Anda di halaman 1dari 51

FARMAKOTERAPI &

TERMINOLOGI MEDIS
(HIPERLIPIDEMIA)

KELAS:
KELAS: APOTEKER
APOTEKER PAGIPAGI ANGKATAN
ANGKATAN 3333 UHAMKA
UHAMKA
KELOMPOK
KELOMPOK 2 2
Nama
Nama Anggota:
Anggota:
1.
1. Fanny
Fanny Farista
Farista 1904026144
1904026144
2. Farah Zahria
2. Farah Zahria 1904026145
1904026145
3. Farhatus Solehah
3. Farhatus Solehah 1904026146
1904026146
4.
4. Faris
Faris Naufal
Naufal Afif
Afif 1904026147
1904026147
5. Fatiya Zata Ishmah
5. Fatiya Zata Ishmah 1904026148
1904026148
6. Fida Rachman Kamila
6. Fida Rachman Kamila 1904026150
1904026150
7.
7. Firhan
Firhan Aziz
Aziz 1904026151
1904026151
8.
8. Fitria
Fitria La
La Tanudin
Tanudin 1904026153
1904026153
9. Gita Lestari Dwifitrianingtyas
9. Gita Lestari Dwifitrianingtyas 1904026156
1904026156
10.
10. Hanna
Hanna Vidi
Vidi Alamsyah
Alamsyah 1904026158
1904026158
11.
11. Harya
Harya Devi
Devi Siregar
Siregar 1904026159
1904026159
12. Heni Marlina
12. Heni Marlina 1904026160
1904026160

Dosen Numlil Khaira Rusdi, M.Si., Apt


Pengampu
HIPERLIPIDEMIA
Peningkatan kadar kolesterol Kolesterol Total =
total, LDL, trigliserida dan
penurunan kadar HDL.
LDL + HDL + TG

2
PATOFISIOLOFGI

Hiperlipidemia

PRIMER SEKUNDE
R

GENETIK
DM, Hipotiroid, gagal
ginjal kronik) dan
penggunaan obat – obat
tertentu
3
HIPERLIPIDEMIA
SEKUNDER

Sindrom
nefrotik

Gangguan
Hipotiroid
hati

Diabetes Kondisi
Penyakit Obesitas
Mellitus
4
ETIOLOGI &
FAKTOR RESIKO
Merokok
Kegemukan dan
Alkohol
Kurang
Genetik Melakukan
Olahraga

Diabetes
yang tidak
Usia terkontrol
dengan
baik

Kelenjar
Jenis Tiroid yang
Kelamin ETIOLOGI kurang
aktif
MANEFESTASI KLINIS

Umum
MANEFESTAS Nyeri dada, berkeringat, sesak
I KLINIS napas, sakit perut, tekanan darah
Gejala tinggi, peningkatan indeks
massa tubuh atau ukuran
pinggang.

6
KLASIFIKASI
HIPERLIPIDEMIA
HIPERLIPIDEMIA
PRIMER (Genetik)
Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-
Less
Tipe Kenaikan
Lipoprotein
I + Kilomikron
IIa LDL
IIb LDL + VLDL
III IDL (LDL1)
IV VLDL
V VLDL + Kilomikron 7
Klasifikasi Hiperlipidemia
1. Hiperlipoproteinemia tipe I : disebut juga
hiperkilomikronemia familial , merupakan penyakit
keturunan yang terjadi dan ditemukan pada saat
lahir
2. Hiperlipoproteinemia tipe II : disebut juga
hiperkolesterolemia familial , merupakan suatu
penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya
arterosklerosis dan kematian dini, karena serangan
jantung
LANJUTAN …

3. Hiperlipoproteinemia tipe III : merupakan penyakit keturunan yang jarang


terjadi , yang menyebabkan tingginya kadar kolesterol VLDL dan Trigliserida

4. Hiperlipoproteinemia tipe IV : merupakan penyakit umum yang sering


menyerang beberapa anggota keluarga dan menyebabkan tingginya kadar
trigliserida
5. Hiperlipoproteinemia tipe V : merupakan penyakit keturunan yang jarang
terjadi, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme dan membuang
kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya
Klasifikasi Fredrickson untuk Hiperlipidemia
(Verma N, 2017)

10
Klasifikasi Kadar Kolesterol Total, LDL, HDL
dan Trigliserida
Kolesterol Total
<200 Normal
200-239 Ambang batas tinggi

≥240 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Hampir optimal
130-159 Ambang batas tinggi

160-189 Tinggi
≥190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL
<40 Rendah
≥60 Tinggi
Trigliserida
<150 Normal
150-199 Ambang batas tinggi
200-499 Tinggi 11
≥500 Sangat tinggi
Bentuk Umum Hiperlipidemia Sekunder (Verma N,
2017)

12
TREATMENT PENGOBATAN BERDASARKKAN
TIPE LIPOPROTEIN

 Dipiro 2015 Hlm 69


Terapi Hiperlipidemia (Tata Laksana Pengobatan)

Menurunkan kadar kolesterol total, LDL kolesterol


sehingga dapat menurunkan resiko timbulnya atau
kekambuhan dari :
• Infark miokard
• Angina
• Gagal Jantung
• Stroke Iskemik
• Penyakit arteri perifer seperti Stenosis carotid
14
Terapi Hiperlipidemia
A. Terapi Non Farmakologi :
• Asupan gizi seimbang, dimana kadar lemak dalam makanan sehari
tidak boleh > 60% total kalori
• Modifikasi gaya hidup : olahraga untuk meningkatkan pembuangan
energi
• Membatasi konsumsi KH, lemak jenuh dan alkohol
• Mengkonsumsi lemak tidak jenuh seperti ikan , kacang – kacangan dll
• Perhatikan obat yang menginduksi kolesterol / lemak
• Mengontrol penyakit yang datang bersamaan
Terapi Hiperlipidemia
B. Terapi Farmakologi : pilihan obat berdasarkan
gangguan hiperlipidemia yang dialami dan
keamanannya, yaitu :
1. Sequestran asam empedu (ion-exchange resin) ,
contohnya kolesteramin dan kolestipol, dimana obat
ini adalah : mengikat asam empedu dan kolesterol di
intestinal dan diekskresi melalui feses, memacu
sintesis asam empedu dari kolesterol di hepar
Terapi Hiperlipidemia
2. HMG-Co A reduktase inhibitor (golongan statin),
yaitu suatu enzim untuk sintesis kolesterol dimana
obat ini akan menghambat pembentukan asam
mevalonat yang merupakan prekusor kolesterol
(pada wanita hamil akan menghambat metabolisme
lipid essensial pada fetus)
Contoh obatnya : Lovastatin, Atrovastatin,
Simvastatin, Pravastatin, dan Fluvastatin
Terapi Hiperlipidemia
3. Asam Nikotinat (Niasin) yang merupakan vitamin
yang berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat, dimana obat ini dalam dosis tinggi (dose
– dependent) menurunkan kadar plasma dari LDL
dan VLDL, menghambat metabolisme lemak dan
menstimulasi lipoprotein lipase sehingga terjadi
peningkatan peruraian Ttrigliserida (TG)
Terapi Hiperlipidemia

4. Derivat Fibrat, contohnya : Klorfibrat, Fenofibrat,


dimana dapat menurunkan TG, VLDL dan Gemfibrozil
yang dapat menaikkan HDL
5. Minyak Ikan, suatu zat yang kaya akan omega 3 –
PUFA (Asam Linoleat), dimana dapat menurunkan
sintesis dan meningkatkan kliren VLDL
EFEK OBAT TERHADAP LIPID

 Dipiro 2015 Hlm 69


BEBERAPA OBAT UNTUK TERAPI DISLIPIDEMIA

Dipiro 2015 Hlm 70)


Problem Penggunaan Obat Hiperlipidemia

1. Kontra Indikasi : Terjadi kenaikan SGPT dan SGOT yang persisten pada
pengunaan obat untuk hiperlipidemia
2. Interaksi :
a. Resin dapat mengikat vitamin larut lemak (ADEK), Asam Folat dan banyak obat
sehingga mengurangi absorpsi
b. Kombinasi Gemfibrozil dengan HMG-Co A reduktase
inhibitor dapat menimbulkan miophati yang berbahaya
c. Itrakonazol menaikkan kadar HMG- Co A redukatase
inhibitor yang dapat menimbulkan ESO
Problem Penggunaan Obat Hiperlipidemia

3. ESO yang sering timbul :


a. Nyeri Otot, kelemahan otot, malaise, dan demam
b. Gemfibrozil dapat menimbulkan dizziness (pusing, lemas, merasa
goyang / tidak stabil) dan blurred vision (penglihatan kabur)
sehingga tidak boleh mengendarai mobil atau mengoperasikan
mesin
c. Flushing karena Niasin (sensasi panas dimuka dan badan bagian
atas)
Nama:
Fanny Farista (1904026144)
Farah Zahria (1904026145)
Farhatus Solehah (1904026146)

KASUS 1

Tn Anto seorang pria 50 tahun dengan riwayat hipertensi dan hiperlipidemia, memiliki pola hidup yang
buruk dimana ia tidak pernah berolahraga secara teratur, merokok 1 bungkus/hari, dan mengkonsumsi
alkohol setiap akhir pekan. Tn Anto datang kedokter dengan keluhan nyeri di bagian dada setelah melakukan
aktifitas selama beberapa minggu terakhir, tetapi jika dia istirahat nyeri di bagian dadanya hilang, ia juga
pusing dan juga demam sejak 2 hari terakhir. Untuk mengobati hipertensinya pasien rutin menggunakan
ramipril 5 mg/hari, dan untuk kolesterol tingginya ia rutin mengkonsumsi simvastatin 20 mg/hari, karena
dalam 2 hari terakhir ia demam pasien mengkonsumsi obat penurun panas yang ia beli di warung (panadol).
Pada pemeriksaan diketahui tekanan darahnya 172/98 mmHg, denyut nadi 78/menit, pernafasan 20x/ menit,
suhu 38˚C. Dokter meresepkan obat untuk hari ini:
Hasil pemeriksaan profil lipid : R/ ramipril 5 mg
S 1 dd 1 pagi
 Kolesterol total 256 mg/dL
R/ Hct 25 mg
 LDL 180 mg/dL S 1 dd 1 pagi
R/ Simvastatin 20 mg
 Trigliserida 235 mg/dL
S 1x1 malam
 HDL 30 mg/dL R/ Fenofibrat 100 mg
S 1 dd 1
 Glukosa Puasa 115 mg/dL
R/ Parasetamol 500 mg
S 3 dd 1
METODE SOAP
Subjektif Objektif

Pasien mengeluhkan nyeri dibagian dada TD : 172/98 mmHg


saat beraktivitas, pusing dan demam. Denyut nadi : 78x/menit
Pernafasan : 20 BPM
Suhu : 38°C

Data Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Kadar Normal Keterangan
Kolesterol Total 256 mg/dL <200 mg/dL Tinggi
Trigliserida 235 mg/dL <150 mg/dL Tinggi
HDL 30 mg/dL >40 mg/dL Rendah
LDL 180 mg/dL <100 mg/dL Tinggi
Glukosa darah puasa 115 mg/dL <126 mg/dL Normal
ASSESMENT
BERDASARKAN DATA LAB. TN. ANTO DAPAT DIKATEGORIKAN MENGALAMI HYPERLIPIDEMIA TIPE 2B KARENA TERJADI PENINGKATAN KOLESTEROL
TOTAL, LDL DAN TRIGLISERIDA SEDANGKAN UNTUK HDL RENDAH, SERTA UNTUK HIPERTENSINYA IA MENGALAMI HIPERTENSI STAGE 2

DRP
Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Durasi Interaksi Obat
Ramipril Tepat Tepat Tepat Interaksi Moderate
Karena : Ramipril Berdasarkan DIH edisi 17 (Ramipril >< Hct)
sebagai lini pertama Oral: 2.5-5 mg 1x sehari Mengkombinasikan
untuk terapi hipertensi Ramipril dan Hct dapat
(Dipiro edi 9) menyebabkan hipotensi
dan hypovolemia
(Dugs.com)
Hidroclorithiazi Tidak Tepat Tepat Tepat Interaksi Moderate
de (Hct) Karena : untuk Berdasarkan DIH edisi 17 (Ramipril >< Hct)
penanganan hipertensi hydrochlorothiazide 25 Mengkombinasikan
distertai dengan mg 1x sehari Ramipril dan Hct dapat
penyakit jantung obat menyebabkan hipotensi
yang dapat di dan hipovolemia
kombinisika antara obat (Dugs.com)
beta blocker (Atenolol)
dengan ACE inhibitor
(Ramipril) (Dipiro ed 9)
Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Interaksi Obat
Durasi
Simvastatin Tepat Tepat Tepat Interaksi Major
Karena : untuk tipe 20-40 mg/ hari tiap (Simvastatin >< Fenofibrat)
hiperlipoprotein 2b malam, range dosis : Penggunaan dilanjutkan
golongan statin 5-80 mg/hari (DIH ed (monitoring risiko
merupakan lini 17) miopati/rabdiomiolisi ketika
pertama dalam dikombinasikan dengan
pengobatannya fenofibrat)
(Dipiro ed 9)
Fenofibrat Tepat Tepat Tepat Interaksi Major
Berdasarkan DIH Berdasarkan DIH (Simvastatin >< Fenofibrat)
edisi 17 fenofibrate edisi 17 dosi Penggunaan dilanjutkan
untuk fenofibrate 50-150 (monitoring risiko
Hypertrigliserid. mg/day; maximum miopati/rabdiomiolisi ketika
dose: 150 mg/day dikombinasikan dengan
sehingga 100 mg simvastatin)
(1x1) mash masuk
dalam range.
Parasetamol Tepat Tepat Tepat -
Berdasarkan AHFS (650 mg atau 1 g
2011 paracetamol setiap 4-6 jam sesuai
berfungsi untuk kebutuhan, maksimal
analgesic dan 4 g)
antupiretik -AHFS 2011
PLAN
 Disarankan untuk mengganti obat Hct dengan golongan beta blocker
seperti atenolol, karena obat Hct dapat memperparah penyakit
dislipidemianya serta untuk penanganan obat antihipertensi dengan
pasien yang mengalami coronary artery disease (CAD) obat yang dapat
digunakan adalah kombinasi beta blocker dengan ACE inhibitor (Dipiro
ed 9).
 Pasien yang diobati dengan HMG-CoA reductase inhibitor (Simvastatin)
dan fibrat (Fenofibrat) disarankan untuk segera melaporkan rasa sakit
otot, letih dan lesu, terutama jika disertai dengan demam, malaise atau
urin berwarna gelap, dan terapi harus segera dihentikan jika kadar
kreatin kinasenya meningkat. Selain itu, pasien juga harus dimonitor
untuk hepatotoksisitas.
 Monitoring kadar kolesterol totol, LDL, HDL dan trigliserida
 Pantauan tekanan darah serta suhu tubuh
KESIMPULAN
 Terapi Hipertensi dan nyeri dada: Karena pasien sudah termasuk stage II dalam penyakit
hipertensinya maka obat yang harus digunakan adalah obat antihipertensi kombinasi. Obat yang
dapat digunakan adalah ACE inhibitor yang dikombinasikan dengan Beta Blocker (Atenolol).
Digunakan golongan betablocker dan ACEI karena kondisi pasien yang disertai dengan penyakit
lainnya yaitu penyakit CAD, dan untuk obat Hct kurang tepat karena dapat memperparah kondisi
dyslipidemia dan kurang tepat penggunaannya untuk hipertensi dengan penyakit CAD (Dipiro
ed.9)
 Terapi Hiperlipidemia: karena pasien temasuk dalam hyperlipoprotein tipe 2 maka obat yang
dapat pasien gunakan adalah golongan statin (simvastatin) dan karena walau dengan penggunaan
simvastatin trigliserida pasien tetap meningkat maka diberikan penambahan obat yaitu fenofibrat
(Dipiro ed 9), namun kombinasi gol fibrat dan statin dapat meningkatkan resiko miopati, tetapi
kombinasi tersebut masih dapat digunakan dengan syarat pemantauan kondisi pasien dan gunakan
dosis simvastatin 20 mg. jika ES miopati dan peningkatan kadar kreatinin minase lebih dari 5x
batas normal hentikan penggunaan simvastatin (Drugs.com).
 Terapi demam dan pusing: untuk demam dan pusingnya pasien diberikan obat paracetamol,
selain untuk demam dan pusingnya paracetamol disini juga dapat digunakan untuk mengobati
nyerinya (AHFS 2011).
 Terapi non farmakologi: Memulai hidup sehat seperti berolahraga dengan teratur, berhenti
merokok, menghentikan konsumsi alkohol dan menghindari makanan kolesterol tinggi seperti
seefood, kacang-kacangan, jeroan.
Nama:
Faris Naufal Afif (1904026147)
Fatiya Zata Ishmah (1904026148)
Fida Rachmah Kamila (1904026150)

KASUS 2
Seorang Pria (55th) Datang Kedokter Dengan Keluhan Sering Pusing, Jantung
Kadang Kala Berdebar-debar Dan Nyeri Hebat Di Pinggang.
Awalnya Pria Tersebut Mengatasi Keluhan Yang Dirasakannya Dengan Membeli Obat
Sakit Kepala Yang Banyak Di Jual Di Warung Secara Bebas. Namun Sakit Kepala Yang
Dirasakannya Tak Kunjung Reda. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Menunjukkan Tekanan
Darah 160/100 Mmhg, Kolesterol Total 260 Mg/Dl, Kadar LDL 140 Mg/Dl, Kadar
HDL 45 Mg/Dl, TG 120 mg/dl, Serta Kadar Asam Urat Darah Tinggi. Pasien Tersebut
Diberi Furosemid 40mg Tablet 1x1, Paracetamol 500mg, Dan Probenesid 250 Mg.
Subjective : Objective :
sering pusing, tekanan darah 160/100 mmHg,
jantung kadang kala kolesterol total 260 mg/dl, kadar
berdebar-debar dan LDL 140 mg/dl, kadar HDL 45
nyeri hebat di mg/dl TG 120 mg/dl, serta kadar
pinggang. asam urat darah tinggi

Data Laboratorium

Pemeriksaan Lab Nilai Normal Nilai Pemeriksaan Keterangan


Tekanan darah 120/80 160/100 Tinggi
Kolesterol total <200mg/dL 260mg/dL Tinggi
HDL >40 mg/dL 45 mg/dL Normal
LDL <100 mg/dL 140 mg/dL Tinggi
Asam Urat 3,4-7,0mg/dL >7,0mg/dL (Tidak Tinggi
diketahui)
TG < 150 mg/dL 120 mg/dL Normal
ASSESMENT
Nama obat Tepat obat Tepat dosis Interaksi obat

Furosemid 40 mg Tidak tepat (Karena menurut Tidak tepat (karena menurut Minor (Furosemid dg Probenecid)
alogaritma JNC 8 TD literatur, untuk dosis furosemide
160/100mmHg merupakan yaitu 40 mg dua kali sehari)
hipertensi stage 2, dimana terapi -AHFS 2011
bisa menggunakan kombinasi
Thiazid, ACE, ARB, CCB, BB)
Paracetamol 500 mg Tepat (sebagai analgesik) Tepat (650 mg atau 1 g setiap 4-6 Minor (Paracetamol dg
jam sesuai kebutuhan) Probenecid)
-AHFS 2011
Probenesid 250 mg Tidak tepat (karena probenesid Tepat (250 mg dua kali sehari Minor (Probenecid dg Furosemid
merupakan alternatif) selama satu minggu) dan Paracetamol)
-AHFS 2011

Problem Medik Subjective Objective Terapi DRP

Kolesterol total 260 Indikasi tanpa obat (Karena menurut ACC/AHA Blood
mg/dl, kadar LDL Cholesterol Guideline dengan kolesterol total 260
140 mg/dl, kadar mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl merupakan hyperlipidemia
HDL 45 mg/dl tipe 2 dengan terapi menggunakan golongan Statin)
Hiperlipidemia - -
PLAN

1. Pengobatan Hipertensi : Karena masuk kedalam hipertensi stage 2 maka terapi yang kami
pilih yaitu menggunakan kombinasi antara ACE Inhibitor dengan CCB (Dipiro ed 9) dan
obatnya yaitu “Captopril dengan Amlodipine”
2. Pengobatan Asam Urat: Karena probenesid tidak tepat obat (Alternatif) kami
merekomendasikan terapi menggunakan golongan Xantine Oxidase Inhibitor (XOI) karena
berdasarkan alogaritma merupakan first line (Dipiro ed 9). Obatnya yaitu “Allopurinol”
3. Pengobatan Hiperlipidemia : Karena menurut ACC/AHA Blood Cholesterol Guideline
dengan kolesterol total 260 mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl merupakan hyperlipidemia tipe 2
dengan terapi menggunakan golongan Statin. Obatnya yaitu Simvastatin.
4. Olahraga ringan untuk terapi non farmakologinya
5. Monitoring efek rhabdomyolysis akibat penggunaan simvastatin dan amlodipine (Drugs.com).

• Pemantauan Tekanan Darah (BP)


• Cek Kolesterol Total dan LDL
• Cek Kadar Asam Urat
Nama:
Hanna Vidi Alamsyah (1904026158)
Harya Devi Siregar (1904026159)
KASUS 3 Heni Marlina (1904026160)
Seorag pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam, lemas, serta pusing
sejak 1 minggu yang lalu, mual muntah dan nyeri lambung sejak 3 hari yang lalu. Pasien merupakan
perokok aktif sejak 10 tahun yang lalu dan merokok 1 bungkus/hari. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan dislipidemia. Riwayat pengobatan sebelumnya mengkonsumsi obat amlodipin 10 mg,
simvastatin 20 mg, hct 25 mg.

Dokter meresepkan obat hari ini:


Pada pemeriksaan diketahui Berat badan 87 kg, tinggi
R/ Simvastatin 20 mg No XXX
badan 170 cm, tekanan darahnya 165/100 mmHg, denyut
nadi 71/menit pernafasan 16 x / menit, suhu 38,5C. S 1 dd 1
R/ Fenoflex 160mg no XXX
Data lab pasien hari ini
S 1 dd I
LDL 185 mg/dl
R/ Amlodipin 10mg XXX
HDL 30 mg/dl
S 1dd 1
TG 230 mg/dl
R/Lansoperazole 30 mg XXX
Kolestrol total 256 mg/dl
S 1 dd I
Gula darah puasa 100 mg/dl
R/ Hct 25 mg no XXX
Asam Urat 4,0 mg/dl
S 1 dd 1
R/ Car q 100 mcg No XXX
S 1 dd I
PROFIL OBAT

 Simvastatin= Hiperkolesterolemia primer (IONI, 2017 Hal 194)


 Fenoflex (Fenofibrate)= Hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan campuran
(IONI hal 187)
 Amlodipine= Indikasi utama: hipertensi, Indikasi lain: profilaksis angina (IONI
2017 Hlm. 142)
 Lansoprazole= tukak lambung (DIH ed 24th 2013)
 Hidrochlortiazid= Indikasi utama: Diuretik, hipertensi (ISO Vol.49 Hlm.310)
 CAR-Q (Coenzim Q10, L-carnitine fumorate) = Indikasi utama: multivitamin,
melindungi fungsi kesehatan jantung dan sebagai anti oksidan (ISO Vol.49
Hlm.551)
DAFTAR TABEL KETEPATAN OBAT
No. Nama Obat Tepat obat Alasan
1. Simvastatin 20 mg Tepat - ↓ Cholesterol & ↓ LDL (Dipiro 2015 hllm 69)

2. Fenoflex/fenofibrate 160 mg Tepat ↓ Triglyceride, ↓ Cholesterol, ↓ VLDL, ↓ LDL


↑ HDL (Dipiro 2015 hllm 69)

3. Amlodipin 10 mg Tepat -TD > 160/100 mmHG (stage 2 )kombinasi dengan ACEI/ARB (Dipiro
2015 hlm 91)

4. Lansoprazole 30 mg Tidak tepat Hati hati bila penggunaan pada lansia serta Interaksi moderate antara
simvastatin dengan lansoprazole menyebabkan ↑ konsetrasi
simvastatin dalam darah, kerusakan hati dan risiko
rhabdomyolisis/miopati (Drugs.com)

5. HCT 25 mg Tidak tepat pasien tidak ada indikasi udema serta TD > 160/100 mmHG (stage 2)
serta efek samping dari HCT ialah dislipidemia (Dipiro 2015 hlm 91 &
94)

6. CAR q 100 (Coenzyme Q10 100 mg, Tepat Karena merupakan terapi ajuvan sebagai vitamin dan suplemen untuk
L-Carnitine Fumarate 500 mg) kesehatan jantung (ISO Vol.49 Hlm.551)
DAFTAR TABEL KETEPATAN DOSIS & INTERAKSI OBAT
No. Regimen Obat pada Dosis pada Literatur Ketepatan Dosis Interaksi obat
Resep
1. Simvastatin 20 mg 1x 1 20-40 mg/ hari tiap malam (DIH ed 17) Tepat Dosis -Mayor dengan amlodipin =
= ↑ kadar simvas dlm darah= ↑
risiko miopati (Drugs.com)
-Mayor dengan Fenofibrate= ↑
risiko rhabdomyolisis/miopati
(Drugs.com)
2. Fenoflex/fenofibrate 160 mg 54-160 mg/hari ; maximum dose: 160 Tepat Dosis -Mayor dengan simvastatin= ↑
1x1 mg/hari (DIH ed 17) risiko rhabdomyolisis/miopati
(Drugs.com)
3. Amlodipin 10 mg 1x1 5 mg / hari Tepat Dosis Mayor dengan simvastatin= ↑
maximum dose: 10 mg/hari range dosis kadar simvas dlm darah= ↑ risiko
(JNC 7): 2.5-10 mg/ hari (DIH ed 17) miopati (Drugs.com)

4. Lansoprazole 30 mg 1x1 Tukak lambung= 30 mg/hari selama 8 Tepat Dosis -Moderate dengan simvastatin=
minggu (DIH ed 17) ↑ kadar simvas dlm darah= ↑
risiko miopati (Drugs.com)
-Moderate dengan hct=
menyebabkan hipomagnesemia
(Drugs.com)
5. HCT 25 mg1x1 12.5-50 mg/hari (DIH ed 17) Tepat Dosis Moderate dengan
lansoprazole= menyebabkan
hipomagnesemia (Drugs.com)
6. CAR q 100 (Coenzyme Q10 100 1x1 kaplet sehari (ISO Vol.49 Hlm.551) Tepat Dosis -
mg, L-Carnitine Fumarate 500
mg)
1x1
LEMBAR CPPT
SOAP

S-O-A-P

Subjektif Demam, lemas, pusing, mual dan muntah dan nyeri lambung

Objektif Pemeriksaan fisik: BB 87 Kg, TB= 170cm


Pemeriksaan TTV & Lab Hasil Kadar Normal
Tekanan Darah 165/100 mmHg 120/80 mmHg
Denyut Nadi 71/menit Dewasa : 60-100 kali/menit
Laju Pernafasan 16x/menit 14-16 kali/menit
Suhu 38,5C 36,5-37C
Kolesterol Total 256 mg/dL <200 mg/dL
Trigliserida 230 mg/dL <150 mg/dL
HDL 30 mg/dL >40 mg/dL
LDL 185 mg/dL <100 mg/dL
Glukosa darah puasa 100 mg/dL <110 mg/dL
Asam Urat 4,0 mg/dL 2,6-6 mg/dL
Assessment 1. Indikasi demam pasien belum diberikan terapi
2. Pertimbangkan penggunaan hct karena pasien tidak ada indikasi udema serta TD > 160/100
mmHG (stage 2) serta efek samping dari HCT ialah dislipidemia (Dipiro 2015 hlm 91 & 94)

3. Pertimbangkan penggunaan lansoprazole untuk nyeri lambung pada lansia serta Interaksi
moderate antara simvastatin dengan lansoprazole menyebabkan meningkatnya konsetrasi
simvastatin dalam darah, kerusakan hati dan risiko rhabdomyolisis/miopati (Drugs.com)

4. Terjadi interaksi mayor antara amlodipin dengan simvastatin sehingga meningkatkan kadar
simvastatin dalam darah dan meningkatkan risiko miopati (Drugs.com)

5. Terjadi interaksi mayor antara simvstatin dengan fenofibrate yaitu dapat meningkatkan
risiko rhabdomyolisis/miopati (Drugs.com)

Planning 1. Disarankan untuk memberikan obat antipiretik/penurun demam berupa paracetamol 500 mg
3xsehari 1 tablet (DIH ed 17)
2. Disarankan untuk menghentikan penggunaan hct, dan merekomendasikan pengugunaan
kombinasi antihipertensi untuk stage 2 yaitu ACEI/ARB dengan CCB (Dipiro 2015 hlm 91 dan 94)
3. Monitoring apabila terjadi kelemahan otot/miopati dengan disertai demam/malaise atau
Disarankan penggantian lansoprazole dengan H2RA yaitu Ranitidin 150 mg 2x sehari (Drugs.com)
4. Monitoring pasien apabila terjadi miopati pada pasien pada penggunaan amlodipine bersamaan
dengan simvastatin, Dosis simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg/hari bila digunakan dalam
kombinasi dengan amlodipine. Alternatif apabila tidak dapat menggunakan simvastatin diganti
dengan fluvastatin/pravastatin/rosuvastatin. Pemantauan keluhan adanya nyeri otot,demam, malaise
dengan urin gelap serta penghentian obat bila terjadi peningkatan serum kreatinin kinase/terdiagnosa
miopati (Drugs.com)
5. Monitoring penggunaan keduanya dengan statin tidak boleh lebih dari 20 mg/hari bila
dikombinasi dengan fibrat serta pemantauan keluhan adanya nyeri otot,demam, malaise dengan urin
gelap serta penghentian obat bila terjadi peningkatan serum kreatinin kinase/terdiagnosa miopati dan
monitor hepatotoksisitas (Drugs.com)
KESIMPULAN

1. Terapi dislipidemia= pemeriksaan lab pasien mempunyai kadar Tg yang sangat tinggi sehingga dokter
meresepkan fenofibrate karena efektif dalam menurunkan VLDL sehingga kadar Tg turun. Simvastatin juga ikut di
rekomendasikan untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL (Dipiro 2015 hlm 69), namun kombinasi gol fibrat
dan statin dapat meningkatkan resiko miopati, tetapi kombinasi tersebut masih dapat digunakan dengan syarat
pemantauan kondisi pasien dan gunakan dosis simvastatin tidak lebih dari 20 mg/hari. jika terdiagnosa miopati dan
peningkatan kadar kreatinin kinase terjadi hentikan penggunaan simvastatin (Drugs.com)
2. Terapi Hipertensi =
- Penggunaan HCT (tidak tepat obat). Karena HCT memiliki efek samping yang dapat menyebabkan Dislipidemia
(peningkatan kadar kolesterol LDL dan Trigliserida), sehingga sebaiknya HCT tidak perlu di gunakan serta TD
pasien masuk ke stage 2 yang mana kombinasi antihipertensi tanpa udema= ACEI/ARB dengan CCB (Dipiro 2015
hlm 91 & 94).
- Monitoring pasien apabila terjadi nyeri otot pada pasien pada penggunaan amlodipine bersamaan dengan
simvastatin. Alternatif apabila tidak dapat menggunakan simvastatin diganti dengan fluvastatin/pravastatin/
rosuvastatin. pemantauan kondisi pasien dan gunakan dosis simvastatin tidak lebih dari 20 mg/hari. jika
terdiagnosa miopati dan peningkatan kadar kreatinin kinase terjadi hentikan penggunaan simvastatin (Drugs.com)
3. Terapi nyeri lambung mual muntah= Penggunaan lansoprazole untuk nyeri lambung pada lansia serta Interaksi
moderate antara simvastatin dengan lansoprazole menyebabkan meningkatnya konsetrasi simvastatin dalam
darah, kerusakan hati dan risiko rhabdomyolisis/miopati. Monitoring apabila terjadi kelemahan otot/miopati
dengan disertai demam/malaise atau Disarankan penggantian lansoprazole dengan H2RA yaitu Ranitidin 150 mg
2x sehari.
4. Terapi untuk demam dan pusing menggunakan Paracetamol 500 mg 3x sehari 1 tablet
5. Terapi non farmakologi untuk pasien yaitu mengentikan kebiasaan merokok, diet makanan yang mengandung
lemak jahat, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan, lakukan olahraga secara rutin.
Nama:
Firhan Azis (1904026151)
Fitria La Tanudin (1904026153)
Gita Lestari Dwifitrianingtyas (1904026146)
KASUS 4
 Seorang pria berusia 55 tahun dengan berat 87
kg dan tinggi 165 cm memiliki penyakit
Resep yang disarankan dokter :
hipertensi, hipertrigliserida, dan diabetes
R/ Metformin 500 mg 2x1bersama dengan makan
mellitus tipe 2. Dia memiliki riwayat merokok
7 tahun, namun telah berhenti beberapa bulan R/ Glimepiride 1mg 1x1 ½ jam sebelum makan
lalu. Obat-obatan yang ia konsumsi adalah R/ Fenofibrate 100 mg 1x1
metformin, fenofibrat, captopril, HCT. R/ Captopril 25 mg 3x1
 Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, R/ HCT 25 mg 1x1 pagi pc
BMI 31kg/m3, lingkar pinggang 38 inci.
 Hasil Laboratorium: Kolesterol total 270
mg/dL, Tg 400 mg/dL, HDL 25 mg/dL, LDL
120 mg/dL, HbA1c 8,3%, Glukosa Darah
Puasa 270 mg/dL
Data Laboratorium:

Pemeriksaan Lab Nilai Normal Nilai Pemeriksaan

HbA1C <5,7% 8.3%

Kolesterol total <200 mg/dL 270 mg/dL

Trigliserida <150 mg/dL 400 mg/dL

HDL >40 mg/dL 25 mg/dL

LDL <100 mg/dL 120 mg/dL

Gula Darah Puasa <126 mg/dL 270 mg/dL

TD = 160/100 mmHg (Hipertensi stage II)


No Nama obat Tepat obat Tepat dosis Tepat pemakaian
1 Metformin Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Durasi
Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17

Metformin digunakan untuk Dosis Metformin 500 mg 2x1/850 mg Metformin 1x1

D pengobatan DM tipe 2 1x1; tingkatkan dosis secara bertahap

R
2 Glimepiride Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Durasi
Berdasarkan PERKENI 2015 Berdasarkan Dipiro edisi 9 Berdasarkan Dipiro edisis 9

Glimepirid digunakan dalam terapi Dosis Glimepirid 1,2,4 mg/hari, Glimepirid 1x1

P DM tipe 2 untuk mmenurunkan


nilai HbA1c dan biasanya
dikombinasi dengan obat DM tipe
Dosis Maksimal 8mg/hari

lain
3 Fenofibrat Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Durasi
Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17

Fenofibrate digunakan untuk Dosis Fenofibrate 45-135 mg 1x1 Fenofibrate 1x1


Hypertrigliserid.
No Nama obat Tepat obat Tepat dosis Tepat pemakaian

4 Captopril Tepat Obat Tepat Dosis Tepat durasi


Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17 Berdasarkan DIH edisi 17

D Captopril digunakan untuk


mengurangi risiko kejadian
kardiovaskular pada pasien
Dosis Captopril 12,5-25 mg 3x1 Captopril 3x1

R
hipertensi dengan diabetes mellitus
tipe 1 atau 2
5 HCT Tepat Obat Tepat Dosis Tepat durasi

P Berdasarkan Dipiro 2015. Hlm:87

HCT digunakan untuk hipertensi.


Berdasarkan DIH edisi 17

Dosis HCT 25 mg 1x1


Berdasarkan DIH edisi 17

HCT 1x1
CPPT
Lembar Kerja Pertama :

S-O-A-P
Subjek (S) Pria berusia 55 tahun
Keluhan: Pasien mengatakan pusing di bagian belakang kepala serta merasa lemas
Objek (O) Pemeriksaan Fisik: TD 160/90 mmHg, BMI 31kg/m3 , lingkar pinggang 38 inci,
Daata Lab: Kolesterol Total 270 mg/dL, Tg 400 mg/dL, LDL 120 mg/dL, HDL 25 mg/dL, HbA1c 8,3%, Gula
Darah Puasa 270 mg/dL
Assessment (A) 1. Fenofibrate 100 mg/hari
Tepat Obat: Fenofibrate digunakan untuk Hypertrigliserid (DIH, ed 17)
Tepat Dosis dan Regimen: Dosis Fenofibrate 45-135 mg 1x1 (DIH, ed 17)
Interaksi (drugs.com):
• Penggunaan Fenofibrate bersamaan dengan Glimepirid dapat meningkatkan efek glimepiride dan
menyebabkan kadar gula darah rendah,

Planing (P) 1. Monitoring kadar gula darah monitoring gejala hipoglikemik. Dan harus memberi tahu pasien jika dia
mengalami gejala dan tanda dari hipoglikemia (pusing, sakit kepala, kantuk, gugup, kebingungan, tremor,
lapar, lemah, keringat, jantung berdebar, takikardia) segera memberi tahu perawat atau dokter.
CPPT
Lembar Kerja Pertama :
S-O-A-P
Subjek (S) Pria berusia 55 tahun
Keluhan: Pasien mengatakan pusing di bagian belakang kepala serta merasa lemas
Objek (O) Pemeriksaan Fisik: TD 160/100 mmHg, BMI 31kg/m3 , lingkar pinggang 38 inci,
Daata Lab: Kolesterol Total 270 mg/dL, Tg 400 mg/dL, LDL 120 mg/dL, HDL 25 mg/dL, HbA1c 8,3%, Gula
Darah Puasa 270 mg/dL
Assessment (A) 2. HCT 25 mg/hari
Tepat Obat: untuk hipertensi yang disertai dengan DM (DIH, ed 17)
Tepat Dosis dan Regimen: Dosis HCT 25 mg 1x1 (DIH, ed 17)
Interaksi (drugs.com):
• Penggunaan Hidroklortiazid bersamaan dengan Metformin dapat meningkatkan kadar gula darah dan
menganggu kontrol diabetes.
• Penggunaan HCT bersamaan dengan Glimepirid dapat menganggu control glukosa darah karena
menyebabkan hiperglikemia, intoleransi glukosa, diabetes miellitus baru, dan memperburuk diabetes yang
sudah ada sebelumnya
• Penggunaan HCT yang bersamaan dengan Captopril mempunyai efek aditif menurunkan TD

Planing (P) 1. Penghentian penggunaan HCT karena dapat memperburuk DM pasien, selain itu efek samping dari HCT
dapat menyebabkan hiperlipidemia. Direkomendasikan penggunaan CCB (Amlodipine 5 mg/hari)
CPPT
Lembar Kerja Pertama :
S-O-A-P
Subjek (S) Pria berusia 55 tahun
Keluhan: Pasien mengatakan pusing di bagian belakang kepala serta merasa lemas
Objek (O) Pemeriksaan Fisik: TD 160/90 mmHg, BMI 31kg/m3 , lingkar pinggang 38 inci,
Daata Lab: Kolesterol Total 270 mg/dL, Tg 400 mg/dL, LDL 120 mg/dL, HDL 25 mg/dL, HbA1c 8,3%, Gula
Darah Puasa 270 mg/dL
Assessment (A) 3. Captopril 25 mg 3x1
Tepat Obat: digunakan untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular pada pasien hipertensi dengan diabetes
mellitus tipe 1 atau 2 (DIH, ed 17)
Tepat Dosis dan Regimen: Dosis Captopril 12,5-25 mg 3x1
Interaksi (drugs.com):
• Penggunaan Captopril dan Glimepirid secara bersamaan dapat meningkatkan efek glimepiride dan
menyebabkan kadar gula darah rendah.
• Penggunaan Captopril yang bersamaan dengan HCT mempunyai efek aditif menurunkan TD
• Penggunaan Captopril bersamaan dengan Metformin dapat meningkatkan efek metformin dalam
menurunkan gula darah dan menyebabkan kadar gula darah Anda terlalu rendah.
Planing (P) 1. Monitoring kadar gula darah lebih sering oleh dokter dan gejala hipoglikemia Dan harus memberi tahu
pasien jika dia mengalami gejala dan tanda dari hipoglikemia (pusing, sakit kepala, kantuk, gugup,
kebingungan, tremor, lapar, lemah, keringat, jantung berdebar, takikardia) segera memberi tahu perawat atau
dokter.
2. Penghentian penggunaan HCT karena dapat memperburuk DM pasien, selain itu efek samping dari HCT
dapat menyebabkan hiperlipidemia. Direkomendasikan penggunaan obat hipertensi golongan CCB (Atenolol
5 mg/hari)
3. Monitoring kadar gula darah lebih sering oleh dokter dan gejala hipoglikemia
CPPT
Lembar Kerja Pertama :
S-O-A-P
Subjek (S) Pria berusia 55 tahun
Keluhan: Pasien mengatakan pusing di bagian belakang kepala serta merasa lemas
Objek (O) Pemeriksaan Fisik: TD 160/90 mmHg, BMI 31kg/m3 , lingkar pinggang 38 inci,
Daata Lab: Kolesterol Total 270 mg/dL, Tg 400 mg/dL, LDL 120 mg/dL, HDL 25 mg/dL, HbA1c 8,3%, Gula
Darah Puasa 270 mg/dL
Assessment (A) 4. Metformin 500 mg 2x1
Tepat Obat: Untuk menurunkan kadar GDP pada pasien DM dan 2 (DIH, ed 17)
Tepat Dosis dan Regimen: Dosis Metformin 500 mg 2x1/850 mg 1x1; tingkatkan dosis secara bertahap
Interaksi (drugs.com):
• Penggunaan Metformin bersamaan dengan Captopril dapat meningkatkan efek metformin dalam
menurunkan gula darah dan menyebabkan kadar gula darah Anda terlalu rendah.
• Penggunaan Metformin dengan HCT secara bersamaan dapat meningkatkan kadar gula darah dan
menganggu kontrol diabetes.
• Penggunaan Metformin secara bersamaan dengan Glimepirid dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
dengan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia.

Planing (P) 1. Monitoring kadar gula darah dan gejala hipoglikemia. Dan harus memberi tahu pasien jika dia mengalami
gejala dan tanda dari hipoglikemia (pusing, sakit kepala, kantuk, gugup, kebingungan, tremor, lapar, lemah,
keringat, jantung berdebar, takikardia) segera memberi tahu perawat atau dokter.
2. Monitoring kadar gula darah dan gejala hiperglikemia. Dan harus memberi tahu pasien jika dia mengalami
gejala dan tanda dari hiperglikemia (mis: malaise, gangguan pernafasan, detak jatung yang lambat, lemah,
dan mengantuk) segera memberi tahu perawat atau dokter.
3. Monitoring kadar gula darah dan gejala hipoglikemia
CPPT
Lembar Kerja Pertama :

S-O-A-P
Subjek (S) Pria berusia 55 tahun
Keluhan: Pasien mengatakan pusing di bagian belakang kepala serta merasa lemas
Objek (O) Pemeriksaan Fisik: TD 160/90 mmHg, BMI 31kg/m3 , lingkar pinggang 38 inci,
Daata Lab: Kolesterol Total 270 mg/dL, Tg 400 mg/dL, LDL 120 mg/dL, HDL 25 mg/dL, HbA1c 8,3%, Gula Darah Puasa 270
mg/dL
Assessment (A) 5. Glimepirid 1 mg/hari
Tepat Obat: Glimepirid digunakan dalam terapi DM tipe 2 untuk menurunkan nilai HbA1c dan biasanya dikombinasi dengan obat
DM tipe lain (PERKENI 2015)
Tepat Dosis dan Regimen: Dosis Glimepirid 1,2,4 mg/hari, Dosis Maksimal 8mg/hari (Dipiro, ed 9)
Interaksi (drugs.com):
• Penggunaan Glimepirid dengan Captopril secara bersamaan dapat meningkatkan efek glimepiride dan menyebabkan kadar gula
darah rendah.
• Penggunaan Glimepirid bersamaan dengan HCT dapat menganggu control glukosa darah karena menyebabkan hiperglikemia,
intoleransi glukosa, diabetes miellitus baru, dan memperburuk diabetes yang sudah ada sebelumnya
• Penggunaan Glimepirid bersaamaan dengan Metformin dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dengan meningkatkan
sensitivitas insulin, sehingga dapat menyebabkan
• Penggunaan Glimepirid bersamaan dengan Fenofibrate dapat meningkatkan efek glimepiride dan menyebabkan kadar gula darah
rendah,
Planing (P) 1. Monitoring kadar gula darah lebih sering oleh dokter dan gejala hipoglikemia Dan harus memberi tahu pasien jika dia mengalami
gejala dan tanda dari hipoglikemia (pusing, sakit kepala, kantuk, gugup, kebingungan, tremor, lapar, lemah, keringat, jantung
berdebar, takikardia) segera memberi tahu perawat atau dokter.
2. Monitoring kadar gula darah dan gejala hiperglikemia Dan harus memberi tahu pasien jika dia mengalami gejala dan tanda dari
hiperglikemia (mis: malaise, gangguan pernafasan, detak jatung yang lambat, lemah, dan mengantuk) segera memberi tahu
perawat atau dokter.
3. Monitoring kadar gula darah secara rutin dan gejala hipoglikemi.
4. Monitoring kadar gula darah monitoring gejala hipoglikemik
KESIMPULAN

1. Pengobatan Hiperlipid : Tepat obat, karena dari hasil pemeriksaan lab pasien mempunyai kadar Tg yang
sangat tinggi sehingga dokter meresepkan fenofibrate karena efektif dalam menurunkan VLDL sehingga
kadar Tg turun.
2. Pengobatan DM : Pemilihan kombinasi metformin dan glimepirid dinilai cukup tepat, karena glimepirid
merupakan gol sulfonylurea generasi 2 yang digunakan untuk pengobatan DM tipe 2 karena dapat
menurunkan HbA1C sebesar 1.5% dengan menstimulasi insulin dan Metformin memiliki efek utama dalam
menurunkan GDP.
3. Pengobatan Hipertensi : Captopril (tepat obat) dan HCT (tidak tepat obat). Karena HCT memiliki efek
samping yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL dan Trigliserida, sehingga sebaiknya
HCT tidak perlu di gunakan. Captopril merupakan obat anti hipertensi gol ACE-I yang dapat menurunkan
resistensi insulin. Captopril dinilai tepat karena menurunkan tekanan darah ringan pada hasil data
pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg (lebih tinggi dari 130 mmg/Hg). Selain itu karena pasien mempunyai
tekanan darah >160/100 maka terapi dikombinasi dengan obat hipertensi golongan lain seperti CCB
(Amlodipine 5 mg/hari)
4. Terapi non farmakologi : mengkonsumsi makanan dan minuman yang rendah garam, perbanyak makan
buah dan sayur, hindari mengkonsumsi makanan berlemak, berolahraga, berhenti merokok, tidak minum
alkohol, istirahat, dan mengendalikan stres.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai