Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

KRIPIK PISANG “SUNE CEKUH” BUMBU ALAMI BERGIZI DAN


SEHAT.

Oleh:
I G A LANI TRIANI, STP.M.Si NIDN. 0029057705
A.A. MADE ANGGRENI, STP.M.Si NIDN. 0017117401
NI MADE INDRI HAPSARI A, STP.MP NIDN. 0026047805

Dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah
Pengabdian Kepada Masyarakat No. 221.36/UN.14.2/PKM.08.00/2014,
tanggal 05 Mei 2014

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2014

i
ii
Ringkasan
Program Ipteks bagi Masyarakat yang dilaksanakan bagi mitra usaha
KWT bunga Sahabat dan Tiga Bungan bertujuan untuk membantu
memberikan paket Teknologi dalam pengolahan kripik pisang dengan bumbu
alami bergizi dan sehat untuk dikonsumsi. Bumbu sune cekuh merupakan
bumbu alami yang dominan digunakan adalah bawang putih dan kencur.
Kedua bumbu ini memiliki khasiat karena kandungan antioksidannya yang
cukup tinggi, disamping bumbu sune cekuh sudah sangat populer bagi
masyarakat Bali sebagai bumbu masakan yang lezat dan gurih apabila dipakai
untuk megolah makanan kering seperti belut goreng, tempe goreng sune cekuh,
ayam goreng sune cekuh dan bahkan ada nasi goreng sune cekuh.
Pengolahan kripik pisang dengan bumbu ”sune cekuh” sampai saat ini
belum ada yang mengerjakan. Tim penyuluh FTP Unud pada tahun 2012 telah
melakukan sosialisasi dengan memberikan pelatihan bagi masyarakat desa
Tiga dan di desa ini sudah ada 2 kelompok usaha yang mengolah kripik pisang
tanpa penambahan bumbu. Kripik ini diolah dengan sangat sederhana dan
masih tradisional, sehingga kualitas produk kurang baik, daya simpan pendek,
kurang gurih dan renyah dan cepat melempem. Oleh karena produk ini sudah
dikembangkan dan anggota kelompok cukup antusias dan usaha ini sudah
berkembang, maka Tim IbM Fakultas Teknologi Pertanian berkewajiban
untuk memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam rangka
mengembangkan usaha kripik pisang ini, sehingga usaha ini bisa maju dan
menjadi UKM modern yang dapat memproduksi kripik pisang khas ”Sune
Cekuh”.
Metode pelaksanaan kegiatan dilakkan melalui penyuluhan, pelatihan,
demontrasi produk dan pendampingan hingga kelompok ini mampu
menghasilkan produk olahan kripik pisang sesuai standar SNI dan memiliki
skala usaha komersiil dengan daya saing tinggi serta memberikan nilai tambah
yang tinggi bagi olahan pisang dan meningkatkan pendapatan kelompok
kripik ini
Hasil yang ditargetkan dari IbM ini adalah berkembangnya usaha ini
dengan produk khas bumbu ” Sune Cekuh” dengan manajemen usaha yang
mampu meningkatkan kuantitas, kualitas, kontinuitas produk sehingga dapat
meningkatkan pendapatan kelompok ini. Luaran yang ditargetkan adalah juga
berkembangnya manajemen usaha menjadi UKM yang mandiri serta bagi Tim
IbM unud dapat mempublikasikan pengabdian ini dalam jurnal ilmiah skala
nasional.

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang
telah memberikan berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir Pengabdian Program Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm)
ini tepat waktu. Laporan akhir Pengabdian Program Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm)
ini masih jauh dari sempurna, kami sudah berusaha untuk menyelesaikan program
ini, karena keterbatasan dana dalam pelaksanaan program ini, maka beberapa
program belum tuntas dalam penyelesaiannya, tetapi kami berusaha untuk
menyelesaikannya sesuai dengan program yang kami anjurkan pada proposal
tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan akhir pengabdian
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan dukungan, baik
moril maupun materil. Untuk itu pula pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang telah
menolong penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir pengabdian ini masih banyak
kekurangannya, karena keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan akhir pengabdian ini sangat penulis harapkan. Akhir kata
diharapkan semoga laporan ini ada manfaatnya bagi kita semua.

Denpasar, Nopember 2014


Penulis

iv
DAFTAR ISI
Judul Halaman
Halaman Pengesahan ii
Ringkasan iii
PRAKATA iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Analisis Situasi 1
1.2. Permasalahan Mitra 2
BAB II TARGET LUARAN 5
BAB III METODE PELAKSANAAN 9
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 10
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 13
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
Lampiran 1. Instrumeen dalam program IbM pengabdian ini
Lampiran 2. Personalia Program IbM
Lampiran 3. Foto-foto Pengolahan Kripik Pisang sampai Pengemasan
Lampiran 4. Artikel ilmiah dimuat dalam jurnal Udayana Mengabdi
Lampiran 5. Anggaran penggunaan dana pengabdian 100%

v
6
7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


Kelompok Bunga Sahabat dan Kelompok Tiga Bunga yang berlokasi di
Banjar Buungan desa Tiga Kecamatan Susut Kabupaten Bangli merupakan suatu
Industri Rumah Tangga yang memproduksi kripik pisang. Kelompok Bunga
sahabat ini adalah merupakan kelompok wanita tani (KWT) yang dirintis mulai
tahun 2005 diawali dengan penyuluhan dan pelatihan pengolahan pisang dari
Fakultas Teknologi Pertanian Unud. Selanjutnya kelompok ini mencoba
mengusahakan salah satu produk yaitu kripik pisang. Selama 2 tahun bergelut
membuat kripik pisang secara perlahan membuahkan hasil, produk kripik pisang
ini sudah semakin banyak dibeli masyarakat yang dititipkan di warung maupun di
toko-toko serta hampir setiap tahun selalu mengikuti pameran di kota Bangli
maupun di tingkat provinsi di kota Denpasar. Tahun 2007 kelompok ini sudah
memiliki modal secara swadaya. Kelompok wanita tani ini berlokasi di dusun
atau banjar Bungan desa Tiga Kecamatan Susut, Bangli dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 3 orang dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA. Kelompok
usaha ini diketuai oleh I Nyoman Suriadha. Kelompok Tiga Bunga juga
merupakan kelompok yang sudah memiliki modal secara swadaya. Kelompok
wanita tani ini berlokasi di dusun atau banjar Buungan desa Tiga Kecamatan
Susut, Bangli dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dan diketuai oleh
Ni Nengah Rasmin.
Kapasitas produksi kripik pisang setiap hari rata-rata mencapai 30 kg dari
bahan baku buah pisang kurang lebih 70 kg. Harga jual kripik pisang di
perusahaan ini adalah Rp. 20.000 per kilogramnya. Dengan kapasitas produksi
seperti ini baru dapat memenuhi kebutuhan ke sejumlah pelanggan/konsumen
yang berada disekitar perusahaan, desa dan sebagian kecil konsumen di
kecamatan dan Kabupaten Bangli. Kebutuhan kripik pisang terus mengalami
peningkatan karena perusahaan ini adalah satu-satunya yang ada di Kecamatan
Susut Kabupaten Bangli, Perusahaan memiliki tiga orang karyawan dengan
peralatan yang digunakan masih manual/tradisional. Melihat kebutuhan kripik
pisang yang terus meningkat dan prospek pemasaran kripik pisang yang lebih luas

1
di Bali, maka perusahaan ini sangat berkeinginan untuk meningkatkan mutu dan
kapasitas produksinya.
Pola manajemen usaha masih bersifat sederhana yang dikelola secara
kekeluargaan. Administrasi pembukuan yang dimiliki oleh kelompok usaha ini
hanya berupa buku kas dan buku pesanan. Pemasaran produk kripik pisang adalah
seluruh kecamatan di Bangli dan sekarang sudah mulai berkembang hingga
sampai kabupaten Gianyar. Permasalahan yang sangat dirasakan oleh pemilik
perusahaan ini adalah kripik pisang dalam kemasan kecil tidak tahan disimpan
sehingga belum bisa memasarkan sampai ke swalayan/supermarket. Terbatasnya
pemasaran ini disebabkan karena belum adanya ijin produksi dan kemasan yang
masih sederhana Hal ini disebabkan karena pihak perusahan belum memiliki alat
pengemas yang memadai dan belum mendapatkan ijin industri untuk memasarkan
produk tersebut. Agar produk dapat dipasarkan lebih luas diperlukan kemasan
yang memenuhi syarat pelabelan
“Sune Cekuh” adalah bawang putih dan kencur yang sering digunakan
sebagai bumbu dapur. Bawang putih merupakan kelompok rempah-rempah yang
memiliki khasiat sebagai antimikroba dan antioksidan, demikian juga dengan
kencur. Kedua bumbu dapur ini sudah sering dipakai sebagai bahan penyedap
untuk berbagai jenis masakan, khususnya masakan Bali bumbu “Sune Cekuh”
sudah sangat populer dikalangan masyarakat, dengan rasa gurih dan enak serta
merangsang selera makan.
Melihat antusias para ibu KWT ini sangat tinggi dalam melaksanakan
usahanya tersebut maka dari pihak Perguruan Tinggi khususnya dari Fakultas
Teknologi Pertanian memandang sangat perlu memberikan dukungan/bantuan
teknologi dalam perbaikan pengolahan kripik pisang “Sune Cekuh” demi
kesinambungan usaha tersebut serta untuk peningkatan taraf hidup masyarakat
khususnya masyarakat desa Tiga.
.
1.2.. Permasalahan Mitra
Kapasitas produksi kripik pisang dari kelompok usaha Br. Buungan, Desa
Tiga, masih rendah dan kualitasnya masih beragam. Produksi yang masih rendah
disebabkan peralatan yang dipergunakan masih sangat sederhana (manual)

2
demikian juga dengan kualitas produk masih beragam seperti ukuran kripik pisang
(panjang dan lebarnya bervariasi), warna produk yang kurang menarik, tekstur
atau kerenyahan kripik yang kurang baik, hanya satu jenis rasa dan perlu
dikembangkan ragam rasa kripik seperti rasa barbeque, rasa coklat, rasa ayam
panggang dan lainnya serta produk yang disajikan masih dalam kemasan besar
(4 kg).
Tahapan proses pembuatan kripik pisang adalah pemilihan buah pisang,
sortasi, pengupasan kulit, pengirisan dan perendaman dalam larutan garam dan
larutan kunir (0,1% NaCl), proses penggorengan, penirisan dan pengemasan.
Permasalahan yang ditemui adalah
1. Dalam pembuatan kripik pisang masih dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan, sehingga buah pisang yang dapat
dikupas dan diiris masih relatif rendah, sehingga memakan waktu yang
cukup lama. Untuk 50 kg buah pisang mulai pengupasan dan
pengirisan memerlukan waktu 60-75 menit.
2. Ukuran kripik yang masih beragam dan hampir 30%, kripik yang
dihasilkan berukuran kecil dan tidak seragam,
3. Warna kripik yang tidak seragam dikarenakan waktu pengupasan dan
pengirisan memerlukan waktu lama, sehingga buah pisang kontak
dengan udara yang menyebabkan warna kripik mengalami pencoklatan.
4. Kemasan kripik pisang masih dalam kemasan plastik besar kapasitas 4
kg, dan belum memiliki label, dalam kemasan plastik besar kualitas
kripik menjadi berkurang terutama kerenyahannya, pemasarannya
tidak dilakukan dalam bentuk eceran sehingga keuntungannya
dinikmati oleh pengecer lain.
Cara kerja pembuatan kripik pisang:
1. Memilih buah pisang yang belum masak optimal, tidak cacat atau rusak,
mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir seragam.
2. Pisang dikupas dan diiris serong atau memanjang dengan ketebalan 1 mm.
Lalu direndam dalam air kapur sirih selama ± 10 menit. Setelah itu
direndam lagi dalam larutan garam, pewarna makanan, dan Vx selama
± 10 menit. Sambil menunggu perendaman, minyak dipanaskan.

3
3. Irisan pisang hasil perendaman digoreng sampai kering, ditiriskan, dan
dinginkan diatas tampah sekitar ± 15 menit.
4. Pengemasan dalam wadah plastik, atau toples. Cara pembuatan beserta
fotonya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4
BAB II
TARGET DAN LUARAN

2.1 Solusi yang Ditawarkan


Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok wanita tani
bunga sahabat sebagai mitra produksi, maka untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut
1. Peningkatan Kapasitas Produksi
Untuk meningkatkan produksi kripik pisang lebih cepat dan efisien dari
segi tenaga dan waktu dengan kualitas yang lebih baik disarankan dalam
pengirisan buah pisang tidak dilakukan dengan menggunakan pisau tetapi dengan
menggunakan alat penggiris dengan pisau pengiris yang terbuat dari stainlesstail
dan digerakkan dengan motor penggerak (dinamo) dengan kapasitas hasil
pengirisan 100 kg/jam, sehingga dari segi waktu dan tenaga lebih efisien.
2. Peningkatan Kualitas Produksi
Agar kualitas kripik pisang yang dihasilkan memiliki ukuran, warna,
tekstur dan kerenyahan yang lebih baik, maka pisau pengiris dibuat dari bahan
stailesstail sehingga terhindar dari proses pencoklatan. Disamping itu dalam
proses pengirisan tersebut irisan pisang sesegera mungkin jatuh dan terendam di
dalam larutan kapur sirih untuk menghindari kontak dengan udara.(mencegah
proses pencoklatan), sedangkan untuk warna supaya menarik digunakan pewarna
makanan (egg yellow merk Aromma, serta untuk kerenyahan dan awetnya kripik
diberikan Vx (sejenis baking soda khusus untuk pembuatan kripik). Tebal tipisnya
irisan juga dapat dibuat seragam sehingga bentuk dan ukuran kripik menjadi
seragam dan dalam penggorengan akan menghasilkan kripik yang seragam.
Teknologi proses yang ditawarkan dalam pengolahan kripik ini juga
adalah memberikan tambahan bumbu dari ”Sune Cekuh” (bawang putih dan
kencur dengan metode sebagai berikut :
1. Bawang putih maupun kencur dipilih yang bersih dan kering
2. Masing-masing dilakukan proses blansing pada suhu 70oC selama 10 menit
3. Bawang putih maupun kencur selanjutnya di iris-iris ditempatkan pada tempat
terpisah, lalu dikeringkan pada suhu 60-70oC selama 4-5 jam di dalam oven.

5
4. Bawang putih maupun kencur yang sudah kering kemudian masing-masing
diblender sampai hancur menjadi bubuk.
5. Bubuk kasar bawang putih maupun kencur diayak dengan ayakan sampai
menjadi bubuk halus. Lalu masing-masing dikemas, siap untuk dicampurkan
pada kripik.
6. Dibuat perbandingan sesuai selera, pada kripik pisang dibuat perbandingan
1 : 3 (bubuk kencur : bawang putih), campuran bubuk tersebut ditempatkan
pada tempat yang ditutupnya berisi lubang-lubang untuk memudahkan dalam
pencampuran pada kripik
7. Lalu bubuk tersebut dituangkan pada kripik pisang yang telah digoreng dan
ditiriskan aduk rata, kemudian kripik dikemas.
3. Mesin pengiris kripik
Mesin pengiris kripik di disain dengan teknologi tepat guna sesuai dengan
kebutuhan pengusaha setempat. Alat ini dirancang dengan kapasitas produksi
100 kg/jam, dibuat dengan bahan pengiris stainlesstail dan digerakan dengan
dinamo dengan daya 500 watt.
4. Penyiapan Kemasan Vakum
Kripik pisang memiliki masa simpan yang relatif lebih lama daripada
bahan asalnya. Kripik pisang yang disimpan tanpan bahan pengemas kedap udara
memiliki masa simpan cukup singkat, karena produk ini kontak langsung degan
udara sehingga tekturnya kurang renyah atau layu. Kripik pisang segera setelah
selesai digoreng sebaiknya dikemas. Jenis pengemas yang ada cukup banyak
diantaranya pengemas plastik, polyprophylene dengan ketebalan 0,8 mm.
Penggunaan pengemas plastik untuk kripik pisang disesuaikan dengan volume
produk. Kripik pisang supaya dapat disimpan lebih lama disamping dikemas
dengan menggunakan kantong plastik tetapi juga penting untuk menjaga agar
udara tidak tersedia di dalam kantong plastik tersebut, oleh karena itu penting
untuk menggunakan pengemas vakum agar produk tidak kontak langsung dengan
udara, dengan demikian masa simpan produk dapat dismpan lebih lama. Disain
pengemas vakum kripik pisang disajikan pada Gambar 2

6
Gambar 2. Alat Pengemas Vakum

4. Pengurusan Ijin Produksi dan Labeling


Pengurusan ijin dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Pengambilan formulir pengurusan ijin di Dinas Kesehatan di tingkat
Kabupaten
• Pengisian formulir
• Penyiapan ruangan dan peralatan produksi yang memenuhi standar
kesehatan
• Pengurusan surat-surat ke lingkungan, kelurahan dan kecamatan
• Penyiapan disain label
• Menyerahkan kembali formulir yang sudah diisi ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
• Pemeriksaan ke tempat usaha oleh Dinas Kesehatan dan instansi terkait
• Persetujuan dan pengambilan ijin produksi dari Dinas Kesehatan

Gambar 3. Kemasan Kripik Pisang 4 kg

7
Beberapa manfaat merk adalah : 1) merek memberikan identitas,
2).membedakan dengan pesaing, 3) meningkatkan penjualan, 4) membangun
loyalitas 5) membuat pelanggan tidak sensitif harga, 6) komunikasi pemasaran
jadi lancar, 7) terbuka peluang untuk waralaba, 8) magnet bagi para stakeholder
Dampak secara nasional dari program ini adalah membantu pemerintah
daerah dalam memacu berdirinya kelompok-kelompok usaha baru yang bergerak
dalam bidang produksi kripik pisang. Disamping itu akan memacu berdirinya
usaha baru yang terkait seperti usaha memproduksi alat pengepres vakum
sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan pendapatan masyarakat serta
mengurangi pengangguran.

2.2 Luaran dari kegiatan ini

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan :

a. Jumlah produksi kripik pisang meningkat dari 30 kg menjadi 80 - 100 kg per


hari.
b. Kualitas kripik pisang meningkat baik dari segi warna, ukuran, bentuk, tekstur
dan kerenyahannya
c. Produk bisa dijual dengan kemasan yang sesuai persyaratan labeling secara
eceran
d. Masa simpan produk lebih lama dengan jangkauan pemasaran lebih luas
e. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode yang dilaksanakan pada Ipteks bagi masyarakat ini adalah melalui
pemberdayaan masyarakat/pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan
dan pendampingan. Pendekatan melalui (1) transfer teknologi tepat guna, (2)
pengembangan wawasan kewirausahaan, (3) Pengembangan manajemen usaha.
Tahapan pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan penjajagan dan
sosialisasi program Ipteks untuk melakukan pendampingan dan kerjasama dengan
petani atau mitra usaha dalam pengembangan Ipteks dan usaha kecil mikro.
Selanjutnya membuat kesepakatan dan kerjasama pengembangan usaha pedesaan,
merencanakan pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan kepada mitra usaha. Mitra usaha diberikan pelatihan dan demo
tentang penanganan dan pengolahan pascapanen, manajemen usaha, dan akses
pemasaran usaha. Pelatihan diberikan sampai kelompok usaha memiliki
keterampilan dan produk yang siap di pasarkan dan memiliki kualitas standar SNI.

9
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

LPPM Universitas Udayana membawahi Lembaga Pengabdian Pada


Masyarakat (LPM), di mana secara umum menyampaikan informasi mengenai
program PPM di lingkungan Universitas Udayana dan Dirjen Pendidikan Tinggi
seperti informasi mengenai wilayah desa binaan, persoalan-persoalan masyarakat
di desa binaan, pendampingan pengabdian dan pelatihan penyusunan proposal.
Program IbM ini melibatkan tim penyuluh Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana yang dilibatkan pada pengabdian IPTEKS bagi masyarakat
ini sudah memiliki pengalaman yang cukup luas dalam kegiatan pengabdian
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat desa khususnya kelompok usaha tani
yang ada di pedesaan. Staf pimpinan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini dengan memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana dalam pengembangan IPTEKS bagi masyarakat. Pimpinan maupun
pihak Fakultas sangat mendorong pengembangan staf sesuai dengan misi
pertguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. masyarakat Lembaga
pengabdian masyarakat Universitas Udayana juga sangat mendukung kegiatan ini
Keahlian dan ketrampilan serta kerjasama tim saling mendukung baik dari segi
keilmuan maupun pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat serta kerjasama dengan pemerintah daerah maupun mitra usaha yang
sangat baik, sehingga kinerja tim ini diharapkan akan dapat mendukung dan
membantu transfer teknologi ini tepat kepada sasaran.
Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan kelompok
mitra adalah di bidang manajemem usaha dan ilmu teknologi pangan. Seluruh tim
pelaksana program IbM ini memiliki kepakaran di bidang Teknologi Pertanian
dan berasal dari dua program studi yaitu Program Studi Teknologi Industri
pertanian dan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. I G. A. Lani Triani,
S.TP, M.Si adalah pakar di bidang teknologi industri pertanian yang telah
beberapa kali melakukan pengabdian tentang pengolahan produk beserta analisis
usaha produk hasil pertanian. Anggota tim A.A.M. Dewi Anggreni, S.TP, M.Si
adalah pakar di bidang pengelolaan hasil-hasil pertanian yang telah sering
melakukan penelitian tentang teknik pengemasan produk olahan hasil pertanian

10
dan dibantu oleh Made Indri Hapsari, S.TP., M.Si. yang beberapa kali juga
melakukan penelitian pengolahan produk olahan hasil pertanian serta pengemasan
dan penyimpanan produk hasil pertanian. Sumber daya manusia lengkap dengan
pendidikan terakhir serta alokasi waktu pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sumber Daya Manusia

No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Keanggo Alokasi Waktu


(Pend. Terakhir) taan (jam/minggu)
1. I G A Lani Triani, S.TP, M.Si Teknologi Industri Ketua 14 jam/minggu
Pertanian

2 A.A. Made Anggreni, S.TP. M.Si Teknologi Industri Anggota 14 jam/minggu


Pertanian

3. Ni Made Indri Hapsari, S.TP, MP Ilmu dan Teknologi Anggota 14 jam/minggu


Pangan

Kerjasama ini juga akan diperkuat dengan dukungan dari keterlibatan 3


orang mahasiswa dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini. Output yang
dihasilkan tidak saja pemberdayaan kepada masyarakat dalam pengembangan
usaha agroindustri dan agribisnis tetapi juga sangat bermanfaat bagi
pengembangan sumberdaya manusia yakni mahasiswa. Mahasiswa melalui
penerapan IPTEKS bagi masyarakat ini akan banyak mendapatkan pengalaman
dan mengasah kreativitas dan cara berpikir yang inovatif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologinya.. Selama kegiatan berlangsung pelaksanaan
kegiatan akan dikoordinasikan oleh ketua tim.
Tim dalam menyusun rencana kinerja dibuat suatu rencana kegiatan dan
jadual kegiatan sehingga mulai dari perencanaan, pengorganisasian kegiatan,
pelaksanaan dan evaluasikegiatan dapat terlaksana dengan sesuai dengan target
dan sasaran yang ingin dicapai. Berikut rencana dan jadual kegiatan yang akan
dilaksanakan.

11
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penjajakan dan pemberian materi penyuluhan tentang


pembuatan produk, prospek pemasaran ke depan serta penambahan kapasitas
produksi dengan perencanaan pemakaian alat pengiris bahan dengan mesin maka
diharapkan hasil tersebut :
a. Jumlah produksi kripik pisang meningkat dari 30 kg menjadi 80 - 100 kg per
hari.
b. Kualitas kripik pisang meningkat baik dari segi warna, ukuran, bentuk, tekstur
dan kerenyahannya
c. Produk bisa dijual dengan kemasan yang sesuai persyaratan labeling secara
eceran
d. Masa simpan produk lebih lama dengan jangkauan pemasaran lebih luas
e. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi

Hasil pengabdian sementara, diperoleh cara pembuatan yang sudah baku


yang merupakan cara mereka dalam pembuatan kripik pisang di Desa Tiga,
produksi Bunga Sahabat. Cara pembuatan dari produksi Bunga Sahabat dapat
dilihat pada Lampiran 2.
Untuk pengemasan produk digunakan sealer dengan plastik tebal lalu
diberi label. Pemasaran produk akan dicoba menjual produk kripik pisang dengan
aneka rasa dalam kemasan 75 g dan 100 g. Harga produk untuk yang 75 g dijual
dengan harga Rp. 7500,- dan produk 100 g dijual dengan harga Rp. 10.000,-.
Dengan pengemasan 75 g dan 100 g diharapkan produk kripik pisang ini dapat
dikenal diluar daerah produksinya, sehingga dapat meningkatkan penghasilan
KWT Desa Tiga tersebut.
Selain menjual kemasan kecil, perusahaan RT kripik pisang ini juga
menjual produk dengan kemasan besar (per 4 kg) seperti dulu, tetapi harus pesan
dahulu jika ingin membeli produk dalam jumlah besar. Karena pemasaran produk
sudah mulai dilakukan dengan kemasan 75 g dan 100 g, supaya lebih terlihat
keuntungan dalam produksi kripik pisang ini.

12
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya :

a. Proses pembuatan kripik pisang lebih efektif dan efisien dari segi waktu,
tenaga dan kapasitas produksi meningkat dengan pemakaian alat pengiris dari
mesin sedang dalam proses pembuatan alat dan sudah proses pelaksanaan
dengan menggunakan alat baru tersebut.
b. Teknik pengemasan vakum kripik pisang dapat menghasilkan produk dengan
masa simpan yang lebih lama dengan mutu yang baik. Dengan menggunakan
plastik tebal dan disealer serta dikemas dengan berat 75 g dan 100 g
diharapkan produk lebih menarik minat pembeli dan memberikan keuntungan
yang cukup.
c. Dengan kemasan yang memenuhi syarat, produk dapat dipasarkan ke
swalayan/supermarket sehingga produksi meningkat dan dapat menyerap
tenaga kerja lebih banyak
d. Rencana untuk pendampingan P-IRT, pihak pengabdi IbM akan
memfasilitasi proses ini, dari pengambilan formulir di Dinas Kesehatan
Bangli sampai ke proses penetapan P-IRT.

13
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan
Pengabdian di Desa Tiga ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang memiliki
usaha pembuatan kripik baik itu dari pisang, ketela, singkong dll, dimana prospek
pemasaran produk ini cukup besar. Dengan akan diberikannya kemasan yang
menarik dan diberikan ijin dari dinas kesehatan, produk kripik Desa Tiga
diharapkan di masa mendatang pemasaran produknya mulai meluas dan kalau bisa
keluar daerah Bali.
Pengenalan dan penerapan teknologi pembuatan kripik dapat diyakini
manfaatnya tidak saja dalam menambah keterampilan dan pengetahuan
masyarakat, tetapi juga mendorong masyarakat dibidang perdagangan produk
hasil olahan dan di kemudian hari diyakini akan menambah pendapatan keluarga
khususnya dan masyarakat desa pada umumnya.

7.2 Saran
Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini perlu ditindak lanjuti
melalui pembinaan yang lebih intensif oleh dinas terkait, bekerjasama dengan
Fakultas Teknologi Pertanian dan pemerintah daerah setempat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1998. Laporan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Periode I. Universitas


Udayana. Denpasar.
Astawan M dan Astawan, M.W., 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati
Tepat Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.
Budi Santoso, H. 1996. Buah Pisang dan Anggur Pisang. Teknologi Tepat Guna.
Penerbt Kanisius.
Saraswati. 1993. Membuat Pisang Sale dan Dodol Pisang. Bhratara. Jakarta.
Satuhu, S dan Supriyadi, A., 2004. Pisang. Budidaya, Pengolahan & Prospek
Pasar. Penebar Swadaya. Depok. Jakarta.

15
Lampiran 1. Instrumen dalam program pengabdian ini

Bahan-bahan untuk pengabdian : pisang (kapas, keladi, lumut), minyak goreng,


kapur sirih, VX, pewarna makanan, garam, gula, ”sune cekuh” (bawang putih dan
kencur), air, plastik pengemas, stiker/label, buku tulis, pulpen

Peralatan : kompor, pisau, pengiris pisang, ember, keranjang, timbangan, wajan,


sendok wajan, sendok makan, mesin pengiris pisang/umbi, sealer.

16
Lampiran 2. Personalia Program IbM

No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Keanggo Alokasi Waktu


(Pend. Terakhir) taan (jam/minggu)
1. I G A Lani Triani, S.TP, M.Si Teknologi Industri Ketua 14 jam/minggu
Pertanian

2 A.A. Made Anggreni, S.TP. M.Si Teknologi Industri Anggota 14 jam/minggu


Pertanian

3. Ni Made Indri Hapsari, S.TP, MP Ilmu dan Teknologi Anggota 14 jam/minggu


Pangan

Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan kelompok


mitra adalah di bidang manajemem usaha dan ilmu teknologi pangan. Seluruh tim
pelaksana program IbM ini memiliki kepakaran di bidang Teknologi Pertanian
dan berasal dari dua program studi yaitu Program Studi Teknologi Industri
pertanian dan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. I G. A. Lani Triani,
S.TP, M.Si adalah pakar di bidang teknologi industri pertanian yang telah
beberapa kali melakukan pengabdian tentang pengolahan produk beserta analisis
usaha produk hasil pertanian. Anggota tim A.A.M. Dewi Anggreni, S.TP, M.Si
adalah pakar di bidang pengelolaan hasil-hasil pertanian yang telah sering
melakukan penelitian tentang teknik pengemasan produk olahan hasil pertanian
dan dibantu oleh Made Indri Hapsari, S.TP., M.Si. yang beberapa kali juga
melakukan penelitian pengolahan produk olahan hasil pertanian serta pengemasan
dan penyimpanan produk hasil pertanian.

17
Lampiran 3. Foto – foto Pengolahan Kripik Pisang sampai Pengemasan
1. Bahan Baku Pembuatan Kripik

Gambar 1. Pisang Kapas Gambar 2. Pisang Keladi

Gambar 3. Pisang Ambon Gambar 4. Pisang Saba

2. Bahan Tambahan Pembuatan Kripik

Gambar 5. Vx Gambar 6. Kapur sirih Gambar 7. Pewarna makanan


3. Penimbangan Bahan dan Proses Pengupasan serta Pengirisan Bahan

Gambar 8. Penimbangan Bahan

18
Gambar 9. Pemisahan buah dengan tandan

Gambar 10. Pengupasan Kulit

Gambar 11. Pemisahan buah dengan tandan Gambar 12. Buah pisang kupas

Gambar 13. Pengirisan buah dengan alat sederhana

19
4. Proses Perendaman

Gambar 14. Perendaman dalam Air Kapur Sirih (± 10 menit)

5. Proses Pewarnaan (± 10 menit)

Gambar 15. Perendaman dengan pewarna makanan, Vx dan garam (± 10 menit)

20
6. Proses Penggorengan

Gambar 16. Penggorengan pisang menjadi kripik pisang selama ± 5 menit

7. Penirisan

Gambar 17. Penirisan kripik pisang dan diangin-anginkan selama ± 15 menit

21
8. Pencampuran Bubuk Bawang Putih (Sune) dan Bubuk Kencur (Cekuh)

Gambar 18. Pencampuran Bubuk Bawang Putih (Sune) dan Bubuk Kencur
(Cekuh) 1 : 3
9. Pengemasan

Gambar 19. Pengemasan kripik pisang ”sune cekuh”

22
Foto Label kemasan

Foto kripik kemasan 100 g

23
Lampiran 4. Artikel ilmiah dimuat dalam jurnal Udayanan Mengabdi

24
25
26
Lampiran 5. Anggaran penggunaan dana pengabdian 100%

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai