(LKPD - I)
A. Judul LKPD
Pembuatan Ecobrick sebagai Upaya untuk Menanggulangi Penumpukan Sampah
Plastik (3R)
B. Tujuan Pembelajaran/ LKPD
1. Peserta didik mampu mengenal berbagai cara dan upaya mengelola limbah di
lingkungan sekitar
2. Peserta didik mampu membuat ecobrick.
C. Rumusan Masalah
1. Bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan ecobrick?
2. Bagaimanakah cara membuat ecobrick?
3. Syarat-syarat apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ecobrick?
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Tongkat atau sendok
2. Bahan
a) Botol bekas air mineral 330 ml
b) Sampah plastik
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Siapkan berbagai macam plastik baik plastik kresek, kemasan, sedotal, dll. Pastikan
semuanya kering, tidak mengandung air sama sekali.
2. Siapkan tongkat kecil untuk mendorong plastik ke dalam botol. Pilih tongkat kecil
yang paling nyaman, misalnya terbuat dari kayu atau bambu. Ukurannya pun bisa
menyesuaikan dengan tinggi botol.
3. Pastikan tidak ada logam, kertas, gelas, dan plastik bio-degradable
4. Siapkan botol bekas air minum mineral ukuran 330 ml. cuci bersih dan keringkan,
sampai benar-benar tidak ada kandungan air.
5. Masukkan plastik-plastik yang sudah disiapkan sebelumnya, dan masukkan ke
dalam botol.
6. Mampatkan botol dengan plastik-plastik tersebut, namun hati-hati jangan sampai
botol plastik rusak.
7. Dokumentasikan kegiatan yang kamu lakukan berupa foto dan video.
a. Dokumentasi foto meliputi : Foto pada saat proses membuat ecobrick
b. Hasil ecobrick yang sudah kalian buat
Foto-foto dilampirkan di sini ↓
Bacaan Inspiratif
“Berikutnya, dia akan mempengaruhi kesehatan tubuh manusia kalau tertimbun di tanah atau
air kemudian terjadi pecahan-pecahan dari limbah plastik itu berpotensi membahayakan
kesehatan manusia jika air itu dikonsumsi,” kata Imran seperti dalam keterangan tertulis yang
diterima Republika.co.id, Rabu (16/1).
Tak hanya itu, dia menambahkan, dampak berbahaya akan terjadi pada tanaman di darat dan
biota air. Misalnya, mikroplastik yang terkandung di dalam air akan langsung masuk ke dalam
organ tubuh ikan, ikan tersebut tidak akan bertahan hidup lama, dan apabila dikonsumsi oleh
manusia juga dapat berbahaya.
“Kemudian kalau dia (mikroplastik) kena panas matahari atau terbakar itupun berbahaya bagi
pernapasan. Kalau dibakar saja dia bisa menghasilkan zat karbon monoksida yang bahaya
untuk kesehatan,” ujarnya.
Namun demikian, tambah Imran, belum ada kajian ambang batas kandungan mikroplastik yang
dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Tetapi, masyarakat diimbau untuk mengurangi
penggunaan plastik.
“Sebenarnya yang lebih diutamakan kita membatasi penggunaan plastik seperti di ritel atau
warung-watrung. Kalau bisa dibatasi, kita gunakan tas belanja sendiri supaya tidak menambah
produksi plastik,” katanya.
Ia menyebut mengurangi penggunaan plastik bisa dimulai dari rumah tangga melalui
pengelolaan limbah. Caranya, bisa dengan pengelompokkan limbah organik dan nonorganik.
Limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos, sementara limbah nonorganik dapat
didaur ulang menjadi karya seni bahkan karya yang bernilai ekonomi.
Membatasi penggunaan plastik juga bisa dilakukan dengan membiasakan bawa botol minum
sendiri. Hal itu telah dilakukan oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek, bahkan di beberapa
kesempatan ia mengajak masyarakat untuk sama-sama terbiasa menggunakan botol minum
sendiri agar mengurangi limbah kemasan air minum.