https://doi.org/10.32315/ti.7.d020
Abstrak
Keberadaan ruang terbuka publik di kampung kota semakin terancam eksistensinya padahal memiliki
fungsi sangat krusial sebagai tempat interaksi dan bersosialisasi warganya. Penelitian ini bertujuan
untuk menilai tingkat kinerja ruang terbuka publik yang paling potensial untuk dijadikan prioritas
pengembangan dilihat integrasi dan konektivitas terhadap ruang Kampung Kota Kawasan Pasar
Simpang Dago. Penelitian dilakukan melalui simulasi teknik analisis space syntax menggunakan
software Depthmap serta analisis deskriptif kualitatif. Space syntax merupakan metode penelitian
mengenai konfigurasi ruang untuk mengetahui bagaimana tingkat integrasi (keterhubungan) serta
konektivitas (keterkaitan) antar ruang, baik secara global maupun lokal kawasan. Berdasarkan hasil
analisis, ditemukan bahwa pola jaringan jalan yang tumbuh secara organik menjadikan kinerja
integrasi dan konektivitas yang kurang optimal pada kawasan kampung. Namun, terdapat ruang-
ruang terbuka yang potensial dikembangkan diantara pola jaringan jalan organik tersebut. Ruang
terbuka A yang berada dekat akses jalan utama memiliki nilai integrasi dan konektivitas ruang yang
paling baik diantara dua ruang terbuka lainnya sehingga dapat menjadi rekomendasi ruang terbuka
publik yang akan dikembangkan di Kampung Kota Kawasan Pasar Simpang Dago.
Kata-kunci : integrasi, kampung kota, konektivitas, ruang terbuka publik, space syntax
Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 020
ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago)
harus dibuat fleksibel untuk meningkatkan citra Axial Map
kualitas ruang kota. Kejelasan tata letak ruang Menurut Darjosanjoto (2005:67) fungsi axial
publik dapat dilakukan dengan peyediaan pola map adalah menyajikan dan menampilkan
jalan dan konektivitas yang baik dan tepat (UN informasi mengenai struktur ruang luar, jaringan
Habitat, 2015). pergerakan orang, rute yang dapat ditempuh,
dan kududukan jaringan jalan dalam kawasan.
Berdasarkan hasil studi Pramudito (2013) terkait Pola axial mempunyai sifat yang tidak terbatas
ruang terbuka di kampung Budaya Bangunrejo, (global) karena menghubungkan garis yang
terdapat hubungan antara ruang terbuka publik terletak pada ruang luar dengan jalan kawasan
dengan kinerja ruang yang diantaranya dilihat sisi luar yang mempunyai jangkauan
dari aspek konektivitas dan integrasi visual. kemungkinan yang tidak terbatas.
Dalam studi terlihat bahwa ruang-ruang terbuka
di kampung tersebut memiliki konektivitas dan Gambar 1 memperlihatkan bagaimana garis
integrasi tinggi terhadap ruang kampung aksial menggambarkan ruang luar (open space)
sehingga memudahkan aksesibilitas warga yang terbentuk oleh susunan bangunan-
untuk mencapai ruang terbuka tersebut. bangunan (closed space) di permukiman. Maka
dapat terlihat bahwa terdapat 2 macam ruang
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai luar yaitu built environment, ruang luar yang
tingkat konektivitas dan integrasi ruang terbuka dibatasi deretan bangunan yang berhadapan
publik terhadap ruang Kampung Kota Kawasan dan/ atau berupa jalan (stret space) dan ruang
Pasar Simpang Dago. Sehingga artikel ini dapat luar yang dikelilingi courtyard.
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
potensi ruang terbuka publik yang akan
dikembangkan terlebih dahulu di kawasan
berdasarkan kedua faktor tersebut.
Substansi
Pendekatan dengan metode ini bersifat Gambar 1. Garis Aksial Merepresentasikan Ruang
kunatitatif dengan mempelajari karakteristik fisik Terbuka pada Kawasan
dari permukiman untuk menjelaskan dengan Sumber: Hillier & Hanson, 1984
Konektivitas Lokal
A. Ruang Terbuka A
B. Ruang Terbuka B
Ruang terbuka A merupakan lapangan berupa
Ruang terbuka B berupa street yang menjadi
square/plaza dan memiliki dimensi cukup luas. titik pergerakan warga. Ruang terbuka dibatasi
Aktivitas di lapangan ini cenderung pasif karena
oleh tepi sungai dan vegetasi membuat ruang
minimnya fasilitas penunjang ruang publik.
menjadi teduh sehingga sering digunakan
sebagai tempat berkumpul pada pagi atau sore
hari.
Konektivitas Lokal
C. Ruang Terbuka C