M. Bagas Dwi Nugroho
M. Bagas Dwi Nugroho
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Petani saat Memanen Bawang Merah...................................................... 1
2. Kondisi Lahan di kabupaten Brebes........................................................ 3
3. Pengecekan Kualitas tanah........................................................................ 3
4. Rancangan Sistem Pendeteksi Unsur hara Otomatis……....................... 4
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan bagian dari ekosistem tropika basah yang
tergolong sangat rentan terhadap degradasi jika pengelolaannya tidak tepat.hal
ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman yang sakit akibat kualitas tanahnya
menurun. Sebagaimana dikatakan oleh Arsyad (2000) bahwa degradasi tanah
adalah hasil satu atau lebih proses terjadinya terjadinya penurunan
kemampuan tanah secara aktual maupun potensial untuk memproduksi barang
dan jasa. Bentuk degradasi tanah yang terpenting di kawasan Asia antara lain
adalah erosi tanah, degradasi sifat kimia berupa penurunan kadar bahan
organik tanah dan pencucian unsur hara. Perubahan penggunaan lahan dan
pola pengelolaan tanah menyebabkan perubahan kandungan bahan organik
tanah. Makin intensif penggunaan suatu lahan, makin rendah kandungan
bahan organik tanah.
Salah satu daerah yang mengalami kerusakan lahan atau menurunnya
kualitas tanah adalah kabupaten brebes. Kondisi rusak terhadap kualitas tanah
terjadi di separuh lahan bawang merah di Kabupaten Brebes.
Pemberian pestisida tanaman bawang dinilai menjadi salah satu penyebab
kemerosotan kualitas tanah. Sebagian besar atau 50 % kualitas lahan pertanian
di sentra produksi bawang merah di brebes sudah rusak. Menurut Kepala
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Edi Kusmartono penurunan kualitas tanah
dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain derajat pelurusan air dan
kemampuan menyerap air yang masih rendah, serta kadar pH atau asam tanah
cukup rendah dibawah 7,0. Kondisi tanah dengan pH dibawah 7,0 bisa
dikatakan rusak dan ringan hingga sedang. Sedangkan kerusakan parah jika
pH menunjukan angka dibawah 4,0. Sedangkan rata-rata kerusakan kualitas
tanah itu juga disebabkan karena dosis pestisida yang digunakan petani terlalu
tinggi. Kemudian pada 2015, berdasarkan hasil penelitian KLH Brebes
mencatat, kerusakan terjadi di lahan bawang merah mencapai 48 persen dari
total luas lahan. Luas yang tidak rusak 43 persen atau 6,668 hektare. Di
Kecamatan Jatibarang, luas tanah yang rusak mencapai 2.985 hektare (Ha)
atau 80 persen dari total luas lahan. Kemudian di Kecamatan Larangan, luas
tanah yang rusak mencapai 69 persen.
Semakain tingginya kerusakan lahan atau menurunnya kualitas tanah
akibat penyalahgunaan pestisida akan mengakibatkan kerugian yang cukup
besar bagi petani bawang merah di kabupaten Brebes. Ketua Asosiasi Bawang
Merah Indonesia (ABMI) Juwari juga mengakui jika sebagian besar para
petani di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang menggunakan pupuk melebihi
dosis. Padahal penggunaan pupuk melebihi dosis dapat menyebabkan
penurunan kualitas tanah. Selain itu, petani di brebes juga memberikan
pupuk atau pestisida yang tidak sesuai dengan kondisi lahan atau dengan
kata lain para petani itu asal-asalan dalam memberikan pupuk tanpa melihat
efek sampingnya. Oleh karena itu, upaya pemerintah kabupaten Brebes
seolah-olah tidak menemukan jalan keluar untuk mengatasi masalal tersebut.
Sistem Pendeteksi Unsur Hara Secara Otomatis merupakan solusi
untuk mengatasi permasalahan penurunan kualitas lahan atau tanah di
Kabupaten Brebes yang mengutamakan manfaat jangka panjang. Selain
itu, Sistem Pendeteksi Unsur hara secara otomatis ini dapat mendeteksi
unsur hara apa yang kurang pada lahan tersebut sehingga petani dapat
memberikan pupuk atau pestisida yang tepat sehingga tidak terjadi
degradasi degradasi tanah (penurunan kualitas tanah) sehingga produksi
tanamannya bisa optimal. Penurunan kualitas tanah (Degradasi Tanah)
merupakan permasalahan yang dapat diselesaikan, hanya saja
membutuhkan kesadaran serta tanggung jawab bersama masyarakat luas
dan pemerintah.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan pengajuan gagasan ini adalah:
1. Untuk menyusun rancangan Sistem Pendeteksi Unsur Hara Secara
Otomatis dalam mengatasi masalah penurunan kualitas lahan di
kabupaten Brebes.
2. Untuk mengetahui konsep Sistem Pendeteksi Unsur Hara dalam
mengatasi masalah degradasi lahan (penurunan kualitas lahan).
1.2 Manfaat
Gagasan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan
masyarakat, seperti :
1. Memberikan solusi masalah Penurunan kualitas lahan di Kabupaten
Brebes yang bermanfaat untuk jangka panjang.
2. Produksi tanaman budidaya akan optimal karena kesesuaian,
ketepatan, dan dosis pupuk atau pestisida .
2.Gagasan
2.1 Kondisi Kekinian
Brebes mengalami hambatan dalam peningkatan kualitas lahan, salah
satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang kondisi lahan serta tata cara
merawat lahan tersebut. Menurut Kepala KLH Brebes, Edy Kusmartono
Penyebab utama kerusakan tanah itu karena banyaknya penggunaan
pestisida. Kemudian pola tanam petani juga tidak berubah atau pola satu
tanam bawang merah itu saja. Sehingga kondisi sekarang ini kerusakan tanah
mencapai 50 persen sawah akibat penggunaan pestisida. KLH Brebes
meneliti tujuh kecamatan sentra bawang merah dalam dua tahun terakhir,
yakni Kecamatan Wanasari, Jatibarang, Tanjung, Larangan, Brebes,
Bulakamba, dan Songgom. Hasilnya, rata-rata kualitas tanah di tujuh
kecamatan itu rusak ringan hingga sedang, belum sampai rusak berat.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari
membenarkan banyak petani di Brebes yang menggunakan pembasmi hama
yang melebihi dosis. Penggunaan pestisida yang berlebihan itu berdampak
pada penggunaan pupuk. Jika dulu pupuk hanya digunakan tiga kali selama
menanam, kini harus 4-5 kali. Juwari membeberkan, saat ini para petani
dengan lahan seluas 1.000 meter menggunakan pupuk hingga 50 kilogram
(kg). Padahal kebutuhan pupuk yang sebenarnya untuk luas lahan 1.000
meter hanya 25 kg.
2. Disertifikasi Tanaman
Disertifikasi tanaman, yaitu mengatur pola tanam agar tidak melulu
bawang merah. Menurut Edy, jika petani terus-menerus menanam bawang,
akan terjadi kejenuhan pada tanah. Tetapi petani tidak bisa melaksanakannya
karena sudah tergantung pada bawang merah dan meyakini bahwa produksi
bawang merah lebih menguntungkan karena harga jualnya cukup tinggi.
3. Sosialisasi
ABMI sudah berkali-kali mensosialisasikan terkait bahaya
penggunaan pestisida yang berlebihan kepada para petani. Kendati demikian,
hingga kini belum bisa maksimal. Para petani di Brebes masih menggunakan
pola tanam dan cara pemupukan yang tidak sesuai kebutuhan normalnya.
Kata Ketua ABMI, Petani bawang merah khususnya di Brebes memang
membutuhkan wadah pelatihan terkait ekologi tanah. Karena mereka
kebanyakan masih belum tau dan belum paham bagaimana pengelolaan
tanaman bawang merah yang benar.
Gambar 3. Pengecekan Kualitas tanah
(Sumber : https://www.liputan6.com)
PENANGANAN MASALAH
DEGRADASI LAHAN DI
KABUPATEN BREBES
Pengkajian
Mencari
Mitra
Sosialisasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi