DAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA PASIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas
Dosen Pembimbing : Riza Arisanty Latifah, M. Kep., Ners
Oleh:
INDAH YULINDA PRAMESTI
NIM. 200721026
A. Konsep Kehamilan
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa dimana dimulainya konsepsi sampai dengan
lahirnya janin yang ada dikandungan. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau
40 minggu atau 9 bulan 7 hari,mulai dihitung dari hari pertama haid terakhir
( Saifuddin, 2012).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari)
dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung antara 28 dan 36
minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan post matur (Manuaba, 2015).
2. Tanda – Tanda Kehamilan
a. Tanda Kehamilan Tidak Pasti
1) Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis.
Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
disebut morning sickness
3) Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam sering terjadi
pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
4) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan- bulan
pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5) Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi
anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
6) Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
7) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum. Areola mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea griea).pigmentasi
ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
9) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada
triwulan pertama.
10) Varises. Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan
terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki
dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada
kehamilan terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-
kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda
( Wiknjosastro, 2015).
3) Trimester ketiga
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan
saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa
factor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai
berikut:
3. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro, 2015)
D. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
padakeadaan hamil muda yang terjadi terus menerus dan dapat menyebabkan efek
yang cukup membahayakan ibu hamil, seperti contohnya dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan
kehilangan karena muntah menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu jug adapt
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan
operatif (Wiknjosastro, 2015).
E. Manifestasi Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh,
sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,
lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium
dalam hawa pernafasan, karena pempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin
menurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopati werniche
yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler
ditandai dengan: nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature
meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin berat, terdapat
timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2015).
F. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula
gangguan nutrisi pada ibu hamil yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak
G. Pencegahan
H. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan:
P
a Kehamilan
t
h
w
a
y
s
lambung dan
Tugorkulit menurun/jelek
usus Kembung
dan produksi
gas
Kris
is
Kurang
informasi
A Kurang pengetahuan
n
c
a
m
a
n
k
e
h
i
l
a
n
g
a
n
j
a
n
i
n
Cemas
Nafsu
makan
Kurang volume cairan B
menurun dan B BB t
Intoleransi
Peningkatan suhu tubuh
Resiko kerusakan
integritas kulit
LAPORAN KASUS MATERNITAS
PADA KLIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Kliwed, RT/RW 12/02 , Kec. Kertasemaya. Kab,
Indramayu
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register :
Diagnosa medis : Hiperemesis Gravidarum
Tanggal pengkajian : 8 Desember 2020
C. Riwayat Kesehatan
- Imunisasi : klien mengatakan klien menndapatkan imunisasi secara rutin di
posyandu
- Alergi : klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
E. Riwayat Obsterti Ginekologi
1) Riwayat Menstruasi
- Menarche : 12 tahun.
- Siklus : 28 hari dan tidak teratur.
- Lama : 6 – 7 hari.
- Banyaknya : 2 – 3 x /hari ganti pembalut.
- Konsistensi : warna merah segar, encer, tidak bergumpal.
- Dismenorhoe : ya, saat sebelum menstruasi.
- Flour Albus : ya, warnanya putih, tidak berbau dan tidak gatal.
- HPHT : 2 November 2020,
- HPL : 11 Agustus 2021
2) Riwayat perkawinan
4) Riwayat obstreti
A. Data Biologis
1. ADL
2. Pemeriksaan Fisik
Bentuk simetris pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak lesi pada kulit dan tidak
ada pembengkakan dada.
Paru-Paru (Pulmo)
Inspeksi :: Permukaan dada simetris, permukaan dada
kiri/sinistra sama dengan permukaan dada
kanan/dextra,
Palpasi : Vibrasi traktil fremitus teraba jelas bagian sinistra
sama dengan bagian dextra, Tidak teraba adanya
fraktur pada costa, retraksi dinding dada normal,
atelektasis (-), Tidak ada nyeri pada saat di
lakukan penekanan
Perkusi : Bunyi paru normal resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan
Payudara
Inspeksi Payudara terlihat,tidak ada luka dan lesi
Palpasi Tidak benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Jantung (Cardio)
Inspeksi : Ictus cordis berdenyut halus di intercosta 6,
Palapasi : Teraba denyut aorta di ICS II dextra, teraba
denyut pulmonal di ICS II sinistra, teraba denyut
trikuspidalis di ICS V sinistra.
Perkusi : Bunyi jantung pekak terdengar di bagian ;
- ICS II Linea Para Sternalis Dextra
- ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
- ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
- ICS IV Linea Medioclavicularis Sinistra
Auskultasi : Suara jantung normal, S1 “loop” dan S2 “doop”
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan abdomen simetris kanan dan kiri,
tidak ada ascites, terdapat striae gravidarum
Auskultasi : Bising usus kurang lebih 16x / menit, tidak ada
bising aorta
Perkusi : Bunyi abdomen tympani di 4 kuadran
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
j. Pengkajian Ekstremitas
Inspeksi : - Ekstremitas atas
Fungsi ekstremitas atas normal dan dapat
berfungsi dengan baik dan tidak
menggunakan alat bantu
- Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah tidak terdapat kelainan
dan dapat berfungsi dengan baik hanya saja
klien tidak mampu banyak bergerak karena
badanya terasa lemas
Palpasi : Tidak teraba adanya fraktur pada ekstremitas atas
dan bawah, tidak terdapat adanya nyeri, tidak
teraba adanya benjolan/bengkak.
k. Pengkajian Genitalia
Inspeksi : Tidak terpasang Cateter, t
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada area genetalia
klien.
C. Data Penunjang
-
D. Pengobatan
Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan khusus selama sebelum hamil
dan setelah hamil..
2. Analisis Data
Do :
Hambatan Rasa
Nyaman
3. Diagnosa Keperawatan
5. Implementasi
No Hari/ Tgl Jam Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
Shift
Siang
14.00
s/d
21.00
Shift
Malam
21.00
s/d
07.00
6. Evaluasi
No
Hari/Tgl Diagnosa Evaluasi
.
Kamis Domain 12 Kelas 1 S;
1.
10-02-2020 Kode Diagnosa 00134. - klien mengatakan mual dan
Mual ditandai dengan muntah masih dirasakan
- nafsu makan klien
ansietas bertamabah sedikit
- klien mengatakan
muntahannya berupa cairan
O;
- klien tampak lemah
- TD : 100/80 mmHg
- P : 85x/menit
- RR : 24x/menit
- S : 370C
- Bibir merah muda
A;
Masalah belum teratasi
P;
Tetap monitor status pasien,
Lanjutkan intervensi.
A;
Masalah belum teratasi s
P;
lanjutkan intervensi.