KONDISI EKSISTING DARI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI
PERUMNAS PUCANG GADING, KELURAHAN BATURSARI,
KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK Tugas Mata Kuliah Perencanaan Infrastruktur Wilayah dan Kota PWK17324P
Dosen Pengampu :
Bambang Sudarmanto, S.T., M.T.
Disusun oleh : Intan Dewi Cahaya C.531.19.0011
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG 2020 Kondisi Eksisting Infrastruktur permukiman di rumah saya : (Pucang Gading, Kel Batursari, Kec Mranggen, Kab Demak) Prasarana jaringan jalan : Prasarana jalan yang terdapat di Pucang Gading, Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dari hasil pengamatan saya dapat dipahami bahwa prasana jalan adalah yang paling berperan penting dalam bidang transportasi, karena jalan adalah faktor penghubung antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Jalan pada lingkup Kecamatan Mranggen secara umum baik meskipun ada beberapa ruas jalan yang perlu diperhatikan. Klasifikasi jalan di Pucang Gading terdiri dari jalan utama, jalan lingkungan dan jalan setapak. Untuk tiap jalan di Pucang Gading ini didominasi jalan utama yang menghubungkan Brigjen Edi Sarwo Wibowo sampai desa Batursari, jalan lingkungan yaitu jalan yang menghubungkan kelompok rumah seperti Ivory Park dan Taman Batursari Indah, sedangkan jalan setapak yakni jalan yang menghubungkan antar rumah yang satu dengan rumah yang lainnya seperti Pucang Gading Raya, Pucang Sari, Pucang Gede Timur, dll. Drainase : Terdapat bendungan Pucang Gading yang berlokasi dekat dengan Jalan Klipang Raya. Ada 6 pintu pembagi yang berfungsi khusus untuk mengalirkan air yang berhulu dari Mluweh Ungaran dan Batur Girikusumo ke Banjirkanal Timur. Sedangkan dua pintu lainnya, berfungsi untuk mengalirkan air ke Kali Babon dan Dombo Sayung. Air Bersih : Kawasan Pucang Gading masuk dalam jaringan pelayanan air bersih dari PDAM Kabupaten Demak Unit Mranggen dengan memanfaatkan sumber air baku dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Waru dan Sumur Dalam. Namun memiliki kendala karena tingkat kehilangan air yang tinggi. Hal ini belum dapat memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua warga Kawasan Pucang Gading. Persampahan : Perumnas Pucang gading termasuk kedalam wilayah perbatasan antara Kota Semarang dengan Kabupaten Demak. Bila kawasan fungsional kota sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dominan di kawasan tersebut, kawasan perbatasan sangat dipengaruhi oleh garis batas administratif yang terdapat di dalamnya. Dalam penyediaan sarana prasarana serta pengelolaannya untuk melayani masyarakat, seperti pengelolaan sampah juga melintasi perbatasan, yang berarti melibatkan Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kabupaten Demak. Sebenarnya secara administratif Perumnas Pucang Gading termasuk dalam wilayah Kabupaten Demak, sehingga kebutuhan akan sarana prasarana persampahan di Perumnas Pucang Gading seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Demak. Namun baru tahun 2004 Pemerintah Demak mengusahakan pelayanannya. Sebelumnya masyarakat Pucang Gading berswadaya dalam pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPA. Pada tahun 2018 Perumnas Pucang Gading juga sempat melakukan pengelolaan sampah melalui program Sedekah Sampah. Melalui program ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah di TPS dan menjadi bagian dari program bina lingkungan di bidang sosial kemasyarakatan, sekaligus untuk mendukung Program BUMN Hadir untuk Negeri. Program tersebut berguna masyarakat secara langsung untuk membantu menangani masalah sampah, memberikan pelatihan, pendampingan kelola sampah, melatih warga berwirausaha hasil panen sampah, dan juga revitalisasi balai RW.
Kelemahan dari sisi perencanaan yang ada?
Prasarana jaringan jalan : Kelemahan dari sisi perencanaan untuk Kawasan Pucang gading; belum tertatanya sistem transportasi yang terkoneksi dan belum memadai sarana dan prasarana transportasi yang berakibat pada peningkatan penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini membuat pembangunan untuk jaringan jalan yang masih berjalan dengan tidak terarah Air Bersih : PDAM Kabupaten Demak unit Mranggen sudah memiliki kuantitas sumber air baku yang mencukupi, namun kelemahannya adalah tingkat kehilangan/ tingkat kebocoran yang tinggi, serta biaya perbaikan dan pemeliharaan jaringan perpipaan yang tinggi.
Pendapat saya mengenai 2 point di atas sebagai mahasiswa PWK
Pesatnya pembangunan Kota Kota besar memberikan dampak luas baik terhadap kota itu sendiri maupun wilayah pinggirannya. Meningkatnya pertumbuhan penduduk Kota Semarang menyebabkan kebutuhan penduduk akan perumahan semakin meningkat pula. Sementara itu keterbatasan lahan di kota mengakibatkan terjadinya perluasan perkembangan permukiman baru hingga melampau batas administrasi kota, yaitu ke wilayah Sub Urbannya, dalam hal ini adalah Pucang Gading di Kelurahan Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Perkembangan wilayah yang tidak terarah (urban sprawl) ini salah satunya berdampak pada alih guna lahan karena adanya peningkatan kebutuhan ruang. Jadi maksud saya disini adalah perencanaan tidak akan berjalan dengan baik apabila masyarakatnya sendiri tidak iku ambil bagian dalam prosesnya. Karena Pucang Gading termasuk kedalam wilayah perbatasan, dimana tercampurnya masyarakat perkotaan dan masyarakat asli karena perkembangan Kota yang mengakibatkan masyarakat kota membutuhkan permukiman untuk tempat tinggal. Karena biasanya wilayah perbatasan tumbuh dengan acak/ tidak terarah (urban sprawl). 4 faktor yang paling penting dalam permukiman : jaringan jalan, drainase, air bersih dan persampahan. Untuk jaringan jalan penataannya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam sehari hari dan mempertimbangkan dampak kedepannya juga. Drainase bermanfaat dalam mengatur dan menata saluran air untuk pembuangan massa air entah itu secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah dari suatu tempat. Kebersihannya pun juga sangat penting agar tidak menghambat prosesnya. Air bersih, tentu saja. Kebutuhan manusia tidak lepas dari air bersih. Seperti yang sebelumnya dijelaskan Pucang gading memiliki tingkat air hilang yang cukup tinggi, butuh pergerakan dari masyarakatnya sendiri dalam hal ini. Lalu berlanjut dengan pengelolaan dari pihak Perumnas Pucang Gading. Untuk persampahan sendiri lebih berpengaruh terhadap pengelolaan secara teknis di lapangan.
BAB III Hasil Survei - Pendidikan - LAPORAN HASIL SURVEI DOKUMENTASI TITIK PERSEBARAN SARANA FASILITAS KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN PERIBADATAN KELURAHAN KALICARI KECAMATAN PEDURUNGAN