ANALYST
Are You Investor Or Trader?
1
KONSEP
FOLLOW THE SMART MONEY:
2
KONSEP
CONTRARIAN:
3
PRINSIP DASAR
PRICE DISCOUNT EVERYTHING:
4
PRINSIP DASAR
PRICE FLUCTUATES IN TRENDS:
5
PRINSIP DASAR
HISTORY REPEATS ITSELF:
6
METODE ANALISA
TEKNIKAL
DEFINISI:
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk menganalisa
data-data masa lalu dari suatu sekuritas yang meliputi data:
harga, volume, dan interest.
TUJUAN:
Analisa dilakukan untuk memprediksi arah kecenderungan
harga di masa mendatang.
MODEL ANALISA:
Data-data disajikan dan dianalisa secara kuantitatif maupun
kualitatif dalam bentuk grafis (charting).
7
LINGKUP ANALISIS
ANALISIS
TEKNIKAL
8
GRAFIK
GRAFIK GARIS:
9
GRAFIK
GRAFIK BATANG:
10
GRAFIK
GRAFIK CANDLESTICK:
11
GRAFIK
POINT & FIGURE:
12
METODE SUBYEKTIF
Adalah metode penentuan garis penganalisa
dengan opini dan argumentasi individu berdasarkan
pengalaman.
Memiliki kelemahan besar karena sangat subyektif,
tetapi memiliki keunggulan karena sederhana dan
mendahului (leading) harga.
Metode didasarkan pada beberapa titik kunci (key
point) analisa.
13
TREND
(Kecenderungan Gerakan Harga)
Merupakan titik kunci yang paling mudah ditemui.
Dianalisa berdasarkan gerakan harga dalam waktu
tertentu, misalnya 3 harian, mingguan, atau tahunan.
Berdasarkan arahnya, dikenal 3 jenis trend:
a. Trend Up: kecenderungan harga naik
b. Trend Down: kecenderungan harga turun
c. Stagnasi: kecenderungan harga bergerak ke samping
Berdasarkan waktunya, trend dapat dibedakan menjadi 3
yaitu: short term, medium term, dan long term.
14
TREND
(Kecenderungan Gerakan Harga)
Trend utama (major trend) berlangsung dalam 3 tahap:
accumulation stage, bull market model (mark-up stage),
bear market model (distribution stage).
Trend bisa ditunjukkan oleh volume transaksi.
Trend akan terus berlanjut sampai ada sinyal tertentu yang
menunjukkan adanya pembalikan (reversal).
15
LINES
(Garis-Garis Penganalisa)
Merupakan alat pembantu utama dalam analisa
grafik yang digambar dengan menghubungkan titik-
titik tertentu.
Terdapat 4 jenis garis penganalisa:
a. Support Line: tingkat harga di mana demand
dipandang cukup kuat untuk menahan harga jatuh
lebih dalam. Support line merupakan batas psikologis
peserta pasar untuk melakukan pembelian (buy
action).
16
LINES
(Garis-Garis Penganalisa)
b. Resistence Line: tingkat harga di mana supply
dipandang cukup kuat untuk menahan harga naik
lebih tinggi. Resistence line merupakan batas
psikologis peserta pasar untuk melakukan
penjualan (sell action).
c. Sensitive Line: garis horizontal yang melalui titik
terendah/tertinggi yang pernah tercapai
sebelumnya. Dikenal 2 macam sensitive line, yaitu:
support level & resistence level.
d. Channel Line: garis paralel yang ditarik sejajar
dengan trend line. Channel line membantu trader
untuk mengetahui trading range.
17
LINES
(Garis-Garis Penganalisa – SUPPORT LINE)
18
LINES
(Garis-Garis Penganalisa – RESISTANCE LINE)
19
LINES
(SUPPORT – RESISTANCE ZONE)
20
LINES
(Garis-Garis Penganalisa – CHANNEL LINE)
BMRI (3,500.00, 3,625.00, 3,500.00, 3,625.00, +125.000)
3700
3600
3500
3400
3300
Channel Line
k 3200
3100
3000
2900
2800
h 2700
Channel Line 2600
2500
2400
2300
2200
2100
2000
1900
1800
1700
1600
1500
40000
30000
20000
10000
x10000
July August September October November December 2007 February March April May June July August
21
TREND LINES
22
TREND LINE
(UP-TREND LINE)
23
TREND LINE
(DOWN-TREND LINE)
24
PATTERN
(Pola Harga Masa Lampau)
Gambaran sejarah bentuk-bentuk gerakan harga
sekuritas di masa lampau.
Analisa didasarkan asumsi bahwa
kejadian/peristiwa di alam akan berulang mengikuti
suatu pola yang pernah terjadi sebelumnya (history
repeat itself).
Pola-pola yang penting di antaranya:
a. Reversal Pattern: merupakan bentuk/pola gerakan
harga dalam pergantian kecenderungan.
25
PATTERN
(Pola Harga Masa Lampau)
b. Continuation pattern: merupakan bentuk/pola gerakan
harga dalam melanjutkan kecenderungan.
c. Character pattern: suatu pola yang tidak random dan
sering berulang tetapi hanya berlaku khusus untuk
satu sekuritas tertentu.
d. Gap pattern: pola yang terbentuk akibat harga low
hari ini lebih besar dari pada harga high kemarin, atau
sebaliknya.
26
REVERSAL PATTERN
(DOUBLE TOP)
27
REVERSAL PATTERN
(DOUBLE BOTTOM)
28
REVERSAL PATTERN
(HEAD & SHOULDER TOP)
29
REVERSAL PATTERN
(HEAD & SHOULDER BOTTOM)
30
REVERSAL PATTERN
(FALLING WEDGE)
31
REVERSAL PATTERN
(RISING WEDGE)
32
REVERSAL PATTERN
(ROUNDING BOTTOM)
33
CONTINUATION PATTERN
(FLAG, PENNANT)
34
CONTINUATION PATTERN
(SYMMETRICAL TRIANGLE)
35
CONTINUATION PATTERN
(ASCENDING TRIANGLE)
36
CONTINUATION PATTERN
(DESCENDING TRIANGLE)
37
CONTINUATION PATTERN
(CUP WITH HANDLE)
38
CONTINUATION PATTERN
(PRICE CHANNEL)
39
CONTINUATION PATTERN
(PRICE CHANNEL)
40
BULLISH PATTERN
41
BEARISH PATTERN
42
METODE MECHANICAL
Adalah metode yang mendasarkan analisanya pada
metode statistika melalui indikator-indikator tertentu,
sehingga bersifat obyektif, logis, dan umum.
Memiliki keunggulan lebih dapat melepaskan diri dari
faktor emosi pada saat pengambilan keputusan
untuk masuk-keluar pasar.
Key point yang harus diperhatikan adalah: trend dan
divergence.
43
MOVING
MOVING AVERAGE
AVERAGE
Moving Average (MA) adalah salah satu alat analisa teknikal yang
menggunakan rata-rata bergerak dengan rentang waktu tertentu
dari data harga-harga historis, yang biasanya digunakan untuk
harga Penutupan (Close/Settlement). Bebarapa hal yang
menyangkut alat analisa ini:
a. Fungsi utamanya adalah memberikan indikasi bahwa suatu trend
telah dimulai, sedang berlangsung atau segera berakhir.
b. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend
harga menaik akan berada di bawah MA yang menggunakan
rentang waktu lebih singkat.
c. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend
harga menurun akan berada di atas MA yang menggunakan
rentang waktu lebih singkat
44
SIMPLE
SIMPLE
MOVING
MOVING AVERAGE
AVERAGE
45
MACD
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah formulasi
teknikal analis yang pertama kali dikembangkan oleh Gerald Appel.
Bagi banyak pemain pasar, MACD juga dikatakan sebagai salah
satu alat analisa yang paling sederhana dan cukup handal
digunakan dalam mengambil keputusan selama perdagangan di
lantai bursa.
Dibandingkan dengan Moving Average (MA), perbedaannya adalah,
dalam analisa MA dapat kita analisa sebagai indikator kenaikan
ataupun penurunan harga secara langsung, sementara pada analisa
yang menggunakan indikator MACD, output yang di hasilkan oleh
MA tidaklah langsung dapat di analisa, namun terlebih dahulu,
diolah sebelum dijadikan sebuah indikator momentum yang akan
mengindikasikan perubahan trend harga.
46
BULLISH CROSS-OVER
47
BEARISH CROSS-OVER
48
STOCHASTIC
STOCHASTIC OSCILLATOR
OSCILLATOR
Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisa yang
dikembangkan pertamakali oleh George C. Lane pada akhir 1950-
an. Alat analisa ini adalah salah satu momentum oscillator yang
menunjukkan posisi close pada saat ini (current) terhadap posisi
close beberapa waktu lalu.
Closing level yang konsisten berada pada kondisi puncak (peak)
mengindikasikan terjadinya accumulation (buying pressure),
sedangkan sebaliknya closing level yang konsisten berada pada
bottom, mengindikasikan terjadinya distribution (selling pressure).
Beberapa informasi yang di hasilkan dari analisa stochastic
oscillator ini adalah :
Informasi Overbought/oversold
Indikasi perubahan momentum apabila terjadi crossing
Divergence positif dan divergence negatif
49
STOCHASTIC
STOCHASTIC OSCILLATOR
OSCILLATOR
Stochastic Oscillator menggunakan 2 buah garis penganali-
sa, yakni %K dan %D, dengan formula:
Recent Close – Lowest Low (n)
%K = 100 x ( ----------------------------------------------- )
Highest High (n) – Lowest Low (n)
51
STOCHASTIC
STOCHASTIC OSCILLATOR
OSCILLATOR
52
RELATIVE
RELATIVE STRENGTH
STRENGTH
INDEX
INDEX (RSI)
(RSI)
Indikator Relative Strength Index (RSI) ini menghitung
perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan
harga, yang di terjemahkan kedalam indikator yang
mempunyai selang penilaian antara 0-100. Beberapa
informasi yang dapat kita peroleh dari analisa dengan
menggunakan RSI adalah :
53
RELATIVE
RELATIVE STRENGTH
STRENGTH
INDEX
INDEX (RSI)
(RSI)
Relative Strength Index menghitung rasio dari rata-rata kenaikan
harga penutupan dengan rata-rata penurunan harga penutupan
dalam periode tertentu.
Average up-close value
RS = -------------------------------------
Average down-close value
100
RSI = 100 – ------------
1 + RS
54
RELATIVE
RELATIVE STRENGTH
STRENGTH
INDEX
INDEX (RSI)
(RSI)
55
RELATIVE
RELATIVE STRENGTH
STRENGTH
INDEX
INDEX (RSI)
(RSI)
Selain untuk identifikasi indeks kecenderungan, RSI juga
digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
• Top & Bottom
Puncak (peak) saat menyentuh level 70 – 80, dan lembah (through) saat harga
menyentuh 20 – 30.
• Pattern
Beberapa pola grafik dapat diamati, seperti head & shoulder, top/bottoms,
pennants, dll.
• Divergence
Penyimpangan antara harga asli dengan RSI sering terjadi saat adanya indikasi
kuat akan titik pembalikan.
56
WILLIAM
WILLIAM %R
%R
William %R atau %R mempresentasikan hubungan dari
harga penutupan relatif terhadap harga tertinggi dan
terendah dalam rentang waktu tertentu.
Apabila harga penutupan mendekati atau berada dalam
kisaran tertinggi dalam rentang tersebut, maka indikator
akan mendekati nol.
Apabila harga penutupan mendekati atau berada dalam
kisaran terendah dalam rentang tersebut, maka indikator
akan mendekati angka – 100.
57
BOLLINGER
BOLLINGER BANDS
BANDS
Bolinger Band merupakan salah satu indikator yang dapat membantu para analis
dalam membandingkan volatility dan harga relatif dalam satu periode waktu
pada TA.
Bolinger band terdiri dari 3 garis utama. Garis teratas di namakan upper band, garis
tengah di namakan middle band dan yang paling bawah disebut lower band.
Middle band sendiri merupakan hasil pergerakan dari simple moving average. dan
upper dan lower band adalah 2 kali standar deviasi dari middle band. Sinyal
yang di hasilkan dari analisa ini antara lain adalah:
Double bottom buy; adalah apabila sebuah harga ketika harga menembus batas
bawah (lower band) dan tetap berada diluar batas bawah pada periode
berikutnya.
Double top sell; adalah apabila sebuah harga ketika menembus batas atas
(upper band) dan tetap berada di luar batas atas pada periode berikutnya.
Pada saat terjadi penyempitan band perhatikan harga breakout setelah keluar
dari masa konsolidasi biasanya akan terjadi lonjakan harga yang signifikan.
58
BOLLINGER
BOLLINGER BANDS
BANDS
59
PIVOT POINTS
Support Level and Resistance Level.
(P= Pivot point; C= Close: H= High: and L= Low)
P=(H+L+C)/3= pivot point
Resistance 1= (Px2)-L
Resistance 2 = P+H-L
Support 1 = (Px2)-H
Support 2 = P-H+L
60
PIVOT POINTS
61
PERCENT RETRACEMENT
Percent retracement merujuk pada suatu teknik untuk mencari
acuan titik balik dari suatu pergerakan trend harga saham.
62
FIBONACCI RETRACEMENT
63
FIBONACI RETRACEMENT
64
CUT LOSS, DON’T DOWNGRADE
Karena sifatnya yang short term, maka Trading Plan-nya juga
harus short term. Implikasinya, ketika harga sudah
menembus level breakout tapi tidak ada pergerakan
signifikan atau malah turun, trader harus disiplin cut loss,
sambil mencari kesempatan switched ke saham lain.
65
10 STOCK MARKET
TRADING RULES
1. Preservation of capital is absolutely critical.
2. Set mental stops before taking on every position, and use them to take small
losses.
3. In sideways markets, have both long and short positions in different stocks.
4. Never buy a stock when it is below its 50-day moving average, and think twice
before selling one when it is over its 50-day moving average.
5. Have a 3:1 risk/reward ratio on every new position. Successful investing means
playing the probabilities.
6. Let the trend be your friend. Don't fight it.
7. Technical analysis works; if for no other reason than so many people think it will.
Check the charts before making any purchase or sale.
8. Let your profits run and cut your losses short.
9. Never average a loss; don't add to a losing position.
10. Follow the rules. No exceptions.
66