CA CERVIKS
Disusun oleh :
Angga Nugraha S
Dede Puri P
Penyakit kanker leher rahim (serviks) dewasa ini telah menjadi hal yang paling
menakutkan bagi para wanita karena kanker leher rahim (serviks) merupakan 1%
dari semua tumor ganas pada wanita dan merupakan 66 % dari semua tumor ganas
manusia atau Human Virus Papilloma (HVP). Akibat yang ditimbulkan penyakit
tingginya biaya pengobatan (Dr. Bambang Dwipoyono SpOG dari divisi Kanker
Di seluruh dunia, kasus kanker serviks ini sudah dialami oleh 1,4 juta wanita.
Data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui terdapat 493.243
jiwa per-tahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak
273.505 jiwa per-tahun. (Emilia, 2010). Sampai saat ini kanker serviks masih
kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks yang tinggi. Keterlambatan
diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi
yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis
histopatologi dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari
tahunnya, sedang angka kematiannya di perkirakan 7500 kasus per tahun (Emilia,
2010). Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah
merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15.000 kasus
kanker serviks baru, yang kurang lebih merenggut 8000 kematian di Indonesia
Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit di
Indonesia mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks yang rawat jalan
adalah 16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasus
kanker serviks datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut (Depkes RI,
2005).
Kanker leher rahim (serviks) dalam bahasa latin disebut Carcinoma Cervicis
Uteri, adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara Rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker serviks adalah kanker yang
terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang
penderita kanker serviks meninggal dunia, padahal kanker serviks dapat diobati
jika belum mencapai stadium lanjut, tentunya dengan mengetahui terlebih dahulu
apakah sudah terinfeksi atau tidak dengan menggunakan beberapa metode deteksi
dini, antara lain metode Pap Smear, IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat),
A. Definisi
Cervicis Uteri, adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang
serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area
2010).
Kanker leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim / serviks (bagian terendah dari rahim) yang menempel
pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-
55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi
serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lender pada
B. Penyebab
oleh infeksi virus HPV (Human Pappiloma Virus) yang tidak sembuh dalam
waktu yang lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi ini bisa
C. Faktor Resiko
terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia seseorang, maka semakin
leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan
matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau
selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru
matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang
menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di
bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa
pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang.
rangsangan dari luar termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena
masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel
kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya
rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga
perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah
sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia
di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap
perubahan.
serviks. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang
mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Disamping itu, virus herpes
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya
yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan
serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus. Nikotin,
Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang
Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan
jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang
tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang
dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5-2,5 kali.
karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh
kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering
ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk
Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada
yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai
menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki,
hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan
rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan
Adapun gejala lain yang mengarah pada terinfeksinya virus HPV adalah
sebagai berikut:
1. Keputihan patogonis
keluarnya cairan dalam jumlah banyak, cairan berubah menjadi kental, berbau
mengalami rasa sakit buang air kecil ini merupakan gejala kanker serviks
E. Skrining
1. Tes IVA
a. Definisi
3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan
b. Indikasi
c. Kontaindikasi
d. Interpretasi
e. Pencegahan
(Dalimartha, 2004) :
untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif
leher rahim.
mulut rahim.
F. Tatalaksana
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim
lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita,
dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak
abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop
serviks paling luar), seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan
untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama
dapat juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga
harus bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti penyakit jantung,
paliatif. Pengobatan kuratif ialah mematikan sel kanker serta sel yang
jaringan sehat di sekitar seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter.
sampai III B. Apabila sel kanker sudah keluar ke rongga panggul, maka
sinar berasal dari sebuah mesin besar dan penderita tidak perlu dirawat di
selama 5-6 minggu. Keduannya adalah melalui radiasi internal yaitu zat
dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu
kali selama 1-2 minggu. Efek samping dari terapi penyinaran adalah
iritasi rektum dan vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum dan
3. Kemoterapi
sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi
pada kasus kanker serviks antara lain CAP (Cyclophopamide Adrem ycin
1997).
B. Tujuan Khusus
Waktu :
Dewan Penasehat :
Bendahara : Nugraha
Anggota Pelaksana :
Sadeli
Nugraha
Purwandi
Puri
VII. KESIMPULAN
positif dari Pasien dan Keluarga yang hadir. Peserta cukup antusias saat
VIII. PENUTUP
Hari/Tanggal : 16/11/2020
kanker serviks
C. Langkah Kegiatan
D. Evaluasi
Butir Soal
Daftar Pustaka
Setiati, Eni. 2012. Kenali Penanganan Tumor dan Kanker pada Wanita.
Yogyakarta. Pustaka Rama.
Diananda, Rama. 2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta. Katahati.
Amalia, Lena. 2009. Kanker Serviks & 32 Jenis Kanker Lainnya. Jogjakarta.
Landscape.
httprepository.usu.ac.idbitstream123456789215574Chapter%20II.pdf