Anda di halaman 1dari 5

Rabu, 6 September 2023

Materi: Penjelasan produk daur ulang dari sampah plastik yaitu ecobrick (pengertian dan
Langkah-langkah pembuatannya) (2 JP)
A. Pengertian Ecobrick
Ecobrick berasal dari kata “ecology” yang dalam Bahasa Indonesia disebut “ekologi”.
Sementara kata “brick” merupakan Bahasa Inggris dari “bata”. Jika disimpulkan, ecobrick
merupakan bata ramah lingkungan. Ecobrick dianggap sebagai salah satu cara pemanfaatan
limbah plastik yang mudah dan efisien. Anda bisa menciptakan susunan bata yang terlihat
indah dari sampah plastik dengan metode ecobrick ini.
B. Fungsi Ecobrick
Ecobrick berfungsi bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan
memperpanjang usianya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna yang bisa
dipergunakan lagi untuk kepentingan manusia. Ecobrick bisa digunakan untuk apa saja?
Seperti dijelaskan sebelumnya, ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif batu bata. Ecobrick
juga bisa dirangkai menjadi benda-benda lain seperti meja, kursi sederhana, menara,
panggung kecil, dan lain-lain.
• Ecobricks, dari Sampah Menjadi Material Bangunan
Andreas Froesse, seorang arsitek Jerman dan founder dari ECO-TEC, yang tengah
berada di Honduras pada tahun 2000 menyadari bahwa sebuah taman di Honduras dapat
menghasilkan ribuan sampah botol plastik setiap minggunya. Froesse pun mengembangkan
teknik membangun dengan menggunakan botol plastik bekas yang diisi dengan pasir dan
pada tahun 2001, ia berhasil membangun sebuah rumah botol plastik pertama
menggunakan 8000 botol bekas yang diisi pasir dan campuran tanah sebagai pelapisnya.
Pada tahun 2004, Susanna Heisse, seorang aktivis lingkungan hidup yang berada di
Guatemala, menyaksikan hal yang sama dilakukan oleh penduduk lokal Guatemala.
Penduduk lokal tersebut memasukkan sampah plastik ke dalam botol plastik bekas dan
memadatkannya dengan menggunakan ranting pohon. Botol plastik berisi sampah
tersebutlah yang menjadi ‘batu bata’ untuk membangun rumahnya.
Meskipun penduduk lokal Guatemala ini melakukan hal tersebut karena tidak
mampu membangun rumah konvensional, Heisse merasa teknik tersebut berpotensi untuk
menyelesaikan permasalahan sampah plastik. Sejak saat itu, gerakan Ecobricks pun
bermunculan di berbagai tempat di dunia, seperti di Filipina bagian utara pada tahun 2010
oleh Russell Maier and Irene Bakisan dan di Greyton, Afrika Selatan, oleh Joseph Stodgel
pada tahun 2012.
• Ecobricks dalam Konstruksi Bangunan
Botol plastik, sebelum menjadi sebuah Ecobricks, memiliki sifat mudah berubah
bentuk jika diberi tekanan tertentu (misalnya diremas, atau dibenturkan dengan benda lain).
Meskipun begitu, ternyata Ecobricks dapat benar-benar digunakan sebagai material dinding
bangunan.
Husk Bottle School adalah sebuah sekolah di pinggir Siem Reap, Kamboja, yang
dibangun dengan menggunakan 100,000 botol plastik. Sekolah ini memiliki 3 ruang kelas, 1
ruang perpustakaan, dan sebuah toilet. Pembangunannya menggunakan konstruksi kayu
tradisional sebagai rangka bangunan. Rangka ini diisi oleh Ecobrick yang ditumpuk dan
dilapisi kawat di kedua sisinya untuk menahan tumpukan Ecobricks. Setelah itu, dinding
Ecobricks dilapisi dengan semen dan di cat sehingga terlihat seperti bangunan konvensional.
Beberapa teknik konstruksi menggunakan Ecobrick adalah sebagai berikut :
1. Milstein Modules (Horizontal Lego)
Teknik ini menggunakan 12 Ecobricks yang disusun dan direkatkan dengan
menggunakan sealant silikon hingga menjadi sebuah modul yang dapat disatukan secara
horizontal. Modul tersebut kemudian dapat digunakan untuk membuat panggung, meja,
dan yang digunakan dalam ruangan.
2. Dielemen Modules (Vertical Lego)
Teknik ini mirip dengan Milstein Modules, menggunakan 16 Ecobricks yang disusun
dan direkatkan dengan menggunakan silicon. Namun, modul yang dihasilkan dapat
disatukan secara vertikal sehingga dapat digunakan untuk membuat kolom, menara, dan
dinding.
3. Earth Bottle Building
Ecobricks disatukan dengan menggunakan semen yang terbuat dari lempung, pasir,
dan jerami. Teknik ini merupakan teknik membangun dengan Ecobricks yang paling ramah
lingkungan dan dapat menghasilkan dinding yang cukup kuat.
4. Ecoblocks
Ecoblocks adalah teknik yang dikembangkan oleh Ian Domisse, seorang arsitek asal
Johannesburg, Afrika Selatan. Domisse membuat modul Ecobricks yang disatukan dengan
papan plywood.
5. Pura Vida Atitlan Construction Method
Adalah teknik konstruksi yang dikembangkan di Guatemala dan digunakan dalam
pembangunan Husk Bottle School di Kamboja. Teknik ini telah dites dan direkomendasikan
oleh Designers Without Borders, NorskForm (Norwegian Centre for Design and
Architecture), dan INDIS (Instituto de Investigación en Diseño de la Universidad Rafael
Landívar).

Ecobricks di Indonesia
Gerakan pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobricks juga sudah dilakukan di
Indonesia. Salah satunya adalah gerakan yang dilakukan oleh pegiat bank sampah di Pulau
Harapan Kepulauan Seribu. Dikutip dari Media Indonesia.com, pemanfaatan sampah plastik
menjadi ecobricks sudah dilakukan sejak tahun 2017. Di Pulau Harapan, dalam 1 hari,
seorang pembuat ecobricks dapat menghasilkan 10 buah ecobricks. Hasil ecobricks dari
Pulau Harapan ini dijual kepada lembaga dan kepada nelayan yang menggunakannya
sebagai tambat labuh sementara.
Selain itu, pelatihan pembuatan ecobricks juga sudah cukup banyak dilaksanakan di
Indonesia baik oleh lembaga swasta maupun pemerintah. Pelatihan tersebut biasanya
dilakukan untuk menggerakkan komunitas agar dapat mengelola sampah plastik di
lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Ecobricks dibuat dengan menggunakan botol plastik kosong bekas (botol yang
direkomendasikan adalah botol bervolume 600 ml) yang diisi dengan sampah plastik
ataupun material lain yang berbahaya dan tidak dapat terurai (styrofoam, kabel) yang
dipadatkan menggunakan tongkat atau ranting pohon hingga mencapai berat 500 gram
(untuk botol 600 ml, berat standarnya adalah 200 gr). Bahan yang dipadatkan ke dalam
Ecobricks sebaiknya sudah dicuci dan dikeringkan untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
Yuk, ikut melakukan pemanfaatan limbah plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna
melalui metode ecobrick.
Berikut alat dan bahan serta Langkah-langkah cara membuat ecobrick dilansir dari
berbagai sumber. Alat dan bahan :
1. Beberapa botol plastik bekas air minum, usahakan ukuran dan jenisnya seragam (botol
minum air mineral 600ml)
2. Berbagai jenis sampah plastik seperti kantong kresek, kemasan makanan, kekasan
deterjen hingga kemasan minuman instan.
3. ongkat kayu diameter 2 cm dengan panjang 40 cm, bisa berupa tongkat dari bambu
juga
4. Gunting

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat ecobrick dari plastik bekas:


1. Pilah dan cuci botol plastik hingga bersih, kemudian keringkan sampai benar-benar
kering.
2. Cuci semua jenis sampah plastik hingga bersih. Pastikan tidak ada kotoran yang
tersisa, lalu keringkan.
3. Setelah sampah plastik kering, potong kecil-kecil dengan gunting.
4. Masukkan potongan sampah plastik tersebut tersebut ke botol plastik.
Agar menghasilkan ecobrick yang cantik, masukkan plastik secara random agar tampak
berwarna-warni. Isi botol dengan sampah plastik sampai semua bagian botol terisi
penuh. Tutup dengan penutupnya.
5. Timbang setiap ecobrick. Dalam membuat ecobrick kita tidak bisa asal-asalan
memasukkan sampah plastik ke dalam botol bekas air mineral. Agar bisa menjadi
“bata” yang nantinya disusun secara rapi, anda wajib menimbang setiap botol yang
sudah diisi sampah plastik. Standar ecobrick adalah 600 gram per botol air mineral
berukuran 600ml. Kalau jumlahnya terlalu banyak, sisihkan sedikit sampah plastik di
dalamnya. Sementara jika beratnya kurang dari 600 gram, isi kembali botol dengan
sampah plastik.
6. Simpan ecobrick di tempat yang teduh. Sebelum semua ecobrick yang Anda buat
terkumpul, simpan ecobrick yang sudah jadi di tempat yang teduh. Hindari paparan
sinar matahari langsung agar botol-botol plastik ecobrick ini tidak menyusut.
7. SUSUN SEMUA ECOBRICK. Apabila semua ecobrick sudah selesai dibuat, saatnya
menyusun ecobrick ini menjadi sebuah benda atau bangunan. Ecobrick bisa dipakai
untuk membuat dinding (non-permanen), replika benda (gapura, pohon, dll), dan
pagar mini. (penyusunan ecobrick akan dilaksanakan bergiliran).
Hal yang harus diperhatikan, masing-masing siswa setiap hari membawa botol bekas
Aqua minimal 1 buah beserta bahan isian berupa kertas, plastik bekas sisa makanan,
bungkus deterjen, dll. Kita mulai inisiatif dan biijak plastik untuk mengurangi jumlah sampah
plastik yang berisiko mencemari lingkungan. Dan nntinya kita akan pasang dan susun
ecobrick ini menjadi sebuah bangunan spot poto yang cantik dan menjadi sebuah kursi atau
meja. Setiap kelas nanti akan dijadwalkan untuk menyusun ecobrick.

Referensi cara pembuatan ecobrick dapat kalian lihat di youtobe :


1. https://youtu.be/2zmdkPervGw,
2. https://youtu.be/yT-ntEUJq40,
3. Link youtobe cara membuat kursi dari ecobrick https://youtu.be/3-Lqf6iTmUw
4. https://youtu.be/sNXWmQ6B0io.

atau bisa lihat referensi chanel youtobe lain yang berkaitan dengan pembuatan ecobrick.

Anda mungkin juga menyukai