Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

“PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN”

Dosen Pembimbing:
Dra.Eldarni,M.Pd
Fitri Maiziani,M.Pd

Di Susun Oleh:
Kelompok 4
1. Faris Alfarizi Pribadi (19004102)
2. Muhammad Ihsan (19004063)
3. Ririn Safitri (19004117)
4. Sri Maharani (19004120)
5. Vanisa Aulia (19004125)
6. Yovie As Sami Ajis (19004036)

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG, 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pengelolaan
Perpustakaan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Perpustakaan dengan judul “Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi
Perpustakaan”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat masukan dan bimbingan dari
Dosen Mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan yaitu Ibuk Dra.Eldarni,M.Pd dan Ibuk
Fitri Maiziani,M.Pd sehingga makalah ini bisa selesai. Untuk itu dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi lebih baik laginya
makalah ini.

Harapan ke depan semoga dapat dipahami serta bermanfaat bagi penyusun dan
bagi pembacanya sehingga dapat memberikan informasi ilmu pengetahuan. Sebelumnya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.

Padang,  November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….........

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….

BAB I ……………………………………………………………………………………..

Pendahuluan ……………………………………………………………………………....

A. Latar Belakang …………………………………………………………….......

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………..

C. Tujuan …………………………………………………………………………

BAB II ……………………………………………………………………………………

Pembahasan ……………………………………………………………………………....

A. Pengertian Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Perpustakaan


………………......
B. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Perpustakaan
C. Factor Penyebab Kerusakan Pada Bahan Perpustakaan ………………………….
D. Upaya Pemeliharaan Koleksi Perpustakaan
………………………………………
E. Perawatan Pada Koleksi Perpustakaan
……………………………………………
F. Kendala Dalam Perawatan dan Pelestarian Bahan Pustaka
……………………….

BAB III …………………………………………………………………………………...

1. Kesimpulan …………………………………………………………………….

2. Saran …………………………………………………………………………...

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan tidak dapat dipahami sebagai gedung atau akomodasi fisik tempat
menyimpan buku semata. Akan tetapi secara sederhana dapat dinyatakan bahwa
perpustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang
khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya. Namun pengertian
perpustakaan sesungguhnya telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan
paradigma perpustakaan yang tidak hanya dipahami sebagai suatu tempat, tetapi harus
dipahami sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat unsur tempat, koleksi dan
pemakai.

Perpustakaan adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan nasional yang
mengembang fungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana
dan pusat pembaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi, perlu terus menerus
dibina serta dikembangkan. Perpustakaan memiliki peranan penting untuk menunjang
proses belajar mengajar yaitu dengan cara menyediakan informasi maupun ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengguna. Pemelihaman bahan perpustakaan
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, dimana dengan adanya pemeliharaan
yang baik dan benar, diharapkan bahwa koleksi yang ada bertahan lama. Dalam
kegiatan perpustakaan para pengelola sering sekali mengabaikan kegiatan pemeliharaan,
sehingga bidang pemeliharaan masih kuang mendapat perhatian dari pengelola
perpustakaan. Akibatnya koleksi yang ada diperpustakaan mengalami kerusakan dan
bahkan sampai kepada koleksi tersebut tidak dapat digunakan lagi.

Hal ini terjadi beberapa kerusakan karena berbagai sebab seperti faktor-faktor
lingkungan seperti cahaya, suhu, kelembapan udara juga mempercepat proses
kerusakan. Penyebab kerusakan yang lain seperti manusia dan hewan, debu, jamur, dan
zat kimia juga bisa merusak bahan pustaka. Karena kurangnya kesadaran para pengguna
dalam pemakaian bahan pustaka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan?
2. Apa tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi
perpustakaan?
3. Apa faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan?
4. Bagaimana upaya pemeliharaan koleksi perpustakaan?
5. Bagaimana perawatan pada koleksi perpustakaan?
6. Apa kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan
koleksi perpustakaan
3. Untuk memahami faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan
4. Untuk memahami bagaimana upaya pemeliharaan koleksi perpustakaan
5. Untuk memahami perawatan pada koleksi perpustakaan
6. Untuk mengetahui kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Perpustakaan

Di dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi


menyatakan bahwa pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan, perawatan,
penjagaan bahan pustaka yang tidak langsung, dengan tempat pemeliharaan lingkungan
adalah gedung, penyimpanan, pengaturan rak, penggunaan sistem pendinginan, udara
dan penggunaan bahan pustaka dan penjagaan yang langsung terhadap bahan pustaka,
mengatasi bahan-bahan yang terbakar, terendam, basah dan sebagainya.

Menurut Lindley R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth


Edition, McGraw-Hill, 2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan
keadaan awalnya.

Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echos dan Hasan Sadily
kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan dan
pengawetan, sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan.

Dalam buku The Principles for The Preservation and Conservation of Library
Materials yang disusun oleh J.M. Dureau dan D.W.G. Clements, preservasi mempunyai
arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan, keuangan, cara
penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik
bahan pustaka. Contohnya, menangani bahan pustaka yang rusak akibat udara yang
lembab, faktor kimiawi, dan serangga misalnya pemberian insektisida. Konservasi
adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan
kehancuran. Contohnya, memperbaiki koleksi yang rusak dengan jalan menambal-
manyambung, memperbaiki jilidan dan mengganti bagian yang hilang agar bentuknya
mendekati keadaan semula. Sedangkan reproduksi yaitu membuat kopi dari bahan asli.
Contohnya, mengganti bagian buku yang hilang dengan cara membuat kopi dari bahan
yang asli. Pemeliharaan bahan pustaka merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
pustakawan dalam mencegah dan menyelamatkan koleksi bahan pustaka tetap awet dan
terjaga kelestariannya. Pemelihraan koleksi bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja,
namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung didalamnya.

Pemeliharaan bahan perpustakaan adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-


buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat
berumur panjang dan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Dalam pengertian
pemeliharaan termasuk perawatan dan pencegahan dari kerusakan sehingga bahan
pustaka itu dapat dilestarikan.

Rahim (1986), mendefinisikan pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan


yang mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal-hal yang menimbulkan
kerusakan buku atau dengan kata lain menyelamatkan buku dari unsur-unsur yang
merusak.

Secara umum, usaha pemeliharaan bahan pustaka ialah dengan menjaga kebersihan
ruangan perpustakaan itu sendiri, lemari, rak, dan buku bebas dari debu. Mengadakan
larangan merokok, makan dan minum dalam ruang perpustakaan. Merokok selain
menambah kotor dengan abu rokok yang bertaburan juga dapat menimbulkan kebakaran
pada buku. Sedangkan ceceran sisa makanan dan tumpahan minuman mengundang
kehadiran tikus, serangga yang merupakan musuh-musuh koleksi perpustakaan. Untuk
mencegah hal tersebut umumnya telah dimasukkan dalam peraturan tata tertib
perpustakaan.

B. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pemeliharaan dan Perawatan


Koleksi Perpustakaan

Menurut Departemen Pendidikan (2004:63) tujuan dari perawatan bahan pustaka


yaitu: mencegah penyebab kerusakan bahan pustaka, melindungi bahan pustaka dari
faktor penyebab kerusakan, memperbaiki bahan pustaka yang masih layak dipakai,
disimpan dan melestarikan isi dari bahan pustaka yang masih bermanfaat.

1. Tujuan Pemeliharaan dan Perawatan Bahan Perpustakaan

Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka di perpustakaan yaitu:
a. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka
atau dokumen.
b. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen.
c. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
d. Mempercepat proses temu batik atau penelusuran dan perolehan informasi.
e. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.
f. Mencegah koleksi perpustakaan dari kerusakan akibat penggunaan yang keliru
oleh mahasiswa.

2. Fungsi Pemeliharaan dan Perawatan Bahan Pustaka

Ada beberapa fungsi dari pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka, seperti:

a. Fungsi melindungi e. Fungsi kesabaran


b. Fungsi pengawetan f. Fungsi social
c. Fungsi kesehatan g. Fungsi ekonomi
d. Fungsi pendidikan h. Fungsi keindahan

3. Manfaat Pemeliharaan dan Perawatan Bahan Pustaka

Adapun manfaat pemeliharaan bahan pustaka yaitu:

a. Memelihara bahan pustaka yang ada di perpustakaan.


b. Mengelola perlengkapan perpustakaan yang meliputi pengadaan, pemeliharaan,
penyaluran dan inventarisasi.
c. Melestarikan bahan pustaka dari hal-hal yang dapat merusak bahan pustaka.
d. Melindungi bahan pustaka dari penyebab kerusakan bahan pustaka tersebut agar
tetap dan lestari.
e. Memperbaiki buku-buku bahan pustaka yang tidak teratur pada tempatnya.

C. Faktor Penyebab Kerusakan Pada Bahan Perpustakaan

Bahan pustaka terdiri dari berbagai jenis dan sifat yang dimilikinya. Dari
sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil karya
mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan pengetahuan manusia serta teknologi
pada zamannya. Bahan kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek,
mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbil noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas
makin lama makin menurun sejalan dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena
reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa dan bahan-bahan lain seperti bahan aditif
yang ada pada kertas atau bahan lain yang beasal dari luar.

Factor yang dapat merusak kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu
factor internal dan fator eksternal (departemen Pendidikan Nasional RI 2004:63):

1. Factor Internal

Kerusakan pada factor internal dapat disebabkan oleh bahan pustaka itu sendiri
diantaranya:

a. Kualitas kertas

o Kebanyakan kertas terbuat dari bubur kertas (pulp) dengan kualitas yang
bervariasi tergantung dari jenis kayu dan proses pembuatan.
o Pembuatan bubur secara mekanik menghasilka serat yang tidak murni dapat
menyebabkan kertas berubah menjadi warna coklat.
o Ikatan kimia juga berpengaruh terhadap kekuatan kertas, daya rentang kertas
sehingga kertas menjadi cepat rapuh.
o Kualitas kertas yang baik untuk koleksi perpustakaan adalah kertas bebas asam
atau permanent paper yang terbuat dari bubur kayu yang diproses secara kimia.

b. Tinta

o Tinta yang digunakan dikenal dengan nama tinta iron gell atau oak gell
o Mengandung fero-sulfat yang dapat mengalami okidasi sehingga dapat
menyebabkan membakar atau melenyapkan tulisan pada kertas
o Peubahan warna tinta dari hitam menjadi coklat

c. Asam yang berasal dari karton atau sampul

o Sampul buku (hard cover atau soft cover) terbuat dari karton dan biasanya
kartonnya bersifat asam.
o Keasaman tersebut dapat berpindah ke kertas pada buku atau blok sehingga
dapat menurunkan kualitas ketas, kertas menjadi rapuh dan cepat hancur.
d. Perekat atau lem

o Dalam proses penjilidan selalu menggunakan perekat/lem


o Macam perekat atau lem antara lain: lem binatang (aimal glue) yang terbuat dari
tulang dan kulit binatang, biasa digunakan pada penjilihan tradisional, dapat
mengundang serangga datang.
o PVA (Polivinyl Acetate) merupakan perekat sintetis lebih cepat kering dan tidak
mengundang serangga.
2. Factor eksternal
a. Factor Biologi
 Jamur

Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga untuk memperoleh
makanan harus diambil dari sumber kehidupan lain (parasite), atau dari benda mati
(saprofit). Jamur memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan
menyebabkan asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh pada tempat
tumbuhnya jamur ini biasanya akan timbul noda merah dan kecoklatan yang sangat
sukar dihilangkan.

 Binatang pengerat

Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka
biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas
disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk
melindungi kertas dari serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan
kering serta selalu dikontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus
dapat masuk harus ditutup dengan rapat.

 Serangga

Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensil,
terutama dinegara-negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Serangga seperti
silverfish, kecoa, rayap, kutu buku, merupakan serangga pemusnah buku yang sudah
umum dikenal orang.

b. Factor Fisika
Selain factor biologi sepert serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya ada lagi
perusak bahan pustaka yang hebat yaitu factor fisik misalnya debu, cahaya, suhu, dan
kelembapan. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar
bisa membawa kerusakan yang besar.

 Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak berubah menjadi warna kunig dan rapuh akhirnya
rusak. Hindarilah sinar ultraviolet (sinar matahari langsung) yang masuk langsung
keperpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra violet adalah
memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain kertas juga akan menjadi
rapuh. Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam
udara. Sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan
kadar kekuatan serta pada kertas menurun.

Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga pana atau sinar
yang masuk keperpustakaan bisa diatur, sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa
dikontrol dengan mudah. Karena dinegara maju penerangan diperpustakaan
menggantungkan pada sinar listrik karena lebih mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak
buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika tidak ruang rak tersebut gelap. Hal ini
juga menghemat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan,
kelembapan, dan temperature bisa dikontrol.

 Suhu dan kelembaban

Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanyya sendiri menjadi longgar.
Disamping itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna
kertas menjadi kuning. Sebaliknya apabila lembab terlalu tinggi, buku akan menjadi
lembab. Sebab akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa,kutu buku dan ikan
perak.

Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan
asam yang ada pada kertas terhidroksi, berekasi dengan partikel logas dan memutuskan
rantai ikatan kimia selulosa. Kelembabab dan uhu udara yang ideal bagi perpustakaan
dan arsip adalah 45–60% RH dan 20–24 derajat celcius. Karena itu hindarilah seumber
kelembaban. Jika kelembabab itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah
tempat-tempat tersebut. kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus
dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya.

 Debu

Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela
atau lubang-lubang angina perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan
terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas
menjadi rapuh dan mudah rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan
lembab, debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan
memiliki daya rusak paling tinggi.

c. Faktor Lain

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi
bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena
itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akbiat dari bencana
tersebut.

o Pengaruh api/kebakaran

Perlindungan memadai diawali dengan desain arsitektur gedung. Seperti ruang,


tangga, lorong dan lain-lain yang akan diperkirakan akan menjadi cerobong penyebaran
apai yang memadai harus dihindarkan. Pintu tahan api dan penyekat api yang memadai
harus dipasang, serta penyebaran api melalui pipa-pipa listrik dan sejenisnya juga
diperkecil. Tindakan pencegahan lain sepert dilarang merokok diruang penyimpanan
koleksi, pemasangan alarm, pemasangan alat pemadam kebakaran dan pemeriksanaa
kabel-kabel secara berkala.

o Factor air/banjir

Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air
dapat timbul dari mana mana seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan
hujan terus menerus, kerusakan saluran persedianaa air minum, air buangan pipa
pemanas sentral, alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak,
jendela, kaca, dan sebagainya. Juga dapat timbul oleh karena usaha melawan api dengan
air yang biasanya justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri. Cara
perawatan dan pemeliharaan gedung secara teratur termasuk kedalam instalasi listrik,
gas, air dan sebagainya dan bila bangunan baru susunlah spesifikasi arsitektur yang
memadai. Bahan pustaka yang rusak oleh air, pustakawan harus mengatasinya dengan
dikering anginkan.

o Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak
buku. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia.
Misalnya pembaca diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari
sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistik.

Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja membuat lipatan


sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebagian belakang. Sebagai akibatnya
perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas
sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia
lainnya misalnya habis makan tidak membersihkan tangan terlebih dahulu
menyebabkan buku menjadi kotor. Kerusakan justru terjadi oleh pustakawan sendiri
yang sehari-hari bergelimang dengan buku. Petugas tidak memiliki rasa saying kepada
buku, dan tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa
membuat kesalahan yang sangat fatal.

D. Upaya Pemeliharaan Koleksi Perpustakaan


Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita
kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa
menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Pemeliharaan bahan pustaka tidak
hanya secara fisik, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang
terkandung di dalamnya.

Pemeliharaan bahan pustaka pada dasarnya terdiri dari dua cara, yaitu:

1. Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka


a. Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya
b. Mencegah kerusakan bahan pustaka dari penngaruh suhu udara dan
kelembaban udara
c. Mencegah kerusakan dari factor kimia, partikel debu, dan logam dari udara
d. Mencegah kerusakan dari factor biota dan jamur.
e. Mencegah kerusakan dari factor air
f. Mencegah kerusakan dari factor kebakaran
g. Melakukan fumigsi, yaitu tindakan pengapasan yang bertujuan mencegah,
mengobati, dan mensterilkan bahan pustaka.
2. Pemeliharaan kondisi fisik bahan pustaka
a. Melakukan penambalan dan menyambung, bisa menggunakan bubur kertas,
potongan kertas, kertas tisu, dll
b. Melakukan laminasi, baik menggunakan tangan, mesin pres panas dan
fimoplast.
c. Melakukan enkapsulasi, yaitu memebrikan bahan pelindung dengan film
plastic polyester.
E. Perawatan Koleksi Perpustakaan
Perawatan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup penting untuk
menjaga agar koleksi perpustakaan tidak cepat rusak atau bahkan musnah. Tujuan
perawatan bahan pustaka antara lain memperpanjang usia koleksi.

Cara perawatan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan


berbagai cara. Berikut beberapa cara atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk merawat
koleksi perpustakaan

a. Reproduksi
Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain itu,
reproduksi juga dilakukan atas bahan pustaka yang mudah rusak karena jenis kertasnya,
ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:
- Fotokopi
- Membuat bentuk digital [e-book]
- Membuat duplikasi dari pustaka buka buku dan koleksi yang sering digunakan

b. Penjilidan kembali
Kegiatan ini dilakukan terhadap

- Bahan pustaka yang rusak sampulnya


- Bahan perpustakaan yang sampulnya tipis
- Bahan pustaka yang terlepas jilidannya
- Majalah yang nomornya telah lepas dan digabungkan untuk beberapa nomor
menjadi satu jilid.

Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam
kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan penjilidan
untuk buku, majalah, atau dokumen lain.

c. Laminasi
Pelestarian dengan laminasi yaitu memberi pelindung plastic pada dokumen agar
bahan pustaka tersebut tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk penanganan bahan
pustaka, pola laminasi dapat dilakukan dengan pelapisan atau penyemprotan bahan
perpustakaan dengan kimia (coating).

d. Fungimasi
Fungimasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga
yang tumbuh pada bahan kertas. Fungimasi dapat dilaksanakan dalam kotak lemari
fungimasi, ruang fungimasi, ruang penyimpanan dokumen, ruang perpustakaan maupun
ruang deposit.

e. Penyiangan
Penyiangan koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka
yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan perpustakaan yang baru. Bahan
perpustakaan yang perlu dikeluarkan dari koleksi meliputi

- Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi


- Edisi dan cetakan lama, sedangkan sudah ada edisi baru
- Bahan perpustakaan yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi
- Bahan perpustakaan yang isinya tidak lengkap
- Bahan pustaka yang terkena larangan oleh pemerintah, dll.

F. Kendala Dalam Perawatan dan Pelestarian Bahan Pustaka


Dari berbagai sumber ternyata perawatan dan pelestarian bahan pustaka mengalami
banyak kendala. Menurut Sulistyo- Basuki (1991:279) kendala dalam kegiatan ini
seperti:

1. Kurangnya tenaga pelestarian yang ada di Indonesia


2. Banyak pemimpin dan pemegang kebijakan belum memahami tentang kegiatan
perawatan dan pelestarian
3. Praktek yang selama ini yang dilakukan di Indonesia masih banyak yang salah
4. Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan tercetak dengan mutu
kertas yang kurang baik mutunya, namun tinggi nilai sejarahnya
5. Ruang perpustakaan yang tidak dirancang sesuai dengan keperluan
pelestarian dan perawatan bahan pustaka
6. Belum adanya kebijakan pelestarian nasional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu ada nya peningkatan
buku-buku perpustakaaan sekolah baik ditinjau dari segi kuantitasnya maupun
kualitasnya. Guru/pustakawan harus selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan
buku-buku, baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar antar perpustakaan
sekolah. Dengan demikina jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sekolah semakin
lama semakin meningkat jumlahnya.

Satu hal penting terlupakan oleh guru pustakawan atau para pengelola perpustakaan
sekolah, yaitu dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku mereka hanya berusaha
untuk mendapatkan tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang telah tersedia
tidak diurus atau dipelihara,sehingga satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku,
sementara buku-buku yang sudah ada cepat rusak dan akgirnya tidak berguna lagi.
Lebih baik buku-buku itu terbuat dari kertas, sehingga apabilla digunakan terus menerus
dengan tanpa pemeliharaan akan mengalami kerusakan misalnya: kotor, robek
halamannya, lepas sampulnya, dan sebagainya. Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku
perpustakaan sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting.

Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan dan perawatan buku-buku perpustakaan


sekolaha ada dua kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan
timbulnya kerusakan buku-buku dan membetulkan atau memperbaiki buku-buku
perpustakaan sekolah yang telah rusak.
DAFTAR PUSTAKA

https://wawasanoke.blogspot.com/2020/03/cara-perawatan-dan-pemeliharaan-
koleksi.html?m=1

Junaedi, J.M. 2006. Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka.


http://www.jplh.or.id (diakses pada 30 September 2015)

Karmidi Martoatmodjo. 2010 Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka

Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Wariyanti. Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Stie AUB Surakarta. "Skripsi


(Program Diploma III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2010). Diakses pada tanggal 18 Agustus 2016

Yeni Budi Rachman. Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka. Hal 23-24

Anda mungkin juga menyukai