Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
perasaan’, sehingga rasa nikmat dan rasa sakit dapat diperhitungkan. Menurut
pengertian kardinalis ini semisal, bagi individu A nilai-utilitas dari ponsel, buku,
dan gelas adalah 12, 30, dan 15. Adapun menurut individu B nilai-utilitas dari
Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah para kardinalis tidak dapat
kajian baru dalam ilmu ekonomi yang hingga hari ini disebut sebagai ekonomi
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
membuka penjelajahan teoritis bagi ekonom kontemporer seperti Kenneth Arrow dan
tersebut tidak sehebat pergeseran dari teori nilai-kerja (ilmu ekonomi Klasik) kepada
merupakan perpanjangan tangan dari teori nilai-utilitas yang diciptakan oleh para
teori nilai-utilitas karena ada perbedaan subtansial antara kegunaan dan utilitas.
muncul sebelumnya yaitu pada masa ilmu Ekonomi Politik Klasik. Teori nilai-kerja
mengasumsikan sumber nilai berada pada ranah produksi, yaitu kerja yang menubuh
sumber nilai dari suatu komoditas, sehingga basis nilai berpindah dari ranah produksi
ke ranah konsumsi.
Ilmu ekonomi Neo-Klasik dengan basis teori nilai-utilitas ini sangat berpengaruh
menjadikan sistem perekonomian berfokus pada aras konsumsi dan bukan produksi,
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
maka pertukaran di pasar lebih diutamakan ketimbang sektor riil. Selain itu, nilai
komoditas lebih bersifat subjektif dan psikologistik. Suryajaya (2013: 247-248) juga
ekonomi hanya pada relasi pertukaran empirik di pasar. Akibatnya, sektor finansial
distribusi pendapatan yang tidak membaik dan inflasi yang tidak terkendali.
Menurut Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks (2012: 82-86 dan 410-412)
keterbukaan ekonomi Indonesia pada masa kolonial tidak mendapat respon baik dari
masyarakat, maka dari itu pada akhir abad ke-19 Indonesia masih tergolong sebagai
negara miskin. Begitu pun ketika pembangunan ekonomi sedang gencar di bawah
mengesankan. Sebabnya menurut Zanden dan Marks adalah juga hal psikologis. Pada
saat itu terjadi kepanikan yang menular dari kegembiraan irrasional menjadi
pesimisme irrasional. Pasar uang internasional melihat hal serius terjadi di Indonesia,
melepaskan rupiah.
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Bell dan Kristol [eds.], 1987: 7-11), bahwa krisis dari ilmu ekonomi dewasa ini
kenyataan ekonomi menjadi simbol, yaitu uang dan kredit serta berfokus pada
permintaan. Sehingga, hal lain dalam perekonomian seperti barang, jasa, produksi,
produksivitas, dan harga hanya menjadi variabel yang tergantung pada peristiwa
moneter. Akibat dari penerapan asumsi tersebut ialah terjadinya krisis pembetukan
modal dan produktivitas, yang pada akhirnya memperbesar jumlah pengangguran dan
kemiskinan.
Assar Lindbeck (1998: 13-22) ikut mengungkapkan kelemahan ilmu dan sistem
ekonomi dewasa ini berdasarkan kritik dari kaum Kiri Baru. Menurut pandangan
Marxian sistem ekonomi kini telah merusak lingkungan hidup maupun kualitas hidup
pekerja. Selain itu, oleh kaum Kiri Baru sistem ekonomi kini dituduh telah
Namun, kritik dari kaum Kiri Baru tersebut oleh Lindbeck dihadirkan pembelaannya.
Semisal Lindbeck (1998: 65) mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memisahkan
ekonomi dan politik, namun hubungan antara ekonomi dan politik itu sangat rumit
sehingga generalisasi yang dilakukan Fredrich von Hayek dan Marx tidaklah
mengungkapkan, bahwa Marx hanyalah seorang idealis naif yang gagal memahami
peran kapital, pasar, harga, dan uang dalam meningkatkan kemakmuran material
manusia.
Para Marxian tidak tinggal diam. Beberapa tokoh Kiri seperti Paul M. Sweezy
dan Paul Baran melakukan pembelaan. Sweezy (dalam Lindbeck, 1998: 141-144)
mengatakan, tak tepat bila Lindbeck membuat dikotomi antara Kiri Baru dan Kiri
Lama, yang tepat adalah radikal atau tidak. Para kaum radikal, yang dalam hal ini
menunjuk kaum Kiri, menurut Sweezy memandang dunia dengan cara yang berbeda.
Bagi para kaum radikal, dunia masa kini adalah hasil dari sejarah kapitalisme yang
tak lain adalah sistem yang dibangun atas penghisapan dan ketidakadilan yang
pasar yang menjadi basis kapitalisme tidak seharusnya dibiarkan sepenuhnya bekerja
dalam pemikiran Marxis tentang ekonomi yang tidak pernah lepas dari kekuasaan
politik yang disebut juga ekonomi politik. Bila ekonom hanya bergulat dengan
metode ilmu ekonomi dan menetapkan taktik guna mencapai pertumbuhan, ekonomi
politik melihat problem-problem yang lebih luas yang ditimbulkan sistem ekonomi.
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
politik dari Barry Clark. Skema tersebut mengklasifikasikan ekonomi politik Marxian
sebagai jenis ekonomi politik radikal. Pemikiran ekonomi politik Marxis menjadi
negara, keputusan produksi dan investasi tidak dilakukan melalui pasar dan para
ilmu ekonomi saat ini yang paradigmanya tidak mampu mengakomodasi persoalan
kenyataan ekonomi pada sektor riil. Persoalan yang dihadirkan solusinya bukan
terhadap kelas pekerja. Solusi tersebut satu di antaranya bagi para Marxis ialah
memperbesar peran negara secara radikal untuk mengontrol pasar. Seperti yang
dikatakan kaum Marxis kontemporer, Karl Polanyi (2003: 158-159), bahwa apabila
ada pembicaraan soal kemiskinan, maka peran negara harus dipertimbangkan, agar
ada cara untuk membuat si miskin memperoleh kehidupan. Hal tersebut juga diamini
oleh kaum Marxis kontemporer lain, Wim F. Wertheim (2008: 111) misalnya, yang
mengatakan bahwa dalam pembangunan industri dan pertanian pada negara Dunia
ekonomi.
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pertumbuhan ekonomi saat ini menjadi sangat sulit, karena sistem perekonomian
yang berlaku secara global kini mengarah pada neo-liberalisme yang meminimalkan
peran negara bahkan hingga negatif sama sekali. Dalam sebuah artikel berjudul The
pun mengatakan bahwa tantangan terbesar ekonomi politik radikal adalah keinginan
Selain itu, tantangan dari pemikiran ekonomi politik Marxis yang berkembang kini
ialah orientasi setiap kepala negara untuk menjadikan ekonomi negaranya terintegrasi
Atas dasar kerangka yang dipaparkan tersebut penelitian ini akan dilakukan.
Penelitian ini akan berkisar pada pembahasan ekonomi politik radikal yang berakar
pada ajaran Karl Marx. Ekonomi politik radikal tersebut menjadi suatu bentuk
pembelaan kaum Marxis kontemporer atas kritik yang menganggap ilmu ekonomi
Kiri tidak memungkinkan. Para Marxis kontemporer tersebut merujuk pada budaya
radikal baru yang dipelopori Paul M. Sweezy, orang-orang dalam Union of Radical
Political Economist (URPE), dan beberapa pemikir Marxis lain yang mencoba
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
membela ekonomi politik radikal dari kritik yang berakar dari pemikiran Neo-Klasik.
Pembelaan ini pun menjadi alternatif pemecahan persoalan ekonomi yang tidak dapat
diakomodasi oleh ilmu ekonomi arus utama yang kapitalistis. Alasan kuat untuk hal
tersebut seperti yang dikatakan Mark Skousen (2015: 199) bahwa setidaknya ada
empat hal yang tersisa dari Marxisme dan relevan dalam perkembangan isu
kesenjangan pendapatan.
Ekonomi politik dipilih karena ekonomi politik merupakan bagian dari ilmu
filsafat. Ekonomi politik menjadi bagian dari ilmu filsafat tak lepas dari adanya
Principles of Political Economy karya John Stuart Mill (Yustika, 2009: 1). Selain itu,
ilmu ekonomi murni. Seperti yang dikatakan M. Dawam Rahardjo (dalam Lindbeck,
1998: xxviii) bahwa ilmu ekonomi yang berlaku secara resmi dan normal tidak
mampu menemukan masalah realitas yang dihadapi masyarakat. Ilmu ekonomi hanya
secara teoritis karena tidak dapat menjelaskan bagaimana interaksi produsen dan
Neo-Klasik tersebut juga menjadi titik tolak pemisahan kajian ekonomi dengan
politik sehingga menjadi ilmu ekonomi murni. Alfred Marshall sebagai orang yang
Matematisasi ekonomi tersebut seperti yang sudah dijelaskan di awal diteruskan oleh
dari penerapan teori nilai-utilitas. Penelitian ini akan merunut proses teori
yang kini berlaku. Teori nilai-utilitas Neo-Klasik ini pun menjadikan asumsi tentang
ekonomi politik tertuju pada pencarian keuntungan, seperti yang dilakukan negara
penganut kapitalis saat ini. James A. Carporaso dan David P. Levine (2008: xiii)
Marxis, dan bagaimana pemikiran tersebut dipertahankan oleh para pelopor ekonomi
politik radikal untuk mengkritik sistem ekonomi kini terutama dalam hal asumsi
tentang basis nilai. Penelitian ini akan mencoba menjelaskan asumsi Marx tentang
Marxis ini akan dibatasi pada dampak penerapan teori nilai-utilitas terhadap
bagaimana teori nilai-utilitas yang menjadikan nilai suatu komoditas bersifat subjektif
1. Rumusan Masalah
2. Keaslian Penelitian
Hingga penelitian ini dimulai, belum ada yang membahas kritik para penganut
ekonomi politik Marxis terhadap teori nilai-utilitas yang hingga kini diterapkan.
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Adapun beberapa karya yang mempunyai kedekatan dalam hal persoalan yang
dibahas, ialah:
a. Asal Usul Kekayaan (2013), sebuah buku karya Martin Suryajaya yang
memaparkan teori nilai dari ilmu ekonomi Klasik hingga kontemporer. Suryajaya
metode relaisme kritis yang dikemukakan seorang Marxis, Ram Roy Bhaskar. Selain
itu, Suryajaya juga membuat argumen yang merupakan rehabilitasi teori nilai
sebuah skripsi di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Inri Inggit Indrayani. Skripsi ini
pasar. Skripsi ini memang menggunakan kerangka ekonomi politik, namun skripsi ini
melihat ekonomi politik lebih spesifik pada kebijakan ekonomi politik suatu negara.
Selain itu, skripsi ini pun tidak memperkuat pemikiran Marx yang menjadi akar
Friedrich Schumacher (2013), sebuah tesis Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan Politik Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Andreas Budi Widyanta. Tesis
sosialis, namun orientasinya pada kerusakan alam akibat ekspoitasi yang dilakukan
kapitalis. Tesis ini pun mengkritisi sistem ekonomi kapitalisme yang dianggap
kapitalisme dari sudut pandang sosialisme, namun tesis ini lebih berfokus pada krisis
d. Political Economy and New Capitalism (2000) sebuah kumpulan esai yang
dibuat untuk menghormati Sam Aaronovich dan disunting oleh Jan Toporowski.
pemikiran Sam Aaronovich, seorang veteran ekonom sayap Kiri. Aaronovich melihat
pemikiran sayap Kiri ortodoks. Sekalipun kumpulan esai ini memaparkan kritik
ketenagakerjaan dan instabilitas exchange rate, tetapi kumpulan esai ini tidak
kumpulan esai ini kajiannya hanya berfokus pada kebijakan ekonomi politik Uni
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, penulis buku ini juga memparkan kelemahan
menerapkan ajaran Marxisme karena dalam ajaran Marxisme setiap orang diberikan
kesempatan yang sama untuk memabangun potensinya. Buku ini memang mendedah
konsekuensi dari kapitalisme global, namun yang disoroti lebih banyak dalam hal
sosial politik daripada menelusuri secara teoritis ketimpangan sosial yang disebabkan
kapitalisme itu.
Neoklasik (2011) sebuah skripsi yang ditulis Ahmad Baiquni untuk memperoleh gelar
kepincangan dari asumsi-asumsi dasar mazhab ilmu ekonomi Neoklasik dari sudut
pandang filsuf Indonesia yaitu Hidayat Nataatmadja. Kelemahan yang paling banyak
disoroti ialah asumsi tentang manusia sebagai pelaku ekonomi. Manusia oleh ilmu
Skripsi ini juga memperlihatkan kelemahan asumsi ilmu ekonomi Neoklasik tentang
nilai, namun nilai yang dimaksudkan ialah nilai dalam hal moralitas.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dikerjakan dengan harapan dapat memberikan manfaat, antara lain
ialah:
b. Bagi ilmu, penelitian ini dapat memperkaya kajian tentang kekuasaan politik
diharapkan akan muncul ekonom yang lebih banyak memerhatikan sektor riil
B. TUJUAN PENELITIAN
nilai-utilitas dan bagaimana para pemikir ekonomi politik radikal yang dalam hal ini
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
para Marxis mengkritisinya. Penelitian ini juga ingin menjawab tiga rumusan masalah
yang telah dikemukakan sebelumnya, sehingga akan dijelaskan secara utuh tentang:
neo-liberalisme global.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Ekonomi politik menurut J. L. Hanson (dalam Jan-Erik Lane dan Svante Ersson,
1994: xi-xii) merupakan istilah lama dari ilmu ekonomi. Pada awal kemunculannya
ekonomi politik yaitu pada masa ilmu ekonomi Klasik, para pemikir saat itu seperti
Marx, Ricardo, dan Mill harus berusaha keras mengemukakan tinjauan-tinjauan dan
sejak abad kesembilan belas mulai surut dan berganti menjadi ilmu ekonomi yang
dikenal saat ini.Hal senada juga diungkapkan Ahmad Erani Yustika (2009: 1-2):
Pendekatan ekonomi politik yang merupakan bagian dari filsafat kini sudah
kian pudar dan digantikan oleh ilmu ekonomi murni (economics). Perbedaan
terpenting dari ilmu ekonomi murni dan ekonomi politik ialah dalam hal
pandangannya terhadap struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat.
Ekonomi politik percaya bahwa struktur kekuasaan memangaruhi pencapaian
ekonomi, sedangkan ilmu ekonomi menganggap struktur kekuasaan dalam
masyarakat adalah given.
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perlu diketahui bahwa ekonomi politik bukan berarti merupakan integrasi antara
disiplin ekonomi dan disiplin politik. Ide yang diketengahkan dalam pendekatan
ekonomi politik justru pemisahan antara ilmu ekonomi dan ilmu politik secara
pemisahan ekonomi dan politik dalam kajian ekonomi politik menjadi mungkin.
Carporaso dan Levine mencatat konsep-konsep yang ada dalam ilmu politik dan ilmu
ekonomi. Dalam ilmu politik ada tiga pandangan tentang politik, yaitu: politik
sebagai kekuasaan, politik sebagai publik, dan politik sebagai alokasi nilai oleh pihak
yang berwenang. Ilmu ekonomi pun setidaknya memiliki tiga pandangan tentang
Dalam kerangka ide pemisahan ekonomi dan politik, menurut Levine dan
Carporaso tak tepat bila memandang ekonomi sebagai kalkulasi pribadi. Ekonomi
sebagai kalkulasi akan membawa dampak ekonomi lebih dominan daripada politik.
Pendekatan kalkulasi ekonomi berusaha menjelaskan apa yang manusia lakukan dan
tindakan itu. Pendekatan kalkulasi ekonomi menundukkan politik dan yang menjadi
titik tolak adalah kepentingan tiap-tiap pelaku pasar. Pendekatan yang tepat untuk
merealisasikan ide pemisahan ekonomi dan politik menurut Carporaso dan Levine
ekonomi sebagai bidang sosial dan bukan kegiatan material seperti kalkulasi ekonomi
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
digunakan dalam awal kemunculan ekonomi politik yaitu sekitar abad ke-18. Marx
dan Engels misalnya, dalam Communist Manifesto (1848) menjelaskan dampak dari
Kelahiran ekonomi politik pada abad ke-18 dan berlanjut pada abad ke-19 adalah
suatu implikasi dari revolusi industri yang telah memberikan dampak besar pada
kegiatan politik yang membawa kapitalisme pada puncaknya bukan dari kelas pekerja
melainkan dari golongan borjuis. Adapun bagi kelas pekerja, revolusi industri yang
Ekonomi politik pada ilmu ekonomi Klasik ditentukan oleh teori nilai-kerja yang
diawali oleh William Petty dan diakhiri oleh Marx. Teori nilai-kerja yang
menempatkan basis nilai pada aras produksi telah membawa kekhasan pada ekonomi
politik Klasik. Dari semua momen besar ekonomi politik yaitu produksi, distribusi,
sirkulasi, dan konsumsi, bagi ekonomi politik Klasik produksi yang menentukan
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
semua momen itu. Marx pun berpikir demikian, bahwa produksi adalah titik
sebagai karya akbarnya, Marx mengkritisi kapitalisme abad ke-19. Sebelum menulis
Kapital Marx mempelajari berbegai teori tentang nilai, maka dari itu bab pertama dari
Kapital I bicara soal nilai (labour of theory value). Marx (2004: 3-7) membuka
Kapital I dengan menyatakan bahwa dalam masyarakat dengan sistem kapitalis yang
menjadi fokus adalah timbunan dari komoditi, maka penyelidikan akan komoditas
suatu komoditi mempunyai nilai-pakai apabila ada kerja abstrak yang terejawantah di
dalamnya. Lalu untuk mengukur besaran nilai tersebut adalah dengan menghitung
Ekonomi Politik Klasik mulai dikritisi oleh para penerus teori nilai-utilitas
nilai-utilitas modern dengan membedakan antara nilai dan harga sebagai perlawanan
tersebut telah membuat nilai sebagai fenomena yang berakar pada ranah konsumsi,
dan melalui perspektif calon konsumen. Tradisi teori nilai-utilitas Condillac terhadap
nilai diteruskan oleh Jean-Baptise Say yang mengatakan bahwa tak perlu titik pijak
rasional yang objektif dalam menentukan utilitas, karena semua orang mempunyai
hasratnya sendiri-sendiri. Nilai ditentukan oleh utilitas, dan utilitas ditentukan oleh
hasrat individu. Para pendahulu teori nilai-utilitas belum dapat memaparkan sarana
pengukur nilai yang subjektif tersebut, maka hadirlah para pemikir teori nilai-utilitas
modern yaitu W. S. Jevons, L. Walras, dan C. Menger yang disebut juga marginalis
Mazhab Austria.
Teori nilai-utilitas tersebut dianggap sahih hingga kini bahkan diwujudkan dalam
Hukum utilitas marginal tersebut dianggap paling tepat untuk dipalajari. Paul A.
utilitas marginal bagi para ekonom hanya sebagai dugaan paikologis, namun hukum
Pakar ekonomi saat ini menurut Samuelson dan Nordhaus menganggap tidak lagi
penting untuk menjelaskan sarana pengukur utilitas. Hal yang penting bagi teori
permintaan konsumen menurut ekonom mayoritas saat ini adalah lebih banyaknya
Bangsa Eropa menggunakan prinsip ini untuk menerangkan nilai barang dan jasa
dalam sistem kapitalis. Penawaran dan permintaan marginal menjadi basis keputusan
marginalitas, yaitu problem distribusi kesejahteraan. John Bates Clark dan Ludwig
von Mises adalah ekonom Amerika yang berusaha memecahkan problem distribusi
riil akan diterima mereka yang produktivitasnya tinggi dan yang produktivitasnya
tetap. Clark dan Mises dengan itu telah menghadang argumen eksploitasi tenaga kerja
menurut Marx.
Solusi yang diajukan Clark dan Mises tetap saja membela keberlangsungan
berbagai sisi. Dari Abad ke-20 sederet nama seperti Rudolf Hilferding, Isaak Illich
Rubin, Maurice Dobb, dan Paul Sweezy mewarnai sejarah perdebatan nilai Marxian.
Perdebatan tersebut terus berlangsung hingga abad ke-21 yang diramaikan oleh
Guglielmo Carcadi, Duncan Foley, Gerard Dumenil, Andrew Kliman, dan Simon
Mohun. Perdebatan tentang nilai ini dipertahankan karena konsep nilai-kerja menjadi
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
landasan teoritis dari totalitas kajian ekonomi politik Marx (Elson dalam Suryajaya
2013: 253-254).
yaitu Paul Baran. Baran melalui karyanya Political Economy of Growth (1973:
teorinya agar tidak ada kesalahan yang merusak struktur dari ilmu ekonomi
Neo-Klasik, pembenaran atas marginalitas pun telah dianggap hal yang sebaiknya
dilakukan. Oleh karena itu, tidak ada aliran radikal dapat ambil bagian dalam ilmu
ekonomi. Baran pun menganggap sistem kapitalisme sebagai suatu monopoli. Selain
itu Baran juga mencoba mengontruksikan isu sentral dalam sosialisme dan
Persoalan yang hendak dijawab dalam penelitian ini berkisar pada konsekuensi
spesifik lagi dalam persoalan pendistribusian kesejahteraan dan efek yang mungkin
diterima kelas pekerja ketika teori nilai-utilitas juga berlaku di pasar tenaga kerja.
D. LANDASAN TEORI
Marx tidak hanya mengikuti tradisi ekonomi politik yang ada pada ilmu ekonomi
Klasik, tapi juga mengkritisi ekonomi politik pada saat itu. Freidrich Engels dalam
Engels, ekonomi politik dalam arti paling luas adalah ilmu mengenai hukum-hukum
yang menguasai produksi dan pertukaran. Engels juga menganggap ekonomi politik
setiap negara pada keadaan tertentu adalah berbeda, oleh karena itu Engles melihat
ekonomi politik pada dasarnya sebagai ilmu sejarah. Ekonomi politik harus
menyelidiki hukum yang mendasari proses produksi dan pertukaran suatu masyarakat
manusia dalam keadaan sejarah tertentu. Pertukaran setiap zaman berbeda, Engels
melihat hukum yang berlaku untuk produksi dan pertukaran dalam masyarakat
kapitalis adalah persaingan bebas. Persaingan bebas inilah yang menurut Engels
perbedaan-perbedaan kelas.
menyorongkan teori nilai-kerja yang menempatkan basis nilai pada aras produksi.
sebagai kritik ekonomi politiknya. Marx menolak argumen Say, seperti yang
menempatkan basis nilai pada proses konsumsi. Dengan nada satire Engels
mengatakan bahwa Say tak dapat menjelaskan dengan masuk akal proses konsumsi
Bernice Shoul dalam artikelnya Karl Marx and Say’s Law (The Quarterly
Journal of Economics, Vol. 71 No. 4 November 1957) menyebutkan posisi Marx yang
dualis terhadap hukum yang diciptakan Law. Berdasarkan pendapat Marxis kekinian,
satu sisi Marx menolak implikasi dari hukum Say yang menutupi hakikat sistem
kapitalisme. Di sisi lain Marx membangun model ekonomi miliknya di dalam krisis
yang akan terjadi apabila hukum Say beroperasi dan di dalam asumsi equilibrium
Selain menolak Say, Marx pun berfokus pada teori yang dikemukakan David
Ricardo. Marx melihat dalam pemikiran Ricardo tentang kelas, kelas pekerja
Pemikiran Ricardo tersebut bagi Marx paling tepat bagi kapitalis untuk melakukan
eksploitasi. Ricardo seperti yang ditulis Dowglass Dowd dalam Capitalism and It’s
Ricardo tersebut hanya membuat suatu negara menjadi kaya dengan mengorbankan
dalam hal perhatiannya terhadap nilai-tukar. Dalam Kapital jilid pertama (2005:
xx-xxi) Ricardo menjadi sasaran kritik Marx dan menelurkan the labor theory of
komoditi untuk memperkirakan harga pasar, tapi Ricardo luput dengan kontradiksi
Nilai-tukar erat kaitannya dengan nilai-pakai yang dijelaskan Marx (2005: 15-16)
sebagai bentuk objektif dari benda yang hadir di hadapan manusia. Bentuk objektif
dari benda dapat menjadi komoditas apabila benda tersebut mempunyai sifat rangkap,
sebagai objek yang berguna dan mengandung nilai secara bersamaan (Werträger).
Suatu komoditi dikatakan memiliki nilai apabila komoditi itu mengandung zat sosial
yang tak lain adalah kerja manusia. Nilai suatu komoditas hanya muncul dalam
antarkomoditas ini sebagai nilai-tukar. Dengan dasar teori tentang nilai-tukar tersebut
berkompetisi di pasar. Kesejehteraan kelas pekerja menjadi tak diperhatikan oleh para
nilai-lebih dari pekerja dan mengakumulasi kapital (Levine dan Carporaso, 2008:
131).
Dari pemaparan pemikiran Marx tentang nilai, Sidney Hook (1955: 28-31)
dan depresi periodik, dan monopoli pertumbuhan, Marx peroleh dari teorinya tentang
nilai. Marx berasumsi bahwa nilai dari suatu komoditas ditentukan oleh waktu-kerja
komoditas, dan nilainya ditentukan sama seperti menilai komoditi lain yaitu
waktu-kerja, maka dari itu kerja menjadi hal yang bersifat sosial. Pekerja menerima
dengan nilai yang dapat menafkahi ia dan keluarganya. Akan tetapi kapitalisme
Sebesar apapun usaha para pemikir ekonomi politik Klasik mencoba untuk
namun ekonomi politik Klasik dianggap telah mengabaikan teori tentang harga dan
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
analisis marginal. Menurut Mark Skousen (2007: 105-106) ekonomi politik Klasik
telah membuat dikotomi yang salah antara ‘produksi untuk memperoleh keuntungan’
dan ‘produksi untuk penggunaan’. Dengan model ekonomi politik Klasik, kapitalis
tentu saja tidak bisa memperoleh keuntungan dari memenuhi kebutuhan konsumen.
Maka dari itu, agar kapitalis dapat bertahan, diperlukan teori baru ekonomi yang
menjelaskan hubungan antara kapitalis, tuan tanah, dan pekerja, tapi juga
memberikan keuntungan.
ekonomi Neo-Klasik yang diawali oleh Revolusi Marginal. Loncatan besar ilmu
Hasrat, kelangkaan, dan faktor psikologis lain menjadi basis nilai suatu komoditas itu.
Seperti pernyataan Bill Dunn dalam Global Political Economy: A Marxist Critique
(2009: 19):
pamor, pemikiran Marxis pun semakin tak mempunyai masa depan bersama
Lavine dalam The Future of Marxism (2003: vi) bahwa setiap orang dewasa ini
mengetahui bahwa Marxisme telah selesai. Segala hal yang benar dalam pemikiran
Marx sudah sangat lama dan terasimilasi pada tradisi pemikiran utama, dan bahwa
segala hal lain dalam Marxisme telah dibuktikan salah melalui keraguan yang
rasional.
Mazhab Austria untuk mewujudkan ilmu ekonomi murni yang dikenal saat ini. Ilmu
ekonomi murni berfokus pada matematisasi permintaan dan penawaran di pasar agar
Di lain pihak, para Marxis kini terus mengkritisi sistem kapitalisme yang
Marxism (1985: ix-x) menyatakan bahwa tradisi Marxisme kekinian mencoba untuk
pada suatu keadaan tertentu dan apa yang umat manusia tuju. Selain itu, tradisi
Marxis kini menurut Renick dan Wolff berorientasi untuk merespon problem teoritis
yang ada pada generasi pemikir Marxis tersebut, namun tidak menutup kemungkinan
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
juga untuk menanggapi problem yang sudah ada sebelumnya. Selain merespon
persoalan, generasi pemikir Marxis kini juga mencoba membuat solusi dari
problem-problem tersebut.
yang memahami persoalan teori nilai dan mencoba mengajukan solusi. Political
Economy and Capitalism (1937) adalah karya Dobb yang berkontribusi besar
kembali teori nilai dalam ilmu ekonomi, hakikat ilmu ekonomi Klasik (terutama
hubungannya dengan ekonomi Marxis), teori dari krisis ekonomi, tren utama dan
Selain Maurice Dobb, Duncan Foley menjadi satu di antara nama Marxis yang
ikut tergabung dalam perdebatan tentang nilai pada abad ke-21. Seperti yang
dikatakan Tracy Mott (Labour/Le Travail, Vol. 22, 1988: 369-370), dalam ulasannya
terhadap buku Foley yang berjudul Understanding Capitalism (1986), bahwa Foley
membangun dengan baik argumen bahwa pekerja memproduksi nilai dalam ekonomi
kapitalis. Ide-ide Marx dihadirkan oleh Foley terutama tentang fetisisme komoditas.
Foley pun tak hanya mengontraskan antara teori Marxian dengan teori keuntungan
Foley secara melihat labour theory of value sebagai ide tentang keseluruhan nilai
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang benar-benar bertambah dan merepresentasikan total waktu kerja, nilai ini
labor values).
berproduksi suatu masyarakat manusia pada suatu zaman tersebut akan menjadi titik
pijak penelitian ini. Pemikiran Marxisme tersebut digunakan dalam melihat cara
berproduksi kapitalisme global kini dengan asumsi tentang basis nilai komoditas,
maka yang dimanfaatkan ialah pemirkiran Marxis kontemporer yang andil dalam
E. METODE PENELITIAN
pustaka primer dan pustaka sekunder. Pustaka primer adalah buku, hasil
Dobb. Selain itu, objek material ini akan menggunakan tulisan yang
ditulis Ben Fine di Review of Social Economy, Vol. 52, No. 3 1994, The
Amarta Sen, dan Capitalism and It’s Economics: A Critical History (2000)
atau artikel, sebagai rujukan kedua setelah pustaka primer, yang berguna
kunci dalam pustaka primer. Sumber sekunder itu dapat berupa kepustakaan
yang sifatnya lebih umum seperti buku-buku pengantar dan sejarah ekonomi
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
digunakan.
2. Jalan Penelitian
sebelumnya.
primer dan atau sekunder. Data yang sekiranya tidak sesuai akan
sintesiskan.
4. Evaluasi kritis: setelah data primer dan sekunder melalui sintesis, maka
3. Analisis Hasil
saat ini.
nilai-utilitas
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab pertama berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, rumusan
masalah yang hendak dijawab, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
Bab kedua berisi penjelasan tentang sejarah munculnya teori nilai dalam ilmu
ekonomi dan selanjutnya berfokus pada kemunculan teori nilai-utlitas yang diawali
pada masa ilmu ekonomi Neo-Klasik dan proses bertahannya teori nilai-utilitas
hingga kini. Uraian-uraian pada bab ini merupakan jawabanatas pertanyaan pertama
Bab ketiga berisi uraian tentang konsep ekonomi politik dalam kerangka
pemikran Marxisme dan hubungannya dengan teori nilai. Selain itu, bab ketiga ini
Kritik Ekonomi Politik Radikal terhadap Penerapan Teori Nilai-Utilitas: Suatu Kajian Ekonomi Politik
Marxisme
EVA HUDAEVA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pemikiran ekonomi politik Marxisme kini. Uraian-uraian pada bab ini merupakan
Bab keempat yang sekaligus inti dari penelitian akan berusaha menjawab
pertanyaan ketiga dari rumusan masalah, yaitu mengenai kritik yang dilancarkan para
kesejahteraan dan kelas pekerja. Selian itu, pada bab ini akan terjadi reflesi kritis
terhadap kritik yang dicetuskan para pemikir ekonomi politik Marxis saat ini
Bab kelima sekaligus bab terakhir akan meringkas diskusi tentang kritik para
pemikir ekonomi politik Marxis terhadap penerapan teori nilai-utilitas. Selain itu, bab