibuat , mencetak daftar
inventaris alat ,daftar inventaris bahan . Dilanjutkan penyimpanan alat
dan bahan laboratorium . Pada hari ke – 6 PKL kegiatan yang dilakun
yaitu membuat keselematan kerja dalam bentuk softfile , kegiatan ini
dilakukan secara daring ,setelah itu pembuatan banner keselamatan
kerja ,membuat kartu peminjaman alat dan bahan laboratorium berupa
softfile.

Gambar Kartu Peminjaman Alat dan Bahan


Pada hari ke – 8 kegiatan yang dilakukan yaitu pencetakan kartu
alat dan bahan laboratorium ,dan pembuatan desain simbol – simbol
bahan kimia dalam bentuk file , dilanjutkan dengan pencetakan desain
simbol – simbol bahan kimia tersebut dalam bentuk banner. Pada hari

13
ke- 9 PKL ,kegiatan yang dilakukan yaitu pembuatan modul
praktikum ,kegiatan ini dilakukan secara daring . Dalam modul
praktikum ini ,ada 3 kegiatan praktikum yaitu perubahan materi ,uji
amilum ,dan uji vitamin

.
Gambar Modul Praktikum
Pada hari ke- 10 PKL pencetakan modul praktikum ipa ,dilanjutkan
pembuatan buku petunjuk praktikum ipa smp sesuai dengan materi ipa
smp kelas 7 semester 1 dan semester 2 .Dalam buku petunjuk praktikum
ini ,kegiatan praktikum disesuaikan dengan materi ipa smp kelas 7 dan
menyesuaikan alat dan bahan yang mudah ditemui untuk memudahkan
siswa melakukan eksperimen .

Gambar Petunjuk Praktikum IPA SMP Kelas VII

14
Pada hari ke-11 PKL ,kegiatan yang dilakukan yaittu pembuatn
modul praktikum kelas 7 dan monitoring kegaitan bersama DPL . Pada
hari ke – 12 PKL mealkukan perencanaan kegiatan praktikum
sederhana bersama guru pamong dengan praktikum sederhana. Pada
hari ke 13 Pembuatan video praktikum sederhana materi perubahan
wujud benda dan edtting video kemudian diunggah melalui Youtube.
Pada hari ke 14 kegiatan PKL yaitu pengisian logbook harian
dilanjutkan dengan tanda tangan guru pamong ,kemudian melanjutkan
kegiatan pembuatan LKPD praktikum kelas 7 dari semester 1 sampai
semester 2.
Pada hari ke-15 yaitu kegiatan yang dilakukan pembuatan laporan
sementara kegiatan PKL Laboratorium IPAdi SMP Negeri 4 Depok
Sleman Yogayakarta ,dan monitoring bersama Dosen Pembimbing via
Zoom . Pada hari ke 16 yaitu pembuatan laporan akhir dan pengisian
logbook harian minggu terakhir. Pada hari ke 17 ,pembuatan laporan
akhir PKL Laboratorium ,dokumentasi keseluruhan laboratorium baik
peralatan ,bahan,fasilitas yang ada di laboratorium,ruangan – ruangan
laboratorium .
Pada hari ke 18 Pembuatan laporan akhir dan pencetakan banner
SOP laboratorium dan melengkapi SOP yang seharusnya ada di
laboratorium . Pada hari ke 19 Penarikan Mahasiswa PKL
Laboratorium ,penyerahan kenang –kenangan ,penyerahan Modul
praktiku,petunjuk praktikum,Banner ,Buku inventaris alat dan bahan
,kartu peminjaman alat dan bahan .

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan pelaporan mahasiswa kepada dosen
pembimbing terkait kegiatan PKL laboratorium yang telah dilakukan, Pada
kegiatan evaluasi ini, mahasiswa menyampaikan kondisi laboratorium
beserta kendala – kendala yang dihadapi selama kegiatan PKL
Laboratorium IPA di SMP Negeri 4 Depok Sleman Evaluasi dilakukan
secara daring.

5. Penarikan
Penarikan mahasiswa PKL Laboratorium IPA dilakukan setelah
waktu PKL berakhir yaitu pada tanggal 6 Oktober 2020. Penarikan
dilaksanakan oleh dosen pembimbing dan mahasiswa dengan pihak SMP
Negeri 4 Depok yang melibatkan Kepala Sekolah dan Guru Pamong.

15
BAB IV
HASIL OBSERVASI LABORATORIUM

A. Mengobservasi Manajemen Administrasi Pengelolaan Laboratorium


IPA
Penanganan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum
dikenal dengan manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah
usaha untuk mengelola semua perangkat Laboratorium. Bagaimana suatu
Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat
lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu
bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium. Suatu
manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian
kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif,
efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula.
Manajemen Laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus
didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya,
disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya
adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan
laboratorium.
Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) laboratorium yang baik harus
dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian
laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang
berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium
contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan
gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari

16
bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan lain-lain.
Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu
ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu
memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya
cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah
dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari
terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan
laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik
suara atau bau yang ditimbulkan.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat
dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium
yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi
kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal
tersebut sangat disayangkan dan merugikan.
Administrasi laboratorium IPA di SMP N 4 Depok Yogyakarta
meliputi fasilitas umum,ketenagakerjaan dalam pengelolaan laboratorium,
P3K, ruangan – ruangan laboratorium . Administrasi di SMP N 4 Depok
Yogyakarta dalam pengelolaan laboratorium ini belum berjalan dengan
maksimal , seperti penyunan sop laboratorium ipa yang belum lengkap
meliputi buku inventaris alat ,buku inventaris bahan ,struktur pengelolaan
laboratorium yang belum diusulkan,kartu peminjaman alat ,daftar
penerimaan barang ,keselamatan kerja di laboratorium belum ada. Seluruh
kegiatan yang berjalan di laboratorium di SMP N 4 Depok Yogyakarta ini
yang bertanggungjawab adalah Guru IPA . Sebelum melakukan kegiatan
praktikum ,tidak diberikan bon alat dan bahan yang
dipinjamkan,semuanya disiapkan dimeja masing – masing oleh guru sesuai
dengan jumlah kelompok.
Sejak bulan maret 2020 di Indonesia terjadi pandemi Covid-19 dan
berdampak pada pendidikan. Dampak dari pandemi ini adalah sekolah di
liburkan (tidak ada tatap muka) dan digantikan dengan pembelajaran

17
online, sehingga kegiatan laboratorium yang semestinya digunakan untuk
kegiatatan pembelajaran praktikum IPA kini tidak digunakan.
Kegiatan yang ada di laboratorium SMP N 4 Depok Sleman sudah
terjadwal dengan cukup baik, dengan adanya jadwal penggunaan
laboratorium ini agar laboratorium yang ada dapat dimanfaatkan dengan
baik untuk menggali ilmu pengetahuan yang lebih, sehingga apa yang ada
di laboratorium tidak sia-sia. Dalam hal mengatur jadwal praktikum
tentulah sangat diperlukan, agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar, dan siswa dapat bereksperimen di laboratorium untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh baik dari guru maupun
dari informasi dilingkungannya yang diperoleh.
Dalam penyediaan alat dan bahan praktikum sebaiknya disesuaikan
dengan materi pelajaran IPA serta peminjaman dan pengembalian alat
haruslah terkoordinir atau dicatat dalam kartu peminjaman alat dan bon
alat bahan supaya terhindar dari kerusakan peralatan serta mengetahui
peralatan apa saja yang dipinjam atau digunakan dalam praktikum
tersebut. Fasilitas umum yang ada di laboratorium SMP N 4 Depok
Yogyakarta sudah baik ,seperti adanya stop kontak ,meja
demonstrasi,sumber air yang memadai . Alat – alat yang ada di
laboratorium ipa disini sudah lengkap dan sesuai dengan standar rasio
yang berlaku . Pengadministrasian alat dan bahan berguna untuk
mempermudah pengecekan ,pengadaan alat dan bahan laboratorium dan
penggungjawab meliputi pengadministrasian perlatan dan bahan yang
perlu dicatat dalam pengadministrasian alat atau bahan adalah nama,
jumlah, ukuran, merk dan tempat penyimpanan, nomor kode atau
katalognya. Perangkat pengadministrasian alat dan bahan:
 Buku inventaris.
 Kartu stock.
 Bendelan format permintaan atau peminjaman.
 Kartu atau buku daftar alat atau bahan yang rusak.
 Kartu reparasi.

18
Perangkat pengadministrasian laboratorium meliputi:
 Jadwal kegiatan laboratorium.
 Program kerja laboratorium.
 Daftar alat atau bahan sesuai Lembar Kerja Siswa (LKS).
 Buku catatan harian kegiatan laboratorium.
 Daftar usulan pengadaan alat atau bahan laboratorium.

B. Mengobservasi Perawatan dan Penyimpanan Alat dan Bahan Di


Laboratorium IPA
Laboratorium IPA di SMP N 4 Depok Yogyakarta dalam kegiatan
perawatan alat dan bahan yaitu kurang berjalan dengan baik karena
kurangnya pengelola laboratorium pada saat ini sehingga alat dan bahan
yang ada di laboratorium banyak terdapat debu dan tata letak yang kurang
sesuai seperti penyimpanan alat peraga dan alat lainnya dicampur
menyebabkan perawatan kurang tertata dengan baik.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan, sistem penyimpanan
barang-barang yang di lakukan laboraorium yaitu semua peralatan dan
bahan-bahan untuk praktikum disimpan dalam sebuah lemari kayu yang
cukup besar, namun lemari tersebut tidak cukup untuk menampung semua
peralatan dan bahan yang ada di karenakan tempatnya terbatas. Sistem
penyimpanan yang kurang tertata dengan rapi tentu saja akan menjadi
salah satu kendala dalam pengambilan alat dan bahan untuk praktikum
amupun dalam hal perawatannya sendiri.
Perawatan alat dan bahan belum dilakukan dengan baik pihak
sekolah maupun kepala laboratorium . Alat dan bahan hanya dibiarkan
atau diletakan begitu saja sampai semua peralatan yang ada di dalam
lemari kayu itu berdebu . Ketika kegiatan praktikum akan dimulai ,guru
mata pelajaran ipa tersebut harus menyiapkan alat yang digunakan
sehingga diperlukan pembersihan alat terlebih dahulu. Tentu saja ini
nantinya akan berpengaruh terhadap kelayakan pakai barang tersebut,
mudah rusaknya alat dan bahan karena tidak dibersihkan dari kotoran

19
maupun debu.Peralatan dan bahan yang telah digunakan untuk praktikum
masih banyak yang belum dibersihkan kembali setelah digunakan,dan
tidak dikembalikan di lemari penyimpanan alat dan bahan yang seharusnya
Dalam perawatan dan penyimpanan alat dan bahan di laboratorium ini
harus memperhatikan jenis alat dan berat suatu alat laboratorium.
Perawatan dan Penyimpanan Alat Berdasarkan Karakteristiknya
 Bahan Dasar Pembuatan Alat
Perawatan dan penyimpanan alat berdasarkan bahan dasar
pembuatan alat dilakukan dengan meletakannya pada lemari dan
mengelompokan alat sesuai dengan bahan dasar pembuatan alat
tersebut. Penyimpanan alat kaca diletakan pada rak lemari paling
atas karena untuk menghindai kemungkinan alat tersebut tertimpat
alat dan pecah . Pada rak kedua,diletakaan alat yang terbuat dari
plastik. Sedangakan pada rak ketika diletakan untuk alat – alat
yang terbuat dari logam paling berat.
 Berat Alat
Dilakukan dengan meletakan alat yang paling berat dibawah
selanjutnya dengan berat sedang kemudian yang ringan
 Kepekaan Alat Terhadap Pengaruh Lingkungan
Dilakukan melui penyesuaian dengan suhu lingkungan
 Pengaruh bahan Kimia Terhadap Alat
Dilakukan dengan menyesuaikan dan menjauhkan bahan kimia
satu dengan yag lainserta ditutup rapat
 Pengaruh Alat Satu Dengan Lainnya
Dilakukan dengan memberi peredam antar alat yang terbuat dari
kaca dan meletakannya pada kardus yang telah tersedia.
 Kelengkapan Alat
Belum lengap peralatan laboratorium IPA
Harga Alat
Tersedia bantuan dalam pembelian alat dan bahan laboratorium
Penyimpanan Bahan-bahan Kimia
 Zat Radioaktif
Tidak ada bahan kimia dalam laboratorium yang bersifat radioaktif
 Bahan Kimia Yang Beracun
Disimpan dalam lemari asam dan di ruang penyimpanan juga
terdapat lemari penyimapanan bahan kimia yang beracun namun
letaknya di lemari kecil paling bawah
 Bahan Yang Mudah Terbakar

20
Bahan yang kudah terbakar disimpan dalam rak lemari
 Bahan Yang Mudah Meledak
Tidak ada bahan yang mudah meledak di laboratorium
 Bahan Kimia Korosif
Disimpan dalam botol kaca

Penyimpanan peralatan kimia sangat berkaitan dengan perawatan


alat. Penyimpanan alat yang baik dan benar akan memperkecil kerusakan
peralatan kimia tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui prinsip-prinsip
penyimpanan alat kimia dan penggolongannya. Prinsip-prinsip
penyimpanan peralatan praktikum kimia tersebut antara lain:
 Alat-alat laboratorium dipastikan sudah bersih dan kering
sebelum diletakkan dalam lemari.
 Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat, misalnya
berdasarkan jenis bahannya, seperti kelompok peralatan
gelas, logam, kayu, porselen, dan sebagainya.
 Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya
(sering digunakan dan jarang digunakan). Alat yang
intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar mudah
saat akan disiapkan untuk kegiatan praktikum.
 Alat-alat khusus disimpan dalam lemari (atau tempat
khusus) karena sifat alat yang rentan terhadap faktor luar
dan juga karena alat tersebut mahal harganya.
Bahan kimia yang tersimpan di laboratorium sangatlah banyak dan
memiliki resiko masing-masing. Penyimpanan yang tidak benar dapat
menimbulkan kecelakaan dalam laboratoriurn, misalnya kebakaran,
meledak, ataupun justru merusak perabot laboratorium. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyimpan bahan kimia antara lain;
 Aspek pemisahan (segregation)
Dua bahan kimia yang berbeda jenis dilarang untuk
disimpan bersama, akan tetapi disimpan dalam wadah

21
khusus. Hal tersebut dilakukan guna menghindari adanya
percampuran antara kedua bahan yang dapat menjadi
sumber bahaya seperti timbul api, gas beracun, dan ledakan.
 Tingkat resiko bahaya (multiple hazards)
Masing-masing bahan kimia memiliki tingkat resiko yang
berbeda. Penyimpanan bahan ini berdasarkan tingkat
bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki
sifat bahaya mudah terbakar dan beracun. Karena tingkat
bahaya mudah terbakar lebih tinggi dari pada beracun
maka, penyimpanan benzena yaitu berada pada rak bahan
yang bersifat mudah terbakar.
 Pelabelan (labeling)
Pelabelan wajib dilakukan pada setiap wadah bahan.
Pelabelan berfungsi memberikan informasi kepada
praktikan tentang nama bahan, tanggal diterima, tanggal
dipakai, dan tanggal kadaluwarsa. Informasi lain yang dapat
dicantumkan pada botol reagen diantarinya konsentrasi,
tanggal pembuatan, nama pembuat reagen, jangka waktu,
klasifikasi lokasi penyimpanan, serta nama dan alamat
pabrik.
 Bahan kadaluwarsa (outdate chemicals)
Bahan kimia yang sudah kadaluwarsa tidak boleh
digunakan dan harus dibuang di unit pengelolaan limbah.
Bahan ini tidak boleh sembarangan dibuang di wastafel
ataupun tempat sampah umum.
 Fasilitas penyimpanan (storage facilities)
Bahan kimia disimpan dalam rak bahan atau loker yang
kuat, stabil, aman, tertutup, dan dapat dikunci. Tempat
penyimpanan haruslah bersih, kering, terhindar dari panas
dan sinar matahari. Selain itu, ruang tempat penyimpanan
bahan juga dilengkapi dengan ventilasi udara sehingga

22
ruangan tetap sejuk.
Pengelolaan Laboratorium IPA
 Perencanaan
- Aspek Menyusun SOP
Penyusunan melibatkan kepala laboratorium,koordinator fisika
dan biologi serta guru IPA
- Menetapkan Tugas dan Fungsi Pengelola Laboratorium
Pada saat rapat penmbagian tugas pada awal tahun pelajaran
dan pengelola laboratorium diberi SK dari sekolah
- Menyusun Tata Tertib laboratorium
Melibatkan kepala sekola ,koordinator fisika dan biologi dan
guru IPA

 Pengaturan Penggunaan Laboratorium dan Menyediakan Bahan


Praktikum
- Memelihara Kelancaran Penggunaan Laboratorium
Dengan memasang jadwal penggunaan dan tata tertib
laboratorium
- Menyediakan Alat dan Bahan
1. Formulir Permintaan Bahan
Tidak ada formulir khusus ,namun permintaan bahan
dituliskan dengan mengisi di buku peminjaman alat
2. Formulir Peminjaman Alat
Tidak adala formulir khusus namun permintaan bahan
dituliskan di buku peminjaman alat dan bahan
3. Kartu Alat
Tidak ada kartu alat
4. Kartu Bahan
Tidak ada kartu bahan
5. Buku Besar
Buku inventaris alat dan bahan, peminjamanan alat da
bahan
6. Buku Harian
Tidak ada buku harian secara khusus, namun seluruh
kegiata di laboratorium di tulis ddalam jurnal kegiatan

 Adiministrasi Laboratorium

23
1. Inventaris sarana dan Fasilitas Laboratorium
Dilakulkan pada akhir dan awal tahun pelajaran. Alat dan
bahan praktikum kemudia diletakan kembali di tempat
asalnya.
2. Jadwal Penggunaan Laboratorium
Terdapat jadwal penggunaan laboratorium, namun untuk
2019 tidak terlalu dilakuksanakan optimal
3. Bon Pinjam Alat
Tidak ada bon alat
 Adiministrasi Pemeliharaan dan Perawatan Alat Laboratorium
Tidak ada buku catatan pemeliharaan dan perawatan alat
laboratorium namn dituliskan pada buku inventaris alat dan bahan.
 Administrasi Pengadaan Alat dan Bahan
- Daftar Usulan Pengadaan Alat di usulkan pada saar RKAS
- Daftar Usulan Pengaadan Bahan di usulkan padaa RKAS
- Daftar Penerimaan Alat masuk ke inventaris sekolah
- Daftar Penerimaan Bahan masuk kedalam inventaris sekolah
 Penjadwalan dan Penggunaan Laboratorium
Jadwal penggunaan laboraorium yaitu sesuai dengan jadawak mata
pelajaran IPA masing- masing kelas.

C. Mengobservasi Kegiatan Persiapan Praktikum Baik untuk


Pembelajaran Maupun Penelitian IPA
Sebelum kegiatan praktikum dimulai biasanya alat dan bahan
sudah disiapkan oleh guru agar pengambilan alat dan bahan langsung
dapat digunakan oleh siswa saat praktikum dimulai. Setelah kegiatan
praktikum berjalan maka siswa mengembalikan alat dan bahan yang sudah
dipakai kepada guru agar guru yang meletakan kembali ketempat
penyimpanan alat dan bahan.
Pada bulan maret 2020 di Indonesia terjadi pandemi covid-19 dan
berdampak pada pendidikan saat ini yang seharusnya praktikum yang
dilakukan di laboratorium IPA kini dilakukan secara online karena anjuran
pemerintah tidak ada pembelajaran tatap muka. Sama halnya dengan SMP
N 4 Depok Yogyakarta yang pembelajarannya kini dilakukan secara online

24
khususnya pada pembelajaran IPA yang ada kegiatan praktikum diganti
dengan praktikum mandiri secara online. Oleh karena itu luaran dari
observasi kegiatan praktikum membuat LKPD yang nantinya dapat
digunakan untuk kegiatan praktikum

D. Mengidentifikasi Prosedur Kerja Di Laboratorium yang Tersedia


Kegiatan laboratorium IPA di SMP N 4 Depok Yogyakarta belum
terjadwal dengan baik ini dapat di lihat dari tidak adanya jadwal yang
pasti dari pihak laboratorium maupun dari guru mata pelajaran. Kegiatan
yang ada di laboratorium haruslah terjadwal dengan baik, agar
laboratorium yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menggali
ilmu pengetahuan yang lebih, sehingga apa yang ada di laboratorium tidak
sia-sia.
Prosedur Kerja Laboratorium (SOP Laboratorium) di SMP N 4
Depok hanya memiliki papan tata tertib di laboratorium , struktur
pengelolaan laboratorium saja . SOP yang harus ada di dalam laboratorium
ipa meliputi keselamatan kerja, peminjaman penggunaan alat dan bahan
baik untuk siswa maupun pihak luar,pelaksanaan tata tertib laboratorium.
Di SMP N 4 Depok Sop yang ada dilaboratorium belum lengkap sehingga
perlu melengkapi SOP laboratorium , kegiatan PKL ini pembuatan SOP
laboratorium meliputi keselamatan kerja,simbol –simbol bahan kimia ,tata
tertib pelaksanaan laboratorium,struktur pengelolaan laboratorium ,
inventaris alat dan bahan, kartu peminjaman alat ,dan daftar pengadaan
alat dan bahan laboratorium (Lampiran).
Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) di laboratorium (Depkes RI, 2002).
 Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang
pemeriksaan atau di ruang laboratorium. Tinggalkan jas
laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja
 Cuci tangan sebelum pemeriksaan.

25
 Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca
mata dan sepatu tertutup).
 Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular),
oleh karena itu harus ditangani dengan sangat hati-hati.
 Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu
harus ditangani dengan hati-hati.
 Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
 Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
 Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari
pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
klinik atau riset.
 Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui
mulut gunakan peralatan mekanik (seperti penghisap karet)
atau pipet otomatis.
 Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
 Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau
kain, atau jauhkan dari muka sewaktu membuka.
 Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans
larutan klorin 0,5 % dengan cara merendam selama 20-30
menit.
 Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap
kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
 Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan
alat-alat laboratorium dari bahan gelas.
 Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan
bahan-bahan yang tajam.
 Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik
atau wadah dengan penutup yang tepat.
 Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali
selesai bekerja.

26
Keselamatan Kerja Di Laboratorium IPA SMP N 4 Depok Sleman :
1. Peralatan Keselamatan Kerja di Kotak P3K
 Pembalut 2 – 3 Rol
 Pembalut Steril 1 Rol
 Kain Pembalut Segitiga
 Plester
 Gunting 1 buah
 Peniti 10 – 15 buah
 Pinset 1 buah
 Termometer 1 buah
 Boorwater
 Norit
 Amonia, sabun,dan sod a
 Asam Cuka
 Minyak Kelapa
2. Tindakan Pertama Pada Kecelakaan
a. Terbakar
Belum pernah ada kejadian siswa terbakar atau tersentuh benda
panas. Jika ada maka ditangani dengan peralatan yang ada di
dalam kotak P3K
b. Luka Bakar
Belum pernah ada kejadian siswa terbakan . Jika misal ada
ditangani dengan bantuan P3K
c. Mata terkena Bahan Kimia
Dengan cara dicuci menggunakan air yang mengalir
d. Terhirup gas Beracun
Dibantu dengan bantuan tabung oksigen yang kecil
e. Tersiram Zat Kimia
Dengan mencuci menggunakan air bersih untuk menetralkan
f. Mata Kemasukan Debu

27
Menggunakan cairan tetes
g. Luka
Menggunakan alat bahan yang ada di P3K
h. Luka Akibat Disengat
Mengoleskan luka tersebut menggunakan minyak tawon atau
bunga yang telah diremas
i. Pendarahan Akibat Luka
Dilakukan dengan penekatan di atas luka untuk meminimalisir
darah mengalir terus
j. Hidung Berdarah
Menghentikan pendarahan jika sedikit maka diatasi sendiri
dengan posisi kepala lebih tinggi. Namun jika parah dibawa ke
puskemas terdekat

E. Mengidentifikasi Model Kegiatan Praktikum/Alat Praktikum


Sederhana Di Laboratorium
Model kegiatan praktikum di laboratorium IPA SMP Negeri 4
Depok Sleman menggunakan tiga model yaitu pelatihan, pengalaman dan
investigasi. Alat dan bahan praktikum disediakan oleh guru pengampu IPA
ketika melakukan praktikum sehingga siswa dapat terkoordinir oleh guru
secara langsung untuk melaksanakan kegiatan praktikum. Pada kegiatan
praktikum yang membutuhkan alat praktikum sederhana, biasanya guru
IPA menginstruksikan siswa untuk membawa alat maupun bahan yang
terjangkau oleh siswa dari di rumah. Sehingga praktikum dapat berjalan
dengan lancar. Pada modul kegiatan praktikum yang dibuat tentang uji
amilum Dalam Bahan Makanan menggunakan alat dan bahan yang mudah
ditemui dalam kehidupan dan peserta didik dapat melakukan praktikum
tanpa kesulitan yang berarti. Setelah melakukan praktikum, peserta didik
mencatat hasil yang didapat pada modul uji amilum Dalam Bahan
Makanan. Terlampir.

28
BAB V
EVALUASI KEGIATAN

A. Hambatan – hambatan yang ditemui


1) Administrasi di Laboratorium sudah sesuai dengan standar
namun kurang dijalankan dengan maksimal
2) Penempatan alat kurang tertata dan belum sesuai dengan
fungsi.
3) Kebersihan di laboratorium kurang terjaga terutama dibagian
ruang praktikum

B. Solusi Mengatasi Hambatan


Adapun solusi untuk mengatasi hambatan sebagai berikut
1) Administrasi di laboratorium seharusnya dijalankan lebih
maksimal lagi
2) Melakukan penataan ulang alat sesuai dengan pedoman
penataan alat atau bahan di Laboratorium
3) Lebih memperhatikan kebersihan di laboratorium agar tercipta
suasana pembelajaran di laboratorium dengan nyaman

29
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Bedasarkan kegiatan PKL Laboratorium yang dilaksanakan
di SMP N 4 Depok Sleman diperoleh kesimpulan bahwa :
1) Manajemen Administrasi pengelolaan laboratorium belum
berjalan dengan baik,masih banyak SOP yang belum ada .
Manajemen Administrasi seharusnya sesuai dengan menteri
pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008.
2) Fasilitas sarana prasarana laboratorim IPA SMP N 4 Depok
Sleman telah memadai dan mencukupi untuk kebutuhan
pembelajaran maupun praktikum bagi siswa.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis agar sistem dalam
PKL laboratorium dan pelaporan ini menjadi lebih baik di masa
yang akan datang sebagai berikut:
a. Perlunya dilakukan pengembangan pedoman sistem PKL yang
lebih baik dan terencarana.
b. Diharapkan pedoman PKL disusun lebih fleksibel agar dapat
dilaksanakan sesuai kondisi sekolah dimanapun berada.

30
Lampiran
1) Lampiran 1. Jurnal Harian
No. Hari,tanggal Kegiatan Jumlah Tanda Tangan
Jam (Guru Pembimbing
dan Mahasiswa )
1. Senin,14 September 2020  Membuat lembar 6jam
observasi
 Wawancara dengan
Guru Pamong
2. Selasa,15 September 2020  Observasi alat dan 5jam
bahan laboratorium

3. Rabu, 16 September 2020  Penataan alat dan 6jam


bahan laboratorium
meliputi
pembersihan ruang
praktikum ,alat
,bahan serta
penaatan alat dan
bahan laboratorium
4. Kamis,17 September 2020  Membuat struktur 8 jam
buku inventaris alat
dan bahan dan
menginput alat dan
bahan yang ada
dilaboratorium
sesuai lembar
observasi
laboratorium yang
telah
dilaksanakan,pembu
atan dilakukan
secara daring
 Membuat struktur
kartu alat dan bahan
dilakukan secara
daring
5. Jumat,18 September 2020  Pencetakan kartu 8jam
alat dan bahan
 Pembuatan struktur
organisasi pengelola
laboratorium SMP N
4 Depok Sleman
(banner)
6. Sabtu,19 September 2020  Pembuatan struktur 5jam
atau rancangan
keselamatan kerja

14
dalam bentuk soft
file
7. Senin,21 September 2020  Penataan Ruang 5 jam
Keseluruhan
Laboratorium
 Monitoring kegiatan
yang terlaksana
selama 1 minggu
bersama dosen
pembimbing PKL
8. Selasa, 22 September  Pengisian Logbook 7 Jam
2020 harian selama 1
minggu
 Pencetakan Banner
Keselamatan Kerja di
Laboratorium
9. Rabu,23 September 2020  Pembuatan Modul 7 Jam
Praktikum Kelas 7
 Pembuatan Skenario
Video Pembuatan
Praktikum IPA
dengan Alat
Praktikum Yang
Telah Dibuat
(Mikroskop
Sederhana Berbasis
Bahan Lingkungan )
10. Kamis,24 September 2020  Pembuatan Modul 8Jam
Praktikum Kelas 7
11. Jumat,25 September 2020  Pembuatan Video 5 Jam
Penggunaan Alat
Praktikum
Sederhana yang
sudah dibuat
12 Sabtu,26 September 2020  Monitoring kegiatan 7jam
bersama Dosen
Pembimbing PKL
 Pembuatan rencana
kegiatan video
praktikum
sederhana
13. Senin,28 September 2020  Pembuatan video 8jam
praktikum
sederhana
 Editting video
praktikum
sederhana

15
14. Selasa ,29 September  Tanda Tangan 8 jam
2020 Logbook Harian
Minggu Pertama dan
Kedua
 Pembuatan Modul
Praktikum Kelas 7
Semester 2
15. Rabu,30 September 2020  Monitoring Kegiatan 8 jam
PKL bersama Dosen
Pembimbing
 Pembuatan Laporan
Sementara PKL
Laboratorium
16. Kamis,01 Oktober 2020  Pembuatan Laporan 7 jam
Akhir Laboratorium
 Pengisian Logbook
Harian Minggu
Terakhir
17. Jumat,02 Oktober 2020  Pembuatan Laporan 7 jam
Akhir
Laboratoratorium
 Dokumentasi
Laboratorium
18. Sabtu,03 Oktober 2020  Pembuatan Laporan 7 jam
Akhir PKL
Laboratorium

19. Senin,04 Oktober 2020  Penarikan 4 jam


Mahasiswi PKL
Laboratorium
 Penyerahan Modul
Praktikum,
Banner,Buku
Invetaris,Kartu
Alat,dan SOP lainnya

16
2) Lampiran 2. Foto Kegiatan

Gambar Tempat Penyimpanan Alat Setelah dibersihkan

Gambar Ruang Laboratorium (Penataan Ruang Laboratorium)

Gambar Penataan Ruang Praktikum

17
Gambar Kegiatan Pembersihan Ruang Laboratorium

Gambar Penataan Alat Laboratorium

Gambar Fasilitas Umum di Laboratorium

18
Gambar Fasilitas Umum di Laboratorium

3) Lampiran 3. (berkas – berkas lain yang berhubungan)


a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
PRAKTIKUM PESAWAT SEDERHANA
A. Tujuan
1. Peserta didik memahami bagian – bagian dari pengungkit
2. Peseta didik mampu menyebutkan penerapan bidang miring
dalam kehidupan
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi susunan katrol

B. Alat dan Bahan

1 2

3
4

19
5

C. Dasar Teori
Contoh jenis pesawat sederhana yaitu katrol, tuas, bidang miring,
roda dan poros
1. Tuas
Tuas merupakan alat pengungkit berupa batang keras yang dapat
berotasi suatu titik tumpu.
1) Pengungkit jenis 1 adalah pengungkit yang titik tumpunya
berada di antara titik beban dan titik kuasa. Jenis ini
merupakan bentuk dasar dari suatu pengungkit. Contoh
pengungkit jenis 1 adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu,
linggis, dan sebagainya.
2) Suatu pengungkit dikatakan berjenis 2 jika titik bebannya
berada di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh pengungkit
jenis 2 adalah gerobak dorong, pembuka tutup botol, pemecah
kemiri, dan sebagainya.
3) Pengungkit jenis 3 adalah pengungkit yang memiliki titik
kuasa di antara titik beban dan titik tumpu. Contoh pengungkit
jenis 3 adalah pinset, alat pancing, stapler, lengan saat
memegang benda, dan sebagainya.
2. Bidang miring
Bidang miring adalah pesawat sederhana yang berupa papan/
bidang yang dibuat miring. Hal itu bertujuan untuk memperkecil
usaha saat memindahkan beban yang berat. Semakin landai
bidang miring, gaya yang diberikan semakin kecil. Sebaliknya,
semakin curam bidang miring, gayanya semakin besar. Contoh
peralatan yang memanfaatkan prinsip bidang miring adalah
tangga yang dibuat berkelok-kelok, pisau, kapak, sekrup, dan
sebagainya.
3. Katrol
Katrol adalah pesawat sederhana berupa roda beralur yang
dikelilingi oleh tali. Prinsip kerja katrol adalah mengubah arah
kerja gaya sehingga beban bisa terangkat dengan mudah. Terdapat
katrol bergerak, katrol majemuk dan katrol tetap.

20
D. Langkah Percobaan
1. Amati gambar (1 dan 2) di atas dengan seksama.
2. Tuliskan bagian – bagian dari pengungkit beserta keuntungan
mekanik yang ada.
3. Amati gambar (3 dan 4) dengan seksama.
4. Tuliskan prinsip bidang miring dan keuntungan mekanik yang
ada.
5. Amati gambar (5 dan 6) dengan seksama.
6. Tuliskan bagian – bagian dari katrol diatas beserta jenis
katrolnya.

E. Tabel Pengamatan
PESAWAT SEDERHANA
Tuas Bidang Miring Katrol
Bagian- Prinsip Bagian-
bagian bagian

Keuntungan Keuntungan Jenis


mekanik mekanik

F. Kesimpulan
Sumber:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pesawat-
sederhana-fisika-kelas-8/, diakses tanggal 30 september 2020.
pukul 7.14
Buku Siswa IPA kelas 8 Semester 1

21
b. Lembar Observasi

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
c. SOP PELAKSANAAN PRAKTIKUM SESUAI JAM PELAJARAN

I. TUJUAN
SOP ini bertujuan agarpeserta didik, guru dan laboran dapat bersinergi
bersama dalam melaksanakan kegiatan praktikum yang terstandar
sehingga dihasilkan pengendalian evaluasi pelaksanaan praktikum
yang efektif dan efisien di SMP N 4 Depok Sleman
II. RUANG LINGKUP
SOP ini berlaku untuk mengatur peran dan fungsi peserta didik, guru,
laboran dan kepala laboratorium SMP N 4 Depok Sleman dan kepala
sekolah dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium fisika dengan
waktu sesuai jadwal pelajaran.
III. REFERENSI
a. Pedoman mutu
b. Pedoman akademik
c. Panduan penggunaan laboratorium
IV. ISTILAH DAN DEFINISI
Istilah dan definisi yang dipakai dalam penulisan Pedoman Mutu,
SOP, Instruksi Kerja serta dokumen lainnya diuraikan secara rinci
sesuai SMM ISO 9001:2008, diurutkan berdasarkan abjad dituangkan
pada Lampiran Istilah dan Definisi.
a. Retur adalah pengembalian barang kepada rekanan
b. Spesifikasi adalah ketentuan teknis (ukuran, jumlah, warna, harga
dll.)

V. DIAGRAM ALIR
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)

VI. INSTRUKSI KERJA

Proses pelaksanaan praktikum dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran sekolah,


dengan prosedur pelaksanaan :

36
A. Kepala Sekolah

1. Menetapkan program kegiatan Laboratorium

2. Memenuhi dan memfasilitasi kebutuhan Laboratorium

3. Memonitor dan mengevaluasi kinerja petugas Laboratorium

4. Mengkoordinasikan program yang telah ditetapkan kepada


seluruh komponen yang terkait

B. Kepala Laboran

1. Menyusun program kerja yang sistemamatis, terencana dan

berkelanjutan

2. Mengkoordinasikan Program kerja kepada seluruh


komponen/petugas yang terkait: laboran, guru, peserta didik.

3. Membuat jadwal kegiatan laboratorium, termasuk kegiatan


praktikum

C. Laboran

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

pelaksanaan

praktikum

2. Menyusun, menata, mengembalikan dan merapikan alat dan


bahan setelah selesai digunakan ke dalam laboratorium

D. Guru

1. Melakukan koordinasi dengan laboran mengenai ketersediaan


alat dan bahan di laboratorium

2. Merencanakan dan menentukan materi yang akan dipilih untuk


dipraktikkan

3. Menyususun panduan praktikum sesuai dengan materi


praktikum, mencetak dan memperbanyaknya

37
4. Melakukan pemesanan alat dan bahan kepada laboran dengan

mengisi form peminjaman alat atau menyerahkan panduan


praktikum paling lambat 2 hari sebelum pelaksanaan praktikum

5. Merancang dan melakukan uji coba penggunaan alat pra


praktikum

6. Menjelaskan kepada peserta didik mekanisme penggunaan alat

dan bahan praktikum terkait spesifikasi alat dan dampak dari


bahan yang digunakan.

7. Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan praktikum peserta


didik sesuai dengan prosedur panduan praktikum

8. Menilai hasil laporan praktikum peserta didik, mentabulasi dan


mengevaluasinya

9. Mengisi berita acara kegiatan praktikum.

E. Peserta didik

1. Datang tepat waktu di dalam laboratorium dan duduk sesuai


dengan kelompoknya masing-masing.

2. Memperhatikan dan melakukan dengan benar cara


menggunakan alat dan bahan dalam kegiatan praktikum.

3. Melaksanakan praktikum dengan sungguh-sungguh dan


mengikuti tata tertib praktikum dengan dibimbing oleh guru
sesuai dengan panduan praktikum.

4. Menandatangani daftar hadir pelaksanaan praktikum.

5. Membersihkan alat dan tempat yang telah digunakan sesuai


arahan dari guru.

6. Peserta didik yang tidak hadir karena izin atau sakit dapat
mengikuti dan menyusul kegiatan praktikum dengan
mengabung di kelas lain, jika tidak

38
memungkinkan maka guru dapat memberi kebijakan lain.

7. Batas waktu pengumpulan laporan praktikum paling lambat 1


minggu setelah kegiatan praktikum berjalan.

39
Diagram Alir
Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Kepala Sekolah Kepala Laboran Laboran Guru Peserta didik

Menetapkan,
memonitoring dan Koordinasi
mengevaluasi ketersediaan Alat
kegiatan dan bahan laboran

Menyusun dan Menyiapkan,


mengkoordinasikan menyusun Alat
program kerja dan bahan
Merencanakan
dan Menyusun
panduan
praktikum

Melakukan
pemesanan alat
dan bahan

Merancang, menjelaskan,
membimbing dan
mengarahkan pelaksanaan
praktikum Melaksanakan
praktikum

Menilai, mengevaluasi
dan membuat berita
Acara praktikum
Phase

40
d. Modul Praktikum

MODUL PRAKTIKUM

Topik : Uji Makanan (Amilum)

Tujuan : Menguji zat yang terkandung pada bahan makanan

Hari/tanggal :

Tempat :

I. Landasan Teori

Tubuh sehat dan tumbuh secara normal, ada enam macam zat makanan
yang dibutuhkan, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan
air. Keenam zat makanan tersebut dapat kita peroleh dari berbagai bahan
makanan. Makanan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi.

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan,


makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya.
Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi dan membantu
pertumbuhan badan dan otak. Suatu bahan makanan dapat mengandung
satu atau lebih zat makanan. Tetapi bahan makanan akan mengandung zat
makanan tertentu saja dalam jumlah yang banyak sehingga suatu bahan
makanan merupakan sumber zat makanan tertentu. Kandungan zat dalam
makanan dapat diidentifikasi suatu pengujian sederhana namun jumlah
kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat
diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Adapun zat-zat makanan yang
di ujikan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.

 Amilum

41
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan


amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan
sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa
tuntas dijelaskan.

II. Alat dan Bahan


a. Alat-alat
1. Air
2. Tabung Reaksi
3. Rak Tabung Reaksi
4. Pengaduk Kaca
5. Pipet Tetes
b. Bahan Makanan yang Disediakan
1. Roti Tawar
2. Kedelai
3. Pisang
4. Kentang Rebus
5. Putih Telor Rebus
6. Lugol

III. Cara Kerja


a. Uji Amilum
Larutan yang dibutuhkan untuk melakukan uji amilum (karbohidrat)
adalah lugolatau iodoum

42
1. Ambilah 5 buah makanan yang sudah dipersiapkan sebelumnya
(roti, kedelai, pisang, kentang rebus, dan putih telur)
2. Masukan larutan bahan makanan kedalam tabung reaksi masing-
masing sebanyak 10 tetes
3. Masing-masing tabung reaksi yang sudah diberi larutan bahan
makanan tersebut ditetesi dengan lugol sebanyak 3 tetes
4. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya

IV. Hasil Pengamatan

No Bahan Makanan Warna bahan Warna bahan


makanan sebelum makanan setelah
ditetesi ioudium ditetesi iodium
1 Roti tawar
2. Kedelai
3 Pisang
4 Kentang
5 Telur
V. Analisis
a. Bahan makanan apa sajakah yang mengandung amilum dan apa
buktinya?
b. Amati setiap bahan makanan yang telah duji. Adakah perbedaan
kepekaan peubahan warna pada setiap bahan makanan yang ditetesi
lugol. Apakah penyebabnya?

Kesimpulan.....................................................................................................................
........................................................................................................................................

43

Anda mungkin juga menyukai