Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Tumbuhan Paku Air (Azolla sp.

) Secara Morfologi dan Molekuler


dengan Menggunakan Gen rbcL
(Identification of Water Ferns (Azolla sp.) Based on Morphologycal Traits
and Molecular Marker Using rbcL Gene)

Wianita Mantang1*), Feky R. Mantiri1), Beivy J. Kolondam1)


1)
Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*Email korespondensi: Wianitamantang@gmail.com

Diterima 30 Juli 2018, diterima untuk dipublikasi 30 Agustus 2018

Abstrak

Azolla merupakan salah satu tumbuhan paku air yang memiliki banyak
manfaat, namun belum banyak dikenal dan sering dianggap sebagai tumbuhan
gulma. Pengidentifikasian akan keberadaan jenis-jenis tumbuhan paku air (Azolla
sp.) penting untuk dilakukan guna mendukung upaya pengembangan,
pembudidayaan dan eksplorasi tumbuhan Azolla sp. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan paku air (Azolla sp.) secara morfologi
dan molekuler dengan menggunakan gen rbcL. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berdasarkan karakter morfologi sampel tumbuhan Azolla sp. asal
Tondano Sulawesi Utara menunjukkan kemiripan dengan spesies A. pinnata dan
Azolla asal Magelang Jawa Tengah menunjukkan kemiripan dengan spesies A.
microphylla. Identifikasi menggunakan sekuens gen rbcL menunjukkan bahwa
sekuens sampel tumbuhan Azolla asal Tondano (WM1) memiliki tingkat
kemiripan 100% dengan A. pinnata dan Azolla asal Magelang (WM2) memiliki
tingkat kemiripan 100% dengan A. microphylla yang terdapat dalam GenBank.
Analisis jarak genetik menunjukkan kedua sampel WM1 dan WM2 memiliki
hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan nilai jarak genetik 0,060.
Kata kunci: Azolla sp., identifikasi morfologi, identifikasi molekuler, gen rbcL

Abstract

Azolla is one of the water ferns that has many benefits, but it is not yet
widely known and is often regarded as a weed plant. Identification of water ferns
(Azolla sp.) is important to be carried out to support the development, cultivation,
and exploration of Azolla sp. This study aimed to identify species of aquatic
plants (Azolla sp.) morphologically and molecularly using the gene rbcL. The
results demonstrated that based on the morphological characters, the Azolla sp.
from Tondano, North Sulawesi, showed similarity with species A. pinnata and
Azolla from Magelang, Central Java, showed similarity to species A. microphylla.
Identification using rbcL gene sequences showed that the sample sequence of
plants Azolla from Tondano (WM1) had a 100% similarity level with A. pinnata
and Azolla from Magelang (WM2) had a 100% similarity level with A. microphylla
available in GenBank. Genetic distance analysis showed that both WM1 and
WM2 samples had a close relationship with the genetic distance value of 0.060.
Key words: Azolla sp., morphological identification, molecular identification, rbcL
gene
Mantang dkk., Identifikasi ….. 39

PENDAHULUAN untuk mengetahui berbagai jenis


Indonesia merupakan salah dan keragaman varietas dilihat dari
satu negara tropis yang memiliki bentuk luar tubuh organisme (Syah,
keanekaragaman hayati yang tinggi, 2016). Penggunaan karakter
baik hewan maupun tumbuhan. morfologi dalam identifikasi mudah
Salah satu keanekaragaman hayati dilakukan dan cepat, namun mudah
tumbuhan yang banyak di Indonesia berubah karena dipengaruhi oleh
adalah tumbuhan paku beberapa faktor seperti faktor
(Pteridophyta) (Sandy et al., 2016). lingkungan dan perbedaan umur
Azolla sp. adalah salah satu jenis tumbuhan (Khanuja et al., 2005).
tumbuhan paku berukuran kecil yang Identifikasi spesies secara
hidup di perairan. Tumbuhan ini molekuler merupakan salah satu
secara tidak langsung mampu cara baru untuk mengkonfirmasi
mengikat nitrogen bebas yang ada identifikasi dan pengklasifikasian
di udara, karena adanya simbiosis yang sudah ada (Darus, 2016).
antara tumbuhan Azolla sp. dengan Identifikasi secara molekuler dapat
Anabaena azollae (Arifin, 1996). dilakukan melalui teknik DNA
Beberapa penelitian menyebutkan barcoding (Herbert et al., 2003).
bahwa Azolla sp. merupakan Dalam proses DNA barcoding, the
tumbuhan gulma eksotik yang Consortium for the Barcoding of Life
memiliki peranan penting dalam (CBoL) merekombinasikan
konservasi dan dapat membantu penggunaan dua gen standar yang
dalam pengelolaan tanah di lahan dapat digunakan untuk
basah (Sadeghi et al., 2013). mengidentifikasi tumbuhan yaitu
Tumbuhan Azolla sp. dapat rbcL (ribulose-1,5- biphosphate
ditemukan pada semua persawahan carboxylase oxygenase) dan matK
di Indonesia (Hidayat et al., 2011). (maturase K) (Kress et al., 2010).
Tumbuhan ini banyak tumbuh Dalam beberapa penelitian
secara liar dan berkembang tanpa tumbuhan paku air (Azolla sp.) lebih
dibudidayakan. Kurangnya informasi banyak menggunakan gen rbcL
mengenai pengenalan serta manfaat dibandingkan gen matK, karena
tumbuhan ini, sehingga pada pada tumbuhan paku sekuen rbcL
beberapa daerah masih banyak telah diaplikasikan hingga tingkat
petani yang menganggap tumbuhan marga dan jenis (Wolf, 1995). Di lain
Azolla sp. sebagai tumbuhan gulma sisi, walaupun gen matK
(pengganggu) (Sudjana, 2014). memberikan resolusi yang lebih
Pengidentifikasian akan jenis-jenis tinggi dibandingkan dengan gen
tumbuhan paku air (Azolla sp.) rbcL, pada tumbuhan paku, data
penting untuk dilakukan guna matK sulit untuk diperoleh (Lestari,
mendukung upaya pengembangan, 2013).
pembudidayaan, dan eksplorasi Penelitian ini bertujuan untuk
tumbuhan Azolla sp. mengidentifikasi tumbuhan paku air
Identifikasi merupakan suatu (Azolla sp.) berdasarkan karakter
kegiatan karakterisasi semua sifat morfologi dan profil molekuler
yang dimiliki oleh keragaman genetik dengan menggunakan gen rbcL.
spesies sebagai pangkalan data Sampel tumbuhan Azolla sp.
(data base) sebelum memulai diperoleh dari Tondano Sulawesi
rencana pemuliaan (Ferita et al., Utara dan Magelang Jawa Tengah.
2015). Identifikasi organisme dapat Lokasi dipilih karena berdasarkan
dilakukan dengan karakterisasi hasil survei dari beberapa lokasi di
secara morfologi dan secara Sulawesi Utara, tumbuhan Azolla sp.
molekuler. Identifikasi berdasarkan hanya ditemukan di Tondano
karakteristik morfologi bertujuan Sulawesi Utara. Oleh karena itu,
40 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2018, VOL. 8 NOMOR 2

untuk membandingkan dengan yaitu 20 µL 2X My Taq HS Red Mix


tumbuhan Azolla sp. dari tempat (Bioline), 1,5µL primer forward,
lain, satu sampel dipesan dari 1,5µL primer reverse, 15µL ddH2O
Magelang Jawa Tengah. Lokasi dan 2 µL templat DNA. Pengaturan
dipilih karena berdasarkan pencarian suhu untuk proses PCR dimulai
lewat literatur, diketahui bahwa pada dengan pengaturan suhu denaturasi
beberapa daerah di Jawa salah awal pada suhu 95°C selama 3
satunya di Magelang Jawa Tengah, menit yang dilanjutkan dengan 35
tumbuhan Azolla sp. ini sudah siklus yang terdiri atas tahap
dibudidayakan dan tersedia dalam denaturasi pada suhu 95°C selama
pemesanan secara online. 30 detik, penempelan primer pada
suhu 50°C selama 30 detik, dan
METODE ekstensi pada suhu 72°C selama 50
Identifikasi Karakter Morfologi detik, dan ekstensi akhir pada suhu
Identifikasi karakter morfologi 72°C selama 1 menit (Kolondam,
dilakukan dengan mengamati dan 2015). DNA hasil PCR divisualisasi
mengukur tumbuhan Azolla sp. menggunakan elektroforesis gel
secara langsung. Bagian-bagian agarosa 0,8% dan sisanya dikirim
yang diamati adalah daun, batang, untuk sekuensing ke First Base
dan akar. Data hasil pengamatan Malaysia. Proses sekuensing
dianalisa secara deskriptif dan dilakukan sebanyak dua kali dengan
disesuaikan dengan morfologi arah yang berbeda (forward dan
tumbuhan paku air (Azolla sp) yang reverse) sesuai primer yang
terdapat dalam artikel ilmiah seperti tersedia.
Federal Noxious Weed Disseminules
of the U.S pada situs Analisis Data
http://keys.lucidcentral.org, Dave’s Data hasil sekuensing
Garden pada situs disunting menggunakan software
https://davesgarden.com, Ferns of Genious V.5.6. Sekuens DNA
Texas pada situs http://ferns.brit.org, dianalisis menggunakan software
dan iNaturalist pada situs Basic Local Alignment Search Tool
https://www.inaturalist.org. (BLAST) pada situs
(http://blast.ncbi.nlm.nih.gov) untuk
Ekstraksi DNA Tumbuhan Azolla mencari sekuens yang serupa yang
Ekstraksi DNA dilakukan tersedia di GenBank. Setelah itu,
menggunakan Genomic DNA Mini untuk mengukur jarak genetik
Kit (Geneaid). DNA genomic digunakan metode Kimura’s 2-
diekstrak dari tumbuhan Azolla sp. parameter pada MEGA6.
yang diperoleh dari Tondano
Sulawesi Utara dan Magelang Jawa HASIL DAN PEMBAHASAN
Tengah. Identifikasi Karakter Morfologi
Hasil identifikasi karakter
Amplifikasi Gen rbcL morfologi dari kunci identifikasi,
Pasangan primer yang menunjukkan bahwa Azolla sp. yang
digunakan untuk amplifikasi gen ditemukan di Tondano Sulawesi
rcbL yaitu rbcL-1F-R (5’-ATG TCA Utara (Gambar 1A) memiliki karakter
CCA CAA ACA GAA AC-3’) dan morfologi yang sama dengan A.
rcbL-724R-F (5’-TCG CAT GTA CCT pinnata, sedangkan Azolla sp. yang
GCA GTA GC-3’) (Oshingboye et al., dipesan dari Magelang Jawa Tengah
2017). Proses amplifikasi dilakukan (Gambar 2B) memiliki karakter
dengan membuat Master Mix PCR morfologi yang sama dengan A.
dalam 40 µL reaksi PCR. Komponen microphylla. Data hasil pengamatan
yang dicampur untuk satu kali reaksi karakter morfologi pada tumbuhan
Mantang dkk., Identifikasi ….. 41

Azolla sp. yang terdapat di Tondano perbedaan dan kemiripan.


dan Magelang dapat dilihat pada Perbedaan ini terlihat pada ukuran
Tabel 1. tumbuhan, tata letak daun, warna
Berdasarkan hasil karakter daun, bentuk akar, dan panjang
morfologi (Tabel 1), sampel akar.
tumbuhan Azolla sp. asal Tondano
dengan Magelang memiliki beberapa

Tabel 1. Karakter Morfologi Tumbuhan Azolla sp. di Tondano, Sulawesi Utara


dan Magelang, Jawa Tengah

Morfologi Azolla sp.


Karakteristik
Tondano Magelang
Tinggi tumbuhan 0,8 – 1 cm 1 – 2 cm
Warna daun Hijau tua Hijau tua dengan tepi hijau
muda
Panjang daun 1 mm – 1,5 mm 1 – 1,5 mm
Lebar daun 0,8 – 1 mm 0,9 – 1 mm
Sifat permukaan Terdapat trikoma Terdapat trikoma
daun Berseling Tumpang tindih
Letak daun
Panjang akar 1 – 5 cm 1 – 3 cm
Bentuk akar Menyerupai benang Seperti rambut, tidak
(filiformis), berbulu, tidak berbulu, tidak bercabang
bercabang
Warna batang Hijau muda Hijau muda

A B

Gambar 1. Bentuk Morfologi Azolla sp., (A) Tondano Sulawesi Utara dan (B)
Magelang Jawa Tengah

Identifikasi Molekuler dengan memperlihatkan hasil pola pita yang


Menggunakan Gen rbcL terlihat jelas (Gambar 2). Hasil
amplifikasi DNA dengan teknik PCR
Sampel tumbuhan Azolla sp.
menggunakan primer rbcL-1F-R dan
yang diambil dari Tondano Sulawesi
rbcL-724R-F menunjukkan bahwa
Utara yaitu WM1 dan Magelang
sampel WM1 dan WM2 memiliki
Jawa Tengah yaitu WM2 berhasil
urutan nukleotida sekitar 600 bp.
diamplifikasi dengan menggunakan
teknik PCR. Sampel DNA hasil
isolasi dan amplifikasi gen rbcL
42 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2018, VOL. 8 NOMOR 2

Sekuens yang memiliki


identitas paling serupa dengan
sampel WM2 yaitu A. microphylla
EF520921.1 dan A. mexicana
MG215093.1 dengan tingkat
kemiripan 100%. Studi molekuler
sebelumnya (Reid et al., 2006;
Metzgar et al., 2007) telah
melaporkan bahwa A. mexicana dan
A. microphylla adalah spesies yang
sama. Evrard and Van Hove (2004)
juga menyimpulkan bahwa
Gambar 2. Visualisasi hasil berdasarkan morfologi A.
amplifikasi DNA gen rbcL sampel microphylla dan A. mexicana adalah
WM1 dan WM2. spesies yang sama. Hasil tersebut
menandakan bahwa A. microphylla
Sekuens sampel tumbuhan dengan A. mexicana merupakan
Azolla sp. WM1 dan WM2 dianalisis spesies yang sama dengan nama
dengan menggunakan program yang berbeda.
Geneious v5.6.4, kemudian diubah Jarak genetik antara sampel
menjadi format FASTA dan dengan kerabat Azolla sp. dihitung
digunakan dalam pencarian sekuens menggunakan metode Kimura-2-
yang serupa di GenBank dengan Parameter pada MEGA6. Hasil
menggunakan BLAST. Berdasarkan menunjukkan bahwa jarak genetik
hasil penelusuran dengan antara sampel WM1 dan WM2 yaitu
menggunakan BLAST, sekuens 0,060. Hasil tersebut menunjukkan
yang memiliki identitas paling serupa bahwa kedua tumbuhan tersebut
dengan sampel WM1 adalah A. memiliki hubungan kekerabatan
pinnata AM177355.1 dan A. yang cukup dekat. Tallei et al. (2016)
imbricata AB574738.1 dengan menyatakan bahwa hubungan
tingkat kemiripan 100%. IUCN kekerabatan antar spesies dapat
(2017) menyebutkan bahwa dilihat dari besar kecilnya nilai jarak
tumbuhan A. pinnata memiliki nama genetik. Semakin sedikit nilai jarak
yang bersinonim dengan A. africana, genetik antara dua organisme, maka
A. guineensis dan A. imbricata. hubungan kekerabatan keduanya
Sebayang (1996) juga semakin dekat. Pohon filogenetik
menambahkan bahwa berdasarkan antara sampel WM1 dan WM2
persebarannya A. pinnata terbagi dengan kerabat terdekatnya dapat
menjadi dua subspesies yaitu dilihat pada Gambar 3.
A. pinnata var . Imbricata yang
tersebar di sekitaran Asia dan
A. pinnata var. Pinnata yang
tersebar di Africa dan biasa dikenal
dengan Afrika Strain. Hal tersebut
menandakan bahwa kedua jenis
tumbuhan Azolla sp. tersebut
merupakan spesies yang sama dan
merupakan subspesies.
Mantang dkk., Identifikasi ….. 43

MG215093.1 A.mexicana
EF520919.1 A.microphylla
WM2 rcbLaF
EF520919.1 A.caroliniana
KT862375.1 A.japonica
KM360662.1 A.filiculoides
EF520930.1 A.rubra
EF520925.1 A.nilotica
WM1 rcbLaF
AM177355.1 A.pinnata
AB574738.1 A.Imbricata

0.025 0.020 0.015 0.010 0.005 0.000

Gambar 3. Pohon filogenetik Azolla sp. menggunakan metode UPGMA dalam


MEGA6

KESIMPULAN Azolla Species (Azollaceae): a


Identifikasi karakter morfologi critical review. Syst. Geogr.
dan molekuler menggunakan Plants. 74: 301 – 318.
sekuens gen rbcL menunjukkan Federal Noxious Weed Disseminules
bahwa sampel Azolla sp. asal of the U.S (2018)
Tondano Sulawesi Utara memiliki http://keys.lucidcentral.org.
kemiripan dengan A. pinnata dan Diakses pada 10 Mei 2018
sampel tumbuhan Azolla sp. asal Ferita I, Tawarati, Syarif Z (2015)
Magelang Jawa Tengah memiliki Identifikasi dan Karakterisasi
kemiripan dengan A. microphylla Tanaman Enau (Arenga
dengan tingkat kemiripan 100% pinnata) di Kabupaten Gayo
dengan sekuens yang terdapat Lues. Pros Sem Nas Masy Biodiv
dalam GenBank. Indon 1(1): 31 – 37.
Ferns of Texas (2014)
DAFTAR PUSTAKA www.ferns.brit.org. Diakses
Arifin (1996) Azolla Pembudidayaan pada 10 Mei 2018.
dan Pemanfaatan pada Hebert PDN, Cywinska NA, Ball SL,
Tanaman Padi. Penebar de Waard JR (2003) Biological
Swadaya. Jakarta. identifications through DNA
Darus, FR (2016) Perbandingan barcodes. Proc Roy Soc B-Biol
Karakter Morfologi dan Sci, 270: 313 – 321.
Molekuler Antara Karang Hidayat C, Fanindi A, Sopiyana S,
Acanthophyllia deshayesiana Komarudin (2011) Peluang
(Michelin, 1850) dengan Pemanfaatan Tepung Azolla
Cynarina lacrymalis (Milne Sebagai Bahan Pakan Sumber
Edwards & Haime, 1848). Protein untuk Ternak Ayam. Di
Tesis. Sekolah Pascasarjana dalam: Prosiding Seminar
Institut Pertania Bogor. Bogor. Nasional Teknologi
Dave’s Garden. Azolla pinnata Peternakan dan Veteriner.
(2009) Balai Penelitian Ternak. Bogor.
www.davesgarden.com. INaturalist. (2018)
Diakses pada 10 Mei 2018. www.inaturalist.org. Diakses
Evrard C, Van Hove C (2004) pada 10 Mei 2018
Taxonomy of the American
44 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2018, VOL. 8 NOMOR 2

IUCN (2017) Azolla sp. IUCN Red Reid JD, Plunkett GM, Peters GA
List of Threatened Species. (2006) Phylogenetic
www.iucnredlist.org. Diakses Relationships In The
pada 22 Juni 2018. Heterosporous Fern Genus
Khanuja SPS, Shasany AK, Pawar Azolla (Azollaceae) Based On
A, Lal RK, Darokar MP, Naqvi DNA Sequence Data From
AA, Rajkumar S, Sundaresan Three Noncoding Regions. Int.
V, Lal N, Kumar S (2005) J. Plant Sci. 167: 529–538.
Essential Oil Constituents and Sadeghi R, Zarkani R, Sabretaftar K,
RAPD Markers to Establish Van Damme P (2013) A
Species Relationship in Review of Some Ecological
Cymbopogon Spreng Factors Affecting the Growth of
(Poaceae). Biochemical Azolla spp. Environment
systematics and ecology 33(2): Science, 11(1): 65 – 76.
171 – 186. Sandy FS, Pantiwati Y, Hudha MA,
Kolondam BJ (2015) Applying Matk Latifa R (2016)
Gene For Identification Of Keanekaragaman Jenis
Liliopsida Plant Species From Tumbuhan Paku
North Sulawesi Through Bold (Pteridophyta) Di Kawasan Air
Systems. International Journal Terjun Lawean Sendang
Of Applied Biology and Kabupaten Tulungagung.
Pharmaceutical Technology Universitas Muhammadiyah
6(2): 242 – 245. Malang.
Kress WJ, Erickson DL, Swenson Sebayang HT (1996) Azolla, Suatu
NG, Thompson J, Uriarte M, Kajian Produksi dan
Zimmer JK (2010) Advances in Potensinya dalam Bidang
the Use of DNA Barcodes to Pertanian. Habitat 97(8): 45 –
Build a Community Phylogeny 48.
for Tropical Trees in a Puerto Sudjana B (2014) Pengunaan Azolla
Rican Forest Dynamics Plot. Untuk Pertanian
Plos One 5(11). Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah
Lestari WS (2013) Keanekaragaman Solusi 1(2): 72 – 81.
dan Hubungan Kekerabatan Syah MA (2016) Karakterisasi
Marga Adiantum dari Morfologi Dan Fragmen rDNA
Kepulauan Sunda Kecil Trichoderma sp. Asal
Berdasarkan Variasi Sekuen Perkebunan Kakao
Pada DNA Kloroplas (rbcl dan (Theobromacacao L.) Konawe.
trnl-f). Tesis. Denpasar: Skripsi. Universitas Haluoleo.
Universitas Udayana. Kendari.
Metzgar JS, Schneider H, Pryer KM Tallei TE, Rembet RE, Pelealu JJ,
(2007) Phylogeny and Kolondam BJ (2016)
Divergence Time Estimates for Sequence Variation and
the Fern Genus Azolla Phylogenetic Analysis of
(Salviniaceae). Int. J. Plant Sansevieria trifasciata
Sci. 168: 1045–1053. (Asparagaceae). Bioscience
Oshingboye A, Nodza G, Onuminya Research 13(1): 01 – 07.
T, Ogundipe O (2017) Wolf PG (1995) Phylogenetic
Evaluating the Utility of rbcL in Analysis of rbcL and Nuclear
Identifying Nigerian Species of Ribosomal RNA Gene
the Genus Afzelia Sm. Sequences in
(Fabaceae; Caesalpinioideae). Dennstaedtiaceae. American
Turkish Journal of Botany 41: Fern Journal 85: 306 – 327.
455 – 463.

Anda mungkin juga menyukai