PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN
Dosen Pembimbing:
Dra.Eldarni,M.Pd
Fitri Maiziani,M.Pd
Di Susun Oleh:
Kelompok 4
1. Faris Alfarizi Pribadi (19004102)
2. Muhammad Ihsan (19004063)
3. Ririn Safitri (19004117)
4. Sri Maharani (19004120)
5. Vanisa Aulia (19004125)
6. Yovie As Sami Ajis (19004036)
PADANG, 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pengelolaan
Perpustakaan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Perpustakaan dengan judul “Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi
Perpustakaan”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat masukan dan bimbingan dari
Dosen Mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan yaitu Ibuk Dra.Eldarni,M.Pd dan Ibuk
Fitri Maiziani,M.Pd sehingga makalah ini bisa selesai. Untuk itu dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Harapan ke depan semoga dapat dipahami serta bermanfaat bagi penyusun dan
bagi pembacanya sehingga dapat memberikan informasi ilmu pengetahuan. Sebelumnya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….........
BAB I ……………………………………………………………………………………..
Pendahuluan ……………………………………………………………………………....
C. Tujuan …………………………………………………………………………
BAB II ……………………………………………………………………………………
Pembahasan ……………………………………………………………………………....
1. Kesimpulan …………………………………………………………………….
2. Saran …………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan tidak dapat dipahami sebagai gedung atau akomodasi fisik tempat
menyimpan buku semata. Akan tetapi secara sederhana dapat dinyatakan bahwa
perpustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang
khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya. Namun pengertian
perpustakaan sesungguhnya telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan
paradigma perpustakaan yang tidak hanya dipahami sebagai suatu tempat, tetapi harus
dipahami sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat unsur tempat, koleksi dan
pemakai.
Perpustakaan adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan nasional yang
mengembang fungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana
dan pusat pembaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi, perlu terus menerus
dibina serta dikembangkan. Perpustakaan memiliki peranan penting untuk menunjang
proses belajar mengajar yaitu dengan cara menyediakan informasi maupun ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengguna. Pemelihaman bahan perpustakaan
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, dimana dengan adanya pemeliharaan
yang baik dan benar, diharapkan bahwa koleksi yang ada bertahan lama. Dalam
kegiatan perpustakaan para pengelola sering sekali mengabaikan kegiatan pemeliharaan,
sehingga bidang pemeliharaan masih kuang mendapat perhatian dari pengelola
perpustakaan. Akibatnya koleksi yang ada diperpustakaan mengalami kerusakan dan
bahkan sampai kepada koleksi tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Hal ini terjadi beberapa kerusakan karena berbagai sebab seperti faktor-faktor
lingkungan seperti cahaya, suhu, kelembapan udara juga mempercepat proses
kerusakan. Penyebab kerusakan yang lain seperti manusia dan hewan, debu, jamur, dan
zat kimia juga bisa merusak bahan pustaka. Karena kurangnya kesadaran para pengguna
dalam pemakaian bahan pustaka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan?
2. Apa tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi
perpustakaan?
3. Apa faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan?
4. Bagaimana upaya pemeliharaan koleksi perpustakaan?
5. Bagaimana perawatan pada koleksi perpustakaan?
6. Apa kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan
koleksi perpustakaan
3. Untuk memahami faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan
4. Untuk memahami bagaimana upaya pemeliharaan koleksi perpustakaan
5. Untuk memahami perawatan pada koleksi perpustakaan
6. Untuk mengetahui kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echos dan Hasan Sadily
kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan dan
pengawetan, sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan.
Dalam buku The Principles for The Preservation and Conservation of Library
Materials yang disusun oleh J.M. Dureau dan D.W.G. Clements, preservasi mempunyai
arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan, keuangan, cara
penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik
bahan pustaka. Contohnya, menangani bahan pustaka yang rusak akibat udara yang
lembab, faktor kimiawi, dan serangga misalnya pemberian insektisida. Konservasi
adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan
kehancuran. Contohnya, memperbaiki koleksi yang rusak dengan jalan menambal-
manyambung, memperbaiki jilidan dan mengganti bagian yang hilang agar bentuknya
mendekati keadaan semula. Sedangkan reproduksi yaitu membuat kopi dari bahan asli.
Contohnya, mengganti bagian buku yang hilang dengan cara membuat kopi dari bahan
yang asli. Pemeliharaan bahan pustaka merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
pustakawan dalam mencegah dan menyelamatkan koleksi bahan pustaka tetap awet dan
terjaga kelestariannya. Pemelihraan koleksi bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja,
namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung didalamnya.
Secara umum, usaha pemeliharaan bahan pustaka ialah dengan menjaga kebersihan
ruangan perpustakaan itu sendiri, lemari, rak, dan buku bebas dari debu. Mengadakan
larangan merokok, makan dan minum dalam ruang perpustakaan. Merokok selain
menambah kotor dengan abu rokok yang bertaburan juga dapat menimbulkan kebakaran
pada buku. Sedangkan ceceran sisa makanan dan tumpahan minuman mengundang
kehadiran tikus, serangga yang merupakan musuh-musuh koleksi perpustakaan. Untuk
mencegah hal tersebut umumnya telah dimasukkan dalam peraturan tata tertib
perpustakaan.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka di perpustakaan yaitu:
a. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka
atau dokumen.
b. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen.
c. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
d. Mempercepat proses temu batik atau penelusuran dan perolehan informasi.
e. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.
f. Mencegah koleksi perpustakaan dari kerusakan akibat penggunaan yang keliru
oleh mahasiswa.
Ada beberapa fungsi dari pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka, seperti:
Bahan pustaka terdiri dari berbagai jenis dan sifat yang dimilikinya. Dari
sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil karya
mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan pengetahuan manusia serta teknologi
pada zamannya. Bahan kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek,
mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbil noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas
makin lama makin menurun sejalan dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena
reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa dan bahan-bahan lain seperti bahan aditif
yang ada pada kertas atau bahan lain yang beasal dari luar.
Factor yang dapat merusak kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu
factor internal dan fator eksternal (departemen Pendidikan Nasional RI 2004:63):
1. Factor Internal
Kerusakan pada factor internal dapat disebabkan oleh bahan pustaka itu sendiri
diantaranya:
a. Kualitas kertas
o Kebanyakan kertas terbuat dari bubur kertas (pulp) dengan kualitas yang
bervariasi tergantung dari jenis kayu dan proses pembuatan.
o Pembuatan bubur secara mekanik menghasilka serat yang tidak murni dapat
menyebabkan kertas berubah menjadi warna coklat.
o Ikatan kimia juga berpengaruh terhadap kekuatan kertas, daya rentang kertas
sehingga kertas menjadi cepat rapuh.
o Kualitas kertas yang baik untuk koleksi perpustakaan adalah kertas bebas asam
atau permanent paper yang terbuat dari bubur kayu yang diproses secara kimia.
b. Tinta
o Tinta yang digunakan dikenal dengan nama tinta iron gell atau oak gell
o Mengandung fero-sulfat yang dapat mengalami okidasi sehingga dapat
menyebabkan membakar atau melenyapkan tulisan pada kertas
o Peubahan warna tinta dari hitam menjadi coklat
o Sampul buku (hard cover atau soft cover) terbuat dari karton dan biasanya
kartonnya bersifat asam.
o Keasaman tersebut dapat berpindah ke kertas pada buku atau blok sehingga
dapat menurunkan kualitas ketas, kertas menjadi rapuh dan cepat hancur.
d. Perekat atau lem
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga untuk memperoleh
makanan harus diambil dari sumber kehidupan lain (parasite), atau dari benda mati
(saprofit). Jamur memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan
menyebabkan asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh pada tempat
tumbuhnya jamur ini biasanya akan timbul noda merah dan kecoklatan yang sangat
sukar dihilangkan.
Binatang pengerat
Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka
biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas
disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk
melindungi kertas dari serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan
kering serta selalu dikontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus
dapat masuk harus ditutup dengan rapat.
Serangga
Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensil,
terutama dinegara-negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Serangga seperti
silverfish, kecoa, rayap, kutu buku, merupakan serangga pemusnah buku yang sudah
umum dikenal orang.
b. Factor Fisika
Selain factor biologi sepert serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya ada lagi
perusak bahan pustaka yang hebat yaitu factor fisik misalnya debu, cahaya, suhu, dan
kelembapan. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar
bisa membawa kerusakan yang besar.
Cahaya
Kertas yang kepanasan akan rusak berubah menjadi warna kunig dan rapuh akhirnya
rusak. Hindarilah sinar ultraviolet (sinar matahari langsung) yang masuk langsung
keperpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra violet adalah
memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain kertas juga akan menjadi
rapuh. Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam
udara. Sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan
kadar kekuatan serta pada kertas menurun.
Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga pana atau sinar
yang masuk keperpustakaan bisa diatur, sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa
dikontrol dengan mudah. Karena dinegara maju penerangan diperpustakaan
menggantungkan pada sinar listrik karena lebih mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak
buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika tidak ruang rak tersebut gelap. Hal ini
juga menghemat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan,
kelembapan, dan temperature bisa dikontrol.
Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanyya sendiri menjadi longgar.
Disamping itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna
kertas menjadi kuning. Sebaliknya apabila lembab terlalu tinggi, buku akan menjadi
lembab. Sebab akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa,kutu buku dan ikan
perak.
Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan
asam yang ada pada kertas terhidroksi, berekasi dengan partikel logas dan memutuskan
rantai ikatan kimia selulosa. Kelembabab dan uhu udara yang ideal bagi perpustakaan
dan arsip adalah 45–60% RH dan 20–24 derajat celcius. Karena itu hindarilah seumber
kelembaban. Jika kelembabab itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah
tempat-tempat tersebut. kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus
dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya.
Debu
Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela
atau lubang-lubang angina perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan
terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas
menjadi rapuh dan mudah rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan
lembab, debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan
memiliki daya rusak paling tinggi.
c. Faktor Lain
Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi
bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena
itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akbiat dari bencana
tersebut.
o Pengaruh api/kebakaran
o Factor air/banjir
Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air
dapat timbul dari mana mana seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan
hujan terus menerus, kerusakan saluran persedianaa air minum, air buangan pipa
pemanas sentral, alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak,
jendela, kaca, dan sebagainya. Juga dapat timbul oleh karena usaha melawan api dengan
air yang biasanya justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri. Cara
perawatan dan pemeliharaan gedung secara teratur termasuk kedalam instalasi listrik,
gas, air dan sebagainya dan bila bangunan baru susunlah spesifikasi arsitektur yang
memadai. Bahan pustaka yang rusak oleh air, pustakawan harus mengatasinya dengan
dikering anginkan.
o Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak
buku. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia.
Misalnya pembaca diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari
sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistik.
Pemeliharaan bahan pustaka pada dasarnya terdiri dari dua cara, yaitu:
a. Reproduksi
Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain itu,
reproduksi juga dilakukan atas bahan pustaka yang mudah rusak karena jenis kertasnya,
ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:
- Fotokopi
- Membuat bentuk digital [e-book]
- Membuat duplikasi dari pustaka buka buku dan koleksi yang sering digunakan
b. Penjilidan kembali
Kegiatan ini dilakukan terhadap
Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam
kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan penjilidan
untuk buku, majalah, atau dokumen lain.
c. Laminasi
Pelestarian dengan laminasi yaitu memberi pelindung plastic pada dokumen agar
bahan pustaka tersebut tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk penanganan bahan
pustaka, pola laminasi dapat dilakukan dengan pelapisan atau penyemprotan bahan
perpustakaan dengan kimia (coating).
d. Fungimasi
Fungimasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga
yang tumbuh pada bahan kertas. Fungimasi dapat dilaksanakan dalam kotak lemari
fungimasi, ruang fungimasi, ruang penyimpanan dokumen, ruang perpustakaan maupun
ruang deposit.
e. Penyiangan
Penyiangan koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka
yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan perpustakaan yang baru. Bahan
perpustakaan yang perlu dikeluarkan dari koleksi meliputi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu ada nya peningkatan
buku-buku perpustakaaan sekolah baik ditinjau dari segi kuantitasnya maupun
kualitasnya. Guru/pustakawan harus selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan
buku-buku, baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar antar perpustakaan
sekolah. Dengan demikina jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sekolah semakin
lama semakin meningkat jumlahnya.
Satu hal penting terlupakan oleh guru pustakawan atau para pengelola perpustakaan
sekolah, yaitu dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku mereka hanya berusaha
untuk mendapatkan tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang telah tersedia
tidak diurus atau dipelihara,sehingga satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku,
sementara buku-buku yang sudah ada cepat rusak dan akgirnya tidak berguna lagi.
Lebih baik buku-buku itu terbuat dari kertas, sehingga apabilla digunakan terus menerus
dengan tanpa pemeliharaan akan mengalami kerusakan misalnya: kotor, robek
halamannya, lepas sampulnya, dan sebagainya. Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku
perpustakaan sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting.
https://wawasanoke.blogspot.com/2020/03/cara-perawatan-dan-pemeliharaan-
koleksi.html?m=1
Yeni Budi Rachman. Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka. Hal 23-24