Anda di halaman 1dari 22

Diabetes Mellitus

Definisi Diabetes Mellitus


 Diabetes Mellitus adalah kelompok
gangguan metabolik yang ditandai dengan
Hiperglikemia dan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.

(Dipiro edisi 9 hal. 161,2015)


Epidemiologi Diabetes Mellitus
 DM di tandai dengan kurangnya insulin atau resistensi insulin.
Diperkirakan 20,8 juta orang di amerika serikat atau 7% dari
populasi menderita DM, sedangkan 14,6 juta orang didiagnosis DM
dan 6,2 juta orang tidak sadar dirinya menderita DM. (dipiro 2008
hal 244)
 Meningkatkan prevalensi DM diperngaruhi oleh gaya hidup, etnis
dan usia. Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 2 :
1. DM tipe 1 disebut sebagai insulin dependent merupakan penyakit
DM 5%-10% di semua kasus yang didiagnosis DM (terjadi pada
anak-anak dan umur <30 tahun), merupakan penyakit yang
ditandai dengan defisiensi insulin absolut yang disebabkan
destruksi sel- 𝛽 pankreas
2. DM tipe II disebut sebagai non-insulin dependent adalah penyakit
yang umumnya terjadi (90-95% dari semua kasus diagnosa DM).
DM tipe II ini ditandai oleh defisiensi insulin relatif dan resistensi
insulin.
(dipiro 2008 hal 245)
Patofisiologi Diabetes Mellitus
 Diabetes Mellitus Type 1 (5%-10% kasus)
biasanya terdapat pada masa anak-anak atau
awal memasuki usia dewasa dan
menghasailkan kerusakan yang dimediasi oleh
autoimun pada sel 𝛽 pankreas,
mengakibatkan defisiensi insulin. Proses
autoimun dimediasi oleh makrofag dan
limfosit T dengan autoantibodi terhadap
antigen sel 𝛽

(Dipiro edisi 9 hal. 161 ,2015)


Lanjutan…
 Diabetes Mellitus Type 2 ( 90% kasus)
ditandai dengan adanya kombinasi antara
resistensi insulin dan defisiensi insulin.
Resistensi insulin dimanifestasikan oleh
peningkatan lipolisis dan produksi asam
lemak bebas, peningkatan produksi glukosa
hepatik dan penurunan serapan glukosa pada
otot rangka.

(Dipiro edisi 9 hal. 161,2015)


Tanda dan Gejala DM
 Pada DM tipe 1: gejala klasik yang umum dikeluhkan
adalah poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus), polifagia (banyak makan/mudah lapar,
penurunan berat badan, cepat merasa lelah, iritabilitas
dan pruritus (gatal-gatal pada kulit)
 Pada DM tipe 2 : gejala yang dikeluhkan hampir tidak
ada, DM tipe 2 sering kali muncul tanpa sebab dan
penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian
ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi
sudah terjadi .

(Depkes RI, Pharmaceutical care untuk penyakit DM hal. 20. 2005)


Diagnosis Diabetes Mellitus
Kriteria untuk diagnosis DM sebagai berikut:
 AIC ≥ 6,5 %
 Fasting plasma glukosa (FPG) ≥ 126 mg/dL (7 mmol/L) fasting
didefinisikan sebagai tidak adanya pemasukan kalori
sedikitnya 8 jam.
 2 jam Plasma Glukosa (PG) ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
selama OGTT (Oral Glucose Tolerance Test) menggunakan
glukosa yang mengandung 75 gram glukosa anhidrat yang
terlarut dalam air.
 Konsentrasi acak PG ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) dengan
gejala klasik hiperglisemia atau krisis hiperglikiemik.

(Dipiro edisi 9 hal 161,2015)


Pemeriksaan Penunjang DM
 Glukosa plasma puasa normal (FGP)
<100mg/dL (5,6mmol/L)
 Impaired fasting glucose (IFG) adalah FGP
100-125mg/dL (5,6mmol/L-6,9mmol/L)
 Impaired Glucose Tolerance (IGT) didiagnosa
ketika 2 jam postload sampel OGTT adalah
140-199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/dL)
 Wanita hamil yang memiliki resiko GDM
disebabkan riwayat keluarga, obesitas dan
etnis tertentu
(Dipiro Pharmacotherapy Handboo 9th hal
162)
Algoritma Therapy DM

(Priyanto. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. 2009)


Lanjutan …
Apa tanda dan gejala yang mendukung diagnosa DM tipe 2
pasien tersebut?

 Fasting Plasma Glukosa (FPG) 150 mg/dL


dan 167 mg/dL
 Adanya komplikasi penyakit karena kadar
trigliserida pasien tinggi dan hipertensi
Nilai interprestasi data laboratorium apa yang mendukung
diagnosa pasien tersebut ?
 Fasting Plasma Glukosa (FPG) 150 mg/dL dan 167 mg/dL, normal
= >126 mg/dL

 Dalam keadaan puasa kadar glukosa 250 mg/dL (tinggi), normal =


< 100 mg/dL

 HbA1C 8,3 % (diabetes), normal = < 6 %, HbA1C merupakan


hemoglobin yang berikatan dengan glukosa

 TG 400 mg/dL (tinggi), normal < 150 mg/dL. (hasil ini menandakan
bahwa pasien memiliki kadar trigliserida yang tinggi sehingga perlu
diberikan obat untuk menurunkan kadar trigliseridanya)

 Tekanan darah pasien juga tinggi (150/100 mmHg) sehingga pasien


perlu juga terapi obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan
darahnya.
Apakah tujuan terapi untuk pasien
tersebut ?
 Untuk mengontrol kadar gula dalam darah
supaya tetap normal
 Pasien memiki komplikasi hipetensi dan
kolesterol sehingga terapi tersebut
bertujuan untuk mengontrol tekanan
darah dan kadar kolesterol agar tetap
seimbang dan normal.
Jelaskan DRP pada kasus diatas ?
Nama obat Tepat dosis Tepat obat Tepat regimen
Glibenklamid 5 Tepat dosis Tepat obat Tidak tepat
mg 2,5-5 mg per hari Ind: untuk DM regimen
tipe 2
Simvastatin 10 mg Tepat dosis Tepat obat Tepat regimen
5-80 mg/day Ind: untuk
Hyperlipidemia
Lisinopril 40 mg Tepat dosis Tepat obat Tepat regimen
10-40 mg once Ind: untuk
daily hipertensi
Lantus 10 unit Tepat dosis Tepat obat Tepat regimen
10 units once Ind : DM type 2
daily
 Glyburide
 Initial: 2.5-5 mg/day, administered with
breakfast or the first main meal of the day.
In patients who are more sensitive to
hypoglycemic drugs, start at 1.25 mg/day.
 (DIH 17th edition)
 Oral: 2.5-5 mg daily. (AHFS)
 Simvastatin
 Oral: 20-40 mg once daily in the evening;
range: 5-80 mg/day
 (DIH 17th edition)

 20-40 mg once daily (AHFS)


 Lisinopril
 Oral : 10-40 mg/day
 (DIH 17th edition)

 Oral: Initially, 10 mg once daily


 (AHFS)
 Lantus (Insulin Glargine)
 10 units once daily
 (DIH 17th edition)

 In a clinical study in patients with type 2 diabetes


mellitus, the initial dosage of insulin glargine in
insulin-naive patients receiving oral antidiabetic
agents was 10 units once daily, with subsequent
dosage adjustments based on blood glucose
concentrations; total daily dosages ranged from 2-
100 units.
 (AHFS)
Apa rekomendasi untuk DRP yang
anda temukan?
 Metformin
Apa terapi non Farmakologi yang
disarankan untuk pasien tersebut ?
 Pasien perlu melakukan diet seimbang
 Berhenti dari kebiasaan merokok dan
minum alkohol karena dapat
memperburuk penyakit
 Olahraga yang teratur
 Mengkonsumsi obat dengan teratur
Berikan konseling untuk resep
pasien tersebut!

Anda mungkin juga menyukai