Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN TEORI KRUGMAN

MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN II

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan II

Dosen Pengampu: Dr. Sugeng Setyadi, S.E, M.Si

Disusun oleh:

Khasanty Murtafiah (5553160044)

Kelas: IV B

JURUSAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2018
RANGKUMAN TEORI KRUGMAN “Teori Pembangunan Tinggi”

Albert Hirschman adalah seorang ekonom yang menulis buku mengenai


The Strategy of Economic Development. Buku ini sebenarnya mudah dipahami
namun tidak sesuai dengan krisis pembangunan ekonomi yang ada pada saat itu,
teori dari buku ini malah semakin merusak. Tulisan ini berbicara tentang sejarah
dan evolusi dalam ekonomi pembangunan. Seorang ekonom bernama Krugman
(1993) membuat teori yang disebut dengan “Teori Pembangunan Tinggi” teori
Krugman ini sangat meyakinkan bahkan sekitar 15 tahun sekitar tahun 1940an-
1950-an teori ini sangat berpengaruh dikalangan ekonom dan pembuat kebijakan.
Sampai pada tahun 1950-an para ahli teori pembangunan tinggi kesulitan untuk
mengekspresikan gagasan mereka. Para ahli tidak melakukan transisi, akibatnya
teori pembangunan tinggi sebagian besar dihilangkan dari ekonomi.

Hirschman muncul dengan gagasan yang cemerlang, ia melakukan


penolakan terhadap dorongan menuju ketelitian. Bersama beberapa orang lainnya,
terutama Myrdal, ia tidak menunggu pengasingan inteektual.

 Kehidupan dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi

Kejayaan teori pembangunan tinggi berlangsung selama 15 tahun, dari


kertas mani Rosenstein Rodan (1943) sampai Teori Strategi Hirschman (1958).
Teori pembangunan tinggi digambarkan bahwa pembangunan diseut sebagai
lingkaran yang baik yang didorong oleh ekonomi eksternal yaitu modernsasi akan
menghasilkan modernsasi, menurut saya maksudnyya adalah setiap zaman akan
mengalami modernasasi dari waktu ke waktu, setiap waktu/ zaman selalu
menghasilkan modernsasi yang membantu pembangunan ekonomi.

Teori Myrdal (1957) menekankan pentingnya “sebab akibat melingkar dan


kumulatif”, tdak seperti Hirschman (1958) yang memberikan banyak contoh
konkret tentang bagaimana teori itu muncul. Dalam teori pembangunan tinggi,
stagnasi berasal dari interaksi antara produsen individu dan pasar, dimana prodksi
tradisional membayar upah lebih rendah namun kurang produktif dibandingkan
dengan pasar modern, dengan produktivitas yang lebih besar maka upah dan
ongkos produksi yang dibayarkan juga lebih besar. Rosenstein Rodan (1943)
menggambarkan argumennya yang mendukung investasi yang terkoordinasi,
diilustrasikan dengan pekerja yang menganggur masuk kedaam pabrik yang
besar, maka mereka akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dibandingkan
sebelumya. Asumsi skala ekonomi ini mengandung pernyataan bahwa pabrik
harus didirikan dalam skala besar dan asumsi dualisme, tertanam bahwa pekerja
didapat dari para pengangguran atau pekerja pertanian. Teori Rosenstein Rodan
ini disebut dengan teori Big Push. Disatu sisi, Arthur Lewis yang terkenal dengan
“Pembangunan ekonomi dengan tenaga kerja tak terbatas” yang menekankan
duaalisme.

Rosenstein Rodan menyiratkan bahwa program investasi yang terkoordinasi


dan berbasis luas (Big Push) akan dibutuhkaan. Hirschman tidak setuju dengan
teori ini dengan alasan bahwa mempromosikan beberapa sektor utama dan beralih
ke sektor lain untuk memperbaiki disekuilibrium yang dihasilkan oleh investasi
ini merupakan pendekatan yang tepaat. Hirschman menyusun bukunya dengan
argumen yang disebut “pertumbuhan seimbang”. Pada akhir 1950-an, ia semakin
bertentangan dengan teori pertumbuhan tinggi. Pada saat ini tingkat pengembalian
ekonomi meningkat.

Hirschman mengutip konsep yaitu “hubungan”. Pengikut Hirschman


mengidentifikasi konsep ini secara langsung dalam tabel input-output. Keterkaitan
ekonomi kedepan didefinisikan oleh Hirschman yang melibatkan interaksi antara
skala dan ukuran pasar, dalam hal ini melibatkan kemampuan industri untuk
mengurangi biaya agar mendorong keuntungan yang lebih besar.

 Evolusi Kesalahan

Ada makalah menarik yang berjudul “ Evolusi ketidaktahuan Eropa tentang


Afrika”. Makalah ini berisi tentang peta Eropa di benua Afrika yang berevolusi
dari abad 15 sampai 19. Pada abad ke-15, peta afrika masih tidak akurat, baik
mengenai jarak, daerah, garis pantai dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu,
seni pembuatan peta menjadi lebih baik. Garis pantai Afrika mulai di eksplorasi.
Perbaikan dalam pembuatan peta meningkatkan standar untuk mengumoulkan
data yang lebih valid. Pada akhir abad ke 19, Afrika yang disebut plaing gelap
karena tidak jelas bentuk petanya sudah mulai di eksplorasi dan dipetakan secara
akurat. Antara tahun 1940an dan 1970an sesuatu terjadi pada ekonomi. Kenaikan
standar pemikiran menyebabkan pemahaman yang lebih baik, dengan bertahap
daerah yang disebut gelap ini dapat dieksplorasi kembali.

Ilmu ekonomi selalu unik diantara ilmu yang lain karena tergantung pada
model matematis. Teori David Ricardo tentang keunggulan komparatif dan sewa
lahan adalah yang diinginkan oleh setiap ekonom modern. Pada awal abad ke-20
analisis ekonomi ditandai oleh ketidakjelasan. Dalam kasus Alfred Marshall, yang
mendominasi ekonomi sampai pada tahun 1930an, Marshall memanfaatkan banya
pemikirannnya secara pribadi dan menyelipkannya ke dalam buku-bukunya.

Ahli teori pembangunan tinggi mengikuti teladan Marshall. Ciri mencolok


dari pembangunan tinggi adalah kepatuhan terhadap gaya non matematis, padahal
ekonomi menjadi jauh lebih matematis dari waktu ke waktu. Dalam kasus
Marshall, Hirschman mmberkan kontribusi signifikan terhadap teori devaluasi
formal pada tahun 1940an. Sementara Fleming membantu menciptakan model
nilai tukar mengambang. Bidang pengembangan itu menhasilkan model
perencanaan matematis seperti model pertumbuhan tipe Harrord Domar. Masalah
utamanya adalah struktur pasar. Dari Ricardo sampai tahun 1975, yang diketahui
para ekonom adalah pasar persaingan sempurna dimana pasar mengambil harga
yang telah ada. Ada juga teori mengenai pasar monopolis individual yang tidak
ada pesaingnya, namun tidak ada teori mengenai pasar oligopoli dimana
perusahaan besar juga menghadapi pesaing yang besar yang dapat menentukan
harga dan jumlah output. . Padahal dalam perilaku agregat lebih banyak pasar
oligopoli dibandingan pasar monopoli. Sejak pertengahan 1970 para ekonom telah
menembus penghalang disejumlah bidang misalnya perdagangan internasional,
pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya. Pada tahun ini para ekonom memiliki
teori-teori yang masuk akal akan tetapi sulit untuk mengungkapkannya. Pada
tahun 1960 Rosenstein Rodan berpikir untuk membangn pabrik dalam skala kecil
yang pasarnya memadai yang artinya masuk dalam pasar persaingan tidak
sempurna.

 Methapor dan Model

Para ekonom menekankan apa yang mereka ketahi untuk dijadikan sebuah
model yang lebih sederhana. Usaha ilmiah yang biasanya sukses diuraikan adalah
fisika dasar. Tujuan dari fisika dasar adalah deskripsi lengkap tentang apa yang
terjadi. Setiap model sistem sampai pada tibgkat tertentu adalah pemalsuan, setiap
pemilihan mdel meakili campuran penghakiman dan kompromi. Kriteria untuk
model yang baik adalah secara subjektif karena ini adalah model yang bagus jika
berhasil menjelaskan atau merasionalisasi.

Pembangunan model, pada tahap awal, melibatkan evolusi ketidaktahuan


dan pengetahuan , dengan intuisi yang kuat dan pemikiran yang dalam
pandangannya leih banyak yang hilang daripada yang didapat, maka Albert
Hirschman melakukan penolakan terhadap ekoomi arus utama

 PUSH BESAR (BIG PUSH)

Pada akhir 1950-an teori pembangunan tinggi berada dalam posisi yang
sulit, ekonomi arus utama bergerak ke arah permodelan yang semakin formal dan
hati-hati. Respons dari beberapa teoritikus perkembangan paling cemerlang,
terutama Albert Hirschman hanya memilih keluar dari arus permasalahan utama,
akhirnya teori pembangunan tinggi mulai memudar. Namun ternyata ekonomi
arus utama akhirnya menemukan tempat untuk teori pembangunan tinggi. Contoh
model klasik teori pembangunan tinggi: Dorongan Besar Rosenstein-Rodan.
Model ekonominya terdiri dari seperangkat asumsi tentang pasokan sumberdaya
seperti teknologi, permintaan dan struktur pasar.

Sumberdaya satu-satunya dalam ekonomi adalah tenaga kerja, tenaga kerja


adalah persediaan total tetap. Sumberdaya ini dapat dipekerjakan dari dua sektor
yaitu sektor tradisional dan sektor modern. Sumberdaya yang lain adalah
Teknologi, disektor modern , biaya rata-rata tenaga kerj menurun dalam skala
produksi karena adanya teknologi. Setiap barang mendapat porsi konstan dalam
jumlah otput yang besar, maka modelnya akan statis yang artinya pendapatan
sama dengan pengeluaran.

Struktur Pasar. Sektor tradisional dicirikan dengan pasar persaingan


sempurna yang pasokan barang dan harganya ditentuan oleh pasar. Sebaliknya,
seorang pengusaha tunggal dapat menghasilkan kebaikan disektor modern. Harga
produsen tidak dapat ditentukan seenaknya karena harga dari setiap produsen
relatif sama. Walaupun dalam sektor modern, perusahaan dapat menghasilkan
output lebih banyak dengan tenaga kerja lebih sedikit dibanding dengan produsen
yang menggunakan sektor tradisional akan tetapi produsen yang menggunakan
sektor modrn harus membayar upah yang lebih kepada tenaga kerja di sektor
modern.

Para ekonom cenderung menganggap teori dorongan besar itu pada


dasarnya tidak masuk akal, non-eknom cenderung berpikir bahwa teori dorongan
besar selalu melibatkan efek samping. Artinya para ekonom terlunci dengan
model tradisional mereka.

Para ekonom yang tertarik pada gagasan penyederhanaan masih terserap


hanya pada pasar persaingan sempurna. Mereka yang tertarik dengan teori
Hirschman menjadi tidak teralu peduli dengan kekonyolan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai