Anda di halaman 1dari 7

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, D 020-026

https://doi.org/10.32315/ti.7.d020

Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung


Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago)
Fitri Ulvianti1, Annisa Anindita2
1
Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
2
Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Korespondensi: fitriulvianti@yahoo.com

Abstrak

Keberadaan ruang terbuka publik di kampung kota semakin terancam eksistensinya padahal memiliki
fungsi sangat krusial sebagai tempat interaksi dan bersosialisasi warganya. Penelitian ini bertujuan
untuk menilai tingkat kinerja ruang terbuka publik yang paling potensial untuk dijadikan prioritas
pengembangan dilihat integrasi dan konektivitas terhadap ruang Kampung Kota Kawasan Pasar
Simpang Dago. Penelitian dilakukan melalui simulasi teknik analisis space syntax menggunakan
software Depthmap serta analisis deskriptif kualitatif. Space syntax merupakan metode penelitian
mengenai konfigurasi ruang untuk mengetahui bagaimana tingkat integrasi (keterhubungan) serta
konektivitas (keterkaitan) antar ruang, baik secara global maupun lokal kawasan. Berdasarkan hasil
analisis, ditemukan bahwa pola jaringan jalan yang tumbuh secara organik menjadikan kinerja
integrasi dan konektivitas yang kurang optimal pada kawasan kampung. Namun, terdapat ruang-
ruang terbuka yang potensial dikembangkan diantara pola jaringan jalan organik tersebut. Ruang
terbuka A yang berada dekat akses jalan utama memiliki nilai integrasi dan konektivitas ruang yang
paling baik diantara dua ruang terbuka lainnya sehingga dapat menjadi rekomendasi ruang terbuka
publik yang akan dikembangkan di Kampung Kota Kawasan Pasar Simpang Dago.

Kata-kunci : integrasi, kampung kota, konektivitas, ruang terbuka publik, space syntax

Pendahuluan cukup, serta prasarana fisik lingkungan yang


kurang memadai (Sujarto, 1980). Keterbatasan
Luas areal kampung mencapai 46,12% dari lahan dan tidak adanya aturan-aturan yang
penggunaan lahan Kota Bandung sehingga bersifat teknis dalam hal pembangunan rumah
kampung kota dapat dikatakan sebagai “urban mengakibatkan kebanyakan pemilik tanah di
primary unit” yang membentuk karakteristik kampung kota membangun rumah mereka
sebagian besar wajah Kota Bandung (Widjaja, dengan memaksimalkan penggunaan ruang
2013). Menurut Bakti Setiawan (2010) tanah tersebut (Widjaja, 2013) menyebabkan
privatisasi dan komersialisasi yang saat ini minimnya ruang terbuka publik sebagai wadah
terjadi di ruang kampung telah mengancam interaksi warganya.
ruang terbuka publik yang menjadi tumpuan
bernapas dan bersosialisasi warga kampung. Ruang publik memiliki makna sebagai lokasi
yang memiliki akses yang besar terhadap
Kampung kota merupakan suatu lingkungan lingkungan sekitar, tempat bertemunya publik
tempat tinggal yang berkepadatan tinggi, terdiri dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik
atas kumpulan dengan konstruksi bangunan dengan mengikuti norma-norma setempat
temporer atau semi permanen, tanpa halaman (Scurton, 1984). Perancangan ruang publik

Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 020
ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago)
harus dibuat fleksibel untuk meningkatkan citra Axial Map
kualitas ruang kota. Kejelasan tata letak ruang Menurut Darjosanjoto (2005:67) fungsi axial
publik dapat dilakukan dengan peyediaan pola map adalah menyajikan dan menampilkan
jalan dan konektivitas yang baik dan tepat (UN informasi mengenai struktur ruang luar, jaringan
Habitat, 2015). pergerakan orang, rute yang dapat ditempuh,
dan kududukan jaringan jalan dalam kawasan.
Berdasarkan hasil studi Pramudito (2013) terkait Pola axial mempunyai sifat yang tidak terbatas
ruang terbuka di kampung Budaya Bangunrejo, (global) karena menghubungkan garis yang
terdapat hubungan antara ruang terbuka publik terletak pada ruang luar dengan jalan kawasan
dengan kinerja ruang yang diantaranya dilihat sisi luar yang mempunyai jangkauan
dari aspek konektivitas dan integrasi visual. kemungkinan yang tidak terbatas.
Dalam studi terlihat bahwa ruang-ruang terbuka
di kampung tersebut memiliki konektivitas dan Gambar 1 memperlihatkan bagaimana garis
integrasi tinggi terhadap ruang kampung aksial menggambarkan ruang luar (open space)
sehingga memudahkan aksesibilitas warga yang terbentuk oleh susunan bangunan-
untuk mencapai ruang terbuka tersebut. bangunan (closed space) di permukiman. Maka
dapat terlihat bahwa terdapat 2 macam ruang
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai luar yaitu built environment, ruang luar yang
tingkat konektivitas dan integrasi ruang terbuka dibatasi deretan bangunan yang berhadapan
publik terhadap ruang Kampung Kota Kawasan dan/ atau berupa jalan (stret space) dan ruang
Pasar Simpang Dago. Sehingga artikel ini dapat luar yang dikelilingi courtyard.
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
potensi ruang terbuka publik yang akan
dikembangkan terlebih dahulu di kawasan
berdasarkan kedua faktor tersebut.

Substansi

Pengertian Space Syntax

Menurut Hilier et all (1993 dan 1987) space


syntax adalah metode penelitian mengenai
konfigurasi ruang dan bagaimana membangun
generalisasi pola hubungan antar ruang tersebut.
Pengembangan dilakukan untuk membangun
metode akurat dan valid dalam mengukur
interaksi ruang dengan menggabungkan
visualisasi grafis dan statistik.

Pendekatan dengan metode ini bersifat Gambar 1. Garis Aksial Merepresentasikan Ruang
kunatitatif dengan mempelajari karakteristik fisik Terbuka pada Kawasan
dari permukiman untuk menjelaskan dengan Sumber: Hillier & Hanson, 1984

tepat karakteristik yang tersembunyi dari


Convex Map
konfigurasi pola spasialnya, menghubungkan
Merupakan tahan lanjutan dari axial map,
ruang, batas teritorial, dan ruang-ruang yang
convex map merupakan tampilan didang, yaitu
muncul dari pergerakan didalamnya. Hasil dari
tampilan 2 dimensi yang memperlihatkan
metode ini didapatkan dari analisis axial map
besaran ruang yang dibentuk oleh dinding
dan convex map.
bagian luar bangunan yang mengelilinginya dan
mengkualifikasi informasi tentang kegiatan
sosial yang terjadi di dalamnya. Sebuah
D 021 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018
Fitri Ulvianti
tampilan bidang harus bisa dihubungkan melalui Metode Penelitian
2 buah titik sehingga saling terkait, hal
tersebutlah yang dimaksud dengan tampilan Metode Pengumpulan Data
bidang yang bersifat lokal. Survei lapangan dilakukan untuk mencari data
melalui observasi. Data yang diperoleh berupa
Menurut Darjosanjoto (2005), elemen bidang
kondisi pola ruang tata ruang kampung dan 3
dan garis saling berhubungan untuk lingkup
lokasi ruang terbuka terpilih yang berpotensi
kawasan/permukiman, tampilan garis
sebagai ruang publik. 3 lokasi tersebut akan
menginformasikan tentang kemana orang
dianalisis lebih lanjut.
bergerak (movement). Tampilan bidang
menginformasikan posisi seseorang dalam Metode Analisis Data
sebuah sistem ayng akan berkaitan dengan
kehadiran bersama (co-presence), sehingga Simulasi menggunakan teknik analisis space
terbentuklah kaitan antara aspek global dan syntax menggunakan software Depthmap yang
aspek lokal. selanjutnya dianalisis melalui deskriptif kualitatif.

Terdapat 3 dimensi indikator yang terdapat Hasil dan Pembahasan


dalam Space Syntax, yaitu konektifitas
Gambaran Lokasi Studi
(connectivity), integritas (integrity), dan
intelegensi (intelligibility). Ketiga dimensi Salah satu kampung kota di Bandung yang
tersebut didapatkan dari hasil metode analis mengalami perkembangan pesat berada di
yang berasal dari peta axial dan peta convex. kawasan Pasar Simpang Dago, tepatnya RW 01
RT 05 dan 06 Kelurahan Lebak Gede,
Connectivity (konektivitas) adalah dimensi Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Penggunan
yang mengukur properti loka dengan cara lahan didominasi oleh permukiman yang
menghitung jumlah ruang yang secara langsung dikelilingi perdagangan dan jasa. Seperti pada
terhubung dengan masing-masing ruang lainnya kampung kota lainnya, kondisi jalan di kawasan
dalam suatu konfigurasi ruang. Pengukuran studi berupa pola jalan organik dengan lebar
connectivity dilakukan untuk menemukan jalan 0,9-2 m. Kampung kota di kawasan ini
tingkat interaksi setiap ruang terhadap ruang- berupa perbukitan dengan ketinggian sekitar
ruang yang berada di dekatnya. 792 mdpl. Adanya faktor kontur perbukitan
tersebut tidak diperhitungkan dalam proses
Integrity (integritas) adalah dimensi yang
analisis space syntax.
mengukur properti global berupa posisi relatif
dari masing-masing ruang terhadap ruang
lainnya dalam suatu konfigurasi ruang. Penilaian
integrity suatu ruang akan melibatkan seluruh
ruang yang berada dalam konfigurasi yang sama.

Intelligilibility (intelegensi) adalah nilai


intelligibilility menunjukkan korelasi antara
pengukuran skala lokal (konektivitas) dengan
pengukuran skala global (integritas). Nilai ini
akan menjadi hasil pengukuran pada sistem
ruang, sedangkan hasil pengukuran konektivitas
dan integritas menjadi nilai pada masing-masing
ruang.

Gambar 2. Peta Jaringan Jalan di Lokasi Studi


Sumber: Hasil Analisis, 2018
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 022
Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago)
Terdapat 4 jalur potensial untuk menjangkau Kampung Kota Kawasan Pasar Simpang Dago
lokasi penelitian, yaitu 1 dibagian utara kawasan memiliki nilai integrasi antara 0,67 hingga 1,85
antara Pasar Simpang dago dan 3 lainnya dengan nilai tengah 1,26. Adapun rata-rata nilai
berada di selatan kawasan antara daerah integrasi kawasan adalah 1,26, sama dengan
perdagangan Jalan Tubagus Ismail. nilai tengah sehingga dapat disimpulkan bahwa
kawasan ini memiliki tingkat keterhubungan
Nilai Integrasi dan Konektivitas Ruang di yang cukup baik (dominasi gradasi warna merah
Kampung Kota Kawasan Pasar Simpang Dago ke kuning). Hal ini dikarenakan lokasinya yang
Pola jalan pada Gambar 2 dijadikan sebagai peta terhubung dengan akses jalan besar, yaitu Jalan
dasar untuk selanjutnya dianalisis menggunakan H. Ir. Djuanda dan Jalan Tubagus Ismail.
simulasi space syntax.
Konektivitas Ruang Kampung Kota
Integrasi Ruang Kampung Kota Konektivitas merepresentasikan keterjangkauan.
Integrasi merepresentasikan keterhubungan. Garis dengan warna merah menandakan tingkat
Garis dengan warna merah menandakan tingkat keterjangkauan kawasan yang paling baik,
keterhubungan kawasan yang paling baik, sedangkan biru menandakan tingkat
sedangkan biru menandakan tingkat keterjangkauan kawasan yang buruk.
keterhubungan kawasan yang buruk.

Gambar 5. Peta Konektivitas Kampung Kota


Gambar 5. Peta Integrasi Kampung Kota Sumber: Hasil Analisis, 2018
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Kampung Kota Kawasan Pasar Simpang Dago
memiliki nilai 4 hingga 182 dengan nilai tengah

D 023 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Fitri Ulvianti
93. Adapun rata-rata nilai integrasi kawasan Ruang terbuka A berada paling dekat dengan
adalah 52, lebih rendah dari nilai tengah akses utama Jalan Tubagus Ismail membuat
sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan ini integrasi ruang yang cukup baik (gradasi warna
memiliki tingkat keterjangkauan yang kurang merah ke kuning) dengan nilai integrasi rata-
baik (dominasi gradasi warna kuning ke biru). rata adalah 0,748.
Hal ini karena pola jaringan jalan yang
cenderung organik menjadikan ruang-ruang
pada kawasan menjadi sulit untuk dijangkau.

Analisis Pola Ruang Tata Ruang dan Kinerja


Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka yang potensial untuk
dikembangkan berada di 3 titik lokasi dengan Gambar 8. Integrasi Global Ruang Terbuka A
bentuk dan fungsi eksisting yang berbeda. Sumber: Hasil Analisis, 2018

Konektivitas Lokal

Ruang terbuka A didukung oleh banyak jalan


kampung yang saling terhubung membuat
ruang memiliki konektivitas cukup baik (gradasi
warna kuning ke biru muda) dengan skor
konektivitas rata-rata adalah 4 (range nilai 78-
100).

Gambar 6. Lokasi Ruang Terbuka Publik


Gambar 9. Konektivitas Lokal Ruang Terbuka A
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Sumber: Hasil Analisis, 2018

A. Ruang Terbuka A
B. Ruang Terbuka B
Ruang terbuka A merupakan lapangan berupa
Ruang terbuka B berupa street yang menjadi
square/plaza dan memiliki dimensi cukup luas. titik pergerakan warga. Ruang terbuka dibatasi
Aktivitas di lapangan ini cenderung pasif karena
oleh tepi sungai dan vegetasi membuat ruang
minimnya fasilitas penunjang ruang publik.
menjadi teduh sehingga sering digunakan
sebagai tempat berkumpul pada pagi atau sore
hari.

Gambar 7. Kondisi Ruang Terbuka A


Sumber: Hasil Analisis, 2018

Integrasi Global Gambar 10. Kondisi Ruang Terbuka B


Sumber: Hasil Analisis, 2018

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 024


Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago)
Integrasi Global

Ruang terbuka B walapun berada ditengah


kampung kota namun cukup mudah dicapai dari
akses utama Jalan Tubagus Ismail dan Jalan H.
Ir. Djuanda. Hal ini membuat integrasi ruang
secara global menjadi cukup baik (gradasi
Gambar 15. Kondisi Ruang Terbuka C
warna oranye ke kuning) dengan nilai integrasi
Sumber: Hasil Analisis, 2018
rata-rata adalah 0,742.
Integrasi Global

Ruang terbuka C berada pada posisi terjepit


secara global di ujung utara kawasan. Walaupun
lokasinya dekat dengan akses utama kawasan,
namun tidak ada jalan yang mengintegrasikan-
nya. Hal ini membuat integrasi global ruang
terbuka C menjadi tidak baik (warna biru tua)
Gambar 11. Integrasi Global Ruang Terbuka B dengan nilai integrasi rata-rata adalah 0,4.
Sumber: Hasil Analisis, 2018

Konektivitas Lokal

Ruang terbuka B berada persimpangan jalan


namun bukan sebagai konektivitas utama
kawasan kampung kota. Hal ini membuat
konektivitas ruang menjadi tidak cukup baik
(gradasi warna hijau ke biru muda) dengan skor Gambar 16. Integrasi Global Ruang Terbuka C
konektivitas rata-rata adalah 3 (range nilai 50- Sumber: Hasil Analisis, 2018
77).
Konektivitas Lokal

Ruang terbuka C hanya memiliki 1 jalan masuk.


Hal ini membuat konektivitas ruang menjadi
tidak baik karena sangat terbatas (gradasi
warna biru muda ke biru tua) dengan skor
konektivitas rata-rata adalah 1 (range nilai 4-26).

Gambar 12. Konektivitas Lokal Ruang Terbuka B


Sumber: Hasil Analisis, 2018

C. Ruang Terbuka C

Ruang terbuka C menjadi ujung jalan di utara


kawasan, berupa square/plaza lahan kosong
yang digunakan warga sebagai tempat Gambar 14. Konektivitas Lokal Ruang Terbuka C
menjemur pakaian, parkir motor dan tempat Sumber: Hasil Analisis, 2018
menyimpan gerobak pedagang kaki lima.
Temuan Analisis

Dari temuan analisis kondisi dan kinerja ruang


terbuka publik yang telah dilakukan, maka
muncul temuan secara secara umum bahwa

D 025 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Fitri Ulvianti
pola jaringan jalan yang tumbuh secara organik dikembangkan. Ruang terbuka A merupakan
di kampung kota menjadikan kinerja integrasi ruang terbuka paling potensial untuk
dan konektivitas yang kurang optimal pada dikembangkan dilihat dari nilai integrasi dan
kawasan. konektivitas yang cukup baik dibandingkan 2
ruang terbuka lainnya. Adanya integrasi dan
Berdasarkan hasil analisis juga diketahui bahwa konektivitas yang baik pada ruang terbuka A
tiap ruang terbuka publik memiliki tingkat diharapkan akan memudahkan aksesibilitas
integrasi dan konektivitas yang berbeda pencapaiannya sehingga dapat melayani
bergantung pada lokasinya. kebutuhan ruang terbuka publik di Kampung
Kota Kawasan Pasar Simpang Dago. Ruang
Tabel 1. Temuan Kinerja Ruang Publik.
terbuka B dan C juga bisa menjadi potensial
Bentuk untuk dikembangkan jika ditambahkan akses
Lokasi Kinerja Ruang
Ruang yang terhubung dengan lingkungan sekitar
Dekat Integrasi ruang
Ruang sehingga akan meningkatkan kinerja ruangnya.
akses cukup baik (0,748);
Terbuka A
jalan Konektivitas ruang
(square/plaza)
utama cukup baik (4). Saran
Integrasi ruang
Ruang Ditengah cukup baik (0,742); Studi ini dapat menjadi masukan dalam
Terbuka B kawasan Konektivitas ruang menentukan prioritas lokasi yang akan dilakukan
(street) kampung tidak cukup baik
suatu perancangan. Untuk memperkuat dan
(3).
Di ujung
mengembangkan hasil penelitian selanjutnya,
Integrasi ruang maka dapat diperhatikan pula kinerja ruang dari
Ruang utara
tidak baik (0,400); segi topografi kawasan. Metode space syntax
Terbuka C kampung
Konektivitas ruang
(square/plaza) (cul de yang digunakan hanya mampu membaca bentuk
tidak baik (1).
sac) jaringan jalan tanpa memperhitungkan tingkat
Sumber: Hasil Analisis, 2018 kemiringan kawasan. Padahal tidak semua
kawasan memiliki kontur yang datar.
Berdasarkan temuan tersebut, maka diketahui
bahwa ruang terbuka A memiliki kinerja ruang Daftar Pustaka
paling baik, sedangkan ruang terbuka C memiliki
Darjosantojoto, E. (2005). Penelitian Arsitektur di
kinerja ruang paling buruk.
Bidang Perumahan dan Permukiman. Surabaya:
ITSpress.
Kesimpulan Hillier, B & Hanson. (1984). The Social Logic of Space.
Press Syndicate of the University of Cambridge.
Kesimpulan dari merupakan hasil temuan dan Kustianingrum, Dwi. (2010). Tatanan Spasial
analisis terhadap penentuan ruang terbuka Permukiman Tak Terencana Kampung Babakan Ciamis
Kota Bandung. Bandung: LPPM Itenak Vol XIV No 4.
publik yang paling berpotensi untuk Pinelo, Joao & Turner, Alasdair. (2010). Introduction
dikembangkan terlebih dahulu di Kampung Kota to UCL Depthmap 10. London: UCL.
Kawasan Pasar Simpang Dago dilihat dari faktor Pramudito, Sidhi. (2013). Analisis Pola Tata Ruang
Terbuka Tepian Sungai Winongo di Kampung Budaya
integrasi dan konektivitas. Bangunrejo. Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10 No 4.
Scurton, Roger. (1984). Public Space and The Classical
Secara lingkup kawasan, Kampung Kota Vernacular. Singapore: The Publice Interest.
Kawasan Pasar Simpang Dago memiliki tingkat Setiawan, Bakti. (2010). Kampung Kota dan Kota
Kampung: Tantangan Perencanaan Kota di Indonesia.
integrasi atau keterhubungan yang cukup baik
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
sedangkan jika dilihat dari tingkat konektivitas Siregar, Johannes P. (2014). Metodologi Dasar Space
atau keterkaitan kawasan adalah kurang baik Syntax dalam Analisis Konfigurasi Ruang. Malang:
karena pola jaringan jalan yang cenderung Universitas Brawijaya.
Sujarto, Djoko. (1980). Rencana Struktur Kota.
terbentuk organik. UN-Habitat. (2015). Panduan Internasional tentang
Perencanaan Kota dan Wilayah. Nairobi: United Nation
Berdasarkan hasil analisis, diantara pola jaringan Human Settlements Programme.
jalan yang tumbuh secara organik terdapat Widjaja, Pele. (2013). Kampung-Kota Bandung.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
ruang-ruang terbuka yang potensial untuk
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 026

Anda mungkin juga menyukai