Anda di halaman 1dari 9

BAB V KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH

Bab ini membahas konsep dasar karya tulis ilmiah yang difokuskan pada pengertian, tahapan
penulisan, sistematika, jenis, dan bahasa karya tulis ilmiah. Setelah memahami bab ini, diharapkan
mahasiswa dapat menulis karya tulis ilmiah dengan sistematis dan bahasa yang sesuai dengan
kaidah penulisan karya tulis ilmiah.

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu ilmu pengetahuan, disusun
secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian
lapangan, tes laboratorium, maupun kajian pustaka.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan kajian atas sebuah
masalah tertentu yang tujuan pembahasannya harus mampu memberikan alternatif penyelesaian
masalah tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah memiliki syarat:
1. menggunakan bahasa tulis;
2. membahas ilmu pengetahuan;
3. disusun secara sistematis;
4. dituangkan dengan bahasa yang benar.
Adapun ciri-ciri karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Objektif, memiliki objek dan berisi penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.
2. Faktual, dibuat berdasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Bermetode, disusun berdasarkan metode ilmiah tertentu.
4. Cermat, mengangkat hal yang sebenarnya dengan teliti.
Karya tulis ilmiah harus mampu memberikan alternatif penyelesaian masalah. Jika karya tulis
ilmiah tidak mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis, maka tidak
dapat dikategorikan karya tulis ilmiah yang baik.
B. Tahapan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah memiliki beberapa tahapan, yakni sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Hal yang harus dilakukan dalam tahap persiapan adalah:
a) pemilihan topik;
topik yang dipilih harus dikuasai, baru, menarik, dan bermanfaat.
b) pembatasan masalah;
penulis menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas berdasarkan topik yang
telah ditentukan. Pembatasan masalah ditentukan dari topik umum ke topik yang lebih
spesifik.
c) pengumpulan pustaka;
pustaka yang dipilih harus merujuk pada pembatasan masalah.
d) penentuan tujuan dan maksud;
penentuan tujuan dilakukan untuk menjelaskan, meyakinkan, dan memengaruhi pembaca atas
hal yang dibahas. Sedangkan penentuan maksud dilakukan untuk menyampaikan harapan
penulis kepada pihak terkait.
e) penyusunan kerangka isi.
Penyusunan kerangka isi bertujuan mempermudah penulis dalam mengembangkan
gagasannya. Langkah-langkah penyusunan kerangka isi adalah (1) merumuskan topik yang
jelas, (2) memerinci topik-topik bawahan (tulis semua yang ada dalam benak), (3)
mengevaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua, (4) langkah kedua dan
ketiga dilakukan berulang untuk menyusun topik yang lebih spesifik, (5) menentukan pola
susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan dilakukan setelah tahap persiapan selesai. Pengumpulan data dapat dilakukan
melalui cara berikut.
1) Studi pustaka atau membaca berbagai referensi pendukung.
2) Melakukan wawancara dengan narasumber yang layak.
3) Observasi (misalnya dengan menyebarkan angket).
Setelah data terkumpul, hal yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data
dilakukan melalui dua teknik, yakni teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.
Teknik kualitatif dilakukan dengan cara (1) identifikasi data, (2) klasifikasi data, (3) analisis
data, (4) interpretasi data, dan (5) pembuatan simpulan. Sedangkan teknik kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan teknik uji statistik.
3. Tahap Pelaporan
Melalui tahap pelaporan, karya tulis yang telah disusun dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
Namun sebelum dilaporkan, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Penyusunan draf laporan.


Kerangka isi yang telah dibuat dalam tahap persiapan, pada tahap ini sudah mulai
dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan dengan menyajikan hasil studi pustaka, hasil
pengumpulan data, hasil analisis data, dan simpulan yang diperoleh.
2) Penyuntingan dan perbaikan.
Draf karya tulis ilmiah yang telah dibuat sebaiknya disunting dan direvisi untuk memperbaiki
isi tulisan.
C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah
Sistematika karya tulis ilmiah memiliki variasi, bergantung pada jenis karya tulis ilmiah dan
lembaga masing-masing. Namun, secara umum, sistematika karya tulis ilmiah adalah sebagai
berikut.
1) Bagian pembuka
Bagian pembuka terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel (jika ada),
daftar gambar (jika ada), dan daftar lampiran (jika ada).
2) Bagian isi
Bagian isi terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
3) Bagian penutup
Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka dan lampiran yang diperlukan.
Berikut bagan sistematika karya tulis ilmiah.

D. Jenis Karya Tulis Ilmiah


Jenis karya tulis ilmiah sangat beragam. Berikut jenis karya tulis ilmiah secara umum.
No. Jenis Penjelasan
1 Makalah Karya ilmiah yang berisi ide berdasarkan pada studi pustaka atau
kajian lapangan, biasanya sebagai syarat penyelesaian tugas pada
salah satu mata kuliah. Pada umumnya makalah dibuat untuk
dipresentasikan dalam forum ilmiah.
2 Skripsi Karya tulis ilmiah resmi yang membahas permasalahan dalam
bidang tertentu dan merupakan syarat kelulusan S-1.
3 Tesis Karya tulis ilmiah resmi berfokus pada pengujian teori yang telah ada
dalam satu disiplin ilmu tertentu dan merupakan syarat kelulusan S-2.
4 Disertasi Karya ilmiah yang memiliki karakteristik: (a) berfokus pada
penemuan sesuatu yang baru dalam disiplin ilmu tertentu, (b)
berfokus pada pengembangan prinsip-prinsip teori yang telah ada, (c)
berisi pengembangan model-model baru yang diuji di lapangan, dan
(d) merupakan syarat kelulusan S-3.
5 Karya tulis Karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang menarik agar mudah
ilmiah populer dimengerti pembacanya namun tetap mempertahankan kebenaran
ilmiah/objektif.
6 Artikel ilmiah Esai atau tulisan hasil penelitian yang dimuat di dalam jurnal ilmiah.

E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah


Bahasa karya tulis ilmiah tentunya berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa karya tulis ilmiah
setidaknya memenuhi kriteria berikut.
No. Kriteria Bahasa Penjelasan Contoh
Karya Tulis
Ilmiah
1 Baku Ragam bahasa ilmu harus Dikarenakan kekurangan dana,
mengikuti kaidah-kaidah modal, tenaga ahli, dan lain
bahasa baku. Bahasa baku sebagainya, maka proyek
merupakan tolok ukur pembangunan sarana telekomunikasi
yang berlaku, yang di Indonesia bagian timur kita
ditetapkan berdasarkan terpaksa serahkan kepada pengusaha
kesepakatan atau sering asing. (tidak baku)
disebut dengan bahasa
standar. Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga,
dan lain-lain, proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia
timur terpaksa kita serahkan kepada
pengusaha asing. (baku)

2 Denotatif Kata-kata dan istilah yang Objek penelitian dilakukan melalui


digunakan haruslah pengamatan pada bunga. (Bunga
bermakna lugas, bukan merupakan kata denotatif karena
konotatif dan tidak bermakna bagian tumbuhan yang
bermakna ganda. akan menjadi buah).
3 Berkomunikasi Ragam bahasa ilmu lebih Responden tidak diambil dari
dengan pikiran bersifat tenang, jelas, tidak komunitas pasar, stasiun, terminal,
bukan perasaan berlebih-lebihan atau atau tempat-tempat ramai lain-
hemat, dan tidak lainnya, tetapi dari komunitas
emosional. pegawai perusahaan sebab jika
diambil dari komunitas pasar, stasiun,
terminal, atau tempat-tempat ramai
lainnya maka hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan tujuan yang
diharapkan (Kalimat ini tidak
efisien.)

Perbaikan:
Responden diambil dari komunitas
pegawai perusahaan agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. (efisien)
4 Kohesif Agar tercipta hubungan Menteri Perindustrian berharap
gramatik antara unsur- Research and Developement (R&D)
unsur, baik dalam kalimat ke depan diarahkan pada upaya
maupun dalam alinea, dan industri nasional yang aktif
juga hubungan antara melakukan inovasi teknologi. Menteri
alinea yang satu dengan Perindustrian menjelaskan bahwa R
alinea yang lain bersifat & D untuk mentransformasikan dan
padu digunakan alat mengimplementasikan sistem industri
penghubung, seperti kata 4.0 dalam proses produksi.
penunjuk dan kata hubung.
Perbaikan:
Menteri Perindustrian berharap
Research and Developement (R&D)
ke depan diarahkan pada upaya
industri nasional yang aktif
melakukan inovasi teknologi.
Airlangga Hartarto menjelaskan hal
tersebut untuk mentransformasikan
dan mengimplementasikan sistem
industri 4.0 dalam proses produksi.
5 Koheren Semua unsur pembentuk Angkatan kerja di Indonesia
kalimat atau alinea didorong untuk terus belajar dan
mendukung satu makna meningkatkan keterampilannya
atau ide pokok. dalam memahami penggunaan
teknologi internet of things. Mereka
diharapkan dapat mengintegrasikan
kemampuan internet dengan lini
produksi di industri.

Contoh di atas, unsur pembentuk


kalimat dan semua kalimat
pembentuk paragraf mendukung satu
ide pokok.

6 Mengutamakan Karya tulis ilmiah lebih Penulis melakukan penelitian ini di


kalimat pasif mengutamakan objek laboratorium. (kurang tepat)
penelitian daripada subjek.
Oleh karena itu, kalimat Perbaikan:
yang digunakan Penelitian ini dilakukan di
mengutamakan kalimat laboratorium. (tepat)
pasif.
7 Konsisten Konsisten diperlukan Wireless merupakan suatu hubungan
dalam segala hal, misalnya telekomunikasi menggunakan
dalam penggunaan istilah, gelombang elektromagnetik sebagai
singkatan, tanda-tanda, pengganti media kabel. Pendapat
dan juga penggunaan kata lainnya, nirkabel adalah jaringan
ganti diri agar tidak tanpa kabel.
membingungkan pembaca.
Perbaikan:
Wireless merupakan suatu hubungan
telekomunikasi menggunakan
gelombang elektromagnetik sebagai
pengganti media kabel. Pendapat
lainnya, wireless adalah jaringan
tanpa kabel.
8 Logis Ide atau pesan yang Untuk menghemat waktu, analisis
disampaikan melalui dilakukan secara serentak oleh
bahasa Indonesia ragam tim peneliti. (tidak logis)
ilmiah dapat diterima akal.
Perbaikan:
Untuk mengefektifkan waktu, analisis
dilakukan secara serentak
oleh tim peneliti. (logis)
9 Efektif Ide yang diungkapkan Yang membawa ponsel harap
sesuai dengan ide yang dimatikan.
dimaksudkan baik oleh
penutur atau oleh penulis, Perbaikan:
maupun oleh penyimak Ponsel harap dimatikan.
atau pembaca.
10 Kuantitatif Keterangan yang Dalam pengumpulan data diperlukan
dikemukakan pada kalimat responden yang cukup banyak.
dapat diukur secara pasti.
Perbaikan:
Dalam pengumpulan data diperlukan
responden seratus orang.
(kuantitatif)

DAFTAR PUSTAKA
1) Djuroto, Toto dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung:
Rosdakarya.
2) Efendi, S. Th. Pedoman Penulisan Laporan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
3) Moeliono, Anton M. Th. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
4) Puspandari, Diyas. 2011. Handout Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Telkom.
5) Widjono, 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai