Anda di halaman 1dari 16

Mendalami Seluk Beluk Analisis Teknikal Saham

Membahas soal analisa harga saham, sebenarnya analisis fundamental bukan satu-
satunya alat analisis yang digunakan para investor dan analis. Banyak orang yang
menganut metode lain yang disebut analisis teknikal saham. Bagi mereka, jika
dibandingkan dengan analisis fundamental, analisis teknikal dianggap lebih jitu untuk
melahirkan rekomendasi investasi. Sebagian orang berpendapat bahwa analisis
teknikal lebih sebagai seni ketimbang ilmu pengetahuan.

Pada prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi


yang menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham maupun
instrumen lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan
rekomendasi keputusan investasi. Analisis ini bisa diterapkan pada bursa saham,
pasar valuta asing, bursa komoditas atau pasar apapun yang pergerakan harga
dagangannya dipegaruhi oleh permintaan dan penawaran.

Perbedaan analisis fundamental dan teknikal


Jika analisis fundamental lebih banyak menggunakan indikator-indikator perusahaan
untuk melakukan analisa harga saham sebuah perusahaan, sebaliknya analisis
teknikal saham maupun instrumen lainnya lebih banyak menggunakan data-data
pasar. Berhubung data-data pasar lazim tersaji dalam bentuk grafik (charts), maka
para analis teknikal lebih sering menggeluti grafik-grafik semacam itu daripada
laporan keuangan emiten. Itu sebabnya para penganut aliran ini sering mendapat
julukan sebagai chartist.

Dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta permintaan di


masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana permintaan
dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin
akan terbentuk karenanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren
atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi
untuk mendapatkan kentungan. Para analis teknikal juga percaya bahwa proses
perubahan harga saham yang disebabkan oleh adanya suatu informasi yang baru di
pasar akan cenderung mengikuti suatu tren tertentu. Dengan menyimpulkan hal-hal
tersebut, analisis teknikal dipakai untuk mendasari keputusan kapan harus
mengambil untung (profit taking), mengurangi kerugian (cut loss), mulai melakukan
akumulasi saham atau mulai menahan posisi (wait & see).

Analisis fundamental dan analisis teknikal, mana yang lebih baik? Tingkat kesalahan
analisis teknikal relatif lebih tinggi daripada analisis fundamental. Tapi, jika kita
disiplin dan menggunakan tool yang tepat, analisis teknikal saham bisa sama-sama
kuat dengan analisa fundamental saham. Pada prinsipnya adalah buy low sell high,
beli murah jual mahal.

Analisa harga saham dan volume perdagangan adalah sarana utama dari analisis
teknikal saham dan grafik adalah sarana untuk menampilkan data tersebut. Data
volume perdagangan akan digunakan untuk memberikan gambaran umum
mengenai kondisi pasar dan akan membantu untuk memperkirakan tren harga
selanjutnya. Perubahan harga saham baik kenaikan atau penurunan biasanya akan
berkorelasi dengan kenaikan atau penurunan volume perdagangan. Penurunan
harga dari satu pola tertentu yang diikuti oleh volume penjualan yang sangat tinggi,
umumnya akan diterjemahkan bahwa pasar (saham) akan mengalami bearish
(harganya menurun).

Analisis teknikal saham lebih banyak menggunakan data-data pasar. Oleh karena
itu, para analis teknikal lebih suka memperhatikan pergerakan harga saham di bursa
dibanding mengamati laporan keuangan atau membaca berita-berita koran yang
berkaitan dengan emiten yang sedang diamati. Tugas mereka memang mengamati
perubahan harga saham tersebut untuk mempelajari pola berpikir atau perilaku
pihak-pihak lain yang terlibat di bursa. Dari analisa harga saham tersebutlah mereka
lalu memprediksikan arah pergerakan harga saham tersebut melalui data-data yang
tersaji dalam bentuk grafilk (charts).

Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang
adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat
menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan
analisis teknikal saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu
perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis
teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga
tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.

Kita semua memahami, bahwa harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau
pun secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk
beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran
sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren
perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting.
Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus
berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.

Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal, berikut ini
ada beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum digunakan dan
mudah dipahami.

 Moving Average (MA)


Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian
banyak metode analisa harga saham yang sering digunakan dalam analisis
teknikal saham. Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham selama
periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta
harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata harga
saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA
yang berasl dari rata-rata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15. Jadi
moving average menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung
lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya
adalah harga penutupan (closing price).
Buatlah sebuah grafik bersumbu X (horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X
melambangkan hari (tanggal) da sumbu Y melambangkan harga. Kemudian
hitunglah rata-rata harga saham selama 10 hari kebelakang, termasuk hari ini
(MA-10). Hubungkanlah titik-titik dari harga rata-rata tersebut dalam garis MA.
Bersamaan dengan itu, sambungkan pula titik-titik harga penutupan saham
(harga aktual) setiap harinya pada grafik yang sama sampai jangka waktu
yang Anda kehendaki. Lama-lama akan terbentuk 2 buah kurva yaitu kurva
MA dan kurva aktual.

Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari


bawah ke atas dengan volume perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut
memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham. Sebaliknya jika kurva
aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg dari atas ke
bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga saham
berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi
ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan
perubahan harga berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan
yang tinggi ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).

 Double Top dan Double Bottom

Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan
double bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga
saham berupa kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian
naik lagi (dengan volume perdagangan lebih kecil) menyamai level harga
tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika kejadian tersebut
berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki dua puncak
kembar (seperti huruf M). Pola dari analisa harga saham ini menunjukan
bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba menembus batas harga atas
(tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai menembus tingkat
harga terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu
mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola
double top ini memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W).
Dengan logika yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi
beli karena diperkirakan harga akan terus meningkat.

 Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi
dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle
(segitiga menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah
yang sama rendah dengan beberapa puncak yang semakin menurun.
Dengan kata lain, terjadi perubahan harga saham antara garis batas bawah
yang horizontal dengan garis batas yang mempunyai kemiringan menurun.
Jika harga menembus garis batas bawah disertai dengan peningkatan volume
perdagangan, ini memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa
harga saham tersebut diperkirakan harga akan terus menurun.

Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham


mengikuti pola yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini
memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan
harga akan terus menaik.
 Head & Shoulder
Analisis teknikal saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual
karena diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher (neckline)
digambarkan dengan menarik garis lurus dari bagian paling bawah kedua
bahu untuk mendapatkan suatu sinyal kapan aksi jual dilakukan. Jika dari
analisa harga saham, pergerakan harga saham (bahu kanan) menembus
garis leher dari atas ke bawah (piercing the neckline), inilah sinyal untuk
segera menjual saham untuk mengurangi kerugian (cut loss).

Head & shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua
bahu dan kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik
garis lurus diatas kedua bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu
kedua (bahu kanan) menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu
adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan perubahan harga saham
di mana harga bakal terus naik.

Bentuk dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder ini
dapat bervariasi, kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan
panjang, bisa mendatar atau memiliki kemiringan tertentu.
 Support Level & Resistance Level
Pada analisa teknikal saham support level and resistance level ini, harga
dikatakan berada pada support level (SL) jika harga tersebut berada pada
level terendah dan pada level tersebut pergerakan harga saham berupa
penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL terbentuk setelah suatu saham
mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian mengalami penurunan
karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para investor. Sementara,
harga saham dikatakan berada pada resistance level (RL) jika harga berada
pada level tertinggi dan pada level tersebut harga sangat sukar untuk naik.
Sebuah RL cenderung akan terbentuk setelah suatu saham mengalami
penurunan yang cukup signifikan dari harga sebelumnya. SL dan RL dapat
diterjadi saat harga sedang dalam tren naik (uptrend), mendatar (sideway)
atau turun (downtrend).

Untuk mendapatkan keuntungan Anda dapat menggunakan prinsip beli


murah, jual mahal (buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang
tepat, Anda harus membeli saham pada saat harga berada pada SL dan
menjual saham pada saat harga diperkirakan berada pada RL. Tentu saja
keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang
mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya,
pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode
analisa teknikal saham ini adalah kecepatan memperoleh informasi. Orang
yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah yang punya potensi cukup besar
untuk memetik keuntungan, sementara yang belakangan hanya kebagian
sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL dan SL-nya sudah
berubah lagi.

Para ahli meyakini bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan
menjadi RL yang baru. Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut
menjadi SL yang baru. Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan
semakin memperkuat posisi SL dan RL yang terjadi.

Demikianlah beberapa contoh metode analisa teknikal saham yang sederhana,


masih banyak lagi metode lain yang menganalisa perubahan harga saham yang
lebih rumit dengan banyak parameter yang disertakan. Umumnya para analis
menggunakan beberapa metode sekaligus agar hasil analisa harga saham dan
keputusan investasi yang diambil lebih akurat. Ada banyak aplikasi komputer untuk
menghitung rumus analisis teknikal saham yang semakin canggih, Anda hanya
tinggal menginput database harga saham yang Anda kehendaki dan beberapa
metode berbentuk grafik pergerakan harga saham siap dianalisa.

Menggambar Garis Tren Atau Trendline

Garis tren yang atau dalam bahasa forex nya sering disebut dengan TrendLine,
adalah merupakan bentuk paling umum dan dasar dari analisa teknikal. Dimana
dengan trendline ini bisa memberikan sinyal reversal, retracement, jual/beli.
Namun faktanya juga banyak trader yang kurang memanfaatkan trendline dalam
menganalisa pergerakan harga(chart).
Padahal apabila digambarkan dengan benar, trendline dapat memberikan sinyal
seakurat metode analisa teknikal lainnya.

Hal yang sering terjadi adalah trader tidak membuat garis trendline sesuai kondisi
pasar(kaidah yang benar), malah sebaliknya, mereka menarik garis sesuai dengan
keinginan trading mereka sendiri.

Baik, Jadi bagaimana menarik garis tren dengan benar?


Pertama Garis UpTrend/Bullish:
Garis ditarik sepanjang titik/area support(lembah), yang berarti di bagian bawah
pergerakan harga(chart)
Kedua Garis DownTrend/Bearish
Garis ditarik sepanjang titik/area resistance(puncak), yang berarti di bagian atas
pergerakan harga(chart)

Karena ini berupa garis maka syarat untuk menarik garis adalah anda bisa
menemukan 2 titik support atau 2 titik resistance dan ekor. Ekor dalam hal ini
bisa diartikan sebagai titik ke 3 yang merupakan titik konfirmasi. Atau mudahnya
dengan menarik dari 3 titik akan diperoleh kualitas garis tren yg lebih akurat.

Baik mari kita lihat ilustrasi gambar dibawah ini. Anda bisa melihat contoh
bagaimana menarik garis trendline. Ada 3 jenis garis trendline yang umum, yaitu:
* UpTrend : garis trend bullish (garis warna biru)
* DownTrend: garis trend bearish (garis warna merah)
* Sideways Trend: garis trend menyamping/sideway (garis warna hitam)
Beberapa hal penting untuk diingat tentang garis tren:

* Dibutuhkan setidaknya 2 titik puncak atau lembah untuk menarik garis tren
yang valid tetapi membutuhkan titik ke 3 untuk mengkonfirmasi garis tren.

* Apabila Anda menemukan garis trend yg terputus-putus, atau dengan kata lain
tidak dalam 1 garis lurus memanjang, ada kemungkinan bahwa tren akan segera
berakhir dan terjadi break(ganti tren). Semakin terputus atau berundak,
kecenderungan semakin besar.

* Garis tren akan semakin kuat/valid apabila mereka berhasil melalui test. Dimana
pergerakan harga/support/resistance tidak dapat menerjang(break) garis.

* Dan yang paling penting, JANGAN PERNAH memaksa menggambar garis tren
untuk menjadi sesuai dengan kemauan trading(analisa) sendiri, ataupun
dengan kondisi pasar sekalipun. Jika setelah Anda gambarkan dengan kaidah yg
benar dan ternyata tidak cocok berarti tinggalkan saja, asumsikan saat ini garis
trendline gak bisa terpakai.

* Dalam aplikasi trading forex(saham dsb), fasilitas atau tools untuk menggambar
sebuah garis umumnya telah disediakan. Namun soal menarik garisnya dari mana
ke mana, anda sendiri tetap yang memutuskan.
Belajar SMA dan EMA

Tanggal : 28 Jul 2009 Oleh : seputarforex.com sumber acuan materi :


informedtrades.com

MA adalah kependekan dari Moving average. Indikator ini boleh dikatakan yang
paling tua dan sederhana, namun indikator ini tetap terus dipakai oleh trader karena
sederhana dan mudah dibaca. Indikator MA memiliki dua varian utama : Pertama
adalah biasa disebut dengan SMA (Simple moving average) dan yang kedua adalah
EMA(exponential moving average). Secara harfiah dari nama indikator tersebut
adalah merupakan nilai rata-rata dari pergerakan. Jadi nilai pergerakan selanjutnya
akan didapat dari hasil rata-rata nilai sebelumnya. Sedangkan nilai data sebelumnya
yang digunakan untuk perhitungan rerata ini adalah bervariasi bisa 20,50,70, dsb.
Untuk SMA rumus matematisnya adalah flat dari nilai rerata, sedang untuk EMA
diberikan formula pembobot(matematikal). Lihat hasil SMA dan EMA pada gambar
dibawah ini:

Dengan indikator ini diharapkan bahwa trader akan mendapatkan pergerakan garis
yang sederhana dan halus, daripada hanya melihat dari pergerakan harga.
Sehingga mempermudah trader melihat arah pergerakan. Karena indikator ini
bersifat terlambat (lagging indikator) maka indikator MA ini akan bekerja optimal
dalam pola trading jangka panjang(long term). Dimana identifikasi support dan
resistence, kelanjutan tren, atau perbalikan arah(reversal) dapat diwakilinya.

Mengidentifikasi tanda Support dan Resistence


Lihat gambar dibawah, dalam pergerakan naik ketika pergerakan harga turun
menyentuh garis MA beberapa kali dan kemudian berbalik naik lagi, maka disitu
menunjukan : satu, bahwa tren masih dalam kondisi naik, dan biasanya trader akan
mengasumsikan bahwa kedepannya titik dimana garis MA akan bertemu dengan
harga adalah merupakan nilai support.
Demikian pula sebaliknya dalam kondisi tren bearish, maka kita bisa menemukan
tanda resistence.

Mengikuti tren dengan MA


Indikator ini juga dapat menunjukan tanda tren. Hal ini bisa dilihat saat terjadi
persilangan atau pertemuan antara garis MA dan harga.
Tren naik/beli/buy : Saat garis MA diatas harga.
Tren turun/jual/sell : Saat garis MA dibawah harga.

Biasanya untuk memperkuat analisa, trader mengkombinasikan antara SMA dan


EMA sekaligus. Lihat gambar dibawah
EMA : garis biru, SMA : garis hitam
Tanda buy : saat EMA(biru) diatas menyentuh SMA(hitam) dibawah
Tanda jual : saat EMA(biru) dibawah menyentu SMA(diatas) diatas

Kesimpulan :
- Indikator MA optimal untuk trade jangka panjang.
- Indikator MA dapat memberikan sinyal, support, resistence.
- Indikator MA bagus untuk membaca tren jangka panjang.

Belajar Grafik Candlestick

inShare

Seperti yg telah kita baca pada artikel kami sebelumnya, yaitu jenis grafik forex.
Grafik candlestick adalah grafik yg paling populer digunakan saat ini. Kami
sarankan kepada Anda untuk menguasai dengan cukup baik tentang grafik ini. Baik,
mari kita mulai pelajaran hari ini yaitu tentang mengenal, membaca, dan
mengartikan grafik candlestick. Diharapkan setelah membaca artikel ini, Anda akan
merasakan manfaat dan keuntungan dalam menggunakan grafik candlestick.

Grafik candlestick = grafik lilin, lahir di Jepang. Kapan ? tidak ada yg tau persisnya,
namun saat itu di jepang telah ada sekolah-sekolah lama yang mengajarkan analisa
teknis untuk perdangan beras.
Hingga suatu saat seorang barat bernama 'Steve Nison' menemukan dan pertama
kali mengenal rahasia teknik jepang ini dari kenalannya sesama broker Jepang.
Sejak saat itu Steve menjadi terobsesi dengan teknik ini, dia mulai mempelajari,
meneliti, menulis, dan perlahan mulai tumbuh populer di sekitar tahun 90 an. Singkat
cerita, kita patut berterima kasih kepada Steve Nison(Mr Candlesticks)
Dalam sebuah grafik candlestik/grafik lilin, mengandung informasi : harga
pembukaan(Open), harga penutupan(Close), serta dinamika pergerakan
harga(High/Tertinggi - Low/Terendah). Bagian bawah menunjukan harga
terendah(lower shadow), sementara bagian atas adalah harga tertinggi(Upper
shadow).
Dalam grafik lilin bagian tengah terdapat sebuah kotak. Kotak ini akan diberi warna
dimana akan menandakan bahwa harga naik atau turun. Bila kotak tidak
berwana/putih, menandakan harga naik, sedangkan bila kotak berwana hitam
menandakan harga turun.
Lihat gambar dibawah ini.

Harga naik apabila harga penutupan > harga pembukaan. Dan harga turun
apabila harga penutupan < harga pembukaan. Disini kita melihat pasti ada jeda
waktu antara harga pembukaan dan penutupan, jeda ini sering disebut dengan Time
Frame. Dan bisa diatur sesuai keinginan kita, seperti 5 menit, 10 menit, 15 menit, 1
jam, 1 hari, ataupun 1 bulan.

Baik sampai disini beberapa hal tentang grafik candlestik yaitu:


* Open, Close, High, Low
* Shadow, body
Untuk membiasakan, selanjutnya akan digunakan istilah ini...

Mengenal Arti Grafik Candlestick


Alasan utama orang menggunakan candlestick, adalah selain hanya menunjukkan
harga, juga menyimpan informasi Analisa/pasar. Baik mari kita pelajari dari yg paling
sederhana.
Long body : menunjukkan adanya minat yang sangat kuat untuk membeli atau
menjual atau bisa juga menunjukkan banyak sekali aktivitas transaksi. Semakin
panjang ukuran body berarti minat semakin kuat.

Short body: badan pendek menunjukkan sedikit aktivitas membeli atau


menjual. Merupakan kebalikan dari Long body.

Apabila Long body berwarna putih, ini berarti terjadi banyak aktifitas pembelian
dari para trader. Sedangkan jika berwarna hitam, berarti banyak aktifitas
penjualan.

Dibagian atas dan bawah biasanya ada bayangan(shadow) memberikan petunjuk


pergerakan harga selama periode tersebut.

Sampai saat ini grafik candlestick telah dipetakan menjadi puluhan model
konfigurasi, dimana masing-masing model/pola tersebut, memiliki maksud sendiri-
sendiri pula.

Pola dasar Grafik candlestik


Spinning Tops
pola ini memiliki panjang shadow yg sama antara atas dan bawah. Menunjukkan
adanya ketidakpastian antara pembeli dan penjual.
Marubozu
Pola ini hanya terdiri kotak/badan saja, tanpa memiliki shadow/bayangan.
Bila berwarna putih, maka ini menunjukan tren naik(bulish) yang sangat kuat
sekali.
Bila berwarna hitam, maka ini menunjukan tren turun(bearish) yang sangat kuat
sekali.

Doji
Pola ini terjadi karena harga open/close sama atau hampir sama, sehingga pada
grafik biasanya badan hanya akan berupa garis tipis. Pola ini memberikan
petunjuk ketidakpastian antara pembeli dan penjual.

Model-model pola Doji:

Biasanya jika muncul pola ini, trader akan melihat pola sebelumnya untuk
dirangkaikan atau digunakan sebagai bahan referensi. Semisal jika Doji muncul
setelah Marubazu putih, menunjukkan pada saat dimana Doji muncul selera pembeli
telah jenuh. Atau di pasar jumlah pembeli telah mulai berkurang.

Demikian pula apabila Doji muncul setelah Marubazu hitam, menunjukkan pada saat
dimana Doji muncul selera penjual telah jenuh.

Yang perlu dicermati adalah bahwa tanda Doji ini belumlah merupakan konfirmasi
akhir bahwa pasar telah jenuh. Perhatikan beberapa saat pola baru yg muncul untuk
memberikan kepastian.

Reversal Pattern / Pola pembalikan arah

Agar memenuhi syarat sebagai pola reversal, maka kita harus melihat arah tren
sebelumnya. Sedangkan tren dapat kita tentukan melalui analisa garis tren, moving
average, analisa teknis lainnya(akan kita ulas dalam artikel selanjutnya).

Baik, mari kita lihat bagaimana analisa grafik candlestick ini dapat memberikan
sinyal suatu pola pembalikan

Hammer dan Hanging Man


Pola ini terlihat dengan ciri body kecil serta garis bawah shadow yg panjang

Hammer menunjukan pola pembalikan dari sebelumnya turun ke arah


naik(bullish). Sedang kebalikannya Hanging Man menunjukan pola pembalikan
dari sebelumnya naik ke arah turun(bearish). Lihat gambar dibawah.

Hammer dan hanging man, dapat dimaknai bahwa pada saat itu terjadi tarik-ulur
yg sama-sama kuat antara pembeli dan penjual(ketidak pastian). Apabila sinyal
ini muncul, tunggu sampai beberapa pola berikutnya untuk mengkonfirmasi bahwa
memang betul sinyal ini adalah sinyal pembalikan arah.

Tambahan sedikit, ada jenis pola yg bentuknya merupakan kebalikan dari Hammer
dan hanging man, yaitu Inverted Hammer dan Shooting star. Memiliki arti/fungsi yg
kurang lebih sama. Namun memiliki tampilan dimana body kecil dan bayangan atas
yg panjang. Lihat gambar dibawah ini
Rangkaian pola pembalikanya biasanya terlihat.

Bahan sumber acuan : babypips.com

Nah, sampai disini Anda telah mempelajari grafik candlestick serta pengenalan pola
dasar dalam grafik candlestick.

Anda mungkin juga menyukai