Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPERAWATAN ENTREPRENEUR

PAPER

Disusun Oleh: Kelompok 2

1. Silvi Anggreini 11. Moh. Singgih P


2. Lilik Andriani 12. Nuryesi Febriana
3. Nur Aini 13. Ernia Putri Setiawati
4. Sania Krismonita 14. Nindia Exanti
5. Dionisiun Panji Eka 15. Riska Agustin
6. Uswatun Hasanah 16. Binti Mustika Tyas S
7. Danu Setiawan 17. Naila Widatul M
8. Gleadys Merieta P 18. Ajeng Rahayu
9. Prisca Kartika Yuniar 19. Nur Asiyah Jahurini
10. Prastika Agustina D 20. Ancelina Kelanit
21. Ade Gita Batmetan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
Analisis Faktor- Faktor Yang Memotivasi Wanita Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha
Salon Kecantikan Di Kecamatam Medan Kota)

A. Pendahuluan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006:2). Sedangkan
wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa mengambil resiko artinya
bermental mandiri, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang selalu
memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan
dan mengelola usaha secara maksimal (Kasmir, 2009 : 15).
Dahulu wanita hanya dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak bisa
melakukan sesuatu. Kebebasan wanita dalam melahirkan pemikiran-pemikiran dan
bekerja ataupun berusaha sangat dibatasi dengan norma-norma dan adat istiadat yang
dibuat oleh orang-orang yang tidak mempercayai bahwa wanita bisa membuat sesuatu
yang luar biasa. Hampir dalam segala hal perempuan di tempatkan sebagai subordinat
atau pelengkap sedangkan laki-laki adalah superior atau orang yang paling di utamakan.
Menurut pengamatan adler haymas manurung, wanita memang sebaiknya
memilih bisnis yang disukai agar resiko kerugian bisa dikurangi. Hal ini penting karena
dalam berbisnis mereka jadi mengerti benar terhadap bidang usaha yang digelutinya.
Adler menyarankan wanita dalam memulai bisnisnya sebaiknya melakukan 3 (tiga) hal,
yaitu berawal dari skala kecil, mau belajar pemasaran, dan mengubah mentalitas menjadi
aktif bersosialisasi. Di sisi lain, resiko dalam mengelola bisnis adalah menyita waktu.
Maka dari itu, kepandaian dalam membagi waktu antara urusan bisnis dan keluarga harus
dijaga dengan baik. Mengenai lokasi usaha, disarankan sebaiknya tidak jauh dari tempat
tinggal sehingga waktunya tidak habis diluar dan para wanita sebaiknya memilih jenis
usaha yang tidak jauh dengan aktivitas yang disukai.
Wanita cenderung memilih usaha yang sesuai dengan hobi para pengusaha wanita
untuk memulai suatu usaha. Salon kecantikan adalah salah saru alternatif usaha yang
disukai oleh para wanita, karena wanita umumnya suka merawat rambut dan diri mereka.
Fenomena ini dibuktikan dengan banyaknya salon yang ada di jalan-jalan besar maupun
digang-gang kecil. Usaha salon kecantikan adalah suatu usaha jasa yang menyediakan
jasa menggunting rambut wanita atau pria, tata rias serta tempat untuk merawat diri.
Salon kecantikan adalah salah satu usaha dalam wujud informal. Sektor informal sangat
membantu kepentingan masyarakat dalam menyediakan lapangan pekerjaan dengan
penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang
memasuki pasar kerja, selain untuk menyediakan kebutuhan masyarakat golongan
menengah kebawah.

B. Landasan Teori
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan
judul penelitian “ Analisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha
kecil “ pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa yang paling umum dijumpai dari
para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah tension modalities (modal
pemaksa). kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan orang yang menciptakan kerja
bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menentukan
peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensipotensi yang ada dalam dirinya
untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara untuk produksi, menyusun
operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Dari beberapa konsep, ada 6 hakikat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana,
2006 :18), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
( Zimmerer, 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang inovatif (innovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Berbagai macam profil
wirausaha Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 2008 : 26), jika diperhatikan
entrepneur yang ada di masyarakat sekarang ini, maka di jumpai berbagai macam
profil, yaitu:
1. Young Entrepreneur - Orang-orang muda mengambil bagian dalam memulai
bisnis. Didorong kekecewaan akan prospek pada perusahaan pemerintah dan
keinginan untuk memiliki peluang menentukan nasib mereka sendiri, banyak
generasi muda lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
2. Women Entrepreneur - Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis.
Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara
lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi
keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya.
3. Minority Entreprenuer - Kaum minoritas di Negara kita Indonesia kurang
memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya
warga negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni
kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari
daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka
juga berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin
maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.
4. Immigrant Entrepreneur - Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah
beiasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka
lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai
dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat
menengah.
5. Part Time Entrepreneur - Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong
merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar . bekerja
paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan dibidang lain misalnya seorang
pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk
berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya
mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi,
dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.

C. Faktor-faktor yang memotivasi wanita berwirausaha.


Faktor-faktor yang mendorong wanita memilih berwirausaha antara lain :
1. Faktor kemandirian - Sebagai seorang wanita, ada kalanya wanita ini dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini karena wanita ingin menunjukkan jika tanpa
laki-laki dia dapat bertahan hidup dengna keahlian yang dia punya yang direalisasikan
menjadi suatu usaha yang dapat menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Walaupun tidak memungkiri keahlian laki-laki dalam bekerja, tetapi wanita juga ingin
menunjukkan bahwa mereka dapat mengerjakan apapun yang dikerjakan pria.
2. Faktor modal - Dalam pembuatan usaha maka wanita biasanya melihat berapa modal
yang mereka punya untuk membuat suatu usaha, biasanya semakin banyak modal yang
mereka miliki untuk pembuatan suatu usaha maka semakin terencana dan matanglah
pemikiran untuk rencana pembuatan usaha ini.
3. Faktor emosional - Faktor emosional yang dimiliki wanita, dapat mempengaruhi
dirinnya untuk melakukan sesuatu yang berguna baginya maupun keluarga. Hal ini
karena dalam diri seorang wanita memiliki keinginan untuk dapat berdiri sendiri maupun
untuk bisa mempraktekkan teori-teori yang diikutinya melalui pendidikan formal maupun
informal yang diinginkannya. Selain itu wanita juga mempunyai keinginan untuk
membantu keuangan keluarga yaitu dengan membuka usaha.
4. Faktor pendidikan - Faktor pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang
memotivasi wanita untuk berwirausaha karena banyak wanita-wanita yang tidak dapat
pendidikan informal seperti kursus-kursus yang dapat mengasah keterampilan
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor kemandirian, modal,
pendidikan dan emosional terhadap motivasi wanita berwirausaha, faktor mana yang
paling dominan. Objektif kajian yang hendak dicapai melalui kajian ini adalah: 1. Apakah
ada pengaruh factor kemandirian, modal, pendidikan dan emosional terhadap motivasi
wanita berwirausaha 2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi
wanita berwirausaha.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh factor kemandirian, modal, pendidikan dan emosional
terhadap motivasi wanita berwirausaha
2. Untuk menganalisa faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi wanita
berwirausaha.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada para pengusaha salon kecantikan Di Kecamatan
Medan Kota. Cara pengumpulan data Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan
cara :
a. Pengumpulan data primer : Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara
Random Sampling, dengan menerbitkan daftar pertanyaan yang akan diisi/
dijawab oleh pengusaha kecil
b. Pengumpulan data sekunder : Mengumpulkan data dari buku–buku
perpustakaan, majalah – majalah manajemen dan hasil – hasil penelitian terdahulu
yang berhubungan dengan objek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan survey. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap
penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala, menentukan
kesamaan dengan cara membandingkan dengan standard yang sudah dipilih dan
atau ditentukan. (Arikunto, 2006).
F. Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 105 pengusaha salon kecantikan di
Kecamatan Medan Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 1998;57). Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus slovin sehingga diperolehsebanyak 52 pengusaha salon kecantikan
dari sejumlah 105 populasi. Teknik sampel yang digunakan adalah cara acak sederhana
(simple random Sampling), dimana anggota populasi mempunyai peluang yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sample.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia responden yang diperoleh dari hasil kuesioner penelitian pada
Tabel menunjukkan bahwa usia wanita wirausaha salon kecantikan di Kecamatan
Medan Kota yang paling dominan adalah pengusaha yang memiliki usia41 - 50
thn yang berjumlah 31orang (59.6%), kemudian pengusaha dengan usia 31-
40yang berjumlah 16orang (30.8%), dan yang terakhir adalahwanita pengusaha
dengan usia 21-30yang berjumlah 5orang (9.6 %)
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan latar belakang pendidikan responden yang diperoleh dari hasil
kuesioner penelitian. menunjukkan bahwa latar belakang
pendidikan wanita wirausaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Kota yang
paling dominan adalah pengusaha yang memiliki latar belakang pendidikan SMU
yang berjumlah 29 orang (55.8%), kemudian pengusaha dengan latar belakang
pendidikan Diploma tiga (D-III) yang berjumlah 13 orang (25%),dan yang
terakhir
adalahwanita pengusahadengan latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) yang
berjumlah 7 orang (13.4%).
3. .Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah karyawan
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki responden yang diperoleh dari
hasil kuesioner penelitian. menunjukkan salon yang memiliki jumlah tenaga
kerja .dibawah 03 orang sebanyak 5 salon (9.6%), kemudian pengusaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 03 orang sebanyak 23 salon (44.2%), pengusaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja 4orang sebanyak 11 salon (21.2%) dan
pengusaha yang memiliki jumlah tenaga diatas 5 orang sebanyak 13 salon (25%)
4. Karakteristik Responden Berdasarkanlama usaha
Berdasarkan lama usaha dijalankan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner
penelitian. menunjukkan salon yang berusia dibawah 5 tahun sebanyak 2 salon
(3.8%), kemudian salon yang berusia 5 -10 tahun sebanyak 29 salon (55.8%),
salon yang berusia 11-15 tahun sebanyak 3 salon (5.8%), salon yang berusia
antara 16-20 tahun sebanyak 16 salon (30.8%), dan salon yang berusia diatas 20
tahun sebanyak 2 salon (3.8%)pengusaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 03-
orang sebanyak 23 salon (44.2%), pengusaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
4orang sebanyak 11 salon (21.2%) dan pengusaha yang memiliki jumlah tenaga
diatas 5 orang sebanyak 13 salon (25%)
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Jumlah wanita pengusaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Kota sejumlah
105. Dari sejumlah pengusaha ini sampel yang di ambil sebanyak52 pengusaha, Angket
yang dilakukan kepada para pengusaha salon wanita secara random sampling sebanyak
52 kuesioner, memperlihatkan bahwa: bahwa korelasi/hubungan antara kinerja
keuntungan dengan ke empat variabel independennya adalah kuat

H. Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel kemandirian, modal, emosional dan pendidikan secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi wanita memilih berwirausaha
2. Variabel kemandirian mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi
wanita memilih berwirausaha
3. Variabel modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha
4. Variabel emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha karena memiliki angka signifikansi 0,072 (diatas 0.05)
5. Variabel pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wanita berwirausaha yang terbesar
adalah padafaktor pendidikan 0.000 diikuti oleh faktor modal

Untuk memotivasi para wanita dalam berwirausaha perlu memperhatikan dan


meningkatkan faktor-faktor dimulai dari faktor yang terpenting yaitu faktor pendidikan,
permodalan dan faktor kemandirian mereka dalam melakukan wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai