2. Pembentukan kristal
• Suhu dingin dapat merusak suatu emulsi karena kelarutan
emulgator dalam fase minyak maupun dalam fase air lebih
sensitif terhadap pendinginan daripada terhadap pemanasan
sedang. Selama itu, pembentukan kristal es dapat
mengembangkan tekanan yang dapat merusak bulatan dari
tetesan emulsi sehingga dapat meningkatkan ukuran globul
(Lachman et al., 1994) (Rosmala dkk, 2014).
Upaya meningkatkan stabilitas
1. Menjaga suhu penyimpanan
2. Optimasi formulasi
• Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan
viskositas antar formula yang disebabkan adanya
perbedaan konsentrasi emulgator. Komposisi krim
yang lebih banyak mengandung bagian air maka
komposisi emulgator yang lebih banyak
mengandung Tween 80 akan lebih menstabilkan
krim karena Tween 80 bersifat hidrofil yang akan
mengikat bagian air dalam komposisi krim sehingga
semakin kental (Sugihartini, 2010).
3. Menggunkaan bahan stabilizer
Uji stabilitas
1. Stabilitas fisik
2. Stabilitas kimia
Fisik
1. Organoleptis
• Evaluasi organoleptis meliputi pengamatan secara visual perubahan-
perubahan bentuk, bau dan warna pada sediaan krim (Mailana dkk,2016).
2. pH
• Uji pengukuran pH menggunakan pH meter yang dikalibrasi terlebih dahulu
menggunakan larutan dasar pH 4 dan pH 7 sebelum mengukur pH krim
(Rosmala dkk, 2014).
3. Viskositas
• Viskositas dan sifat alir dilakukan menggunakan viskometer Brookfield dan
menggunakan spindel no. 6 krim dimasukkan ke dalam wadah gelas
kemudian spindel yang telah dipasang diturunkan sehingga batas spindel
tercelup ke dalam krim. Kecepatan alat dipasang pada 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm,
20 rpm; lalu dibalik 10 rpm, 4 rpm, 2 rpm; secara berturur-turut, kemudian
dibaca dan dicatat skalanya (dialreading) ketika jarum merah yang bergerak
telah stabil. Nilai viskositas (n) dalam centipoise (cps) diperoleh dari hasil
perkalian dialreading dengan faktor koreksi khusus untuk masing-masing
spindel. Sifat aliran dapat diperoleh dengan membuat kurva antara tekanan
geser terhadap kecepatan geser (Rosmala dkk, 2014).
4. Homogenitas
• Krim diambil dari masing-masing formula secukupnya dan dioleskan pada plat
kaca, diraba dan saat digosokkan massa krim harus menunjukkan susunan
homogen yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (Voigt, 1995)
(Mailana dkk,2016).
5. Daya sebar
• Pengujian daya sebar ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar krim dapat
menyebar pada kulit. Semakin besar daya sebar krim maka zat aktif yang dihantarkan ke
dalam lapisan kulit akan semakin besar (Voigt, 1995). Sebanyak 0,53 g krim diletakkan di
tengah kaca bulat, di atas krim diletakkan kaca bulat lain dan dibiarkan selama 1 menit lalu
diukur diameter krim yang menyebar. Beban seberat 150 g diletakkan di atas kaca bulat
dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur lagi diameter krim yang menyebar dari berbagai
sisi (Voigt, 1995) (Mailana dkk,2016).
6. Daya Lekat
• Pengujian daya lekat pada suatu sediaan bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan
sediaan krim untuk dapat menempel pada kulit. Semakin lama suatu sediaan semipadat
dapat menempel pada kulit maka daya absorbsi zat aktif pada kulit akan semakin baik
(Ansel, 2008). Daya lekat sediaan semipadat yang baik adalah lebih dari 1 detik (Ansel,
2008)
7. Diameter globul
• Diameter globul rata-rata menggunakan mikroskop optik. Krim diletakkan di atas kaca
objek dan ditutup dengan gelas penutup, kemudian diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100 kali (Rosmala dkk, 2014).
8. Uji Cycling
• Pengamatan uji cycling dilakukan untuk menguji produk terhadap kemungkinan
mengalami kristalisasi atau berawan dan untuk menguji emulsi dan krim sebagai indiaktor
kestabilan emulsi (Rieger, 2000) (Rosmala dkk, 2014). Pengukuran rasio volume pemisahan
dilakukan setelah uji stabilitas dipercepat, yaitu freeze-thaw (Shovyana, 2013). Uji stabilitas
fisik mencakup penyimpanan selama 8 minggu pada suhu ruang, suhu tinggi (40°±2°C),
suhu rendah (4°±2°C) (Rosmala dkk, 2014).
9. Uji mekanik atau sentrifugasi
• (Rieger M, 2000) sampel krim dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian
dimasukkan ke dalam alat- sentrifugator. Sampel disentrifugasi pada kecepatan 3750 rpm
Kimia
• Uji Aktivitas Antioksidan
2. Secara aseptic dipindahkan 100mg dari setiap 10 wadah kedalam labu berisi
100ml pembawa steril yang dapat mendispersi homogeny bahan uji dalam
seluruh campuran cairan
5. Inkubasi dalam media diatas selama tidak kuranf dari 14 hari (medium
tiglukolat pada suhu 30-35oC, soybean casein digest medium pada suhu 20-
25oC)
7. Jika zat uji menyebabkan medium menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya
pertumbuhan mikroba tidak dapat ditentukan secara visual, dipindahkan
sejumlah memadai media ke dalam tabung baru yang berisi media yang sama ,
sekurangnya 1 kal pada hari ke-3dan ke-7 sejak pengujian dimulai.
8. Dilanjutkan inkubasi media awal dan media baru selama total waktu tidak
kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal (Depkes, 1995)
TERIMAKASIH