Anda di halaman 1dari 40

FARMASI KLINIK

MATERI 1
DIABETES MELITUS – GANGGUAN TIROID -
HEMATOLOGI

A Power Point created by apt. Siti Rokayah, S.Farm.


DIABETES MELITUS
A. DEFINISI
Diabetes Melitus adalah sekumpulan dari gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia
sebagai akibat kekurangan insulin relatif atau ketidakmampuan insulin untuk mengontrol kadar gula
darah.
Simptom yang menyertai DM (Hiperglikemia) yaitu: 3P (Polidipsi, Polifagi, Poliuria), BB berkurang,
kelelahan, atau adanya infeksi berulang (biasanya candidiasis vaginal).
Tipe DM menurut American Diabetes Association:
1. DMT1 ➔ Penyebab utama karena gangguan autoimun yang menyerang sel β-pancreas
2. DMT2 ➔ Resistensi insulin atau defisiensi insulin atau keduanya. Resistensi insulin ditandai
dengan adanya peningkatan lipolisis dan peningkatan produksi asam lemak dan gliserol,
peningkatan produksi glukosa di hati, pengurangan intake glukosa ke sel otot atau karena
gangguan ekspresi protein pada jalur signaling.
3. DM Tipe Lain ➔ DM Gestasional, gangguan endokrin, pankreatitis atau pengaruh terapi obat
seperti glukokortikoid, diuretik, α-interferon
B. Kriteria Diagnosis DM Menurut ADA 2020
Kriteria Diagnosa Goal Terapi (ADA) Goal Terapi (AACE)

A1C ≥6.5% <7% ≤6.5%

GDP ≥126 mg/dl 80-130 mg/dl -

GD2PP ≥200 mg/dl <180 mg/dl <140 mg/dl

GDS ≥200 mg/dl <180 mg/dl <140 mg/dl

Tipe DM Terapi

DMT1 Insulin

DMT2 ADO/+Insulin

DM Tipe lain Insulin

*ADA: American Diabetes Associations, AACE: American Association of Clinical


Endocrinologist
C. Regulasi Pengaturan Kadar Glukosa Darah

Hormon inkretin
Hormon rilis
ghrelin

1 2
Memicu rasa lapar GLP GLP
α-glukosidase 1 2

Saat GD Monosakarida
DPP4 x
3

GD Insulin rilis

GD Normal
GLIKOGENOLISIS

Glikogen
Glikogen fosforilase
Glikogenesis

Glukosa-1 fosfat+
Glukosa Darah
glikogen

Fosfoglukomutase
Glukosa-6
fosfat
GLUKONEOGENESIS
Asam Laktat Asam Amino

4
Piruvat

Glukosa
Oksaloasetat
Darah

Glukosa GDTP

Fruktosa-6
fosfat
D. Mekanisme Pelepasan Insulin

5
E. JALUR SIGNALING INSULIN

6
Mekanisme Kerja Insulin

• Reseptor insulin terdiri atas 2 subunit α dan 2 subunit β yang di


hubungkan dengan ikatan disulfida. Aktivasi reseptor ini memic
u rangkaian peristiwa molekuler di dalam sel
• Hasil penting dari jalur signaling insulin ini adalah menstimulasi
GLUT4 yang semula ada di sitoplasma menjadi pindah ke dalam
membran sel.
• Ketika GLUT4 sudah ready, maka glukosa dapat masuk ke dalam
sel target dan kadarnya berkurang di dalam darah.
• Insulin juga menstimulasi sintesis glikogen, protein, dan lipid,
serta pertumbuhan dan diferensiasi sel.
F. TERAPI ANTIDIABETIK ORAL
No. Golongan Mekanisme Jenis Obat

1. α-Glukosidase Inhibit Menghambat enzim α-Glukosidase Acarbose,


or Miglitol
2. Agonis GLP1 Menstimulasi hormone inkretin, Exenatide, Iraglutide
Sehingga memicu sekresi insulin
3. DPP4 Inhibitor Meningkatkan sekresi insulin dengan Sitagliptin, Linagliptin
Menginaktivasi enzim DPP4
4. Biguanid Menurunkan produksi glukosa hepatik, Metformin (sampai
menurunkan absorpsi glukosa pada GI saat ini masih menjadi
1st line terapi DMT2)
5. Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin dengan cara Glibenklamide, Glimepi
memicu masuknya ion Ca2+ ke dalam ride, Gliclazide,
Membran sel Repaglinide
6. Tiazolidindion Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin Pioglitazon,
Rosiglitazon
7. SGLT2 Menghambat reabsorpsi glukosa di tubulus Empaglifozin
proksimal
G. ALGORITMA TERAPI ANTIDIABETIK ORAL
H. EFEK SAMPING ADO
I. TERAPI INSULIN
Jenis Insulin Contoh Aturan Pakai

Rapid Acting Lispro, Aspart, 5-15 menit sebelum


Glulisine makan
Short Acting Humulin R, 30 menit sebelum makan
Novolin R
Intermediate Humulin N, 1 x sehari umumnya
Acting Novolin N diberikan malam
Long Acting Glargine (Lantus) 1 x sehari waktu yang
Detemir (Levemir) sama umumnya malam
PERHITUNGAN DOSIS INSULIN
J. KEGAWATDARURATAN DM – SYOK HIPOGLIKEMIK

Kesadaran Kondisi Pasien Kadar GD Terapi

Bisa makan >40 mg/dl, Berikan


<70 mg/dl minum air gula
Sadar
Lemah/Tidak >40 mg/dl, Infus D10%
Bisa makan <70 mg/dl
Tidak Sadar >40 mg/dl Infus D10%
Tidak Sadar <70 mg/dl
Tidak sadar <40 mg/dl Infus D40%
INTERAKSI OBAT
Obat Interaksi dengan Potensial Efek Manajemen

Insulin β-Blocker nonselektif Memanjangkan efek Gunakan kardioselektif,


(propranolol, timolol, nadolol, hipoglikemik monitor hipoglikemik
pinolol, carteolol, penbutolol)
Ethanol Menaikkan efek Monitor hipoglikemik,
hipoglikemik sesuaikan dosis insulin
Salisilat (Aspirin, Bismuth sub Menaikkan efek Monitor hipoglikemik
salisilat, Magnesium salisilat) hipoglikemik
Metformin Simetidin Menaikkan Monitor gula darah,
konsentrasi metformin sesuaikan dosis
metformin
Sulfonilurea Kloramfenikol, Diuretik tiazid Menaikkan efek Monitor gula darah,
hipoglikemik SU Sesuaikan dosis SU
Glimepiride Fluconazole Menaikkan efek Monitor gula darah,
hipoglikemik sesuaikan dosis
Tolbutamide Fluconazole Meningkatkan efek Monitor gula darah,
hipoglikemik Sesuaikan dosis
K. Monitoring Terapi DM Tipe 2

• Pemilihan rute pemberian berdasarkan kondisi pasien


• HbA1C merupakan kadar hemoglobin yang menempel pada eritrosit, dan
dicek tiap 2-3 bulan sekali.
• Monitoring Tekanan Darah <130/80 mmHg
• Monitoring kadar kolesterol LDL <100 mg/dl, HDL >40 mg/dl, dan TG
<150 mg/dl
• Albumin, Creatinin, dan GFR dalam batas normal
• Transaminase hati (SGOT, SGPT) dalam batas normal
• Pemeriksaan mata dan neurologis secara berkala (perhatikan tanda dan
gejala risiko mikrovaskuler)
GANGGUAN TIROID
HORMON TIROID
A. SINTESIS HORMON TIROID

Hormon tiroksin (T4) dan Triiodothyronine (T3) terbentuk di dalam Tiroglobulin (TG), yang merupa
kan glikoprotein besar yang disintesis dalam sel tiroid. Karena bentuk strukturnya yang unik,
residu tirosin teriodinasi di dalam TG yang dapat berikatan bersama membentuk hormone tiroid.
B. TIPE GANGGUAN TIROID

Berdasarkan bentuk:
1. Difusi: Pembesaran kelenjar
2. Nodul: Benjolan seperti bola, dapat berupa tumor jinak/ganas

Berdasarkan Kelainan Fungsi:


1. Hipertiroid: Tirotoksisitas, kelebihan hormone tiroid
2. Hipotiroid: Kekurangan atau berhentinya hormone tiroid
3. Eutiroid: bentuk kelenjar tidak normal, tapi fungsi normal
C. PENEGAKAN DIAGNOSIS GANGGUAN TIROID

Diagnosis Total T3 dan T4 TSH Plasma Manifestasi Klinik


Hipertiroidisme Tinggi Rendah Hipertiroid
Hipotiroidisme Rendah Tinggi Hipotiroid
D. HIPERTIROID
Kelebihan hormone tiroid menyebabkan proses metabolic dalam tubuh berlangsung lebih cepat.
Gejala dan tandanya yaitu sebagai berikut:
E. HIPOTIROID
Kekurangan hormone tiroid mengakibatkan perlambatan proses metabolic di dalam tubuh.
Gejala dan tandanya yaitu sebagai berikut:
F. PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIROID
Manifestasi Klinik Tatalaksana

Hipertiroid 1. PTU (Prophyltiourasil)


2. Metimazole
3. Iodin Radioaktif
4. Beta Blocker (tremor, bradikardi)
5. Kortikosteroid
6. Tiroidektomi (Pembedahan)

Hipotiroid Levotiroksin / Liotironin

• Tidak ada obat antitiroid yang benar-benar aman untuk ibu hamil. Dahulu Metimazole dianggap aman, namun setelah adanya
bukti yang mengakibatkan malformasi janin. Obat ini dikategorikan ke dalam kategori D.
• PTU termasuk kategori D → mengakibatkan bayi terlahir dengan hipertiroid. Metimazole dapat menghambat organogenesis
• Strategi terapi yang direkomendasikan untuk ibu hamil yaitu: PTU (untuk trimester 1), selanjutnya pada trimester 2-3 diganti
Metimazole.
• Iodin radioaktif digunakan untuk pasien dengan sindrom graves dan goither.
• Untuk kasus tremor diberikan kombinasi PTU + Beta Blocker (Propranolol).
HEMATOLOGI
ANEMIA
Tahapan Eritropoiesis
Penyebab Anemia
Berdasarkan bentuk sel, anemia dibagi menjadi:
Bentuk Penyebab Pengobatan
Mikrositik (sel kecil) Defisiensi Besi (Fe2+) Suplemen (Fe2+)

Makrositik Defisiensi Folat dan B12 Suplemen Asam Folat dan B12

Normositik Normokrom Defisiensi Eritropoietin Eritropoietin

Aplastik Kerusakan/Depresi sumsu tulang Transfusi darah, Imunodepresan,


Karena obat-obatan, radiasi, Transplantasi sumsum tulang
Kemoterapi, infeksi, gangguan autoimun
Obat-obatan yang memicu anemia
Obat Efek
❑ Dalam diagnosa anemia, seringkali dijumpai istilah
Methrotexat Anemia Defisiensi Folat MCV (Mean Corpuscular Volume), MCV merupaka

Barbiturat Anemia Defisiensi Folat n salah satu pemeriksaan darah yang menunjukkan
volume rata-rata satu sel darah merah
Kloramfenikol Anemia Aplastik
dibandingkan dengan volume sel darah merah
Zidofudin Anemia Aplastik keseluruhan dalam darah. MCV Menunjukan ukuran

Kinin Anemia Hemolitik dari sel darah, nilai MCV kecil menunjukan ukuran
sel darah yang kecil (Mikrositik) dan MCV besar
NSAID Anemia Hemolitik
menunjukan ukuran sel yang besar (Makrositik).
Procainamide Anemia Hemolitik Nilai MCV normal adalah 80-97fl/sel.

Penicillin Anemia Hemolitik


Tipe Anemia dan Penatalaksanaannya
GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
(COAGULATION DISORDER)

A. Mekanisme Pembekuan Darah

Hemostasis ➔ mempertahankan sistem tubuh agar berjalan stabil. Hemostasis diatur oleh
Hipotalamus.
Mekanisme Hemostasis:
1. Spasme vaskuler ➔ setelah pembuluh darah robek, dinding pembuluh berkontraksi
2. Pembentukan sumbat trombosit ➔ trombosit berperan menyumbat robekan pembuluh darah
➔ menempel pada dinding PD ➔ peningkatan jumlah trombosit ➔ sumbat trombosit untuk
mencegah kehilangan banyak darah (Hemostasis primer) ➔ terbentuknya agregasi platelet
3. Pembekuan darah ➔ dalam waktu 3-6 menit seluruh ujung PD yang robek akan diisi oleh be
kuan
4. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah
FAKTOR PEMBEKUAN DARAH
Komponen/Faktor Sinonim Obat yang mempengaruhi

I Fibrinogen -
II Phrothrombin Heparin (IIa), Warfarin
III Jaringan tromboplastin
IV Kalsium
V Proaccelerin
VII Proconvertin Warfarin
VII Antihemofilia A
IX Christmast Factor, plasma thromboplastin component (PTC) Warfarin
(Antihemofilia B)
X Stuart Power Factor (Antihemofilia C) Heparin (Xa), Warfarin
XI Plasma thromboplastin antecedent (PTA)
XII Hagemen Factor, Antihemofilia B
XIII Fibrin-stabilizing factor
Protein C dan S Warfarin
Plasminogen Enzim trombolitik, aminocaproic acid
Terapi Gangguan Koagulasi

Ada 3 golongan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi pembentukan trombus yaitu :
❑ Antikoagulan
❑ Antiplatelet
❑ Trombolitik
ANTIPLATELET
Golongan Mekanisme Obat Penggunaan Terapi

inhibitor Cyclooxygenase menghambat enzim Cycloo Aspirin low dose infark miokard (loading dose 300 mg
(COX) xygenase (COX) sehingga diikuti 75-100 mg/hari); Angina tidak
pembentukan TxA2 stabil, NSTEMI (Awal: 162-325 mg,
terhambat dosis maintenance 75-100 mg/hari).
Inhibitor Phosphodiesterase Meningkatkan kadar cAMP Dipyridamole Profilaksis tromboemboli dosis
intraseluler dengan 75-100 mg PO sebagai
menghambat enzim tambahan terapi warfarin
fosfodiesterase
Inhibitor Reseptor ADP Menginaktivasi reseptor Clopidogrel Infark miokard dan STEMI
Pathways Platelet P2Y (75 mg/hari); Angina tidak stabil dan
NSTEMI (loading dose: 300 mg,
diikuti 75 mg/hari
(kombinasi dengan aspirin 81-325
mg/hari);
ANTIKOAGULAN
ANTIKOAGULAN adalah zat yang dapat mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat
pembentukan fibrin.
Obat Penggunaan ESO

UFH (Unfractionated First line terapi Perdarahan, Kelainan pembekuan darah


Heparin) ACS
Warfarin (Antagonis Vitamin K) DVT Perdarahan.
(Deep Vein Thrombosis) Monitoring INR setelah 2 hari dan sesuaikan
dosis
LMWH (Low Molecular Weight DVT, STEMI, NSTEMI Perdarahan (rare)
Heparin) : Enoxaparin → Lebih
Aman daripada UFH
Fondaparinux Efektif dalam mencegah Anemia 4-14%, perdarahan/ trombositopenia
DVT jarang terjadi (3%)
TROMBOLITIK/FIBRINOLITIK
Trombolitik/Fibrinolitik adalah obat yang dapat melarutkan gumpalan darah dengan cara
mengubah plasminogen menjadi plasmin, suatu enzim yang dapat menguraikan fibrin (fibrinolitik).
Efek samping trombolitik biasanya mual, muntah, perdarahan, dan pada pemakaian streptokinase
menyebabkan alergi.
Contoh Fibrinolotik:
❑ Streptokinase ➔ adalah protein (bukan merupakan enzim) yang disintesis oleh streptokokus
yang bergabung denga plasminogen proaktivator. Selektif terhadap bekuan darah.
❑ Alteplase ➔ Aktivator plasminogen tipe jaringan (rtPa) pada manusia yang dihasilkan dari
teknologi DNA rekombinan. Tidak menyebabkan alergi. Kombinasi dengan aspirin dapat
menguntungkan, tapi berisiko peningkatan stroke. Tidak direkomendasikan sebagai terapi
infark miokard akut, stroke iskemik akut.
❑ Urokinase ➔ enzim manusia yang disintesis oleh ginjal yang dapat mengubah plasminogen
menjadi plasmin
❑ Reteplase
❑ Fibrinolisis alami tubuh: Tpa (tissue Plasminogen Activators) dan Upa (urokinase type Plasminoge
n Activators)
GANGGUAN KOAGULASI DARAH LAINNYA
A. HEMOFILIA
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah.
Terjadi akibat kelainan genetik. Gejala yang khas adalah timbulnya lebam-lebam dan
pembengkakan sendi. Terjadi spontan (tanpa sebab yang jelas) atau akibat benturan ringan.
Jenis Hemofilia:
❑ Hemofilia A (kekurangan faktor VIII): tatalaksana → berikan konsentrat faktor VIII setiap 12 jam
/transfusi kriopresipitat. Contoh Obat di pasaran: Beriate inj, Koate inj
❑ Hemofilia B (kekurangan faktor IX): tatalaksana → berikan konsentrat faktor IX setiap 24 jam/
transfusi kriopresipitat. Contoh obat di pasaran: Octaplex inj (untuk penderita defisiensi
factor IX dan Hemofilia B).
B. VON WILEBRAND DISEASE (VWD)
Pada penderitanya, protein pembekuan darah yang disebut faktor Von Willebrand hanya
berjumlah sedikit atau tidak bekerja secara normal. Penyakit VWD tergolong kondisi yang tidak
dapat disembuhkan. Namun dengan penanganan yang tepat, penderita dapat menjalani hidup
secara normal. Terapi: Asam Traneksamat, Desmopressin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai