Anda di halaman 1dari 2

Nama :

NIM :

Inovasi pembuatan paving block dari limbah plastik (eco-paving)


-Rebricks Indonesia-
(Jl. Ciputat Raya No.79, RT05/RW06,
Pd . Pinang, Kec. Kebayoran Lama,
Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta)

Berawal dari sampah plastik


kemasan sachet yang sulit untuk
didaur ulang. Sampah ini juga sering
ditolak di bank sampah. Namun di
Rebricks Indonesia sampah kemasan
plastik seperti kemasan kopi instan
atau minuman instan lainnya menjadi
bahan baku untuk material bangunan.
Dari mencacah plastik, lalu
mencampurkannya ke dalam formula
yang kemudian dibentuk menjadi
konblok. Pendiri Rebricks yang tinggal
di Kawasan Ibukota, Ovy Sabrina dan
Novita Tan yang memiliki latar belakang yang membantu dalam proses pendirian rebricks. Ovy
Sabrina yang keluarganya memiliki bisnis di bidang bahan bangunan dan Novita yang berkecimpung
di bidang kemanusiaan yang mana juga membuat pengolahan sampah organik. Dari sinilah Ovy dan
Novita pada bulan Juli tahun 2018 memulai pengolahan sampah plastik tersebut menjadi paving
block.
Paving block/ bata-bata ini teruji bisa menahan beban 250kg per cm 2 . Jadi, paving block ini
telah memenuhi standar untuk konblok yang digunakan di lahan parkir, trotoar dan taman. Sampah-
sampah plastik yang ada pun didapatkan dari masyarakat secara sukarela mengirimkan sampah ke
tiga drop point di Tangerang, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Inovasi pembuatan paving block dari limbah plastik (eco-paving)


-Asyraf Aziz-
(Garut, Jawa Barat)

Selain Rebricks Indonesia inovasi


pembuatan paving block dari limbah sampah
plastik ini juga sudah berjalan sebelumnya pada
tahun 2018 oleh prajurit TNI anggota Kodim
0611 di Garut, Jawa Barat. Puluhan Danramil
yang tersebar di 42 Kecamatan Garut lalu
diajari mengubah sampah plastik menjadi
paving block yang berkualitas. Seperti yang
telah diketahui sampah plastik dapat mencapai
ratusan tahun bahkan lebih untuk hancur di
tanah. Untuk menghasilkan satu buah paving block membutuhkan setidaknya 3kg bahan plastik
kering.
Paving block plastik yang dihasilkan lebih berkualitas dibanding bahan semen. Selain ringan
dari paving block semen yang mencapai 5kg, keunggulan lainnya tidak cepat pecah atau hancur.
Meskipun berbahan plastik paving ini tidak licin saat hujan. Karena saat proses pengeringan, secara
langsung timbul pori-pori bahan menjadi lebih kasar.

Inovasi pembuatan paving block dari limbah


plastik
Inovasi pembuatan paving block dari limbah plastik ini masuk kedalam tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
nomor 8. pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dengan adanya inovasi ini maka Perusahaan
Rebricks Indonesia dapat berdiri dan menghasilkan kesempatan kerja yang produktif dan
menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua. Tidak hanya akan menghasilkan
peluang kerja yang layak namun juga pertumbuhan yang lebih kuat, inklusif dan dapat
mengurangi kemiskinan.

nomor 11. Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, dari inovasi ini yang mana menghasilkan paving
block sebagai bahan bangunan yang sudah umumnya digunakan masyarakat sekitar untuk
membangun tempat tinggalnya. Dan bukan bahan bangunan dari semen biasa namun
bersumberkan dari limbah plastik yang merupakan salah satu permasalahan penting saat ini
yang masih dihadapi rakyat Indonesia sendiri. Sehingga dari sini dapat memberikan 2
keuntungan, pemanfaatan limbah plastik yang sudah sangat banyak dan menghasilkan batu
bata bahan bangunan yang dapat digunakan untuk pembangunan.

nomor 14. Ekosistem lautan, dengan inovasi ini dapat memanfaatkan limbah plastik yang menjadi
polutan di laut. Sampah plastik kondisinya memang memprihatinkan, sampah plastik di laut
Indonesia yang terlah menempati urutan ke dua dunia. Dengan inovasi ini yang mana
mendaur ulang limbah plastik menjadi paving block sudah dapat membantu mengurangi
sampah plastik laut yang dapat mengganggu eksostim laut.

Anda mungkin juga menyukai