Upload 5894ce06buku Petunjuk Teknis Sanimas IDB PDF
Upload 5894ce06buku Petunjuk Teknis Sanimas IDB PDF
Petunjuk Teknis ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 24/PRT/M/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah di Direktorat Jenderal Cipta Karya serta merupakan revisi dari Buku
Pedoman Pelaksanaan Sanimas cetakan tahun 2015. Petunjuk Teknis ini memuat aturan
mengenai mekanisme pelaksanaan Program Sanimas yang terdiri dari petunjuk teknis
pengadaan barang/jasa, pembangunan infrastruktur, pengelolaan dana serta operasi dan
pemeliharaan sebagai acuan bagi para pelaksana di Tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan masyarakat dalam menyelenggarakan Program Sanimas.
Untuk itu seluruh stakeholder pelaksana Program Sanimas ini diharapkan dapat
memahami tata laksana dan kaidah-kaidah yang ada didalam Petunjuk Teknis ini serta
menerapkannya pada pelaksanaan Sanimas di lokasi sasaran.
Kami tetap membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Sanimas, untuk memberikan masukan serta saran dan kritisi atas revisi dari
Petunjuk Teknis ini guna mengoptimalkan hasil pembangunan sanitasi melalui kegiatan
Sanimas.
Semoga bermanfaat,
Jakarta, Agustus 2016
Direktur Jenderal Cipta Karya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ................................................................................. i
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ iii
ii DAFTAR ISI
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
DAFTAR SINGKATAN
IDB Islamic Development Bank
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara
BAPPEDA Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
BAPPENAS Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BASPK Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan
BKM Badan Keswadayaan Masyarakat
BOP Biaya Operasional
BPK Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
CPMU Central Project Management Unit
CSIAP Community Sanitation Improvement Action Plan
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DJCK Direktorat Jenderal Cipta Karya
DPIU District Project Implementation Unit
EA Executing Agency
FISSA Financial Statement for Special Account
FGD Focussed Group Discussion
TFL Tenaga Fasilitator Lapangan
Kemen PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Kemenkeu Kementerian Keuangan
Kemenkes Kementerian Kesehatan
KM Kader Masyarakat
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
KPP Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
KPPN Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara
KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
iv DAFTAR SINGKATAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
PIP Pengembangan Infrastruktur Permukiman
PPK Pejabat Pembuat Komitmen
PPM Pengelolaan Pengaduan dan Masalah
PPMS Project Performance Monitoring System
P2KP Program Peningkatan Kualitas Permukiman
QPR Quarterly Progress Report
RAB Rencana Anggaran Biaya
RKM Rencana Kegiatan Masyarakat
RPA Rapid Participatory Assesment.
RPMC Regional Project Management Consultant
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Satker Satuan Kerja
Selotif Seleksi Lokasi Partisipatif
SIM Sistem Informasi Manajemen
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKTM Surat Keterangan Tanda Miskin
SP2D Surat Perintah Pencairan Dana
SP2K Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan
SP3 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Sanimas Sanitasi Berbasis Masyarakat
SPM Surat Perintah Membayar
SSK Strategi Sanitasi Kota
TAMK Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/Kota
TFL Tenaga Fasilitator Lapangan
TKK Tim Koordinasi Kabupaten
TNP2K Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan
UPK Unit Pengelola Keuangan
UPL Unit Pengelola Lingkungan
UPS Unit Pengelola Sosial
WA Withdrawal Application
DAFTAR SINGKATAN v
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) bertujuan untuk
menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok untuk turut berpartisipasi
memecahkan berbagai permasalahan yang terkait pada upaya
peningkatan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat.
Mekanisme penyelenggaraan program Sanimas menerapkan
pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat
melalui peran serta masyarakat secara utuh dalam seluruh tahapan
kegiatan, mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan tahap operasi dan pemeliharaan.
Program Sanimas ini dilaksanakan dalam rangka upaya
pencapaian target universal access air minum dan sanitasi serta
memastikan keberlanjutannya memerlukan upaya kolaboratif
semua pihak, baik lintas kementerian, pemerintah daerah, unsur
masyarakat, swasta dan lembaga mitra.
Sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJM) 2015 – 2019 yang mengamanatkan
program 100 – 0 – 100, yaitu 100% akses aman air minum, bebas
PENDAHULUAN 1
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
kumuh dan 100% akses sanitasi yang layak pada akhir tahun 2019.
Program Sanimas akan dilaksanakan secara bertahap di 1.800 lokasi
sasaran di 13 provinsi terpilih yang sebelumnya menjadi lokasi
pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Lokasi
sasaran kegiatan Sanimas adalah k e l u r a h a n yang terletak di
daerah perkotaan dan semi perkotaan yang rawan sanitasi serta
mendukung program sanitasi di daerah perkotaan tersebut. Selain
itu kelurahan penerima program Sanimas sebelumnya telah
menerima bantuan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
PNPM Mandiri Perkotaan. Hal ini merupakan perwujudan dari
sinergi diantara program pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Pada pelaksanaannya, program Sanimas akan
menggunakan lembaga keswadayaan masyarakat (BKM/LKM) yang
sudah ada.
4 PENDAHULUAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
1.3. PENGGUNA PEDOMAN
Pedoman Pelaksanaan ini diharapkan mampu memberikan
gambaran bagi semua pihak sehingga memudahkan didalam proses
pelaksanaan didalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
Pengguna Pedoman Pelaksanaan ini adalah seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) dari berbagai pihak dari tingkat pusat
sampai dengan tingkat desa/kelurahan, mulai dari masyarakat,
fasilitator, konsultan sampai dengan aparat pemerintah. Pedoman
Pelaksanaan ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi
semua pihak secara proporsional sehingga mampu
melaksanakan program secara efektif, efisien dan berkelanjutan.
Tabel 1.2. Pengguna Pedoman
No. Pelaku Manfaat
1 Pengelola Program Memahami filosofi program secara
(di seluruh level) utuh
Dasar pelaksanaan kebijakan
pengendalian program
Acuan dalam penilaian kinerja
pelaksanaan program
Membangun kemitraan dan sinergi
program pembangunan
2 Organisasi Masyarakat Acuan pelaksanaan kegiatan di
(BKM/LKM,PokjaSan lapangan
Desa/kelurahan, KSM, KPP) Membangun koordinasi, kemitraan
dan sinergi dengan stakeholder
Menjamin ketepatan sasaran dan
penerima manfaat
PENDAHULUAN 5
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
No. Pelaku Manfaat
3 Masyarakat, Kader Memahami aturan yang harus
Masyarakat diikuti dalam pelaksanaan tahapan
kegiatan
Mendapatkan gambaran
kesempatan yang ditawarkan dalam
program
Mengembangkan kontrol sosial
4 Fasilitator Program Acuan pelaksanaan pendampingan
(konsultan manajemen, masyarakat
tenaga fasilitator Pengendalian kualitas pekerjaan
lapangan) Acuan penyusunan rencana kerja
pelaksanaan dan evaluasi program
5 Kelompok Peduli Memahami tata cara pelaksanaan
program
Melakukan kontrol sosial
Melakukan advokasi
Membangun kemitraan dan sinergi
Mengembangkan jaringan
kelembagaan
6 PENDAHULUAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB II
KETENTUAN PELAKSANAAN
8 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
3. Membentuk Central Project Management Unit (CPMU);
4. Melaporkan penyelenggaraan program kepada pihak
lender;
5. Menyusun program dan perencanaan anggaran serta
kegiatan tahunan.
2.3.2. Central Project Management Unit (CPMU)
CPMU dibentuk di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk melaksanakan tugas Executing Agency dalam rangka
mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan
penyelenggaraan program Sanimas termasuk menyiapkan
pedoman umum, pelaksanaan dan petunjuk teknis.
Tugas CPMU antara lain:
1. Membantu Executing Agency dalam melaksanakan
tugasnya;
2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, peningkatan
pemahaman dan dukungan program kepada stakeholder
terkait dan kelompok peduli;
3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di
tingkat provinsi dan Kabupaten/kota;
4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan
penyelenggaraan program Sanimas ;
5. Menyiapkan pedoman umum, pedoman pelaksanaan dan
petunjuk teknis;
6. Memfasilitasi pembukaan rekening khusus untuk program
KETENTUAN PELAKSANAAN 9
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Sanimas ;
7. Melakukan kegiatan pengelolaan/manajemen keuangan;
8. Melakukan pembinaan dan pengendalian
penyelenggaraan program pada tingkat nasional/tingkat
provinsi/Kabupaten/kota;
9. Melakukan monitoring dan evaluasi program;
10. Melakukan penyusunan withdrawal application (WA),
termasuk kelengkapan dokumen pendukungnya serta
mengirimkan WA (melalui Kementerian Keuangan) ke
Islamic Development Bank (IDB); untuk pengisian kembali
rekening khusus;
11. Menyusun permohonan pengisian kembali rekening khusus;
12. Menyusun Financial Statement for Special Account (FISSA),
Quarterly Progress Report (QPR), dan laporan keuangan
tahunan serta melaporkannya kepada pihak IDB;
13. Memberikan arahan dan supervisi kepada konsultan
manajemen proyek, di tingkat pusat dan daerah;
14. Menyusun Project Completion Report (PCR) dan laporan
akhir keuangan kepada pihak IDB;
15. Fasilitasi pelaksanaan audit;
16. Mengumpulkan laporan pelaksanaan kegiatan dari
Provincial Project Implementation Unit (PPIU);
17. Memberikan arahan kepada Konsultan Tingkat Pusat dan
Konsultan Regional terkait dengan penyelenggaraan
program.
10 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.3.3. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Pusat
Kegiatan program Sanimas di tingkat pusat berada pada Satuan
Kerja Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis
Masyarakat (PLPBM) dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kelembagaan Satker di tingkat pusat terdiri dari Kepala
Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara.
Tugas Satker Tingkat Pusat antara lain :
1. Memfasilitasi CPMU dalam penyelenggaraan dan
pengendalian program;
2. Melakukan kontrak pengadaan jasa konsultan untuk
mendukung CPMU dalam penyelenggaraan dan
pengendalian program;
3. Memfasilitasi CPMU dalam melakukan monitoring dan
evaluasi program.
KETENTUAN PELAKSANAAN 11
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
berikut :
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas
di wilayah kerjanya;
2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan
program Sanimas di wilayah kerjanya;
3. Membentuk Provincial Project Implementation Unit
(PPIU);
4. Menyusun program dan perencanaan anggaran
serta kegiatan tahunan di tingkat provinsi;
5. Menyiapkan dana Biaya Operasinal (BOP) sebesar
minimal 1% dari total dana bantuan yang ada di wilayah
kerjanya untuk mendukung kegiatan program Sanimas.
2.4.2. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL)/Sanitasi Provinsi
Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi program Sanimas akan
menggunakan Pokja AMPL/Sanitasi yang sama dengan yang
telah dibentuk oleh Gubernur yang anggotanya terdiri dari
dinas/instansi terkait.
Tugas Pokja AMPL/Sanitasi antara lain:
1. Memberikan arahan kepada Provincial Project
Implementation Unit (PPIU) dan District Project
Implementation Unit (DPIU) dalam rangka pelaksanaan
dan pengendalian program;
2. Melakukan pertemuan dengan PPIU dan DPIU sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
12 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.4.3. Provincial Project Implementation Unit (PPIU)
PPIU dibentuk di tingkat provinsi diketuai oleh
Kepala/Wakil/Kepala Bidang pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) atau Kepala/Wakil/Kepala
Bidang pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, dan
ditetapkan melalui SK Gubernur.
Tugas PPIU antara lain :
1. Melaksanakan koordinasi dengan unsur-unsur
pemerintah provinsi;
2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan,
peningkatan pemahaman dan dukungan program
kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli di
tingkat provinsi;
3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota;
4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait
dengan penyelenggaraan program Sanimas ;
5. Melakukan pemeriksaan terhadap 2 (dua) sampel
dokumen RKM masing- masing kabupaten/kota;
6. Melakukan pembinaan dan pengendalian
penyelenggaraan program pada tingkat
provinsi/kabupaten/kota;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi program tingkat
provinsi;
8. Fasilitasi pelaksanaan audit;
KETENTUAN PELAKSANAAN 13
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
9. Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan
Laporan Manajemen Proyek (LMP) tingkat provinsi
berdasarkan Laporan Kemajuan Keuangan dan Laporan
Manajemen Proyek Kabupaten/kota dari DPIU.
10. Mengirimkan Laporan Manajemen Keuangan (LMK)
dan Laporan Manajemen Proyek (LMP) kepada CPMU
setiap bulan;
11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di
tingkat provinsi;
12. Mengumpulkan SP2D dari tingkat kabupaten
(dari DPIU) dan menyampaikannya kepada CPMU.
2.4.4. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat
Provinsi
Kegiatan pembinaan Sanimas di tingkat provinsi berada pada
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi dimana Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja
tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Kelembagaan Satker PSPLP
Provinsi terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Surat
Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara.
Tugas Satuan Kerja tingkat provinsi antara lain :
1. Mendukung PPIU dalam menyelenggarakan program;
2. Bersama dengan PPIU, melakukan proses pengadaan
14 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
dan mobilisasi Tenaga Fasilitator Lapangan;
3. Melakukan koordinasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;
4. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada
PPIU dan CPMU.
KETENTUAN PELAKSANAAN 15
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.5.2. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL)/Sanitasi Kabupaten/kota
Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota menggunakan Pokja
AMPL/Sanitasi yang telah dibentuk oleh Bupati/Walikota
yang terdiri dari pejabat dari instansi/dinas terkait.
Tugas Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota antara lain:
1. Mensosialisasikan program pada tingkat kabupaten/
kota, kecamatan dan kelurahan;
2. Memberi arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian
program di wilayah kerjanya;
3. Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan
program di tingkat Kabupaten/kota;
4. Melakukan pertemuan dengan DPIU dan perangkat
kelurahan sekurang- kurangnya 2 (dua) kali dalam
setahun;
5. Menyusun laporan penyelenggaraan program
Sanimas di wilayahnya dan melaporkannya kepada
Pokja AMPL/Sanitasi provinsi melalui PPIU.
2.5.3. District Project Implementation Unit (DPIU)
DPIU dibentuk di tingkat Kabupaten / Kota diketuai oleh
Kepala / Wakil / Kepala Bidang pada Badan atau Dinas
Teknis dan ditetapkan melalui SK Bupati / Walikota.
Tugas DPIU antara lain:
1. Membantu Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota
dalam melaksanakan tugas pengendalian pelaksanaan
16 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Sanimas ;
2. Melaksanakan sosialisasi program Sanimas dan promosi
sanitasi kepada Badan Keswadayaan
Masyarakat/Lembaga KeswadayaanMasyarakat
(BKM/LKM) untuk mendapatkan calon lokasi sasaran
dengan memperhatikan dokumen Strategi Sanitasi Kota
(SSK).
3. Bersama KPA menetapkan kelurahan Sanimas
berdasarkan hasil verifikasi;
4. Melaksanakan peningkatan pemahaman dan dukungan
program kepada stakeholder terkait dan kelompok
peduli di tingkat Kabupaten/kota;
5. Membangun kemitraan diantara stakeholder di tingkat
Kabupaten/kota;
6. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait
dengan penyelenggaraan program Sanimas di tingkat
Kabupaten/kota;
7. Memfasilitasi pembentukan Pokja Sanitasi Kelurahan,
KSM dan KPP;
8. Memastikan bahwa kebijakan kesetaraan kaum
perempuan, kelompok rentan/marjinal dan kepedulian
terhadap penduduk miskin telah dipertimbangkan di
dalam perumusan dokumen CSIAP dan RKM.
9. Melakukan verifikasi dan pengesahan Dokumen
Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Community
KETENTUAN PELAKSANAAN 17
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Sanitation Action Plan (CSIAP) dan Rencana
Kegiatan Masyarakat (RKM) masing-masing lokasi
sasaran;
10. Melakukan pembinaan dan pengendalian
penyelenggaraan program pada tingkat
Kabupaten/kota;
11. Bersama Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi, melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan program tingkat
Kabupaten/kota.
12. Fasilitasi pelaksanaan audit;
13. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di
tingkat Kabupaten/kota;
14. Mengumpulkan dokumen SP2D dari Satker
PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota untuk
disampaikan kepada PPIU;
15. Mengusulkan dana operasional kegiatan DPIU dari APBD
Kabupaten/kota;
16. Mengusulkan revisi dokumen SSK kepada Pokja
AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota apabila diperlukan;
17. Memfasilitasi kegiatan serah terima sarana sanitasi
yang sudah terbangun dan pembinaan terhadap KPP;
18. Melakukan pendampingan teknis dan
pemberdayaan masyarakat kepadaBKM/LKM, KSM
dan KPP;
19. Melaksanakan kegiatan pengawasan pekerjaan fisik dan
18 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
memantau proses pengajuan dan pemanfaatan dana
bantuan;
20. Menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK)
dan Laporan Manajemen Proyek (LMP) dari Satker
PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota kepada
PPIU setiap bulan;
21. Menyampaikan Laporan kinerja tiga bulanan TFL dan
TAMK kepada PPIU dan ditembuskan kepada CPMU
22. Memberikan pendampingan kepada BKM/LKM dalam
hal tidak tersedia TFL;
23. Mengatur pelaksanaan pertemuan koordinasi mingguan
dengan TFL, TAMK dan Satker serta melakukan
pencatatan hasil pertemuan tersebut untuk kemudian
dilampirkan pada laporan bulanan DPIU.
2.5.4. Satuan Kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Kegiatan Sanitasi Tingkat Kabupaten/Kota
Kegiatan Sanimas di tingkat Kabupaten/kota berada pada
Satuan Kerja Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP)
Kabupaten/kota dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat
oleh Menteri PUPR. Kelembagaan Satker PIP
Kabupaten/kota terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi, Pejabat
Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara.
Penyelenggaraan Sanimas di tingkat kabupaten/kota
KETENTUAN PELAKSANAAN 19
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kegiatan Sanitasi. PPK Kegiatan Sanitasi tingkat
kabupaten/kota bertugas mengelola dana bantuan di
tingkat kabupaten/kota yang telah ditetapkan dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Tugas Satuan Kerja dan PPK Kegiatan Sanitasi
Kabupaten/kota antara lain :
1. Kepala Satker sebagai KPA bersama-sama dengan DPIU
menetapkan kelurahan penerima program Sanimas;
2. Melakukan koordinasi dengan DPIU dalam rangka
perencanaan dan pelaksanaan program;
3. Menandatangani dokumen kontrak Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) dengan BKM/LKM;
4. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)
berdasarkan rekomendasi dari TAMK dan TFL;
5. Fasilitasi kepada BKM mengenai kelengkapan
dokumen pendukung untuk syarat pencairan dana;
6. Dibantu oleh TAMK dan TFL, melakukan pemeriksaan
kepada BKM/LKM dan KSM mengenai kemajuan fisik
dan keuangan;
7. Melakukan amandemen/addendum dokumen kontrak
(SP3) sebelum termin 3;
8. Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen
Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek
(LMP) termasuk dokumentasi foto kepada DPIU
20 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
berdasarkan SP2D dan kemajuan fisik di lapangan;
9. Menyampaikan dokumen SP2D dan kelengkapannya
kepada DPIU;
10. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI);
11. Melakukan update progres keuangan dan fisik
melalui website e-Monitoring Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat pada saat terjadi
transaksi keuangan dan setiap bulan;
12. Melakukan pembinaan kepada BKM/LKM, dan KSM;
13. Melakukan pemeriksaan dokumen untuk
kelengkapan serah terima hasil penyelesaian
pekerjaan fisik;
14. Mengambil tindakan terhadap BKM/LKM yang tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam
dokumen kontrak (SP3);
15. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi
auditor.
KETENTUAN PELAKSANAAN 21
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
masyarakat dalam pembangunan melalui tuntutan dan anjuran
kepada masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan.
Tugas Lurah antara lain untuk:
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di
wilayah kerjanya;
2. Memfasilitasi sosialisasi awal kesiapan masyarakat dan
Rembug Kelurahan Tahap I;
3. Turut mensosialisasikan penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan
Sanimas ;
4. Mengesahkan usulan pembentukan KSM dan KPP hasil dari
rembug warga;
5. Memfasilitasi penyusunan rencana aksi perbaikan
sanitasi/Comunity Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP);
6. Melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan program
Sanimas ;
7. Mengetahui serah terima sarana sanitasi terbangun dari
DPIU kepada masyarakat (KPP);
8. Memfasilitasi Pokjasan Kelurahan dalam melaksanakan
tugasnya.
22 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
kelurahan dan bertanggung jawab kepada masyarakat
melalui rembug kelurahan. PokjaSan terdiri dari wakil
kelurahan, posyandu, PKK, organisasi kemasyarakatan
lainnya, dan masyarakat calon penerima manfaat. Jumlah
anggota Pokjasan minimal sebanyak 5 orang, ketua Pokjasan
dipilih oleh anggota secara musyawarah, dan dituangkan
dalam berita acara.
Tugas pokok Pokjasan kelurahan adalah mengkoordinasikan
dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dalam perwujudan
pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan.
Pokjasan kelurahan bertugas antara lain:
1. Bekerjasama dengan BKM/LKM dan Kader Masyarakat
menyusun rencana aksi perbaikan sanitasi di tingkat
kelurahan (Community Sanitation Improvement Action
Plan/CSIAP).
2. Bekerjasama dengan BKM/LKM, Kader Masyarakat dan
KSM menyusun dokumen perencanaan.
24 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Sanitation Improvement Action Plan) bersama-sama
dengan PokjaSan kelurahan;
6. Memfasilitasi pembentukan KSM dan KPP;
7. Bersama KSM menyusun dan mengajukan Rencana
Kegiatan Masyarakat (RKM);
8. Mengajukan RKM kepada DPIU untuk diverifikasi;
9. Bersama KSM membuka rekening atas nama
BKM/LKM dengan tanda tangan 2(dua) orang dari
BKM/LKM dan 1(satu) orang dari KSM;
10. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi
kegiatan;
11. Menandatangani kontrak kerja (SP3) dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi;
12. Melakukan pengajuan pencairan dana bantuan kepada
PPK Kegiatan Sanitasi;
13. Membuat Buku Kas Umum disertai dengan
bukti-bukti pengeluaran berdasarkan laporan yang
dibuat oleh KSM;
14. Menyusun laporan keuangan berdasarkan laporan
penggunaan dana yang dibuat oleh KSM;
15. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik;
16. Mengelola pengaduan masyarakat dengan
menugaskan salah satu anggota BKM/LKM;
17. Mendampingi KSM dalam menyelenggarakan
rembug warga untuk menyampaikan laporan
KETENTUAN PELAKSANAAN 25
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
kemajuan pelaksanaan kegiatan;
18. Mempublikasikan laporan bulanan kemajuan kegiatan
melalui papan informasi yang dapat diakses oleh semua
pihak;
19. Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan dengan dibantu KSM;
20. Bersama KSM menyelenggarakan rembug warga
RT/RW Tahap IV untuk menyampaikan laporan
akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, dan
penggunaan dana bantuan;
21. Menyediakan data dan dokumen pendukung untuk
memenuhi proses audit kegiatan Sanimas oleh auditor
serta evaluasi oleh Executing Agency dan IDB;
22. Mendokumentasikan keseluruhan dokumen kegiatan
Sanimas untuk kebutuhan auditor dan arsip.
2.7.2. Kader Masyarakat
Kader Masyarakat adalah kader yang sudah ada di
masing-masing lokasi kelurahan sasaran yang terpilih,
merupakan warga setempat yang memiliki kemampuan
mengajak dan mendorong masyarakat setempat untuk
terlibat aktif dalam pelaksanaan program Sanimas.
Tugas dan fungsi Kader Masyarakat dalam program
Sanimas adalah:
1. Sebagai mitra TFL, BKM/LKM, PokjaSan Kelurahan
dan KSM dalam pendampingan masyarakat pada setiap
26 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
tahapan kegiatan Sanimas .
2. Sebagai tenaga pendampingan KPP pada tahap paska
konstruksi.
3. Sebagai penggerak dan narasumber yang terkait dengan
kondisi kelurahan dan bertindak sebagai mediator,
pengarah, sekaligus menjadi motivator bagi masyarakat
untuk melaksanakan program Sanimas agar
pelaksanaan program di tingkat kelurahan dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
2.7.3. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
BKM/LKM memfasilitasi pembentukan KSM melalui Rembug
Warga di tingkat RT/RW Tahap II dengan bentuk dan
susunan struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dengan minimal 30% keanggotaannya adalah
kaum perempuan. Kepengurusan KSM tidak boleh dirangkap
oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan BKM/LKM serta
pengurus KSM yang terbentuk tidak boleh mencalonkan
sebagai anggota legislatif.
Tugas KSM antara lain :
1. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
pembangunan sarana/prasarana sanitasi, DED, RAB
difasilitasi oleh TFL.
2. Melaksanakan kegiatan fisik/konstruksi di lapangan.
3. Menyelenggarakan rembug warga untuk
menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan
KETENTUAN PELAKSANAAN 27
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
kegiatan.
4. Menyusun rencana pendanaan operasi dan
pemeliharaan sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai.
Pembiayaan operasi dan pemeliharaan dapat diperoleh
melalui swadaya maupun melalui sumber pendanaan
APBD.
5. Menyusun rencana penggunaan dana (RPD) yang
akan diajukan kepada BKM/LKM.
6. Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik
dan keuangan pembangunan sarana sanitasi setiap
minggu kepada BKM/LKM, dilengkapi dengan bukti
dokumen yang diperlukan.
7. Melakukan koordinasi dengan PokjaSan
kelurahan, BKM/LKM, Kader Masyarakat dan Tenaga
Fasilitator Lapangan selama pelaksanaan konstruksi;
2.7.4. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)
Secara inti kepengurusan maupun keanggotaannya
KPP diutamakan berasal dari KSM yang telah
melaksanakan pembangunan sarana sanitasi dan penerima
manfaat. Hal ini dimungkinkan karena merekalah (KSM)
yang telah merencanakan dan membangun sarana
tersebut. Dengan demikian mereka bersama masyarakat
akan semakin bertanggung jawab pada upaya menjaga dan
merawat sarana tersebut. Pembentukan KPP dilakukan
dalam kegiatan Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap III.
28 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Untuk memformulasikan hal ini, maka dalam AD/ART KPP
sudah harus dimunculkan pasal tentang Operasi dan
Pemeliharaan.
Ketua KPP tidak boleh dirangkap oleh Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL), Koordinator BKM/LKM dan
Ketua KSM. Pengurus KPP yang terbentuk tidak boleh
mencalonkan sebagai anggota legislatif.
Tugas dan fungsi KPP adalah :
1. Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan
belanja, membukukan dan melaporkan secara rutin;
2. Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi
berbasis masyarakat;
3. Mengontrol semua saluran perpipaan secara rutin;
4. Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana
pengguna;
5. Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga
dan lingkungan.
KETENTUAN PELAKSANAAN 29
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.8.1. Konsultan Tingkat Pusat
Konsultan tingkat pusat bertugas untuk memberikan
dukungan manajemen dan teknis kepada CPMU dalam
menyelenggarakan program Sanimas agar pelaksanaan
program dapat sesuai dengan prinsip-prinsip,
pendekatan, kriteria dan indikator keberhasilan
pelaksanaan program. Konsultan Tingkat Pusat
bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya
kepada CPMU.
Tugas Konsultan Tingkat Pusat antara lain:
1. Memberikan dukungan teknis dan manajemen kepada
CPMU dalam penyelenggaraan Program Sanimas di
tingkat pusat;
2. Membantu CPMU dalam pelaksanaan peningkatan
kapasitas bagi staff CPMU, PPIU, DPIU, Konsultan
Regional dan Tenaga Fasilitator Lapangan;
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan program Sanimas
tingkat nasional;
4. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta
alternatif tindak lanjut penanganannya kepada CPMU;
5. Melakukan evaluasi program yang mencakup
pencapaian tujuan dan sasaran program;
6. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan CPMU,
PPIU dan DPIU;
7. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan
30 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
kemajuan fisik dan keuangan, laporan mingguan
dan laporan bulanan sesuai dengan format- format
yang telah ditetapkan, serta menyusun laporan
triwulan, dan laporan lainnya yang disepakati dalam
kontrak;
8. Menyusun dan melaporkan kemajuan fisik dan
keuangan pelaksanaan program kepada CPMU dan
Satker di tingkat Pusat.
2.8.2. Konsultan Regional
Konsultan Regional berkedudukan di ibu kota provinsi yang
ditentukan CPMU, bertugas mendukung PPIU dan DPIU
dalam penyelenggaraan program dan selalu berkoordinasi
dengan konsultan tingkat pusat. Konsultan Regional
bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya
kepada CPMU melalui Satker Pusat, PPIU, DPIU dan
Konsultan Tingkat Pusat.
Pada tahap persiapan, Konsultan Regional berkewajiban
menyiapkan pelaksanaan sosialisasi, diseminasi dan
pelatihan di tingkat provinsi dan Kabupaten/kota. Pada
tahap pelaksanaan, Konsultan Regional bertanggung jawab
untuk melakukan pendampingan, supervisi dan monitoring
serta memberikan dukungan teknis dan manajemen dalam
penyelenggaraan program di tingkat provinsi dan
Kabupaten/kota.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab Konsultan Regional
KETENTUAN PELAKSANAAN 31
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
adalah:
1. Membantu Pokja Sanitasi Provinsi dan PPIU dalam
mensosialisasikan program Sanimas kepada stakeholder
Kabupaten/kota;
2. Membantu Satker Provinsi dan PPIU dalam
pengelolaan manajemen proyek mencakup progres
fisik dan keuangan, serta penyaluran dana;
3. Melakukan pendampingan kepada PPIU dan DPIU
dalam penyelenggaraan sosialisasi di tingkat Provinsi
dan Kabupaten/kota;
4. Menjamin penerapan prosedur pelaksanaan Sanimas
sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis yang
berlaku;
5. Menjamin penerapan Quality Assurance pada setiap
tahapan pelaksanaan program;
6. Menjamin penyebarluasan informasi program
melalui media informasi dan komunikasi;
7. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta tindak
lanjut dan melaporkan hasilnya kepada PPIU dan DPIU;
8. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
KONSULTAN TINGKAT PUSAT, PPIU, DPIU, Satker Pusat,
Satker Provinsi dan Satker Kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan program;
9. Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan
pelaksanaan (sosialisasi, persiapan, perencanaan,
32 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
pelaksanaan fisik dan pemeliharaan);
10. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan
bulanan, laporan interim dan laporan akhir serta
melaporkannya kepada DPIU, PPIU dan CPMU.
Dalam pelaksanaannya, pendampingan Konsultan Regional
di tingkat Kabupaten/kota dilakukan oleh Tenaga Ahli
Manajemen Kabupaten/kota (TAMK) yang bertugas
mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan capacity
building bagi para pelaksanaan program di tingkat
kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan.
Tugas dan tanggung jawab TAMK antara lain:
1. Membantu DPIU dalam perencanaan kegiatan
Sanimas di tingkat kabupaten/kota;
2. Membantu penyiapan pelaksanaan Rembug
Kelurahan dan penyiapan penerapan prosedur dan
pedoman baik teknis maupun non teknis seperti
pemberdayaan masyarakat, sosial, lingkungan, teknis
pelaksanaan prasarana;
3. Memberikan dukungan upaya penyadaran sanitasi
dan promosi perubahan perilaku masyarakat.
4. Memberikan dukungan teknis dalam proses
perencanaan kegiatan di tingkat kelurahan;
5. Membantu Satker Kabupaten/kota dalam hal
memverifikasi CSIAP dan RKM yang disusun oleh
BKM/LKM;
KETENTUAN PELAKSANAAN 33
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
6. Mendukung Tenaga Ahli Pelatihan konsultan
tingkat pusat dan konsultan regional dalam
penyiapan kebutuhan pelatihan dan pemantauan hasil
pelatihan;
7. Melakukan pendampingan, supervisi dan monitoring
pelaksanaan tahapan kegiatan;
8. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta
alternatif tindak lanjut penanganannya kepada DPIU dan
BKM/LKM;
9. Melakukan evaluasi pelaksanaan program Sanimas di
wilayah kerjanya;
10. Melakukan evaluasi kinerja TFL setiap tiga bulan dan
hasilnya disampaikan kepada konsultan regional, DPIU
dan Satker PSPLP Provinsi;
11. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Satker
PIP Kabupaten/kota, DPIU, konsultan regional dan TFL;
12. Mengumpulkan data pencairan dana/rekapitulasi SPM
dan SP2D di lingkup wilayah kerjanya dan disampaikan
kepada konsultan regional;
13. Menjamin spesifikasi teknis sarana Sanitasi yang
direncanakan oleh BKM/LKM sesuai dengan Petunjuk
Teknis yang ditetapkan;
14. Memfasilitasi penyusunan rencana operasi dan
pemeliharaan;
15. Melaksanakan verifikasi perencanaan dan verifikasi
34 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
dokumen pencairan;
16. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan
kemajuan fisik dan keuangan, laporan mingguan dan
laporan bulanan sesuai dengan format-format yang
telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan,
dan laporan lainnya untuk disampaikan kepada
konsultan regional.
2.8.3. Konsultan Provinsi
CPMU atas persetujuan pemberi pinjaman (IDB) dapat
membentuk konsultan tingkat provinsi. Konsultan Tingkat
Provinsi berkedudukan di provinsi masing-masing penerima
program Sanimas.
2.8.4. TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL)
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan pelaku utama
pendamping pelaksanaan program secara langsung di
tingkat masyarakat. Dalam melaksanakan tugas, TFL akan
bekerja secara tim. Setiap tim Fasilitator terdiri dari 3 (tiga)
orang yang terdiri dari 1 (satu) orang fasilitator
pemberdayaan sanitasi, 1(satu) orang fasilitator teknik dan
1 (satu) orang fasilitator manajemen untuk menangani 3
(tiga) lokasi, atau disesuaikan dengan jumlah lokasi sasaran
dengan mempertimbangkan aksesibilitas pendampingan
dan kondisi lapangan.
Fasilitator tidak boleh merangkap pekerjaan ditempat lain
dan juga tidak boleh merangkap sebagai BKM/LKM, KSM dan
KETENTUAN PELAKSANAAN 35
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
KPP, serta tidak boleh mencalonkan sebagai anggota
legislatif atau sebagai partisipan calon legislatif.
Ketentuan tentang persyaratan perekrutan fasilitator setiap
tahun anggaran ditentukan oleh Satker penyelenggara atas
arahan CPMU.
Secara umum tugas dari Tim Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL) adalah sebagai berikut:
1. Berkoordinasi dengan DPIU dan PokjaSan untuk
melakukan promosi sanitasi kepada masyarakat
terhadap pentingnya sanitasi, serta mengajak
masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap tahapan
kegiatan;
2. Memfasilitasi dan membantu BKM/LKM dalam
penyusunan CSIAP dan membantu KSM dalam
menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM);
3. Menjamin bahwa kelompok penerima manfaat
termasuk perempuan, kelompok rentan dan
penduduk miskin sudah dilibatkan pada saat proses
persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi;
4. Melakukan dokumentasi seluruh pelaksanaan kegiatan
di tingkat masyarakat.
5. Mendampingi BKM dan KSM dalam proses audit oleh
auditor, evaluasi oleh Executing Agency dan IDB;
6. Menyusun laporan bulanan kegiatan TFL sesuai
dengan format yang telah ditetapkan dan
36 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
disampaikan kepada Satker PSPLP Provinsi, konsultan
regional/TAMK, dan DPIU;
7. Mendampingi BKM/LKM dan KSM dalam melakukan
koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan
di tingkat Kecamatan dan kelurahan pada setiap
tahapan kegiatan;
Sedangkan tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) secara
khusus terbagi sesuai uraian sebagai berikut:
a. Fasilitator Pemberdayaan Sanitasi
Tugas fasilitator pemberdayaan sanitasi adalah :
1. Membantu KSM dalam menggali sumber-sumber
pembiayaan dari swadaya masyarakat termasuk
ketersediaan lahan dari masyarakat;
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
pengelola kegiatan di tingkat kecamatan dan
kelurahan pada setiap tahapan kegiatan;
3. Memastikan bahwa kegiatan promosi sanitasi
terlaksana di setiap tahapan kegiatan Sanimas
b. Fasilitator Teknik
Tugas fasilitator teknik adalah :
1. Mendampingi KSM dalam melaksanakan kegiatan
konstruksi/fisik;
2. Mendampingi BKM/LKM dan KSM dalam
penyusunan pelaporan progres kegiatan fisik;
3. Membantu tim pengadaan barang dan jasa dalam
KETENTUAN PELAKSANAAN 37
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
melakukan survey harga bahan bangunan dan
ketersediaan potensi bahan bangunan lokal;
c. Fasilitator Manajemen
Tugas Fasilitator Manajemen adalah :
1. Mendampingi KSM dalam pengelolaan dana bantuan;
2. Mendampingi PPK Kegiatan Sanitasi dalam
proses pengajuan pencairan dana;
3. Melakukan pendampingan dalam hal
kelembagaan dan manajemen kegiatan;
38 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
KETENTUAN PELAKSANAAN 39
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.9. PENDANAAN
2.9.1. Sumber Dana Sanimas IDB
Sumber dana program Sanimas berasal dari :
Dana pinjaman dari IDB (Islamic Development Bank)
sebagai pinjaman Pusat, yang akan digunakan untuk
kegiatan pelaksanaan konstruksi (dana bantuan), biaya
konsultan dan workshop;
Dana APBN (Rupiah) yang akan digunakan untuk
biaya gaji TFL, sosialisasi, pelatihan, monitoring dan
supervisi;
Dana APBD yang akan digunakan untuk dana
operasional untuk mendukung pelaksanaan program;
o Dana APBD provinsi dialokasikan paling sedikit 1%
dari total dana bantuan per provinsi diperuntukan
kegiatan tingkat provinsi untuk :
1. Sosialisasi program tingkat provinsi,
2. Rapat koordinasi tingkat provinsi,
3. Biaya operasional PPIU,
4. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan
program,
5. Penyusunan pelaporan.
o Dana APBD Kabupaten/kota dialokasikan paling
sedikit 5% dari total dana bantuan
kabupaten/kota diperuntukan kegiatan tingkat
kabupaten/kota sampai dengan kelurahan
40 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
meliputi:
1. Sosialisasi program tingkat kabupaten/kota
sampai tingkat kelurahan
2. Rapat koordinasi tingkat kabupaten/kota
3. Peningkatan kapasitas warga dalam tahap
perencanan program di tingkat masyarakat
dan biaya operasional penyusunan dokumen
RKM
4. Biaya operasional DPIU
5. Biaya operasional satker PIP kabupaten/kota
6. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan
program
7. Penyusunan pelaporan
Dana swadaya masyarakat.
KETENTUAN PELAKSANAAN 41
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BKM/LKM.
2.9.4 Penggunaan Dana Bantuan
Dana bantuan digunakan untuk pembangunan baru
infrastruktur sanitasi dengan opsi pilihan sarana sebagai
berikut :
1. Pembangunan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan
2. Kombinasi IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan
MCK.
3. Pengembangan jaringan dan Sambungan Rumah pada
lokasi Sanimas IDB sebelumnya.
Kriteria pemilihan teknologi akan dijelaskan dalam
Petunjuk Teknis Pembangunan Infrastruktur Sanimas
Besaran alokasi dana bantuan yang disediakan untuk
pembangunan prasarana- sarana sanitasi bagi setiap
1 (satu) lokasi sasaran maksimal sebesar
Rp.425.000.000 (empat ratus dua puluh lima juta rupiah)
termasuk maksimal 10% untuk komponen penunjang
berupa penyediaan air bersih, drainase dan sarana
persampahan.
Rincian penggunaan dana bantuan adalah : a) minimal
60% untuk biaya konstruksi. b) maksimal 35% untuk
biaya upah, c) maksimal 5% hanya operasional
pelaksanaan fisik sedang berlangsung sampai dengan
masa tes komisioning dan asuransi pekerja.
42 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.9.4. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan
Pencairan dana bantuan kegiatan sanitasi menggunakan
mekanisme Rekening Khusus Bank Indonesia (RKBI),
dan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Dana kegiatan untuk masing-masing
kabupaten/kota disalurkan melalui dokumen
anggaran/DIPA Satker PIP Kabupaten/Kota.
2. Penerima dana bantuan adalah masyarakat
kelurahan dan disalurkan melalui rekening khusus
BKM/LKM.
3. Secara khusus koordinator BKM/LKM diwajibkan
membuka rekening dana bantuan pemerintah
program Sanimas di Bank Umum terdekat atas nama
BKM/LKM dan memberitahukan nomor rekeningnya
kepada PPK Sanitasi Kabupaten/kota.
4. Apabila dalam satu kelurahan mendapat dana
bantuan lebih dari 1 sistem komunal,maka
koordinator BKM/LKM diwajibkan membuka
rekening sesuai dengan jumlah sistem komunal
tersebut (lebih dari satu rekening)
5. Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Sanitasi
Kabupaten/kota dengan BKM/LKM
6. Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan
dalam 3 Tahap, yaitu: Tahap I sebesar 40 % dari
total dana bantuan setelah CSIAP dan RKM disetujui,
Tahap II sebesar 30% dari total dana bantuan pada
KETENTUAN PELAKSANAAN 43
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
saat pekerjaan fisik mencapai minimal 30%, dan
tahap III sebesar 30% dari total dana bantuan pada
saat pekerjaan fisik mencapai minimal 60% dan
pekerjaan pemasangan SR sudah terpasang
minimal 50% dari rencana. Pencairan dana
untuk pembayaran kegiatan Sanimas dilakukan
dengan tata cara Rekening Khusus, dimana KPPN
menerima Surat Perintah Membayar (SPM) dari
Kuasa Pengguna Anggaran.
7. Satker/PPK Sanitasi Kabupaten/kota dapat
melakukan penangguhan terhadap pencairan dana
bantuan Tahap II dan Tahap III, jika terjadi
penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan dan/atau penyimpangan didalam
penggunaan dana yang dinyatakan dalam berita
acara hasil rembug warga, maka Kasatker bersama
tim yang terdiri dari TFL, BKM, TAMK, dan PPK
sanitasi segera melakukan investigasi permasalahan
dan menyusun rencana tindak lanjut.
2.9.5. Ketentuan Pengembalian Dana Bantuan
a. Apabila di dalam pelaksanaan kegiatan program
Sanimas terjadi atau ditemui penyelewengan dan
penyalahgunaan dana oleh pelaku kegiatan atau dari
pihak manapun, maka yang bersangkutan wajib
mengembalikan dana bantuan tersebut kepada
44 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
masyarakat setempat untuk digunakan sesuai
dengan pedoman kegiatan program yang telah
ditetapkan.
b. Untuk lokasi yang batal atau mundur, maka dana
bantuan yang sudah dicairkan diharuskan
dikembalikan ke Kas Negara atau dialihkan ke lokasi
lain yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
2.9.6. Kelebihan Dana Bantuan
Apabila terdapat efisiensi kegiatan di lapangan sehingga
menyebabkan terjadinya sisa dana bantuan, maka :
- BKM atas usulan KSM mengajukan addendum
pekerjaan kepada PPK untuk optimalisasi atau
pengembangan jaringan sambungan rumah.
- Dikembalikan ke Kas Negara
Kedua opsi diatas dipilih dan diputuskan melalui rembug
warga.
KETENTUAN PELAKSANAAN 45
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
46 KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2.10. PENGARUSTAMAAN GENDER
Dalam pelaksanaan Sanimas, pendekatan kesetaraan dan
keadilan gender dimana terdapat kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan dalam setiap tahap kegiatan dan dalam
pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan.
Beberapa strategi untuk mencapai kesetaraan gender sebagai
berikut :
1. Sinkronisasi kegiatan Sanimas dengan kegiatan kelompok
perempuan
2. Pelaksanaan rembug warga disesuaikan dengan waktu luang
kaum perempuan
3. Penyebutan nama kaum perempuan di undangan rembug
4. Pelaksanaan kampanye atau promosi sanitasi secara rutin
oleh BKM
5. Sarana IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan
kombinasi MCK dengan perpipaan memenuhi kebutuhan
kaum perempuan dan kelompok rentan/marjinal
6. Kepengurusan KSM dan KPP minimal 30% kaum perempuan
KETENTUAN PELAKSANAAN 47
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB III
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
BOX 2.1
CEKLIS PERSIAPAN REMBUG KELURAHAN TAHAP I
Menyiapkan undangan minimal satu minggu sebelum
pelaksanaan pertemuan. Isi undangan menyebutkan waktu, tempat
dan tujuan pertemuan secara jelas.
Undangan ditandatangani oleh pihak penyelenggara.
Konfirmasi Pemberitahuan Kehadiran Peserta (minimal 2 hari sebelum
pelaksanaan).
Tempat dan peralatan telah tersedia dan cukup memadai.
Konsumsi sesuai perkiraan jumlah peserta
Materi dan Bahan yang akan dibagikan telah tersedia sesuai
perkiraan jumlah peserta.
Adakan pertemuan dengan penyelenggara dan penyaji lainnya untuk
membicarakan rincian pelaksanaan pertemuan dan peran masingmasing.
Daftar Hadir dan alat pendokumentasian (kamera atau video)
Jadwal Acara
Catatan
Untuk kelurahan yang pernah mendapatkan bantuan
pemberdayaan dan pernah melaksanakan rembug–rembug
penyiapan masyarakat, maka proses rembug penyiapan dilakukan
dengan:
a. Memperluas jangkauan penyebarluasan informasi pada kelompok
lainnya;
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program-
program sebelumnya terutama pada tingkat partisipasi
masyarakatnya.
BAB IV
TAHAP PERENCANAAN
58 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
identifikasi permasalahan kemudian dicermati bersama oleh Pokja
Sanitasi dan KM yang didampingi TFL untuk merumuskan kondisi
sanitasi kelurahan, serta menyusun Dokumen Rencana Perbaikan
Sanitasi di tingkat Kelurahan atau Community Sanitation Improvement
Action Plan (CSIAP).
60 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
TAHAP PERENCANAAN 61
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB VI PROGRAM PENDUKUNG PERUBAHAN PERILAKU
(kegiatan pendukung terjadinya perubahan perilaku hidup bersih dan
sehat)
BAB VII PENUTUP LAMPIRAN
Hasil dari perumusan masalah kemudian dijadikan bahan dalam
Rembug Kelurahan Tahap II.
62 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
diperoleh dari hasil pemetaan sanitasi dan telah disusun di dalam
CSIAP;
3. Verifikasi CSIAP oleh seluruh peserta;
4. Paparan TFL mengenai Alternatif Solusi Permasalahan, dalam
kerangka masa sekarang dan masa yang akan datang;
5. Peserta rembug kelurahan dibagi ke dalam beberapa kelompok
diskusi dimana masing-masing kelompok tersebut membuat
prioritas penanganan permasalahan (sesuai dengan Format
Penentuan Prioritas);
6. Kemudian dilakukan pleno untuk membahas Prioritas
Penanganan Permasalahan;
7. Identifikasi Prioritas Lingkungan Penerima Manfaat berdasarkan
skor hasil pemetaan sanitasi;
8. Penentuan titik lokasi;
9. Pembuatan Berita Acara Rembug Kelurahan t a h a p II yang
dilakukan oleh BKM/LKM dan dibantu oleh Kader dan TFL (Format
2.5-2.8 Lampiran).
Peserta Rembug Kelurahan Tahap II
1. Masyarakat umum;
2. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi
Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas;
3. Pemerintahan Kelurahan, Para Pengurus RT/RW (atau
sebutan lainnya) setempat, Pemerintah Kecamatan, Pokjasan;
4. Peserta yang hadir pada Rembug Kelurahan Tahap II minimal 30%
perempuan.
TAHAP PERENCANAAN 63
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
4.5. SELEKSI TITIK LOKASI PARTISIPATIF (Selotif)
Selotif merupakan penyempurnaan dari metode RPA (Rapid
Participatory Assesment) yang menggunakan 5 varialbel, sedanghan
dengan metode Selotif menggunakan tiga variabel pokok, khusus
untuk memilih lokasi pada kegiatan pemberdayaan Sub Bidang Sanitasi
di lingkungan Direktorat PPLP Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Kegiatan ini di dahului oleh pembentukan Tim Selotif di tingkat
kelurahan, yang terdiri dari Kepala Desa/Lurah, Pokjasan
Desa/Keluraha, Tokoh masyarakat di Desa/Kelurahan, keterwakilan
masyarakat di titik lokasi dengan jumlah disesuaikan.
Secara bertahap didampingi TFL Tim Selotif melakukan pertemuan-
pertemuan di setiap titik lokasi untuk melakukan penilaian terhadap
titik lokasi untuk menyeleksi masyarakat yang paling siap untuk
implementasi program.
a. Tujuan Metode Selotif :
Untuk memilih lokasi sanimas yang paling memenuhi kaidah
petunjuk umum dan keberlanjutan melalui penilaian secara cepat
dan terstruktur oleh sekelompok wakil calon pemanfaat dari 2 - 4
calon titik lokasi di setiap Desa/Kelurahan yang diusulkan,
”mendapatkan lokasi yang pasti sukses”.
b. Variabel dan Bobot Penilaian Selotif :
1. Tingkat Partisipasi warga masyarakat (bobot 50 %);
2. Tingkat kepadatan penduduk (bobot 30 %);
3. Kondisi rawan sanitasi (bobot 20 %);
64 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Tabel 4.1
Jenis Informasi dan Alat Selotif yang Digunakan di Titik Lokasi
Variabel Penilaian titik
No Selotif Tools Bukti Dokumen
Lokasi
Berita Acara Rembug
Tingkat Partisipasi
1 FGD dan Rembug Tentang Kesiapan
masyarakat
Kontribusi
2 Tingkat kepadatan penduduk Transect Walk Data Sekunder
Untuk lebih jelas, skema dari prosedur pelaksanaan Selotif dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Dilaksanakan di
setiap calon lokasi Pelaksanaan Metode Selotif
Penilaian titik lokasi;
Gambar 4.1
Tahapan Pelaksanaan Seleksi Lokasi Partisitif
TAHAP PERENCANAAN 65
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
c. Partisipan Selotif
Setiap calon titik lokasi mengirimkan perwakilannya yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhanl sebagai anggota Tim
Selotif yang ditunjuk melalui forum rembug warga.
Tim Selotif yang terbentuk wajib mendapatkan pelatihan cara
pelaksanaan Selotif oleh TFL.
Tugas anggota tim Selotif :
1. Mengikuti kegiatan Selotif di setiap titik lokasi;
2. Menyiapkan data sekunderberupa Peta calon lokasi, data
sekunder kependudukan dan data kepemilikan septik tank
yang memenuhi syarat (struktur kedap air);
3. Melakukan skoring dan penilaian tiap calon titik lokasi;
4. Menetapkan dan mengumumkan lokasi pemenang (Berita
Acara);
5. Berita Acara penetapan lokasi pemenang diverifikasi oleh TFL
untuk disampaikan kepada Lurah dan PPK/SKPD.
d. Penetapan Skor dan Pembobotan (Nilai)
Dalam Selotif, setiap indikator dalam variabel lakandiberi skor.
Kemudian skor tersebut akan dikonversikan kedalam nilai. Skor
berkisar antara 1, 2, 3,dan 4; sedangkan Nilai berkisarantara 25,
50, 75, dan 100. Nilai tersebut merupakan kuantifikasi dari setiap
pernyataan yang bersifat kualitatif. Penetapan skor dan
pembobotan (nilai) ini penting dalam rangka penyederhanaan
dalam memberikan penilaian tentang kondisi masyarakat secara
66 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
obyektif. Skorini sangat penting digunakan untuk penilaian
titik lokasi dengan formula sebagai berikut:
Formula Perhitungan Nilai Titik Lokasi:
N
NV = x B
T
Keterangan:
NV = Nilai Variabel
N = Jumlah Kumulatif Skor Indikator;
T = Jumlah Kumulatif Skor Maksimum Indikator
B = Bobot Variabel
NT = V1+V2+V3
Keterangan:
NT = Nilai Total
V1 = Variabel kesatu : Tingkat Partisipasi masyarakat
V2 = Variabel kedua : Tingkat Kepadatan Penduduk
V3 = Variabel Ketiga : Kondisi Rawan Sanitasi
Penjelasan:
a. NT tertinggi otomatis menjadi pilihan titik lokasi
penerima kegiatan;
b. Apabila terdapat Nilai NTyang sama, maka NV1 tertinggi
menjadi lokasi terpilih;
TAHAP PERENCANAAN 67
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
e. Penentuan Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan Selotif perlu disepakati bersama antara
dengan masyarakat (misalnya ketuaRT/RW dan tokoh
masyarakat) sehingga lokasi pemenang dapat ditetapkan
selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu.
Untuk memaksimalkan peran dan keterlibatan kaum
perempuan, maka pertemuan rembug warga sebelum
pelaksanaan metode Selotif dilaksanakan antara jam 14,00 –
18,00 waktu setempat.
f. Alat dan Bahan yang perlu disiapkan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan Selotif terdiri dari:
Kertas lebar (plano), Kainlebar, Spidol besar aneka warna, Spidol
kecil aneka warna, Lem/perekat, Selotif, Gunting, Alat tulis,
Bahan-bahan lokal seperti biji-bijian atau kacang-kacangan,
lampu (jika ada kegiatan dimalam hari). Akan sangat baik jika ada
rekaman video/kamera yang dapat dipergunakan untuk
melengkapi laporan.
A. Transect Walk (Kesiapan Teknis)
Transect walk bertujuan untuk mengenali dan mengkaji
kondisi sarana sanitasi Titik Lokasi yang sudah ada, untuk
menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap fasilitas
sanitasi yang ada, dan menilai tingkat kelayakan teknis
sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi yang
direncanakan dengan cara melakukan observasi langsung
bersama-sama dengan masyarakat.
68 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Tugas TFL dan masyarakat di kegiatan transect walk adalah:
1. Menentukan, mengobservasi serta melakukan diskusi
( F G D ) dengan masyarakat, antara lain:
− Lokasi yang dicalonkan masyarakat untuk bangunan
Sanitasi Berbasis Masyarakat;
− Tingkat kepadatan penduduk (masyarakat) yang
tinggal di lokasi;
− Sarana sanitasi yang digunakan masyarakat saat ini:
jamban, sungai, kolam, dsb;
− Pola penggunaan sarana sanitasi;
− Ketersediaan lahan;
− Muka air tanah;
− Material lokal;
− Saluran drainase.
70 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
4. Kontribusi Inkind (kerja bakti /gotong royong tahap
pekerjaan fisik)
Proses Tools-2 adalah
1. Kegiatan dilakukan oleh Tim Selotif di setiap calon titik
lokasi;
2. TFLmenjelaskan tujuan, maksud dan cara penerapan
teknik ini;
3. Mulai berdiskusi untuk menggali kesiapan warga dalam
berkontribusi pada kegiatan Sanimas, dengan
menanyakan tentang variabel ;
Pelaksanaan penilaian seleksi lokasi oleh Tim Selotif dapat
dilakukan dengan menggunakan indikotor-indikator
penilaian variabel tersebut di atas, lebih lengkapnya tertuang
dalam lampiran format 3.5
TAHAP PERENCANAAN 71
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Tujuan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap
II
1. Memaparkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan
Selotif kepada masyarakat, serta menentukan titik lokasi
pembangunan;
2. Membentuk KSM Sanitasi;
3. Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Penyusunan RKM;Peserta
yang hadir pada rembug RT/RW (atau sebutan lainnya)
Tahap II minimal 30% perempuan.
Proses yang dilakukan dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW
(atau sebutan lainnya) Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Paparan kembali oleh narasumber mengenai
sistem seleksi lingkungan/kampung dalam program, dan
pelaksanaan pemetaan sanitasi;
2. Pemaparan hasil Pemetaan Sanitasi kepada masyarakat;
3. Peserta musyawarah kemudian memilih anggota KSM Sanitasi;
4. Peserta musyawarah kemudian menentukan waktu dan
pelaksanaan penyusunan RKM;
Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 dan perubahannya, dibentuk
tim swakelola untuk mendukung kegiatan pembangunan Program
Sanimas yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
KSM dibentuk melalui rembug warga di titik lokasi sasaran (calon
pemanfaat sarana) yang ditetapkan melalui SK Lurah berjumlah 6
orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi perencana,
seksi pelaksana dan seksi pengawas (Contoh SK Kepala Desa/Lurah
72 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
pembentukan KSM) dapat dilihat pada Lampiran:
KSM bertugas sampai dengan serah terima prasarana dan sarana
sanitasi kepada Satker PIP Kabupaten/Kota.
Susunan dan Tugas pengurus KSM
Adapun tugas kepengurusan KSM adalah:
1. Ketua:
a. Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan;
b. Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat-rapat.
2. Sekretaris:
a. Membantu penyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan
kegiatan tata usaha dan dokumentasi;
b. Melaksanakan surat-menyurat;
c. Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara
bertahap.
3. Bendahara:
a. Menerima, menyimpan, membayarkan, uang serta
mempertanggungjawabkan dan mengarsipkan dokumen-
dokumen pertanggungjawaban.
b. Melakukan Pengelolaan administrasi keuangan dengan
melakukan pencatatan pada:
Tahap Konstruksi
1) Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel
dipapan pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat
dengan mudah oleh masyarakat
2) Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana dan
TAHAP PERENCANAAN 73
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk kemudian
diserahkan kepada Satker Pengembangan Sistem PLP
4. Seksi-Seksi
a. Seksi Perencana
Tugas seksi perencana adalah bersama TFL membantu:
1) Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi kepada
masyarakat;
2) Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi
yang akan dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan
masyarakat serta kondisi lingkungan;
3) Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan
potongan – RAB dan menyusun analisa struktural, elektrikal,
arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi yang dipilih
masyarakat;
4) Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi dan kurva S;
5) Menyusun dokumen RKM;
6) Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
7) Melakukan rekrutmen tenaga kerja;
8) Mengatur tenaga kerja di lapangan;
9) Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;
10) Mengatur mekanisme pengawasan terhadap pekerja.
b. Seksi Pelaksana
Tugas seksi pelaksana didampingi TFL adalah membantu:
1) Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama
pembangunan;
74 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
2) Membuat laporan tentang keadaan material;
3) Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan konstruksi;
4) Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat;
5) Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat;
6) Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan
lingkungan.
c. Seksi Pengawas
Seksi Pengawas mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan
pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola,
dan didamping TFL antara lain:
1) Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi,
teknis dan keuangan;
2) Menilai kualitas dan progres pekerjaan fisik;
3) Berkoordinasi dalam menyusun laporan pekerjaan untuk
diteruskan dan/atau ditindak lanjuti ke Satker PIP
Kabupaten/Kota;
Catatan:
Untuk sebagai catatan, bahwa mekanisme kerja KSM tercantum dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang
disepakati oleh pengurus KSM dan seluruh calon pengguna/penerima
manfaat. Sementara, status pembentukan KSM disahkan dengan
Surat Keputusan (SK) Lurah yang diketahui oleh Camat setempat.
TAHAP PERENCANAAN 75
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
4.7. PENYUSUNAN RKM
Rencana kegiatan masyarakat (RKM) merupakan bukti dokumen resmi
perencanaan perbaikan sanitasi oleh masyarakat, sekaligus sebagai
dasar untuk pencairan dana/material dari berbagai stakeholder yang
telah memberikan komitmen RKM hanya akan dilakukan oleh
masyarakat yang lingkungannya terseleksi sebagai titik lokasi
pembangunan sarana sanitasi. Penyusunan RKM dilakukan dengan
pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan
masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam semua kegiatan yang
dilakukan, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang
membutuhkan keahlian teknis diserahkan kepada tenaga ahli, namun
tetap melibatkan masyarakat.
Dokumen RKM ini berisi mengenai :
1. Profil Lokasi
2. Ketersediaan lahan
3. Penentuan Calon Pengguna
4. Jenis dan Besaran Swadaya
5. Pemilihan Teknologi Sarana Sanitasi
6. Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya
(RAB),
7. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi
8. Mekanisme Pencairan Dana
9. Rencana Penggunaan Dana
10. Struktur Organisasi Pelaksana
11. Rencana Penguatan Kapasitas Masyarakat
76 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
12. Rencana Operasi dan Pemeliharaan
Dalam penyusunan RKM ini, TFL berkewajiban untuk
memberikan bimbingan baik teknis dan manajemen kepada KSM
seperti contoh berikut dibawah ini:
1. Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi
Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi ini berisikan
Latar Belakang yang mendasari Kegiatan, didasarkan pada Hasil
Survey;
Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dengan Pelaksanaan
Pembangunan Sarana Sanitasi;
Manfaat Pekerjaan terhadap warga dan Lingkungan Hidup
Warga;
Pelaksanaan Pekerjaan, baik yang berhubungan dengan
Dana, Waktu, Pelaksana dan Pelaku-pelaku lain yang mungkin
terlibat;
Kebutuhan Lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta
mekanisme pelaksanaannya;
Mekanisme Pelaksanaan, Pengelolaan dan Pengawasan
Profil Lokasi Sasaran yang menunjukkan Kondisi Awal dan
Data Prasarana Sanitasi setempat
2. Usulan Rencana Operasi dan Pemeliharaan
Operasi dan Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan
terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun
berkala untuk menjaga agar Prasarana dan Sarana tetap dapat
berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana.
TAHAP PERENCANAAN 77
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Pelibatan masyarakat dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
dilakukan dengan dibentuknya Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara (KPP).
Tujuan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur
Terbangun adalah:
1. Tersedianya infrastruktur yang tetap berfungsi dengan
kualitas dan umur pelayanan yang sesuai dengan rencana;
2. Pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, dapat
menghemat biaya pemeliharaan;
3. Tersedianya organisasi pengelola yang aktif dan berfungsi
dengan baik. Pada tahap persiapan usulan RKM, rencana
operasi dan pemeliharaan baru disusun sebagai rencana awal,
sedangkan finalisasi rencana operasi dan pemeliharaan dibahas
dan ditetapkan melalui Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau
sebutan lainnya) Tahap III sebelum pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
4. Usulan rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan;
5. Pada dasarnya sumber pendanaan operasi dan
pemeliharaan adalah warga pemanfaat infrastruktur dengan
berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa
pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan infrastruktur
adalah tugas bersama seluruh warga pemanfaat, bukan
milik pemerintah atau aparat.
6. Namun, pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan selain
bersumber dari iuran warga diharapkan didukung oleh APBD.
78 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
7. Pada tahap penyusunan RKM, aspek pembiayaan baru
disusun pada tahap identifikasi dari rencana pembiayaan.
sedangkan secara mendetail terhadap aspek operasi dan
pemeliharaan didiskusikan dalam Rembug Warga Tingkat
RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III. Contoh Penyusunan
Usulan dapat dilihat di (Format 4.1-4.4 Lampiran).
80 TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat.
Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dilakukan oleh DPIU.
Usulan dokumen harus selaras dengan Rencana Pembangunan
Pemerintah Daerah, Kriteria Teknis yang ada dan Prioritas
Pembangunan Daerah, dengan demikian tidak terjadi Pendanaan
Pembangunan yang tumpang-tindih. Pada Verifikasi ini, dapat
dilakukan kunjungan lapangan oleh DPIU untuk mengetahui Situasi
dan Kondisi Lapangan (Format 4.5 Lampiran). Verifikasi dan asistensi
Dokumen disarankan agar tidak lebih dari 7 hari dihitung sejak
masuknya dokumen ke DPIU.
Finalisasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat
Finalisasi dilakukan oleh KSM, BKM/LKM dan Kader Masyarakat
dengan Pendampingan dari TFL dan DPIU. Finalisasi Usulan
RKM dilakukan untuk Perbaikan dan Pembenahan Usulan RKM
berdasarkan hasil verifikasi oleh DPIU, terutama apabila ditemukan
hal-hal yang belum sempurna. Setelah dilakukan Finalisasi, maka
Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dapat digunakan untuk pada
tahap selanjutnya yaitu Pelaksanaan Fisik.
TAHAP PERENCANAAN 81
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB V
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
BAB VI
PASCA PELAKSANAAN FISIK
BAB VII
PENGENDALIAN
7.1. UMUM
Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan program Sanimas
sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah
ditetapkan. Pengendalian program bertujuan untuk :
1. Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan,
prinsip dan kebijakan;
2. Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan
mekanisme yang benar;
3. Menjamin terlaksananya Keselamatan, Keamanan Kerja dan
Lingkungan (K3L) disetiap tahapan;
4. Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan;
5. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan
perencanaan dan dikelola secara transparan;
6. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan
dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan;
7. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-
masing;
8. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana
PENGENDALIAN 113
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
yang telah ditentukan.
Pengendalian program Sanimas dilakukan melalui
pengawasan/pemantauan, pelaporan serta evaluasi, dengan strategi
sebagai berikut:
1. Pengawasan/pemantauan secara ketat dan obyektif pada
setiap proses tahapan kegiatan di setiap level pelaku;
2. Pelaporan di semua tingkatan pelaku dilaksanakan secara disiplin,
akurat dan tepat waktu;
3. Pelaksanaan evaluasi secara regular didukung dengan pemberian
sanksi untuk penegakan aturan.
7.2. PEMANTAUAN
Sesuai dengan prinsip transparansi dalam program ini, pemantauan
akan terdiri dari:
1. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana
program pelaku di dalam system (Aparat Pemerintah/Struktural,
Konsultan/Fungsional, serta masyarakat kelurahan sasaran);
2. Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit
pelaksana kegiatan (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa,
dll). Dalam pengendalian program, pengawasan dilakukan melalui
pemantauan (monitoring) secara berjenjang oleh pelaku-pelaku
program Sanimas .
7.3. PELAPORAN
Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
pemantauan yang telah dilakukan pada setiap tahapan kegiatan.
Laporan ditulis secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala.
Selain memuat data hasil dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan
juga memuat foto/dokumentasi kegiatan, permasalahan, hambatan,
dan rekomendasi penyelesaian permasalahan.
PENGENDALIAN 115
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
PENGENDALIAN 117
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
7.4. EVALUASI PROGRAM
Evaluasi Program adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan identifikasi kendala-
kendala, solusi dan alternatif tindakan penyelesaian yang dilakukan
selama pelaksanaan program. Secara umum evaluasi dilakukan untuk
mengukur kinerja program secara keseluruhan, dengan berbasis
pada hasil penilaian indiKator kinerja yang ditetapkan.
7.4.1. Indikator Kinerja Program
Indikator utama program Sanimas terdiri dari indikator output
dan outcome, sebagai berikut:
a. Output:
Terbangunnya sarana sanitasi
Bertambahnya jumlah sambungan rumah (SR)
Terbentuknya organisasi masyarakat pengelola dan
pemanfaat serta bertanggung jawab atas kelestarian
infrastruktur terbangun, yang memiliki rencana
operasional dan pemeliharaan.
b. Outcome:
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki
akses pelayanan prasarana/sarana sanitasi dasar,
terutama kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal
dan penduduk miskin;
1. surat;
2. email;
3. sms center;
4. dan lain-lain.
Stakeholder di tingkat propinsi dan kabupaten/kota (PPIU dan DPIU)
mempunyai kewajiban untuk memastikan informasi dan prosedur
penyampaian pengaduan tersedia dan dipahami oleh masyarakat.
Semua jenis pengaduan masyarakat harus dikelola dan sesegera
mungkin mendapatkan penanganan dan hasil tindak lanjut
penanganan di informasikan kepada masyarakat melalui papan
informasi yang disediakan oleh KSM.
PENGENDALIAN 119
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
PENGENDALIAN 123
Petunjuk Teknis
SANIMAS IDB
BAB VIII
PENUTUP
Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seluruh pelaku yang terkait
dalam implementasi program Sanimas pada berbagai tingkatan. Hal-hal yang menyangkut
teknis pelaksanaan di lapangan dapat dilihat pada buku lampiran 1, 2, 3 dan 4.13
PENUTUP 125