Anda di halaman 1dari 4

3. Jelaskan patofisiologi pada fraktur tertutup!

Berdasarkan etiologinya atau asal mulanya fraktur, terdapat tiga jenis jenis fraktur yaitu
traumatis, kelelahan, dan patologis. Sesuai dengan sifat fraktur, ada fraktur tertutup dan
terbuka.

 Berdasarkan Sesuai dengan sifat fraktur, yaitu


Fraktur Terbuka : Patah tulang jenis ini menyebabkan tulang menonjol keluar melalui kulit,
atau luka mengarah ke situs fraktur.
Fraktur Tertutup : Jenis patah tulang yang tidak membuat tulang menonjol melalui kulit.

 Patofisiologi Fraktur terbagi menjadi 3, yaitu


- Trauma
- Kelelahan (Stress Fracture)
- Patologis

1. Trauma
Dua jenis utama trauma fisik adalah:
- Trauma benda tumpul — ketika suatu benda atau kekuatan mengenai tubuh, sering
menyebabkan gegar otak, luka dalam, atau patah tulang.
- Trauma tembus — saat suatu benda menembus kulit atau tubuh.

2. Kelelahan (Stress)
Fraktur makro dapat terjadi sebagai akibat dari akumulasi patah tulang mikro pada tulang
yang sehat, yang disebut 'Stress Fracture'. Keretakan mikro ini biasanya terjadi setelah
pembebanan terus menerus menyebabkan patah tulang traumatis.

3. Patologis
Perkembangan tumor tulang rentan terhadap patah tulang traumatis. Beberapa penyakit
tulang menyebabkan kerusakan atau melemahnya tulang (misalnya, neoplasma tulang,
gangguan nutrisi yang memengaruhi tulang), yang disebut patah tulang patologis. Produksi
kerusakan mikro disebabkan oleh beban siklik dan ketidakmampuan untuk memperbaiki dan
merombaknya yang mana itu dapat menyebabkan retakan mikro, yang selanjutnya dapat
menyebabkan retakan makro.

 Penyebab-penyebab seperti trauma, kelelahan, maupun patologis akan menyebabkan


terjadinya tekanan eksternal pada tulang yang akan menyebabkan terjadinya fraktur
tertutup.

 Pada tulang yang mengalami fraktur tertutup akan terdapat diskontinuitas tulang dan
biasannya disertai cedera jaringan disekitarnya berupa yaitu ligament, otot, tendon,
pembuluh darah dan syaraf.
 Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan deformitas tulang.Dimana deformitas
tulang dan juga cedera pada ligament, otot, dan tendon akan memunculkan masalah
Kerusakan Mobilitas Fisik.Kerusakan atau cedera yang mengenai pembuluh darah
sekitar akan menimbulkan masalah Risiko terhadap Perubahan Perfusi Jaringan
Perifer dan PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak.Dan kerusakan atau cedera
yang terjadi pada ligament, otot,dan tendon serta jaringan syaraf sekitar akan
merangsang reseptor nyeri sehingga dapat memunculkan masalah Nyeri Akut.

 Terjadinya fraktur tertutup itu sendiri akan membawa perubahan pada status
kesehatan klien yang mengakibatkan masalah Ansietas

 Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan
immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan
tetap pada tempatnya sampai sembuh

Fraktur tulang dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau pola pecahannya


a. Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah frktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang. Fraktur ini , segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau
direkduksi kembali ke tempat semula, maka segmen-segmen ini akan stabil dan
biasanya dikontrol dengan bidai gips.

b. Fraktur oblik
Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membuat sudut terhadap tulang.

c. Fraktur spiral
Fraktur spiral timbul akibat torsi ekstermitas. Fraktur ini menimbulkan sedikit
kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi

d. Fraktur kuminutif
Fraktur kuminutif adalah terputusnya keutuhan jaringan yang terdiri dari dua
fragmen tulang.

e. Fraktur segmental
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya, fraktur jenis ini
biasanya sulit ditangani.

f. Fraktur impaksi
Fraktur impaksi atau fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang
yang berada diantara vertebra.
4. Jelaskan proses penyembuhan fraktur!

Hematoma Formation (Days 1 to 5)

Tahap ini dimulai segera setelah fraktur. Pembuluh darah yang memasok tulang dan
periosteum pecah selama fraktur, menyebabkan hematoma terbentuk di sekitar lokasi fraktur.
Dimana Cedera pada tulang menyebabkan sekresi sitokin pro-inflamasi seperti tumor
necrosis factor-alpha (TNF-α), bone morphogenetic protein (BMPs), dan interleukin (IL-1,
IL-6, IL-11, IL-23 ). Sitokin-sitokin ini yang mana akan bertindak untuk menstimulasi
biologi seluler seperti menarik makrofag, monosit, dan limfosit. selanjutnya Sel-sel ini
bekerja untuk menghilangkan jaringan nekrotik yang rusak dan mengeluarkan sitokin seperti
faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) untuk merangsang penyembuhan di situs
tersebut.

Fibrocartilaginous callus formation (Days 5 to 11)

Pelepasan VEGF menyebabkan angiogenesis di lokasi dan jaringan granulasi yang kaya akan
fibrin mulai berkembang. Sel punca mesenkim selanjutnya dibawa ke area tersebut dan mulai
berdiferensiasi (didorong oleh BMP) menjadi fibroblas, kondroblas, dan osteoblas.
Akibatnya, kondrogenesis mulai terjadi, meletakkan jaringan fibrocartilaginous kaya kolagen
yang mencakup ujung fraktur, dengan tulang rawan hialin di sekitarnya.

Bony Callus Formation (Days 11 to 18)

Kalus kartilaginosa mulai mengalami osifikasi endokondral. RANK-L diekspresikan,


merangsang diferensiasi dari kondroblas, kondroklast, osteoblas, dan osteoklas. Akibatnya,
kalus kartilaginosa diserap kembali dan mulai mengeras. Pembuluh darah yang baru
terbentuk terus berkembang, memungkinkan migrasi sel induk mesenchymal. Pada akhir fase
ini, kalus yang keras dan terkalsifikasi dari tulang yang belum matang terbentuk.

Bone Remodelling (Hari ke-18 dan seterusnya, berlangsung berbulan-bulan-


tahun)

Dengan migrasi berkelanjutan dari osteoblas dan osteoklas, kalus keras mengalami
remodeling berulang - disebut 'Coupled remodelling.' ‘Coupled remodelling’ adalah
keseimbangan resorpsi oleh osteoklas dan pembentukan tulang baru oleh osteoblas. Bagian
tengah kalus digantikan oleh tulang kompak, sedangkan tepi kalus digantikan oleh tulang
pipih. Perbaikan substansial dari pembuluh darah terjadi bersamaan dengan perubahan ini.
Proses perombakan tulang berlangsung selama berbulan-bulan, pada akhirnya menghasilkan
regenerasi struktur tulang yang normal.

Anda mungkin juga menyukai