Anda di halaman 1dari 6

i1 ACCUMULATION DISTRIBUTION (AD)

http://www.sahamgain.com/2016/06/cara-menggunakan-indikator.html?m=1

Cara Menggunakan Indikator Accumulation/Distribution (AD)

Jika Anda mempelajari ilmu bandarmologi, Anda harus banyak belajar dan memahami
saham2 yang sedang diakumulasi oleh bandar, atau saham yang akan "dibuang" oleh
bandar.

Sebenarnya, analisis teknikal menyediakan indikator untuk membaca teori akumulasi


dan distribusi yang dilakukan oleh pelaku pasar.

Indikator tersebut adalah indikator accumulation/distribution (AD).

Sesuai namanya, accumulation berarti akumulasi artinya membaca saham yang


sedang diakumulasi.

Distribution sesuai namanya berarti distribusi artinya membaca saham yang banyak
dijual oleh pelaku pasar.

Indikator ini saya katakan cukup baik, karena mampu membaca saham2 yang sedang
"dikumpulkan" atau yang akan "dibuang" oleh pelaku pasar.

Berikut adalah tampilan indikator AD pada charting.

Cara membaca indikator AD sebenarnya cukup mudah. Hampir sama dengan cara
membaca indikator lain.

Ketika indikator AD bergerak naik, artinya saham tersebut sedang diakumulasi, dan
biasanya akan diikuti dengan kenaikan harga saham.

Dan sebaliknya, apabila indikator AD bergerak turun, artinya saham tersebut sedang
didistribusi, artinya mulai banyak pekaku pasar yang "buang barang", sehingga pada
umumnya akan diikuti dengan penurunan harga saham.
PENERAPAN INDIKATOR AD

Perhatikan indikator AD pada saham DOID diatas.

Ketika indikator AD menunjukkan penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan


harga saham (yang saya beri tanda persegi).

Penurunan indikator AD menunjukkan bahwa saham sedang berada dalam fase


distribusi (banyak pelaku pasar yang menjual saham), yang menyebabkan harga
saham turun.

Ketika indikator AD mulai bergerak turun dan berhenti dari fase akumulasi, maka pada
saat itulah Anda disarankan untuk sell.

Sedangkan pada saat indikator AD mulai mengalami kenaikan, pada umumnya akan
diikuti dengan kenaikan harga saham (tanda lingkaran).

Kenaikan indikator AD menunjukkan bahwa saham sedang dalam fase akumulasi


(banyak pelaku pasar yang membeli saham).

Dengan kata lain, permintaan lebih besar ketimbang penawaran, sesuai hukum
ekonomi harga akan naik.

Ketika indikator AD mulai bergerak naik dan terlihat tanda2 fase distribusi akan
berakhir, maka Anda disarankan untuk buy.

INDIKATOR AD DAN HARGA SAHAM BERGERAK BERLAWANAN


Hati2 apabila harga saham sedang naik, tapi tidak dibarengi dengan akumulasi saham
atau sebaliknya, harga saham turun tapi tidak dibarengi dengan distribusi saham.

Jika Anda menemukan saham yang demikian, bisa jadi kenaikan maupun penurunan
harga saham hanyalah "tipuan".

Perhatikan chart diatas, saham PNLF (yang saya beri tanda persegi).

Harga saham PNLF tampak mengalami kenaikan, akan tetapi indikator AD justru
bergerak cenderung sideways.

Apa artinya? Artinya, kenaikan harga saham PNLF tidak dibarengi dengan aksi
akumulasi yang besar, yang sebenarnya saham PNLF memang "tidak berminat" untuk
naik.

Kemudian Anda perhatikan, setelah harga saham PNLF naik beberapa hari (tanpa
dibarengi kenaikan indikator AD), tren harga saham PNLF langsung terjun bebas.

So, kalau Anda menemukan saham sedang uptrend kecil yang tidak dibarengi
kenaikan indikator, saran saya jangan membeli saham tersebut.

Sama seperti indikator lainnya, indikator AD tidak bisa berjalan sendiri. Alangkah
baiknya apabila Anda meng-kombinasikan indikator AD dengan indikator2 lainnya,
seperti stochastic, RSI, MA, Volume dan lain2.
https://sahabatinvestasi.wordpress.com/2015/03/31/accumulationdistribution-ad/

Dikembangkan oleh Marc Chaikin untuk menentukan aliran uang kumulatif masuk dan
keluar suatu saham.

Dalam mengembangkan indikator ini, Chaikin mengabaikan perubahan harga dari satu
periode ke periode berikutnya dan memilih untuk fokus pada perubahan harga dalam suatu
periode tertentu (hari, minggu atau bulan).

Ia menciptakan rumus tertentu untuk menghitung suatu nilai berdasarkan kedekatan kepada
suatu range untuk periode tersebut.

Kegunaan:

Mengukur volume aliran (flow) uang untuk suatu saham atau indeks.

Seringkali kenaikan harga saham didahului oleh kenaikan volume transaksinya.

Indikator ini didesain untuk pendeteksian dini dari kenaikan atau penurunan volume guna
mendapatkan keuntungan sebelum harga benar-benar bergerak naik atau turun.

Biasanya indikator ini menjadi varian dari indikator lain seperti On Balance Volume.

Keduanya digunakan untuk mengkonfirmasi perubahan harga, dengan cara mengukur


volume penjualan.
Interpretasi:

-Volume perdagangan berguna sebagai koefisien pembobot setiap perubahan harga.

Semakin tinggi koefisien (volume) ini, maka semakin besar kontribusi perubahan harga
(dalam periode waktu tertentu) pada nilai indikator

-Indikator A/D saham yang meningkat menandakan adanya akumulasi (pembelian) saham
dan terkait dengan tren kenaikan harga saham.

Sebaliknya ketika indikator A/D menurun, hal ini menandakan adanya distribusi (penjualan)
saham, dan terkait dengan turunnya harga saham.

-Perbedaan antara indikator A/D dengan harga saham menunjukkan perubahan harga
dalam waktu dekat.

Contohnya ketika indikator A/D meningkat, sementara harga saham cenderung turun, maka
diperkirakan kenaikan harga saham akan terjadi dalam waktu dekat.

Man Su:
/c UNVR i1.2
saya tambahkan tampilan Accum/Dist dengan pilihan :
Tampilan 1: area (arsiran) , bila distirbusi , maka arsirannya merah , sebaliknya bila
akumulasi maka arsirannya hijau
tampilan 2: bars . bila akumulasi maka barnya hijau , bila distribusi maka barnya merah

Fufu :
Kalo accum/dist itu hy nunjukin saham banyak dijual atau dibeli sama trader atau investor
aja

Sinyal accum dan distribusi alias i1 itu utk menunjukkan perubahan nilai harga saham dan
volume

Jika A/D naik itu ada pembelian atau akum.

Jika A/D turun itu ada penjualan atau distribusi.

Yg uniknya A/D naik tapi Harga Turun nah itu menunjukkan sebentar lagi harga akan
kembali keatas

Begitu juga sebaliknya


Dah itu aja
Hampir sama dgn hukum volume juga

Notulis : Astra, Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai