Anda di halaman 1dari 13

“Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.

0”

Dosen Pengampu:
Putri Kemala Dewi Lubis, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :

Kelompok 3

Nama :

1. Crisma Afrianti Br Marmata (7183341006)


2. Rika Amalia Lubis (7183141023)
3. Togi V. Sitinjak (7183141042)

Kelas : C

Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
2020
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan limpahan kasih-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas Makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi
Kreatif.

Ucapan terima kasih kepada Ibu Putri Kemala Dewi Lubis, S.E., M.Si., Ak., CA,
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Kreatif yang telah membimbing penulis, serta rekan-rekan
kami yang telah membantu penyusunan makalah ini baik moril maupun materil sehingga
makalah ini selesai dengan baik.

Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, bahkan masih
banyak kekurangan dan kesalahan dari segi bahasa atau isinya. Untuk itu, kami berharap agar
pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya.

Semoga yang tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun bagi
pembaca.

Medan, 05 Desember 2020

Kelompok 3

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulis ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Ekonomi Kreatif ............................................................................. 3


2.2 Pengertian Revolusi Industri 4.0 ...................................................................... 4
2.3 Keterkaitan Ekonomi Kreatif dan Revolusi Industri 4.0 ................................... 4
2.4 Revolusi Industri 4.0 sebagai Gerbang Ekonomi Kreatif .................................. 4
2.5 Tantangan Industri Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0 ................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 9

3.2 Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

ii
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri
yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri.
Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi,
kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga
manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap Ditemukannya enerji listrik
dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal
abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0 Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan
proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh
tenaga manusia tetapi menggunakan sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya
produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi
kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak pasif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi
keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang
semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah
menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia
dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat.
Di era digital ini akan membuat semua orang berfikir untuk dapat memanfaatkan dunia
internet yang memiliki target sangat luas. Kemajuan teknologi dengan pengunna IOT tidak akan
terlalu berpengaruh tanpa kreatitivitas dan inovasi. Era Revolusi Industri 4.0 menjadikan
Ekonomi Kreatif menjadi salah satu isu strategis untuk memenangkan persaingan global.Hal ini
ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas .Kreativitas akan mendorong inovasi

1
yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi dan pada saat bersamaan ramah lingkungan serta
menguatkan citra dan identitas budaya bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


a. Jelaskan tentang Pengertian Ekonomi Kreatif!
b. Jelaskan tentang Pengertian Revolusi Industri 4.0!
c. Jelaskan tentang Keterkaitan Ekonomi Kreatif dan Revolusi Industri 4.0!
d. Jelaskan tentang Revolusi Industri 4.0 sebagai Gerbang Ekonomi Kreatif!
e. Jelaskan tentang Tantangan Industri Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0!
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang Pengertian Ekonomi Kreatif.
b. Untuk mengetahui tentang Pengertian Revolusi Industri 4.0.
c. Untuk mengetahui tentang Keterkaitan Ekonomi Kreatif dan Revolusi Industri 4.0.
d. Untuk mengetahui tentang Revolusi Industri 4.0 sebagai Gerbang Ekonomi Kreatif.
e. Untuk mengetahui tentang Tantangan Industri Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0.

2
Bab II

Pembahasan
2.1 Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan bertumpu pada ide dan pengetahuan dari sumber daya
manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini seringkali akan didukung dengan
adanya industri kreaitf yang menjadi pengejawahantahnya.
Definisi ekonomi kreatif ataupun industri kreatif (knowledge based economy) yaitu
pendekatan, tren, konsep, dan kegiatan ekonomi yang berasal dari kreativitas, inovasi, bakat,
ide dan gagasan serta mengandalkan sumber daya manusia sebagai faktor produksi untuk
melaksanakan ekonomi.
Secara umum, pengertian ekonomi kreatif (creative economy) adalah suatu konsep
perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, dengan
mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia, sebagai faktor produksi
yang paling utama.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi
kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan aset kreatif yang
berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Istilah ekonomi kreatif diperkenalkan oleh John Howkins dalam bukunya “The Creative
Economy: How People Make Money from Ideas”. Menurutnya, ekonomi kreatif adalah
kegiatan ekonomi yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide,
tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Jadi, penciptaan ide menjadi kunci
dalam ekonomi kreatif. Misalnya, ide penciptaan menu-menu baru dalam bisnis kuliner
(salah satu subsektor ekonomi kreatif). Agar bisa bersaing dan terus mendatangkan
pelanggan, seorang pebisnis kuliner harus terus kreatif menemukan ide-ide baru untuk
restorannya.
Jadi, pada dasarnya, konsep ekonomi kreatif ini lebih mengedepankan kreativitas, ide,
dan pengetahuan manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi di suatu negara
dan akhirnya bisa mendunia.

3
2.2 Pengertian Revolusi Industri 4.0
Saat kita mendengar kata revolusi, pasti yang terlintas di benak kita adalah perubahan
besar-besaran. Sedangkan industri merupakan proses pengolahan suatu barang agar lebih
memiliki nilai ekonomis. Jadi, secara sederhana bisa dikatakan bahwa revolusi industri
adalah perubahan besar yang terjadi pada cara manusia memproduksi barang. Revolusi
industri sudah dimulai saat mesin uap ditemukan pada abad ke-18. Kini sedang terjadi
revolusi industri 4.0. Apa yang membedakannya dengan revolusi industri lainnya?
Istilah revolusi Industri 4.0 diperkenalkan oleh Profesor Klaus Martin Schwab seorang
teknisi dan ekonom Jerman. Dalam bukunya, “The Fourth Industrial Revolution” ia
menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada sebuah revolusi yang mengubah cara hidup,
bekerja, dan berhubungan satu sama lain secara fundamental. Komputer dan robot yang
berkembang pada revolusi industri 3.0 menjadi dasar bagi berkembangnya revolusi industri
4.0 yang dimotori oleh internet dan Internet of Things (IoT).
2.3 Keterkaitan Ekonomi Kreatif dan Revolusi Industri 4.0
Gelombang revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan fundamental pada berbagai
tatanan kehidupan global, ditandai dengan semakin berkembangnya kreativitas dan inovasi
dengan pemanfaatan teknologi informasi yang mendisrupsi berbagai sendi kehidupan global,
termasuk persaingan dalam bidang ekonomi.
Disrupsi tersebut dapat kita saksikan dengan cepatnya perubahan yang terjadi akibat
pemanfaatan artificial intelligence (AI), internet of things, human-machine interface, dan
merebaknya fenomena sharing economy menjadikan kreativitas dan inovasi sebagai garda
terdepan memenangkan persaingan ekonomi global.
Era revolusi industri 4.0 menjadikan ekonomi kreatif menjadi salah satu isu strategis
yang layak mendapatkan pengarusutamakan sebagai pilihan strategi memenangkan
persaingan global, ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas guna
meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui kapitalisasi ide kreatif.
2.4 Revolusi Industri 4.0 sebagai Gerbang Kebangkitan Ekonomi Kreatif
Jika kita mengambil contoh layanan super apps di atas, peluang yang muncul bukan
hanya berasal dari sisi driver, tapi juga kesempatan bisnis bagi merchant-merchant kuliner
yang tergabung sebagai mitra ojek online. Berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi FEB
UI, 93% mitra go-food mengalami peningkatan volume transaksi dan 55% mitra

4
mendapatkan peningkatan klasifikasi omzet. Sebagian besar mitra ojek online ini masih
tergolong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kenaikan pendapatan ini dapat
digunakan UMKM untuk mengembangkan usahanya. Dengan kata lain, ojek online, salah
satu hasil revolusi industri 4.0, bisa membantu meningkatkan skala bisnis mitra UMKM
mereka. Kesuksesan yang diraih para mitra ini berpotensi memicu calon-calon pengusaha
UMKM lainnya untuk meramaikan industri kreatif di bidang kuliner.
Tidak hanya itu, revolusi industri 4.0 juga membuka peluang industri kreatif lainnya,
seperti periklanan. Sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif, periklanan berkembang
dengan pesat. Jika dulu iklan hanya ada di papan reklame, televisi, dan radio, kini iklan juga
ada dalam “genggaman” Anda. Kehadiran influencer di media sosial adalah bentuk iklan
gaya baru yang kekinian.
Brand bisa menggunakan jasa influencer untuk mengajak para followers-nya untuk
menggunakan sebuah produk. Iklan pun dapat lebih terfokus segmennya. Dengan big
data dan kecerdasan buatan yang dimiliki oleh platform sosial media, konten iklan bisa
ditargetkan kepada siapapun yang berpotensi membeli suatu produk. Data yang dihimpun
oleh platform dapat mendeteksi minat, preferensi, hingga perilaku seseorang di sosial media.
Tidak seperti media lainnya, siapapun bisa menjadi influencer, asalkan dia populer dan
memiliki banyak pengikut. Banyak orang “biasa” (bukan seleb dan artis) sukses
menjadi influencer yang di-endorse oleh banyak brand. Ekonomi kreatif telah membuka
kesempatan bagi banyak orang menjadi pelaku industri periklanan. Dengan ketekunan
membangun konten media sosial, Anda pun bisa menjadi influencer.
Sektor ekonomi kreatif fashion, merupakan sektor unggulan selain kuliner
dan crafts. Produk fashion juga menjadi produk terlaris di e-commerce. Bahkan, peningkatan
transaksinya kerap dituduh sebagai penyebab tutupnya beberapa gerai department
store. Keberadaan teknologi IoT yang diadopsi dalam pengiriman barang dapat membuat
pembeli merasa lebih aman saat melakukan pembelian produk fashion melalui platform e-
commerce. Dengan demikian, angka penjualan merchants terus meningkat. Dari sisi
pengiriman, kini makin banyak perusahaan logistik yang bermunculan. Kurir pun semakin
banyak dibutuhkan.

5
2.5 Tantangan Industri Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0
Hadirnya industri 4.0 kini menimbulkan harapan baru dalam percepatan kemajuan
ekonomi sekaligus tantangan dalam penciptaan kesempatan kerja.
Adapun Industri 4.0 lahir setelah didahului tiga generasi sebelumnya, yaitu generasi
pertama mesin uap, generasi kedua elektrifikasi, dan generasi ketiga komputer. Generasi
keempat atau industri 4.0 ialah sistem siber fisik (cyber physical system), dengan digitasi dan
interkoneksi produk, rantai nilai (value chains) dan model bisnis. Industri 4.0 juga mencakup
riset, jejaring pelaku industri, dan standardisasi (European Commission, Germany; Industrie
4.0, 2017). Dengan digitasi interkoneksi produk, mata rantai perdagangan dapat diperpendek
sehingga mempercepat mobilitas arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pada
tahap lanjut, hal itu akan menurunkan biaya operasional sehingga berpotensi meningkatkan
kegiatan ekonomi dan pendapatan produsen serta efisiensi konsumen.
Namun, kehadiran industri 4.0 bukan tanpa kelemahan. Berdasarkan analisis SWOT dari
„Digital Transformation Monitor‟, faktor kelemahan industri 4.0 ialah potensi berkurangnya
tenaga kerja pada level bawah, yang umumnya berpendidikan rendah. Penerapan industri 4.0
memang memerlukan prasyarat SDM berkualitas. Bahkan, kesempatan kerja berpendidikan
rendah di sektor industri secara keseluruhan diperkirakan akan kian terbatas mengingat
percepatan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen pada gilirannya memacu
kegiatan industri mengaplikasikan teknologi maju. Menurut John Newbigin (dalam laman
British Council, Selasa, 19/2) menyebutkan bahwa dalam 20 tahun ke depan sebanyak 47%
pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan 35% di Inggris (UK) akan digantikan oleh mesin.
Daya tahan industri kreatif Namun, ancaman kehadiran industri 4.0 terhadap pengurangan
tenaga kerja tidak berlaku pada seluruh kegiatan industri. Adapun salah satu kegiatan industri
yang tidak terlalu berdampak pengurangan tenaga kerja ialah industri kreatif sebab industri
kreatif berbasis kreativitas, seni, budaya, dan inovasi, yang menurut UNCTAD
dikelompokkan atas empat grup, yaitu seni, warisan, media, dan kreativitas fungsional. Lebih
jauh, studi Nesta (2015) tentang „Robot versus Kreativitas‟ menyebutkan bahwa pekerjaan di
sektor kreatif dapat bertahan dari ancaman otomatisasi sekitar 86% di AS dan 87% di
UK. Bahkan, keberadaan sektor kreatif jika dikembangkan secara serius menurut Nesta
dapat menjadi motor penggerak ekonomi pada abad ke-21. Hal sama juga berpotensi terjadi
di Indonesia seperti dilansir Global Business Guide. Keberadaan Badan Ekonomi Kreatif

6
(Bekraf) sebagai badan pengelola industri kreatif di Tanah Air, memberikan kontribusi
sebesar Rp990,4 triliun atau 7,44% terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, untuk
meningkatkan kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian dan kesempatan kerja ke
depan, pemerintah perlu segera mengatasi sejumlah kendala. Berdasarkan data dari kerja
sama BPS dan Bekraf pada 2017 ditemukan kendala, antara lain 92,37% kegiatan industri
kreatif dijalankan dengan modal sendiri (self funded), 88,95% tidak memiliki hak intelektual
properti. Selain itu, pemasaran produk industri kreatif masih terkonsentrasi pada pasar lokal
yang besarannya mencakup 97,36%.
Mengatasi kendala Maka dari itu, untuk pengembangan industri kreatif di Tanah Air
diperlukan perhatian pemerintah untuk mengatasi aneka kendala yang kini dihadapi. Selain
bantuan permodalan usaha, hal lain yang paling penting dilakukan ialah pelatihan
keterampilan dalam pengelolaan usaha dan pemasaran. Produk industri kreatif perlu
dipasarkan secara luas sehingga diperlukan pengetahuan pemasaran bagi pelaku industri
kreatif. Ke depan, pengembangan produk industri kreatif perlu diperluas dan berorientasi
ekspor. Kita perlu merebut potensi pasar ekspor produk industri keratif pada tataran global
yang besarnya amat menggiurkan. Berdasarkan perkiraan UNESCO (2018), nilai ekspor
global produk barang dan jasa industri kreatif mencapai US$250 miliar per tahun atau 10%
dari PDB, dan penciptaan kesempatan kerja mencapai 30 juta orang.
Maka dari itu, sejalan dengan rencana pemerintah untuk fokus ke pembangunan sumber
daya manusia (SDM) pada 2019, amat diharapkan hal itu juga mencakup SDM untuk
pengembangan industri kreatif. Namun, pembangunan SDM pada industri kreatif dalam
konteks ini agak berbeda dengan pembangunan SDM untuk kegiatan lainnya. Secara umum,
pembangunan SDM yang kini gencar dilakukan pemerintah melalui pendidikan vokasi ialah
untuk meningkatkan keterampilan teknis sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (link and
match). Namun, untuk pembangunan SDM pada industri kreatif, aspek yang amat dibutuhkan
ialah bukan pada aspek peningkatan keterampilan teknis, melainkan pada peningkatan
kemampuan pengelolaan usaha dan pemasaran produk agar dapat lebih optimal pada
kegiatan ekonomi kreatif dan membuka peluang berusaha mandiri. Secara faktual, hal itu
sekaligus menegaskan bahwa pembangunan SDM pada 2019 tidak harus selalu dikaitkan
dengan orientasi bekerja di sektor formal. Pembangunan SDM juga perlu diarahkan pada
penciptaan kegiatan usaha secara mandiri, terutama di industri kreatif. Selain jenis

7
keterampilan yang cukup spesifik dalam pembangunan SDM, penentuan target pembangunan
SDM dalam industri kreatif juga perlu dilakukan secara eksklusif. Dalam konteks ini,
barangkali target utama pembangunan SDM untuk industri kreatif ialah para pelaku usaha
dan pekerja industri kreatif, dan peminat untuk melakukan kegiatan usaha di industri kreatif,
khususnya penganggur milenial. Sangat diharapkan, upaya pengembangan industri kreatif
dapat segera terwujud untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan
kerja, dan peningkatan kesejahteraan. Meski tenaga kerja industri kreatif dapat bertahan di
era industri 4.0, peningkatan SDM dalam pengelolaan usaha dan pemasaran perlu
ditingkatkan agar optimal meningkatkan nilai tambah (value added) dalam kegiatan ekonomi
kreatif.

8
Bab III

Penutup
3.1 Kesimpulan

Gelombang revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan fundamental pada berbagai
tatanan kehidupan global, ditandai dengan semakin berkembangnya kreativitas dan inovasi
dengan pemanfaatan teknologi informasi yang mendisrupsi berbagai sendi kehidupan global,
termasuk persaingan dalam bidang ekonomi.

Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital.
Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas
dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah.

Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia
setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran
semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun nasional.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0,
para mahasiswa dan alumni Universitas Terbuka wajib memiliki kemampuan literasi data,
teknologi dan manusia

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.Kami mengharapkan kritik dan
masukan untuk perbaikan makalah selanjutnya.

9
Daftar Pustaka
Howkins, J. 2001. The Creativity Economy: How People Make Money From Ideas. London-
England: Penguin Books Ltd. 80 Strand.

Media Indonesia. 2019. Industri Kreatif di Era Industri 4.0.


https://mediaindonesia.com/opini/220100/industri-kreatif-di-era-industri-40

Questibrilia, Bivisyani. 2019. Ekonomi Kreatif: Arti, Jenis, Ciri dan Perkembangannya di
Indonesia. https://www.jojonomic.com/blog/ekonomi-kreatif/

Ubaidillan. 2018. https://blog.modalku.co.id/bisnis/sektor-umkm/peluang-ekonomi-kreatif-


menghadapi-revolusi-industri-4-0/

UNDP-UNCTAD. 2008. Creative Economic Report. USA: United Nations

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/ekonomi-kreatif.html

10

Anda mungkin juga menyukai