Oleh:
Adiluhung Ahsan
NIM A1F015051
Oleh:
Adiluhung Ahsan
NIM A1F015051
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Dr. Ir. Anisur Rosyad. M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas
terselesaikan.
2. Dr. Ervina Mela Dewi, S. T., M. Si., selaku pembimbing satu, yang telah
3. Dr. Ike Sitoresmi Mulyo Purbowati, S. TP., M.Sc., selaku pembimbing dua,
skripsi.
5. Kedua orang tua dan saudara kandung yang selalu memberi dukungan
v
8. Dr. Supadi, M.Pd., selaku sahabat ayahanda yang telah memberikan saran
9. Dr. Elvy Usmirawati, Dipl, TESOL, M.Pd., selaku rekan kerja ayahanda
10. Semua pihak yang telah membantuk baik secara langsung maupun tidak
demikian, penulis berharap atas kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa mendatang.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .............................................................................................................. v
RINGKASAN ........................................................................................................ xi
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Manfaat Peneilitian ..................................................................................... 4
vii
B. Penentuan Prioritas Produk Yang Dapat Dikembangkan Dari Nira Kelapa
Untuk Skala UMKM ................................................................................. 39
LAMPIRAN .......................................................................................................... 58
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. Kriteria UMKM dan usaha besar berdasarkan aset dan omset ....................... 8
6. Komposisi kimia nira kelapa, nira aren, dan nira siwalan (tiap 100g bahan) 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
RINGKASAN
ketiga di Jawa Tengah. Selain daging buahnya, bagian tanaman kelapa juga dapat
sebatas pada pembuatan gula kelapa dan gula semut yang dilakukan oleh Usaha
produk nira kelapa pada skala UMKM untuk meningkatkan nilai tambah nira dan
pendapatan UMKM. Dalam upaya diversifikasi produk nira kelapa pada skala
UMKM perlu diketahui terlebih dahulu produk yang dapat dikembangkan dari nira
kelapa serta menentukan urutan prioritas pengembangan produk. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui ragam jenis produk yang dapat
alternatif produk potensial nira kelapa yang dapat dikembangkan pada skala
UMKM.
potensial nira. Identifikasi dilakukan dengan studi pustaka terhadap jurnal, buku,
beserta bobot kriteria. Alternatif yang digunakan merupakan hasil dari identifikasi
studi pustaka terhadap jurnal maupun laporan ilmiah lainnya. Bobot kriteria
xi
ditentukan dengan mewawancarai pakar yang mengetahui permasalahan UMKM
dikembangkan dari nira kelapa yaitu gula putih kristal, minuman segar, sirup, jelly
drink, permen, nektar, kecap asin, yakult, kefir, yoghurt, cuka, wine, brandy, selai,
nata de coco, bioetanol, palm cola, es krim probiotik, kukis, permen jahe, bahan
pembuatan ragi roti, kecap manis air kelapa, sirup jahe, coklat, snack bar, permen
jelly rumput laut, manisan kolang-kaling, bahan pengembang roti, cake, dan sari
kurma. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil studi pustaka yaitu potensi pasar,
sumber daya manusia, teknologi, ketersediaan bahan baku, dan modal usaha. Hasil
wawancara pakar menunjukkan bobot kriteria potensi pasar, sumber daya manusia,
teknologi, ketersediaan bahan baku, dan modal usaha masing-masing yakni 0,440;
0,223; 0,108; 0,173; dan 0,056. Urutan prioritas produk potensial nira kelapa
berdasarkan analisis Bayes yakni 1) gula putih kristal, 2) minuman segar, 3) jelly
drink, dengan kategori potensial untuk dikembangkan dan diikuti oleh 4) sirup, 5)
potensial untuk dikembangkan, serta 10) kefir, dengan kategori cukup potensial
xii
SUMMARY
Banyumas is a region that has the third potential coconut plant in Central
Java. In addition to the flesh, coconut sap can also be used. The use of coconut sap
in Banyumas has only been limited to the manufacture of coconut sugar and ant
MSMEs to increase the value added of coconut sap and income of MSMEs. In an
effort to diversify coconut sap products on the UMKM scale, it is necessary to know
the products that can be developed from coconut sap and to determine the order of
priority for product development. This study aims to: 1) find out the various types
of products that can be developed from coconut sap; 2) know the order of priorities
and recommendations for coconut sap potential products that can be developed on
Priority determination is done using the Bayes method. The use of the Bayes method
requires a number of alternatives and success criteria for UMKM products along
with the criteria weight. The alternative used is the result of identifying potential
study method on journals and other scientific reports. The weight of the criteria is
determined by interviewing experts who are aware of MSME problems with paired
xiii
comparison method. After obtaining the weight of each criterion, an alternative
assessment was carried out by interviewing experts from academics who examined
coconut palm juice. The results of alternative assessments were then calculated by
The results showed that there were 30 types of products that could be
developed from coconut sap which are crystal white sugar, fresh drinks, syrup, jelly
drinks, sweets, nectar, soy sauce, yakult, kefir, yogurt, vinegar, wine, brandy, jam,
nata de coco, bioethanol, palm cola, probiotic ice cream, cookies, ginger candy,
ingredients for making yeast bread, sweet coconut water sauce, ginger syrup,
chocolate, snack bar, jelly seaweed candy, candied sugar palm fruit, ingredients
for the development of bread, cake, and sari kurma. Criteria are determined based
technology, availability of raw materials, and business capital. The results of expert
interviews indicate the weight of the criteria for market potential, human resources,
is 0,440; 0,223; 0,108; 0,173; and 0,056. The priority sequence of potential
sugar, 2) fresh drinks, 3) jelly drinks, with potential categories to be developed and
quite a potential category to be developed, and 10) kefir, with a category potentially
xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebesar 1461 kg/ha. Selain daging buahnya, tanaman kelapa juga dapat
dimanfaatkan niranya. Nira merupakan cairan manis yang diperoleh dari batang
tanaman seperti tebu, bit, sorgum, maple, atau getah tandan bunga dari keluarga
palma seperti aren, kelapa, kurma, nipah, sagu, siwalan, dan sebagainya
digunakan hanya sebatas sebagai bahan baku pembuatan gula kelapa dan gula
semut yang selama ini dilakukan oleh UMKM dan petani nira kelapa. Sebanyak
460980 pohon dari 1746871 tegakan pohon, dideres oleh 28265 KK dan
menghasilkan 51400 ton gula kelapa per tahun (Husein, 2014). Menurut Gosh et al.
(2018), sebanyak 250 tanaman kelapa mampu memproduksi nira kelapa mencapai
15000 liter nira kelapa. Artinya, masih terdapat 1285891 pohon dan 77,1 juta liter
nira kelapa yang dapat dimanfaatkan. Di Filipina, Thailand, dan India, nira kelapa
telah dimanfaatkan menjadi berbagai produk pangan diantaranya minuman nira dan
sirup nira (Nair, 2013). Perlu adanya diversifikasi produk olahan nira kelapa yang
dapat dikembangkan pada skala UMKM untuk meningkatkan nilai tambah nira
1
kelapa serta pendapatan UMKM. Di Kabupaten Banyumas terdapat 37563 unit
2016).
Dalam upaya diversifikasi produk olahan nira kelapa untuk skala UMKM
tentunya harus diketahui terlebih dahulu jenis produk potensial apa saja yang dapat
jaringan usaha dan akses pasar, serta kendala inovasi teknologi membuat UMKM
dilakukan pemilihan produk potensial serta penentuan prioritas produk yang dapat
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memilih produk potensial
metode Bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat
2004).
dari sejumlah alternatif diantaranya seperti pada penelitian Diana (2017), penelitian
Mau (2014), serta penelitian Dewi dan Soyusiawaty (2014). Pada penelitian Diana
(2018), metode Bayes digunakan untuk menentukan lokasi waralaba yang hasilnya
yakni didapatkan urutan rekomendasi lokasi usaha waralaba dengan kriteria yang
2
digunakan yaitu tingkat kepadatan penduduk, trafik pejalan kaki, usaha pendukung,
biaya sewa, tingkat kompetisi, akses jalan, besar pendapatan penduduk sekitar, alat
pendukung kebersihan lokasi, zona parkir, dan pusat keramaian. Pada penelitian
Mau (2014), metode Bayes digunakan sebagai sistem pendukung keputusan seleksi
dengan menggunakan kriteria nilai IPK, jenjang semester, penghasilan orang tua,
dan jumlah saudara kandung. Sedangkan pada penelitian Dewi dan Soyusiawaty
penentuan lokasi budidaya jamur tiram (studi kasus rumah kebun jamur
Bayes dapat digunakan untuk menentukan lokasi budidaya jamur dengan kriteria
untuk mengetahui ragam jenis produk potensial nira kelapa serta pemilihan produk
potensial nira kelapa yang dapat diterapkan pada skala UMKM di Banyumas
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis produk yang dapat dikembangkan dari nira kelapa?
3
C. Tujuan Penelitian
kelapa.
D. Manfaat Peneilitian
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Nira Kelapa
Nira merupakan cairan yang keluar dari tandan bunga kelapa atau pohon
penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang disadap (Amaliah, 2014).
Nira kelapa memiliki rasa yang manis, berbau khas, dan tidak berwarna dalam
keadaan segar. Nira kelapa mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat,
protein, lemak, dan mineral. Rasa manis pada nira disebabkan kandungan
fermentasi oleh bakteri Saccharomyces sp. Nira harus segera diolah setelah diambil
dari pohon, paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung untuk
menjaga mutu nira (Nurfadilah, 2019). Bila terlambat dimasak, biasanya warna nira
menyengat (Budiyanto, 2012). Nira kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk
pangan dan nonpangan, seperti alkohol, gula, minuman, dan sirup, tetapi umumnya
5
masyarakat memanfaatkan nira kelapa hanya sebatas untuk pembuatan gula cetak
Ada tiga reaksi yang terjadi dalam perubahan mutu nira. Reaksi pertama
terjadi inversi sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, hal ini dapat terjadi
mikroorganisme dirubah menjadi etanol. Pada reaksi ketiga etanol dengan bantuan
B. Diversifikasi Produk
baik lewat pengembangan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah
ada. Dibidang pangan, diversifikasi terdiri dari aspek produksi dan aspek konsumsi.
2014).
6
masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keamanan pangan
lewat ketersediaan pangan dari segi jumlah dan kualitas gizinya, mengurangi
tujuan diversifikasi bagi pelaku usaha yakni diharapkan dapat menjadi kemajuan
dengan produk pesaing (Abdullah dan Faisal, 2016). Dengan adanya diversifikasi
produk, suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja,
diversifikasi), karena jika salah satu jenis produknya mengalami penurunan, maka
Menurut Umar (2003), terdapat tiga bentuk dari strategi diversifikasi yakni
sebagai berikut:
produk dan jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan. Hal ini
produk dan jasa pelayanan yang baru, tetapi tidak saling berhubungan.
Hal ini dapat dilakukan jika produk baru akan mendukung produk lama.
7
3. Conglomerate Diversification Strategy, dilakukan dengan
menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan. Hal ini
baru.
UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah adalah usaha milik orang
perorangan badan usaha yang bukan merupakan anak atau cabang dari perusahaan
lain dengan kriteria memiliki modal usaha yang memiliki batasan-batasan tertentu
(Asriansyah, 2016). Batasan-batasan aset dan omset UMKM dan usaha besar
Tabel 2. Kriteria UMKM dan usaha besar berdasarkan aset dan omset
Kriteria
Ukuran Usaha
Aset Omset
Usaha mikro Maksimal Rp 50 juta Maksimal Rp 300 juta
Usaha kecil > Rp 50 juta – Rp 500 juta > Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar
Usaha menengah > Rp 500 juta – Rp 10 > Rp 2,5 miliar – Rp 50
miliar miliar
Usaha besar > Rp 10 miliar > Rp 50 miliar
Sumber: BI dan LPPI (2015)
sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar. Kedua, tenaga kerja yang
8
berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan
besar. Keempat, UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia
yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik sebagai berikut (BI dan LPPI,
2015).
9
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga telah terbukti
UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta
hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun tersebut, jumlah
UMKM mencapai 56534592 unit atau 99,99% sedangkan sisanya yakni 0,01% atau
lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, iklim usaha yang belum
daerah, implikasi perdagangan bebas, serta terbatasnya akses pasar (Elvina, 2014).
D. Metode Bayes
Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk
dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal (Marimin, 2004). Metode ini
menentukan nilai peluang dari kejadian dan nilai evidence (bukti) yang didapat dari
fakta tentang objek yang diteliti. Metode Bayes yang ditemukan pada tahun 1763,
diambil dari nama penemunya yaitu Reverend Thomas Bayes, seorang pendeta
10
Presbyterian Inggris. Metode Bayes menerangkan hubungan antara probabilitas
pengkodean yang sederhana, dan lebih cepat dalam perhitungan (Grainner, 1998).
1. Interpolation
Teori ini menggabungkan segala hal yang ada dengan teori-teori teknik.
karena Bayesian prior dapat menjadi sebuah delta function dari suatu
2. Language
11
3. Intuitions
secara luas.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖 = ∑𝑚
𝑗=1 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑖𝑗 (𝐾𝑟𝑖𝑡𝑗 ) …….(1)
Keterangan:
Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat
subjektif maupun objektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya
informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal tentang
nilai peluang ini disebut prior, sedangkan nilai peluang yang sedang diperbaiki
12
III. METODE PENELITIAN
Metode studi pustaka digunakan pada tahap identifikasi produk potensial nira dan
B. Langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua langkah, yakni identifikasi dan penentuan
prioritas produk yang dapat dikembangkan dari nira kelapa untuk skala UMKM.
dikembangkan dari nira kelapa yang nantinya akan dijadikan alternatif pada
metode studi pustaka terhadap jurnal, buku, dokumen instansi paten, dan
13
2. Penentuan prioritas produk yang dapat dikembangkan dari nira kelapa untuk
skala UMKM
telah ditentukan. Penentuan prioritas produk terdiri dari tiga tahap yaitu:
Google Chrome.
2.2.Pembobotan kriteria
Choice 11.
14
Pengumpulan data bobot kriteria dilakukan dengan
dalam skala 1-9. Menurut Marimin (2004), skala 1-9 merupakan skala
pada Tabel 3.
15
Pakar yang digunakan pada pembobotan kriteria yaitu, Kasi
yaitu, Kasi Fasilitasi dan Informasi Industri dari Dinas Perindustrian dan
16
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
fenomena.
sebagai berikut:
(𝑣(𝑖)−min[𝑣(𝑖)]) 𝑥 (100−0)
𝑣 ′ (𝑖) = +0 ……(2)
(max[v(i)]−min[v(i)])
17
dengan metode klasifikasi interval teratur dengan rumus sebagai
berikut:
𝑚𝑎𝑥−𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = ……(3)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Excel.
C. Obyek Peneilitian
keputusan dalam menentukan jenis produk potensial nira kelapa untuk skala
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis metode
Bayes pada penentuan prioritas produk potensial yang dapat dikembangkan dari
nira kelapa.
18
E. Garis Besar Pelaksanaan Penelitian
digunakan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini terdiri dari dua langkah
potensial apa saja yang dapat dikembangkan dari nira kelapa. Identifikasi
2. Penentuan prioritas produk yang dapat dikembangkan dari nira kelapa untuk
skala UMKM
F. Jadwal Pelaksanaan
19
Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian
Bulan ke
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan penelitian
a. Penyusunan proposal
b. Persiapan administrasi
c. Penyusunan kuisioner
2 Pelaksanaan penelitian
a. Studi pustaka produk potensial nira kelapa
b. Studi pustaka kriteria kesuksesan produk
UMKM
c. Wawancara pakar
3 Analisis data
4 Penyusunan laporan
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman palmae diantaranya nira kelapa, nira aren, dan nira siwalan. Nira kelapa,
nira aren, dan nira siwalan memiliki karakteristik dan komposisi kimia yang tidak
komposisi nira kelapa, nira aren, dan nira siwalan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Komposisi kimia nira kelapa, nira aren, dan nira siwalan (tiap 100g bahan)
Komponen Kelapa Aren Siwalan
Air (g) 84,2 87,2 86,1
Protein (g) 0,2 0,2 0,3
Lemak (g) 0,17 0,02 0,02
Karbohidrat (g) 14,77 12,34 13,54
Abu (g) 0,66 0,24 0,04
Sumber: Lubis (2013)
aren, dan nira siwalan. Produk potensial dari nira kelapa, nira aren, dan nira siwalan
1. Minuman segar
(GI 35), membuat minuman nira cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Minuman segar nira kelapa kaya akan mineral dan garam, asam askorbat,
asam nikotinat dan riboflavin, serta protein dan vitamin C (Swamy, 2013).
21
Proses pengolahan minuman segar nira kelapa diawali dengan
menurunkan suhu nira sampai 4 oC. Nira kemudian disaring dan dilakukan
pada nira yang telah dipasteurisasi. Nira kemudian dikemas dengan bahan
pengemas yang sesuai serta dinginkan nira supaya lebih segar saat
2. Kukis
Kukis nira dibuat dari gandum utuh, kelapa kering atau kelapa parut,
dan gula kelapa yang dibuat dari nira kelapa. Kukis nira memiliki
40.90%, mineral 0.28%, serta serat 2.51%. Kukis nira memiliki indeks
glikemik yang rendah (GI 35) sehingga cocok dikonsumsi untuk penderita
krim dengan bantuan hand mixer. Tambahkan essence ke dalam krim butter
dan campur secara merata. Tepung, parutan kelapa, krim butter, dan gula
planetary mixer atau spiral mixer. Cetak adonan kukis sesuai selera.
22
Masukkan adonan kukis yang telah dicetak ke dalam loyang dan panggang
sampai diperoleh warna cokelat pucat. Dinginkan kukis dan kemas kukis
3. Cuka
pengawet dan bahan kimia lainnya. Cuka kelapa bisa diperoleh dari
jendela atau toilet, penghilang bau di dalam kulkas atau oven, serta
antimikrobial agent. Proses pengolahan cuka nira kelapa yakni nira kelapa
4. Sirup
23
diawali dengan penyaringan nira serta pengecekan pH nira dan total padatan
terlarut. Nira kelapa selanjutnya direbus dengan suhu 100 oC dan dilakukan
dan simpan di tempat yang kering serta pada suhu tidak lebih dari 30 oC
5. Permen
Seperti gula kelapa, permen nira juga penting di antara produk dari
(Misra, 2016). Pembuatan permen nira diawali dengan penyaringan nira dan
dipanaskan dalam wajan dengan asam fosfat atau super fosfat. Ketika
mencapai suhu 105 oC, suhu naik dengan cepat. Suhu harus selalu diperiksa
hari lalu cuci kristal dengan air. Kristal permen kemudian dikeringkan
dibawah sinar matahari dan dikemas dengan pengemas yang sesuai (Shukla,
2014).
6. Wine
Wine nira merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari fermentasi nira.
Dalam dua jam, hasil fementasi mampu menghasilkan kadar alkohol sebesar
dengan strain yeast yang cocok untuk dijadikan palmyrah wine. Nira
24
bagus untuk didapatkan warna wine yang jernih. Alkohol akan semakin
7. Selai
Selai nira memiliki index glikemik yang rendah yakni sebesar 39 GI.
Selai nira kelapa kaya akan asam glutamat yang berperan penting dalam
fungsi kelenjar prostat. Selai nira kelapa juga kaya akan inositol yang
nira dan panaskan perlahan (78-80 oC) selama 10 menit sambil diaduk terus
menerus. Ketika sudah kental, tambahkan sisa santan, xanthan gum, dan
gumpalan protein lalu rebus selama 35 menit hingga suhunya mencapai 100
hingga 102 oC. Endpoint tercapai jika campuran selai mampu membentuk
bola-bola lunak pada air dingin (65-68 brix). Kemas selai ke dalam kemasan
8. Kecap asin
mengalami proses aging secara alami. Kecap asin nira memiliki warna
25
coklat kehitaman pada nira serta rasa manis pada amban batas rendah.
senyawa volatil yang berperan pemberi citarasa dan aroma serta memainkan
diawali dengan penyaringan nira dan pemanasan nira (suhu 90 oC – 110 oC,
disimpan dalam box inkubator dengan suhu fermentasi 50 oC. Nira kelapa
(Pamungkas, 2016).
9. Brandy
distilasi yang memiliki rasa yang lembut dan tidak menimbulkan after taste
pahit atau panas. Tahapan pembuatan brandy nira kelapa yakni menyadap
Tambahkan air suling dan 1% belerang halus pada nira yang telah disadap,
aduk secara terus menerus selama 2 jam sampai belerang larut dan
jam dengan api kecil, aduk terus selama perebusan. Perangkap uap yang
dihasilkan menggunakan pipa yang terhubung pada wadah rapat lainnya dan
26
biarkan mengembun. Hasil akhirnya yakni minuman beralkohol berwarna
putih kehijauan yang disebut “Lambanog” atau brendi nira kelapa (Lidman,
1987).
10. Kefir
dengan yoghurt yang selama ini beredar di pasaran. Selain itu kefir memiliki
Saccaromyces tidak dimiliki oleh yoghurt. Kefir nira memiliki kadar gula
cfu/mL dan khamir sebesar 2.3 x 105 cfu/mL. Nira yang akan dibuat
menjadi kefir sebelumnya diencerkan dengan perbandingan nira dan air 1:3.
Setelah itu dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 25 oC (Astuti et al.,
2018).
11. Yakult
Minuman probiotik nira yang disimpan selama 30 hari dengan suhu 5-12
o
C, memiliki persentase total asam laktat berkisar 0.73%-0.98% serta
27
Lactobacillus casei dalam usus manusia adalah : (1) mengatur
diinkubasi selama 4 hari pada suhu 37 oC. Syarat kultur L. casei untuk
2000).
Permen jahe nira mengandung total fenol 30.84 ppm, aktifitas antioksidan
43.04%, pH 7.17, total gula 83.29%, gula reduksi 7.47%. Proses pembuatan
permen jahe nira yakni jahe disortasi, dicuci, diparut dan ditambahkan air
dengan perbandingan jahe dan air 1:2. Air yang digunakan adalah air
dengan suhu 27 oC. Campuran air dan parutan jahe kemudian diperas dan
disaring lalu diendapkan selama 1 jam dan disaring kembali dengan kertas
28
saring hingga dihasilkan filtrat bebas endapan. Nira dicampur glukosa
sebesar 10% (v/v), dan sari jahe dengan konsentrasi sebesar 15% (v/v).
Campuran nira kemudian dimasak dengan suhu ±105 oC selama ±35 menit.
kultur dengan masa inkubasi selama 36 jam. Stater khamir buat dengan
aquades hingga menjadi larutan 1 liter. Kondisi pH medium antara 4-5 pada
suhu kamar dalam keadaan aerobik dengan lama fermentasi selama 24 jam
pada suhu 25 oC, 120 rpm pada alat shaker incubator atau fermentor.
14. Nektar
Nektar nira yakni seperti sirup cairan kental madu yang digunakan
sebagai pemanis pada makanan dan minuman seperti es krim. Nektar nira
kaya akan zat besi yang bermanfaat untuk pasien anemia dan karenanya
29
mencapai suhu 110 oC atau hingga lengket. Dinginkan nektar nira dan
Kecap manis dengan kombinasi gula kelapa dan gula aren yang
dihasilkan dari nira kelapa dan nira aren dengan kadar masing-masing 25%
dan 75% menghasilkan kecap manis yang memiliki kadar protein 3.61%
dan total padatan terlarut 50.53%. Gula kelapa sering digunakan oleh pelaku
industri kecap. Perannya tak bisa digantikan gula tebu, yang membuat
berbeda mutu, citarasa, dan warna kecap. Proses pembuatan kecap diawali
ke dalam panci yang telah diisi air kelapa yang telah disaring lalu panaskan
direbus kembali sampai volumenya menjadi 75% dari volume awal sambil
30
sesekali diaduk. Campurkan bahan pengental berupa agar sesaat sebelum
tebal serta memiliki serat kisaran 2 – 4%. Proses pembuatannya yaitu nira
sebanyak 10% ke dalam larutan nata. Tutup dengan alumunium foil dan
simpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari sampai terbentuk lapisan nata
17. Bioetanol
standar SNI dan nilai kalornya lebih besar dari nilai kalor bahan bakar cair
pada umumnya. Pembuatan bioetanol terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
sampai volume hasil destilasi sebanyak 75% dari volume awal. Proses
kadar alkohol e” 90% dan kadar etanol e”94% (Wijaya et al., 2012).
31
18. Palm cola
Minuman ini biasa disebut juga sebagai soda. Gula yang digunakan pada
palm cola yakni gula kelapa yang dibuat dari nira kelapa. Bahan lain yang
digunakan pada pembuatan palm cola yakni essence cola, asam sitrat, dan
mencapai level brix 53 brix lalu saring dengan filter press. Tambahkan
essence cola setelah dingin dan masukkan ke dalam botol yang telah
disterilisasi. Satu kilogram gula kelapa dapat diproduksi untuk 300 botol
19. Cake
yang dibuat dengan mencampurkan tepung beras, nira, gula, dan santan.
nira yang telah diinokulasi, dan baking powder. Tambahkan 50% santan dan
aduk adonan hingga homogen. Tambahkan gula dan filling dengan sisa
konsentrat santan. Aduk adonan secara merata kemudian saring dengan kain
oven pada suhu 60 oC selama 24 jam. Masukkan ke dalam cup dan kukus
32
20. Sirup jahe
sebesar 41.10%. Sirup jahe dengan nira terfermentasi memiliki rasa masam
dan pedas khas jahe serta memiliki aroma khas jahe. Warna yang dihasilkan
untuk menghilangkan tanah yang menempel pada jahe. Jahe diparut dengan
21. Yoghurt
agak manis dan agak asam serta aroma yoghurt yang tidak begitu kuat dan
aroma nira kelapa yang agak kuat. Yoghurt nira kelapa memiliki viskositas
7.375 mPa.s, pH 4.975, gula reduksi 3.88%, gula total 20.056%, serta kadar
2017). Pada tahap pembuatan yoghurt nira, nira diencerkan dengan air
33
kemudian ditambahkan susu skim. Campuran kemudian ditambahkan air
lagi dan dipanaskan pada suhu 80 oC selama 2 menit, diaduk rata sanpai air
seduhan susu skim dan nira tercampur homogen dan dinginkan sampai
suhunya 45 oC. Tambahkan stater sebanyak 5% dan CMC 0.5% dari volume
total dan diaduk. Campuran nira kemudian diinkubasi selama 6 jam pada
22. Coklat
Coklat dengan gula kelapa yang berasal dari nira kelapa memiliki
warna yang lebih cerah serta memiliki tekstur yang lebih keras. Pembuatan
coklat diawali dengan tahap pencampuran gula kelapa, kakao, dan cocoa
butter pada suhu 70 oC dan kecepatan 750 rpm selama 60 menit. Aktifkan
lesitin. Setelah itu, lakukan pemurnian pada ball mill selama 30 menit pada
Jelly drink nira merupakan salah satu jenis minuman instan yang
memiliki tekstur semi padat, yang terbuat dari nira sebagai bahan bakunya,
hidrokolid, serta asam sitrat. Tekstur jelly yang dihasilkan yakni tegar
namun mudah disedot. Jelly drink nira memiliki rasa manis dan aroma khas
34
nira. Pengolahan jelly drink nira diawali dengan memasaknya terlebih
dahulu hingga mendidih atau mencapai titik end point (100 oC). Tambahkan
Es krim probiotik dengan gula kelapa organik yang dibuat dari nira
dengan gula tebu. Gula kelapa organik pada es krim probiotik mampu
susu skim bubuk, vanilla, pengemulsi, dan gula kelapa organik. Campuran
50 putaran/menit, selama 40 menit pada suhu -30 oC. Kemas es krim dalam
35
25. Permen jelly rumput laut
dibuat dari nira kelapa sebagai pemanisnya memiliki kadar gula reduksi
rendah yakni sebesar 31.97% serta memiliki aroma khas gula kelapa.
Pengolahan permen jelly rumput laut yakni bubur rumput laut dimasak
dengan air kelapa lalu ditambahkan gula kelapa dan pewarna. Cetak dan
pemanis alternatif. Di India, manisan dibuat dari bahan utama buah kheer
gula kelapa yang dibuat dari nira kelapa. Proses pembuatannya yaitu
kolang-kaling segar yang sudah dipisahkan dari kulit dan biji, dicuci bersih
dengan air. Didihkan air dengan suhu 90 oC, lalu masukkan gula kelapa dan
36
27. Gula putih kristal
kecil) yang kering, padat dan berwarna putih susu. Proses pembuatannya
kapur setelah larut dan memasak nira pada suhu 60 ˚C. Pada saat nira mulai
dihentikan pada saat nira telah mencapai puncak kekentalan atau ditandai
et al., 2007).
Snack bar yang dibuat dari gula kelapa yang berasal dari nira kelapa
Snack bar dapat dikonsumsi sebagai hidangan pembuka atau hidangan saat
beras, ketan, dan garam dicampur dengan bahan basah (air, susu, santan).
37
selama 15 menit. Bahan-bahan lain (sukrosa dan gula kelapa) kemudian
sampai menjadi tebal dan tidak menempel di wajan (Ho et al., 2016).
halus, mentega, susu, garam, dan telur dan dikocok menggunakan mixer.
Kemudian ditambahkan nira dan dikocok, lalu dicampur dengan terigu dan
Sari kurma dengan gula kelapa yang berasal dari nira kelapa
memiliki warna coklat gelap seperti warna buah kurma. Sari kurma gula
kelapa memiliki kandungan mineral Fe, Mg, P, K, Na, Zn, Cu, Mn, dan Se
kain saring, dan diperoleh sari kurma. Sari kurma kemudian ditambahkan
hingga kental. Dinginkan dan kemas sari kurma dalam botol plastik
38
Hasil identifikasi sebanyak 30 produk potensial nira kelapa kemudian
dilakukan oleh praktisi pengolahan pangan dari program studi Ilmu dan Teknologi
dominansi nira sebagai bahan baku, nilai ekonomis produk, kesesuaian karakteristik
nira terhadap karakteristik produk yang dihasilkan, serta aspek fungsional produk.
Produk yang terpilih yaitu gula putih kristal, jelly drink, yoghurt, yakult, kefir,
serupa. Jumlah kriteria yang dipilih yakni sebanyak 5 kriteria, sehingga diharapkan
pakar dapat lebih fokus dalam melakukan pembobotan kriteria (Dewi, 2015).
39
Tabel 7. Kriteria kesuksesan produk UMKM
No Kriteria Referensi
1 Sumber daya manusia Alfita (2011), Arundaa et al. (2017), Indriyatni
(2013), Kartikasari dan Zaenuddin (2010),
Setiyadi et al. (2011), Supriatna dan Aminah
(2014), Pridasari (2012), Syam dan Ma'arif
(2004)
2 Teknologi Alfita (2011), Arundaa et al. (2017), Kartikasari
dan Zaenuddin (2010), Supriatna dan Aminah
(2014), Syam dan Ma’arif (2004), Dinperindag
RI (2010), Permendari No. 9 (2014)
3 Potensi pasar Kusdiana dan Gunardi (2014), Meliza (2013),
Kartikasari dan Zaenuddin (2010), Setiyadi et
al. (2011), Permendagri No. 9 (2014),
Dinperindag RI (2010), Syam dan Ma’arif
(2004)
4 Ketersediaan bahan baku Alfita (2011), Arundaa et al. (2017), Kartikasari
dan Zaenuddin (2010), Setiyadi et al. (2011),
Pridasari (2012), Dinperindag RI (2010),
Permendagri No. 9 (2014)
5 Modal usaha Arundaa et al. (2017), Indriyatni (2013), Meliza
(2013), Kartikasari dan Zaenuddin (2010),
Permendagri No. 9 (2014)
peralatan, prosedur, atau teknik dari aktivitas usaha (Indriyatni, 2011). Teknologi
merupakan peralatan, prosedur, atau teknik dari aktivitas usaha (Kartikasari dan
bahan baku serta jumlah bahan baku (Pridasari, 2012). Sedangkan modal usaha
2. Pembobotan kriteria
Expert Choice 11. Nilai konsistensi atau consistency ratio (CR) harus lebih kecil
40
dari 0,1 sehingga pendapat pakar dapat diterima dan jika tidak maka penilaian harus
diulang (Moi, 2015). Hasil uji konsistensi setiap pakar dapat dilihat pada Lampiran
3.
Choice 11. Hasil bobot masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 9.
41
Tabel 9. Bobot masing-masing kriteria
No Kriteria Bobot
1 Potensi Pasar 0,440
2 Sumber daya manusia 0,223
3 Ketersediaan bahan baku 0,173
4 Modal usaha 0,108
5 Teknologi 0,056
yakni 0,440. Menurut Istiqomah (2015), potensi pasar berperan penting dalam
produk agroindustri maka akan semakin tinggi potensi pasar dalam pengembangan
berada pada urutan kedua dengan bobot 0,223. Kualitas sumber daya manusia
2015)
Ketika bahan baku terkendala, maka proses produksi akan terkendala juga. Namun
42
kelapa. Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Kebumen masing-masing memiliki
luas lahan tanaman kelapa sebesar 17814 ha, 29083 ha, dan 35581 ha (BPS Provinsi
Modal usaha memiliki bobot kriteria sebesar 0,108. Modal usaha memiliki
bobot yang lebih rendah dibandingkan kriteria potensi pasar, sumber daya manusia,
dan ketersediaan bahan baku. Kebutuhan modal usaha pelaku UMKM tidak sebesar
industri skala besar. Menurut Putra (2016), krisis moneter yang terjadi pada tahun
menjadi permasalahan dalam hal permodalan pada usaha-usaha skala besar. Namun
lain halnya dengan UMKM pada saat itu yang cenderung bertahan bahkan kian
bertambah.
0,056. Teknologi yang canggih tidak dibutuhkan oleh UMKM, karena UMKM
(2013), UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar walaupun
Penentuan prioritas diawali dengan penilaian pakar menggunakan skala Likert 1-5.
43
dengan perhitungan analisis Bayes. Nilai normalisasi alternatif pada masing-
masing kriteria setiap pakar kemudian dirata-ratakan dan dibuat klasifikasi untuk
didapatkan definisi kriteria gabungan pakar. Nilai rata-rata alternatif setiap kriteria
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan hasil klasifikasi dapat dilihat pada Lampiran 6.
Perhitungan Bayes dilakukan dengan mengalikan setiap nilai alternatif yang sudah
dinormalisasi dengan bobot masing-masing kriteria. Hasil kali alternatif pada setiap
Nilai alternatif yang sudah didapat dari analisis Bayes setiap pakar,
prioritas. Nilai alternatif seluruh pakar dan urutan prioritas dapat dilihat pada Tabel
10.
44
mengacu pada penelitian Dewi (2015). Rentang nilai dan pengelompokan
Rentang nilai terendah dinyatakan sebagai kurang potensial yang berarti bahwa
alternatif produk yang telah dinilai berdasarkan potensi pasar, sumber daya
manusia, ketersediaan bahan baku, teknologi, dan modal usaha, belum siap untuk
bahwa produk tersebut dapat dipilih untuk dikembangkan pada tahap berikutnya,
namun perlu upaya perbaikan dan penelaahan ulang yang serius. Rekomendasi
45
Berdasarkan Tabel 10 dan Tabel 11 produk alternatif dikelompokkan untuk
yakni gula putih kristal, minuman segar, dan jelly drink. Produk-produk kategori
potensial dikembangkan yakni gula putih kristal, minuman segar, dan jelly drink
rata-rata memiliki nilai yang lebih tinggi pada kriteria potensi pasar, ketersediaan
lainnya.
potensi pasar sebesar 83,3 yang berarti sangat potensial. Kebutuhan dan
tahun ke tahun sedangkan produksi pabrik gula pasir cenderung menurun (Pinasthi,
2017). Menurut Bantacut (2013), pulau Jawa merupakan pusat produksi gula
46
dengan 48 pabrik gula hanya mampu memproduksi gula 1,35 juta ton dari
kebutuhan masyarakat yang mencapai 1,53 juta ton. Masih terdapat kekurangan
sekitar 180 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan gula pasir masyarakat di Jawa.
Gula putih kristal nira memiliki nilai ketersediaan bahan baku sebesar 75
yang artinya melimpah. Hal tersebut dikarenakan pada pembuatan gula putih kristal
bahan baku yang paling banyak dibutuhkan yakni nira yang memiliki ketersediaan
yang melimpah. Menurut Husein (2014), masih terdapat 1285891 tegakan pohon
Nilai modal usaha gula putih kristal nira yakni sebesar 66,7 yang artinya
diperlukan modal sedikit tinggi. Hal tersebut karena teknologi yang dibutuhkan
untuk pembuatan gula putih kristal nira tidak jauh berbeda dengan teknologi
pembuatan gula semut yang umumnya dilakukan oleh UMKM. Menurut Bank
Indonesia (2009), modal investasi yang diperlukan untuk pembuatan usaha gula
semut dan gula cetak aren yakni sebesar Rp. 259.200.000 dengan modal kerja
b. Minuman segar
Minuman segar nira memiliki nilai potensi pasar sebesar 58,3 yang berarti
cukup potensial. Berdasarkan Top Brand Award (2019), tren nilai Top Brand Index
produk sejenis minuman segar nira kelapa yakni minuman air kelapa dalam
kemasan Fatigon Hydro dari tahun 2017 hingga 2019 yakni 0,6%; 1,9%; dan 2,2%.
nira yakni sebesar 66,7 yang artinya melimpah. Sama halnya dengan gula putih
47
kristal nira, bahan baku yang paling banyak dibutuhkan pada pembuatan minuman
segar nira yakni nira kelapa yang memiliki ketersediaan melimpah di Banyumas.
Nilai modal usaha untuk pengembangan usaha minuman segar nira yakni
sebesar 75 yang artinya diperlukan modal sedikit tinggi. Hal tersebut dikarenakan
teknologi yang tidak terlalu canggih sehingga tidak dibutuhkan modal yang tinggi.
Menurut Torar (2010), biaya tetap dan biaya variabel yang dibutuhkan untuk
pengolahan minuman segar dan sirup dari air kelapa yakni Rp 2.770.000 dan Rp
418.000.
c. Jelly drink
Jelly drink nira memiliki nilai potensi pasar sebesar 66,7 yang artinya
potensial. Jelly drink memiliki konsistensi gel yang lemah sehingga gel ini mudah
disedot dan lebih dikenal sebagai produk minuman (Afriani, 2012). Jelly drink
Pengusaha Makanan dan Minuman pada tahun 2008, potensi pasar domestik untuk
minuman ready to drink dengan total market size sebesar 50,6 triliyun dari total
potensi pasar industri makanan dan minuman 500 triliyun. Berdasarkan market size
untuk minuman ready to drink, produk jelly drink dari nira kelapa potensial untuk
Nilai ketersediaan bahan baku pengembangan produk jelly drink nira yakni
sebesar 58,3 yang artinya cukup melimpah. Bahan baku yang digunakan pada
pembuatan jelly drink nira yaitu nira kelapa. Bahan tambahan pangan yang
48
digunakan pada pembuatan jelly drink nira menurut Yanto (2014), yaitu asam sitrat
dan hidrokoloid.
Nilai modal usaha pengembangan produk jelly drink nira yakni sebesar 66,7
yang artinya diperlukan modal sedikit tinggi. Menurut Bestianingsih (2017), modal
yang digunakan oleh PD. Aneka Bintang Cemerlang untuk membangun industri
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat 30 produk yang dapat dikembangkan dari nira kelapa yaitu gula putih
kristal, minuman segar, sirup, jelly drink, permen, nektar, kecap asin, yakult,
kefir, yoghurt, cuka, wine, brandy, selai, nata de coco, bioetanol, palm cola, es
krim probiotik, kukis, permen jahe, bahan pembuatan ragi roti, kecap manis air
kelapa, sirup jahe, coklat, snack bar, permen jelly rumput laut, manisan kolang-
2. Urutan prioritas produk potensial nira kelapa yakni 1) gula putih kristal, 2)
yoghurt, dengan kategori cukup potensial untuk dikembangkan, serta 10) kefir,
B. Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, I. 2012. Karakterisasi Jelly Drink dari Jelly Powder Menggunakan Alat
Texture Analyser Dengan Metode Compression-Extrusion Test. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Amaliah, S.N. 2014. Evaluasi Pengawet Untuk Nira Kelapa (Cocos nucifera L.).
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Arundaa, R., I. Hermadi dan D.R. Monintja. 2017. Sistem Pendukung Keputusan
Untuk Pengembangan Agroindustri Pala Di Talaud. Jurnal Manajemen &
Agribisnis. 14: 65-77.
Astuti, A., M. Rochmayani dan R. Aulia. 2018. NAWAKE (Nira Water Kefir):
Pemanfaatan Nira Aren Sebagai Minuman Fungsional Kaya Probiotik.
Agritech. 20: 8-12.
51
Astuti, P. 2008. Pengaruh Stater Antara Nira Kelapa dan Air Kelapa Terhadap
Kualitas Nata de Coco. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bank Indonesia. 2009. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK): Gula Aren
(Gula Semut dan Gula Cetak). Bank Indonesia, Jakarta.
BI dan LPPI. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Bank Indonesia, Jakarta.
BPS Provinsi Jawa Tengah. 2015. Luas Tanaman Perkebunan Menurut Kabupaten/
Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik,
Semarang.
Budiyanto. 2012. Efektivitas Nira Aren Sebagai Bahan Pengembang Adonan Roti.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 1: 26-35.
Dhania, D.R. dan I.H. Mahardayani. 2015. Identifikasi Permasalahan Dan Faktor
Penyebab Berkaitan Dengan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Lingkup Umkm Di Kabupaten Kudus. Seminar Nasional Psikologi
Educational Wellbeing. 20 Agustus. 2015, Kudus. 190-203.
52
Diana. 2017. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Waralaba
Menggunakan Metode Bayes. Jurnal Ilmiah MATRIK. 19: 41-50.
Elvina, F. 2014. Analisis Kebutuhan Modal Bagi Pembiayaan UMKM Pada Sektor
Industri Rumah Tangga Di Kota Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Febriyanti, R., W.H. Susanto dan N.I.P. Nugrahini. 2015. Karakteristik Sirup Jahe
Nira Kelapa Terfermentasi Delapan Jam (Kajian Jenis dan Konsentrasi Sari
Jahe). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3: 1026-1031.
Fuady, A., S. Ginting dan L.M. Lubis. 2015. Pengaruh Jumlah Nira Tebu Dan
Konsentrasi Susu Skim Terhadap Mutu Yoghurt Nira Tebu. J. Rekayasi
Pangan dan Pertanian. 3: 44-52.
Hermawan, L. 2015. Strategi Diversifikasi Produk Pangan Olahan Tahu Khas Kota
Kediri. Jurnal JIBEKA. 9: 26-32.
Ho, L., J. Tang, S.M. Akma, H.M. Aiman dan A. Roslan. 2016. Development of
novel" energy" snack bar by utilizing local Malaysian ingredients.
International Food Research Journal. 23: 2280-2285.
53
Indriyatni, L. 2013. Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil ( Studi Pada Usaha Kecil Di Semarang
Barat). Jurnal STIE Semarang. 5: 54-70.
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-
Dimensi Kerja Karyawan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lempang, M. dan A.D. Mangopang. 2012. Efektivitas nira aren sebagai bahan
pengembang adonan roti. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 1: 26-35.
Lidman, L.L.M. 1987. Coconut Fruit(s) Flavored Brandy. US. 4680179. 14 Juli
1987.
Low, R.H.P., A.S. Baba dan F. Aboulfazli. 2015. Effects of Different Levels of
Refined Cane Sugar and Unrefined Coconut Palm Sugar on the
Survivability of Lactobacillus acidophilus in Probiotic Ice Cream and its
Sensory and Antioxidant Properties. Food Science and Technology
Research. 21: 857-862.
Lubis, R.F. 2013. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Bahan Pengawet Alami Pada
Nira Aren Selama Penyimpanan Terhadap Mutu Gula Aren Cair. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mahani. 2011. Pemanfaatan Gula Merah (Gula Kelapa) Sebagai Bahan Substitusi
Minuman Sari Kurma. (On-line), http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/06/pemanfaatan_gula_merah.ppt diakses 27 Januari
2019
54
Mashud, N. dan Y.R. Matana. 2014. Produktivitas Nira Beberapa Aksesi Kelapa
Genjah. B. Palma. 15: 110-114.
Misra, B. 2016. Neera: The coconut sap: A review. International Journal of Food
Science and Nutrition. 1: 35-38.
Nair, S.S.D. 2013. Neera and Its Products in International Trade. Symposium on
Possibilities of Neera. 27 April. 2013, Ernakulam. P. 2.
Pato, U. dan S. Fitriani. 2009. Pemanfaatan Gula Aren dan Gula Kelapa dalam
Pembuatan Kecap Manis Air Kelapa. SAGU. 8: 44-50.
55
Phillipine Coconut Authority. 2015. Coconut Spread Production. Department of
Agriculture, Quezon City.
Phillipine Coconut Authority. 2006. Natural & Nutritious Sugar, Honey, Juice &
Vinegar From Coconut Sap. Department of Agriculture, Davao City.
Pinasthi, S.T. 2017. Pengaruh Komposisi Gula Semut Kelapa dan Gula Tebu
Terhadap Karakteristik Fisik, Kimiawi, dan Organoleptik Hard Candy.
Skripsi. Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga.
Putri, R.M.S., R. Ninsix dan A.G. Sari. 2015. Pengaruh Jenis Gula Yang Berbeda
Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas. 19: 51-58.
Saputro, A.D., D.V.d. Walle, R.P. Aidoo, M.A. Mensah, C. Delbaere, N.D. Clercq,
J.V. Durme dan K. Dewettinck. 2016. Quality Attributes of Dark Chocolates
Formulated With Palm Sap‑Based Sugar As Nutritious and Natural
Alternative Sweetener. Eur Food Res Technol. 243: 955-967.
Setiyadi, S., K. Amar dan T. Aji. 2011. Penentuan Strategi Sustainability Usaha
Pada Ukm Kuliner Dengan Menggunakan Metode SWOT - AHP Jurnal
Ilmiah Teknik Industri. 10: 68-77.
56
Suseno, T.I.P., S. Surjoseputro dan K. Anita. 2000. Minuman Probiotik Nira
Siwalan: Kajian Lama Penyimpanan Terhadap Daya Tahan Anti Mikroba
Lactobacillus casei Pada Beberapa Bakteri Patogen. Jurnal Teknologi
Pangan dan Gizi. 1: 1-13.
Top Brand Award. 2019. Top Brand Index 2019 Kategori Makanan dan Minuman.
(On-line), www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-
result/top_brand_index_2019_fase_1 diakses 6 April 2019
Torar, D.J. 2010. Adopsi Teknologi dan Analisis Finansial pada Pengolahan
Minuman Ringan dan Sirup Air Kelapa di Kabupaten Minahasa. Buletin
Palma. 17-23.
Wijaya, H. 2005. Kajian Penggunaan Nira Aren Sebagai Substrat Pembuatan Ragi
Roti (Saccharomyces cerevisiae) Universitas Hasa
Wijaya, I.M.A.S., I.G.K.A. Arthawan dan A.N. Sari. 2012. Potensi Nira Kelapa
Sebagai Bahan Baku Bioetanol. Jurnal Bumi Lestari. 12: 85-92.
Yazakka, I.M. dan W.H. Susanto. 2015. Karakterisasi Hard Candy Jahe Berbasis
Nira Kelapa (Kajian Jenis dan Konsentrasi Sari Jahe). Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 3: 1214-1223.
57
LAMPIRAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Instansi :
Pekerjaan/ Jabatan :
Kabupaten/ Kota :
Tanggal Pengisian :
58
Lampiran 1. Kuesioner pembobotan kriteria (lanjutan)
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isi identitas responden yang terdapat pada halaman sebelumnya.
2. Berikan penilaian terhadap kriteria penentuan produk potensial nira kelapa.
3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan antar
masing-masing kriteria.
4. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor yang sudah ditetapkan
5. Kolom berwarna hitam tidak perlu diisi.
SKOR PENILAIAN
Nilai skor Definisi
1 Kriteria yang A dengan yang B sama penting
3 Kriteria yang A sedikit lebih penting (agak kuat) 59ncubator59
kriteria B
5 Kriteria yang A sifatnya lebih penting (jelas pentingnya)
59ncubator59 kriteria B
7 Kriteria yang A sangat penting (sangat jelas pentingnya)
59ncubator59 kriteria B
9 Kriteria yang A ekstrim pentingnya (mutlak pentingnya)
59ncubator59 kriteria B
2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua nilai skor penilaian diatas
1/(1-9) Kebalikan nilai tingkat kepentingan dari skala 1-9
ISI KUISIONER
Berikan penilaian anda terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing
kriteria berikut.
Ketersediaan Sumber Teknologi Potensi Modal
Bahan Baku Daya Pasar Usaha
Manusia
Ketersediaan
Bahan Baku
Sumber
Daya
Manusia
Teknologi
Potensi Pasar
Modal Usaha
59
Lampiran 1. Kuesioner pembobotan kriteria (lanjutan)
DEFINISI KRITERIA
Kriteria Definisi
Ketersediaan Bahan Baku Kemudahan dalam mendapatkan bahan
baku serta jumlah bahan baku yang
tersedia di sekitar wilayah Banyumas
Teknologi Perlalatan, prosedur, atau teknik dari
aktivitas usaha
Sumber Daya Manusia Kemampuan untuk menggunakan
peralatan, prosedur, atau teknik dari
aktivitas usaha
Potensi Pasar Kemampuan untuk diterima dan
menjawab kebutuhan pasar
Modal Usaha Besarnya modal yang dibutuhkan
60
Lampiran 2. Kuesioner penilaian alternatif
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Instansi :
Pekerjaan/ Jabatan :
Kabupaten/ Kota :
Tanggal Pengisian :
61
Lampiran 2. Kuesioner penilaian alternatif (lanjutan)
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isi identitas responden yang terdapat pada halaman sebelumnya.
2. Berikan penilaian terhadap alternatif produk potensial nira kelapa.
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor 1 – 5.
4. Penilaian alternatif dilakukan berdasarkan bobot kriteria yang sudah
disajikan.
ISI KUISIONER
Berikan penilaian anda terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing
kriteria berikut.
Kriteria
Alternatif Potensi Sumber Daya Ketersediaan Modal Teknologi
Pasar Manusia Bahan Baku Usaha
Gula Kristal
Jelly Drink
Yoghurt
Madu
Yakult
Kefir
Kecap Asin
Sirup
Permen
Minuman Segar
Bobot 0.440 0.223 0.173 0.108 0.056
KETERANGAN SKOR
Potensi Pasar: Teknologi: Ketersediaan Bahan Baku:
1 Tidak Potensial 1 Sangat Canggih 1 Tidak Melimpah
2 Kurang Potensial 2 Canggih 2 Kurang Malimpah
3 Cukup Potensial 3 Cukup Canggih 3 Cukup Melimpah
4 Potensial 4 Agak Canggih 4 Melimpah
5 Sangat Potensial 5 Sederhana 5 Sangat Melimpah
Sumber Daya Manusia: Modal Usaha:
1 Sangat Diperlukan Tenaga Ahli dan Terampil 1 Diperlukan Modal Sangat Tinggi
2 Diperlukan Tenaga Ahli dan Terampil 2 Diperlukan Modal Tinggi
3 Cukup Diperlukan Tenaga Ahli dan Terampil 3 Diperlukan Modal Cukup Tinggi
4 Sedikit Diperlukan Tenaga Ahli dan Terampil 4 Diperlukan Modal Sedikit Tinggi
5 Tidak Diperlukan Tenaga Ahli dan Terampil 5 Tidak Diperlukan Modal Tinggi
62
Lampiran 3. Uji konsistensi setiap pakar dengan Expert Choice 11
63
Lampiran 3. Uji konsistensi setiap pakar dengan Expert Choice 11 (lanjutan)
64
Lampiran 4. Rekapitulasi hasil penilaian alternatif setiap pakar
Alternatif Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Nilai Urutan
produk PP SDM KBB MU Tkn PP SDM KBB MU Tkn PP SDM KBB MU Tkn total prioritas
0,440 0,223 0,173 0,108 0,056 0,440 0,223 0,173 0,108 0,056 0,440 0,223 0,173 0,108 0,056
Gula 100 75 100 75 100 75 25 50 50 100 75 50 75 75 100 73,592 1
putih
kristal
Minuman 50 75 75 100 100 50 75 50 75 50 75 50 75 50 50 63,900 2
segar
Jelly 75 75 75 100 100 50 25 50 25 50 75 50 50 75 75 61,975 3
drink
Sirup 50 75 50 100 100 50 25 50 75 50 75 50 75 75 50 56,642 4
Permen 75 75 50 50 50 25 25 50 25 100 75 50 75 50 50 55,142 5
Kecap 50 50 50 50 100 50 25 50 25 75 75 50 50 50 50 52,308 6
asin
Nektar 75 50 50 75 75 50 25 25 25 50 50 50 50 50 50 50,833 7
Yakult 50 25 50 75 50 25 25 50 25 50 50 50 50 50 50 42,617 8
Yoghurt 50 25 50 50 50 25 25 50 25 50 50 50 50 50 50 41,717 9
Kefir 25 25 50 75 50 25 25 50 25 50 50 50 50 50 50 38,950 10
65
Lampiran 5. Nilai rata-rata alternatif setiap kriteria
Alternatif PP SDM KBB MU Tkn
Gula 83.3 50.0 75.0 66.7 100.0
Minuman segar 58.3 66.7 66.7 75.0 66.7
Jelly drink 66.7 50.0 58.3 66.7 75.0
Sirup 58.3 50.0 58.3 83.3 66.7
Permen 58.3 50.0 58.3 41.7 66.7
Kecap asin 58.3 41.7 50.0 41.7 75.0
Nektar 58.3 41.7 41.7 50.0 58.3
Yakult 41.7 33.3 50.0 50.0 50.0
Yoghurt 41.7 33.3 50.0 41.7 50.0
Kefir 33.3 33.3 50.0 50.0 50.0
66
Lampiran 6. Klasifikasi dan definisi setiap kriteria
Nilai Rentang Kategori kriteria
normalisasi nilai
PP SDM KBB Tkn MU
Sangat potensial Tidak diperlukan tenaga ahli Sangat Sederhana Tidak diperlukan modal
100 80-100
dan terampil melimpah tinggi
Potensial Sedikit diperlukan tenaga Melimpah Agak canggih Diperlukan modal sedikit
75 60-80
ahli dan terampil tinggi
Cukup potensial Cukup diperlukan tenaga ahli Cukup Cukup canggih Diperlukan modal cukup
50 40-60
dan terampil melimpah tinggi
Kurang Diperlukan tenaga ahli dan Kurang Canggih Diperlukan modal tinggi
25 20-40
potensial terampil melimpah
Tidak potensial Sangat diperlukan tenaga Tidak melimpah Sangat canggih Diperlukan modal sangat
0 0-20
ahli dan terampil tinggi
67
Lampiran 7. Dokumentasi penelitian
68
Lampiran 8. Halaman riwayat hidup
RIWAYAT HIDUP
69