Anda di halaman 1dari 11

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan dan Pajak

Pengambilan Dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C


Temu 5

Kelompok 4
Anggota Kelompok:

1. Nunung Dwi Yanti 02


2. Ni Putu Ketty Krisnadevi 05
3. Kadek Dwika Dharma Putra 09
4. Putu Lovy Wilona Amaris 25
5. Ni Luh Gede Tika Widya Suari 32

Program Diploma III Perpajakan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Denpasar
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

PETA KONSEP...........................................................................Error! Bookmark not defined.

1. DASAR HUKUM......................................................................................................................1

2. TARIF TATA CARA PERHITUNGAN................................................................................2

3. TATA CARA PEMUNGUTAN...............................................................................................3

4. SANKSI......................................................................................................................................5

5. KASUS.......................................................................................................................................6

KESIMPULAN..............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
PETA KONSEP
DASAR HUKUM

PAJAK HIBURAN PAJAK REKLAME PAJAK PENERANGAN PAJAK


JALAN PENGAMBILAN DAN
Dasar hukum yang mengatur Dasar hukum terkait pajak perusahaan
PENGOLAHAN
pajak hiburan adalah Undang- reklame diatur dalam Undang-Undang Berdasarkan pasal 1 ayat 28
BAHAN GALIAN
undang Nomor 28 Tahun 2009 Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak UU No. 28 Tahun 2009
GOLONGAN C
Tentang Pajak Daerah dan Daerah dan Retribusi Daerah (UU tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. Sesuai Pasal 1 Nomor 28 Tahun 2009). Sesuai Pasal Retribusi Daerah, Pajak
Secara umum Pajak
ayat 24 UU No. 28 Tahun 2009 Penerangan Jalan adalah
1 ayat 26 UU No 28 Tahun 2009 Pengambilan dan
pajak atas penggunaan tenaga
Pengolahan Bahan Galian
listrik, baik yang dihasilkan
TARIF TATA CARA Golongan C diatur dalam
sendiri maupun diperoleh dari
Peraturan Pemerintahan
sumber lain
PAJAK HIBURAN
PAJAK REKLAME PAJAK PENERANGAN JALAN
Tarif pajak hiburan sesuai dengan isi UU No. 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 45: Tarif pajak penerangan jalan sesuai
Tarif pajak reklame sesuai
(1) Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga dengan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang
dengan UU No. 28 Tahun
puluh lima persen). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal
2009 Tentang Pajak
(2) Khusus untuk Hiburan berupa pagelaran busana, kontes 55:
Daerah dan Retribusi
kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan 1. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan
Daerah, Pasal 50:
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima Tarif Pajak Reklame persen).
persen). ditetapkan paling tinggi 2. Penggunaan tenaga listrik dari sumber
(3) Khusus Hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif sebesar 25% (dua puluh lain oleh industri, pertambangan minyak
Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh lima persen). bumi dan gas alam, tarif Pajak
persen). Penerangan Jalan ditetapkan paling
tinggi sebesar 3% (tiga persen).
TATA CARA PEMUNGUTAN 3. Penggunaan tenaga listrik yang
dihasilkan sendiri, tarif Pajak
PAJAK HIBURAN Penerangan Jalan ditetapkan paling
SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, tinggi sebesar 1,5% (satu koma lima
Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang persen).
menyebabkan jumlah Pajak yang harus dibayar bertambah PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
merupakan dasar penagihan Pajak dan harus dilunasi dalam GOLONGAN C
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
diterbitkan. Sesuai dengan Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi diatur dalam Peraturan Pemerintahan Daerah No.19 Pasal 38 (1) yang berbunyi
persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan Tarif Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C paling
iii
kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran Pajak dengan dikenakan denda sebesar 2 % (dua tinggi sebesar 20% (dua puluh persen).
persen) sebulan.
PAJAK REKLAME PAJAK PENERANGAN JALAN

Pemungutan pajak reklame dilarang diborongkan. Setiap SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah Pajak yang harus
surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib dibayar bertambah merupakan dasar penagihan Pajak dan harus dilunasi dalam
Pajakberdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang
berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur
menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau atau menunda pembayaran Pajak dengan dikenakan denda sebesar 2 % (dua
dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota persen) sebulan.
perhitungan.

SANKSI PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C

PAJAK HIBURAN 1. Surat Teguran atau Surat Peringatan surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan
pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam pembayaran. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran dan Surat
STPD ditambah dengan sanksi administratif peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang.
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh pajak.
bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan 2. Apabila jumlah pajak yang masih dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu
sejak saat terutangnya pajak. sebagaimanan ditentukan dalam Surat Teguran dan Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. Pejabat
menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu ) hari sejak Surat
PAJAK REKLAME Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.
SKPD yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh 3. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah
tempo pembayaran dikenakan sanksi tanggal pemberitahuan Surat paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah
administratif berupa bunga sebesar 2% (dua Melaksanakan Penyitaan.
persen) sebulan dan ditagih melalui STPD 4. Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya
setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat perintah Melaksanakan
Penyitaan, 14 Pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada
PAJAK PENERANGAN JALAN Kantor Lelang Negara.
Jumlah  kekurangan  pajak  yang  terutang  dalam
STPD ditambah  dengan  sanksi  administratif PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN
berupa  bunga  sebesar  2%  (dua  persen)  setiap C
bulan  untuk  paling  lama  15  (lima  belas)  bulan
sejak  saat  terutangnya    pajak. Apabila kewajiban membayar pajak terutang SKPDKB dan SKPDKBT tidak atau tidak
sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, ditagih dengan
menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen)
sebulan.
iv
(1) gan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 3% (tiga persen).
(2) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (satu koma lima persen).
B. PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN
C
Sesuai dengan Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C diatur
dalam Peraturan Pemerintahan Daerah No.19 Pasal 38 (1) yang berbunyi Tarif Pajak
Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C paling tinggi sebesar 20% (dua
puluh persen).
1) Sesuai dengan Peraturan Daerah Karangasem, tarif pajak atas pengambilan dan
pengolahan bahan galian golongan c adalah sebesar 25%
2) Sesuai dengan Peraturan Daerah Bangli, tarif pajak atas pengambilan dan pengolahan
bahan galian golongan c adalah sebesar 7,5%

1. TATA CARA PEMUNGUTAN


A. PAJAK HIBURAN
SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah Pajak yang harus dibayar
bertambah merupakan dasar penagihan Pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.
Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan
dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran Pajak dengan dikenakan denda sebesar 2 % (dua persen) sebulan.
Bupati dapat menerbitkan STPD apabila:
a. pajak yang terutang tidak atau kurang bayar;
b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran Pajak sebagai akibat
salah tulis dan/ atau salah hitung;
c. wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
B. PAJAK REKLAME
Pemungutan pajak reklame dilarang diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib
membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri

1
oleh Wajib Pajakberdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak
yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar
dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang
dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan. Wajib Pajak yang memenuhi
kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).

C. PAJAK PENERANGAN JALAN


SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah Pajak yang harus dibayar
bertambah merupakan dasar penagihan Pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.
Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan
dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran Pajak dengan dikenakan denda sebesar 2 % (dua persen) sebulan.
Bupati  dapat  menerbitkan  STPD  jika:
1. pajak  dalam  tahun  berjalan  tidak  atau  kurang  dibayar;
2. dari  hasil  penelitian  SPTPD  terdapat  kekurangan  pembayaran  sebagai  akibat  salah  tulis
dan/atau  salah  hitung; dan/atau
3. Wajib  Pajak  dikenakan  sanksi  administratif  berupa  bunga  dan/atau  denda.

D. PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN


C
1. Surat Teguran atau Surat Peringatan surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan
pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran dan Surat
peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib pajak harus melunasi pajak yang
terutang. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh
pajak.
2. Apabila jumlah pajak yang masih dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu
sebagaimanan ditentukan dalam Surat Teguran dan Surat Peringatan atau surat lain

2
yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. Pejabat
menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu ) hari sejak Surat
Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.
3. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam
sesudah tanggal pemberitahuan Surat paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan.
4. Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya
setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat perintah Melaksanakan
Penyitaan, 14 Pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada
Kantor Lelang Negara.

4. SANKSI
A. PAJAK HIBURAN
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD ditambah dengan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas)
bulan sejak saat terutangnya pajak.
B. PAJAK REKLAME
SKPD yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD
C. PAJAK PENERANGAN JALAN
Jumlah  kekurangan  pajak  yang  terutang  dalam  STPD ditambah  dengan  sanksi
administratif  berupa  bunga  sebesar  2%  (dua  persen)  setiap  bulan  untuk  paling  lama 
15  (lima  belas)  bulan  sejak  saat  terutangnya    pajak.
D. PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C
Apabila kewajiban membayar pajak terutang SKPDKB dan SKPDKBT tidak atau tidak
sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, ditagih dengan
menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen)
sebulan.

5. KASUS
A. PAJAK HIBURAN

3
Rani membeli tiket bisokop di Bantul melalui pemesanan online dan mendapat diskon
sebesar 30%. Rani menonton di hari Minggu sehingga harga tiket bioskopnya sebesar
Rp50.000, maka penghitungan pajak hiburan yang dipungut dari Rani adalah:
Rp50.000 x 35% = Rp17.500
Sementara jumlah uang yang harus Rani keluarkan untuk membayar tiket sebesar:
Rp50.000 – Rp15.000 (diskon) = Rp35.000 + Rp17.500 (pajak) = Rp52.500

B. PAJAK REKLAME
PT Unilever melakukan pemasangan Reklame billboard di Protokol B dengan pokok pajak
sebesar Rp. 2.000.000,00.,
Pajak Reklame yang terutang : 25% x Rp. 2.000.000,00., = Rp.500.000,00.,

C. PAJAK PENERANGAN JALAN

Sebuah perusahaan makanan menggunakan listrik yang dihasilkan sendiri pada bulan Januari 2020,
dengan nilai jual berdasarkan harga yang berlaku umum sebesar Rp10.000.000,00. Daya yang
dimiliki adalah 1.300 VA.
Maka, penghitungan pajak penerangan jalannya adalah:
Rumus : Tarif pajak x DPP
Tarif pajak : 4%
Nilai Jual Tenaga Listrik  sebagai DPP : Rp10.000.000,00
Jumlah pajak yang harus dibayar : 4% x Rp10.000.000,00 = Rp 400,000,00
Jumlah di atas adalah jumlah yang harus wajib pajak setorkan ke Pemerintah Daerah setiap
bulan. Untuk wajib pajak yang menggunakan sumber listrik dari PLN, PJJ akan dipungut oleh PLN
dan dibayarkan kepada Pemerintah Daerah.

D. PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C


Sebuah perusahaan pertambangan pada bulan Januari 2003 telah melakukan kegiatan
penambangan bahan galian golongan C jenis Andesit dengan volume sebesar 169.924 ton.
Berapa pajak yang harus dibayar oleh perusahan tersebut ?

            Diketahui :
            Cara perhitungan : Tarif pajak  x  Dasar Pengenaan
            Tarif Pajak : 10 %

4
            Dasar pengenaan : Nilai Jual hasil pengambilan bahan galian golongan C
            Nilai Jual : Volume x Harga Standar
            Harga standar Andesit: Rp 15.000,00 per ton
            Perhitungan :
            Nilai Jual = 169.924 ton x Rp 15.000,00 per ton
= Rp 2.548.860.000,00
            Pajak =  Rp 2.548.860.000,00 x 10%  
=  Rp 254.886.000,00
            Jadi pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut adalah
            Rp 254.886.000,00

5
KESIMPULAN

Dasar hukum yang mengatur pajak hiburan, pajak reklame dan Pajak Penerangan Jalan
adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sedangkan Secara umum Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C diatur
dalam Peraturan Pemerintahan Daerah No.19 Pasal 38. Pajak Hiburan adalah pajak atas
penyelenggaraan hiburan. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pajak
Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri
maupun diperoleh dari sumber lain. Khususnya di Bali, Pengambilan dan Pengolahan Bahan
Bakar Golongan C hanya terdapat dibeberapa daerah saja, antara lain Karangsem, Bangli,
Gianyar, Badung, Tabanan, dan Buleleng.

Pengenaan Tarif Pada Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan Dan Pajak
Pengambilan Dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C Yaitu :
1. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima
persen).
2. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh lima
persen).
3. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
4. Tarif Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C paling tinggi
sebesar 20% (dua puluh persen).

6
DAFTAR PUSTAKA

https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-perusahaan-reklame/

https://klikpajak.id/blog/perhitungan/bagaimana-cara-menghitung-pajak-penerangan-jalan/

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pajak-hiburan

https://ladynoor.wordpress.com/2011/07/05/pajak-galian-golongan-c/

https://www.kppod.org/peraturan/index?PerdaSearch%5Bprop_id%5D=51&PerdaSearch
%5Bkab_id%5D=&PerdaSearch%5Bnomor%5D=&PerdaSearch%5Btahun%5D=&PerdaSearch
%5Btentang%5D=&PerdaSearch%5Bkatda_id%5D=01&PerdaSearch%5Bsubkatda_id
%5D=0111&sort=-prop_id&page=2&per-page=5

Anda mungkin juga menyukai