Uas Artikel B.indo
Uas Artikel B.indo
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian yang kami buat adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan e-commerce pada
mahasiswa universitas pembangunan nasional “Veteran” Jakarta selama masa pandemi Covid-19. Metode yang
digunakan pada survei ini adalah metode kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan google form atau kuesioner. Kuesioner tersebut berisi
sembilan pertanyaan terbuka dan tertutup untuk responden isi. Hasil dari pengolahan data yang kami lakukan
seluruh responden merasa dipermudah dan lebih praktis dengan adanya e-commerce. Hanya dengan mengunduh
aplikasi e-commerce yang diinginkan dan bermodalkan internet pengguna dapat mencari barang yang mereka
butuhkan di e-commerce tersebut. Responden juga merasa aman saat berbelanja di e-commerce karena barang
yang dibeli harus sampai dahulu kepembeli sebelum dana cair kepenjual.
Situs dan aplikasi yang digunakan responden juga bermacam-macam mulai dari shoppe, tokopedia, bukalapak,
lazada, media sosial, dan web resmi produk. Sebagian besar responden menjawab berbelanja di e-commerce
efektif karena barangnnya yang diinginkan sesuai sedangkan sisanya menjawab tidak efektif karena barang yang
datang tidak sesuai dengan apa yg responden harapkan. Besarnya nominal pengeluaran responden pun rata-rata
berkisar Rp100.000-Rp500.000. Tingkat frekuensi penggunaannya pun bermacam-macam ada yang
menggunakannya kadang-kadang, sering, jarang, dan tidak pernah. Barang yang dibeli bermacam-macam mulai
dari sandang, pangan, elektronik, alat kecantikan, alat rumah tangga, sampai alat tulis dan buku.
PENDAHULUAN
Seluruh dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. Virus ini menular dengan sangat
mudah jika seorang terkena virus ini dan melakukan kontak langsung dengan orang lain otomatis
virus tersebut menular ke orang tersebut. Pandemi ini berdampak pada ekonomi, politik, parawisata,
pendidikan dan masih banyak lagi bidang lainnya yang berdampak akibat pandemi ini terhadap negara
di seluruh dunia. Salah satu negaranya yang terkena dampak tersebut adalah Indonesia. Dampak
ekonomi yang sangat menurun di Indonesia akibat dari pandemi ini. Akibat dari pandemi rakyat
indonesia kesulitan untuk melakukan transaksi jual beli seperti biasanya dan harus mematuhi protokol
kesehatan. Penyebaran virus corona di Indonesia pun kian hari makin meningkat. Dilarangnya
kegiatan tatap muka , transaksi jual beli yang dilakukan masyarakat secara tatap muka menjadi
berkurang sehingga pendapatan masyarakat berkurang dan meningkatnya kemiskinan. Agar tetap bisa
memenuhi kebutuhan hidup dimasa seperti ini diciptakanlah teknologi e-commerce untuk mengatasi
masalah tersebut. Teknologi ini berupa E-Commerce. Istilah electronic commerce muncul sejak
adanya komersialisai internet pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 2014, berdasarkan data
Kementerian Komunikasi dan Informasi, Indonesia mencapai 150 trilliun rupiah untuk transaksi
online, nilai termasuk dengan transaksi antarnegara atau internasional, hal tersebut memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (Widagdo, 2016). Bisnis e-commerce di
Indonesia pada tahun 2015 mencapai 200 triliun (Ahmad Zafrullah Tayibnapis, 2019). Pada tahun
2016, pemerintahan pada era Bapak Jokowi melihat sebuah potensi bisnis e-commere yang meningkat
tiap tahunnya sehingga pemerintah menyambutnya secara positif dengan dibukanya sebuah dukungan
bisnis dengan harapan seluruh perekonomian rakyat Indonesia dapat berkembang. Di tahun 2018,
terjadi transaksi e-commerce sebanyak 24.821.916 dengan nilai transaksasi mencapai 17,21 triliun
rupiah dari 13.485 usaha (Badan Pusat 2 Statistik, 2019). Menurut data yang diperoleh
GlobalWebIndex, Indonesia memiliki tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019
(CNNIndonesia, 2020). E-commerce merupakan teknologi yang digunakan untuk dapat membeli
segala kebutuhan lewat internet. Dengan ini, masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk melakukan
hal demikian. Pemerintah memberikan bantuan berupa logistik, finansial, pajak, pengembangan
kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur komunikasi, perlindungan konsumen, dan
keamanan internet (Guntoro, 2014). E-commerce juga memudahkan para penjual karena para
penjugal tidak perlu menggunakan lokasi untuk toko mereka. Selain mempermudah untuk memenuhi
kebutuhan, teknologi ecommerce juga berguna untuk mengurangi kerumunan di tempat khususnya di
masa pandemi ini.
Penelitian yang serupa ataupun relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Dr.
Sudaryono M.Pd., Efana Rahwanto, S.Kom., dan Ratna Komala, S. Kom., pada tahun 2020 dengan
judul penelitian “E-Commerce Dorong Perekonomian Indonesia, Selama Pandemi Covid 19 Sebagai
Entrepreneur Modern dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Offline”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun teknologi berkembang dengan pesat. Berkembangnya
teknologi ini memberikan kesempatan para pelaku bisnis untuk meningkatkan omset perusahaan.
Perusahaan pun banyak yang menggunakan e-commerce sebagai sarana berbisnis, tidak hanya
perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana berbisnis, tetapi juga ada para mahasiswa,
dan ibu rumah tangga. Penelitian kami memiliki beberapa perbedaan dari penelitian sebelumnya,
yakni penelitian sebelumnya membahas mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia, sedangkan kami membahas penggunaan ecommerce pada mahasiswa UPNVJ, artinya
skala penelitian kami lebih kecil. Tidak hanya itu penelitian seblumnya juga membahas dampak
pandemi terhadap bisnis offline.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatf. Metode penelitian ini
menerjemahkan data menjadi angka untuk menganalisis hasil temuannya. Penelitian kuantitatif dapat
bersifat deskriptif, korelasi, dan asosiatif berdasarkan hubungan antarvariabelnya. Penelitian
kuantitatif deskriptif biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel pada populasi atau sampel,
sementara korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua variabel atau lebih. Jika kuantitatif
korelasi hanya menunjukkan hubungan, asosiatif berusaha mencari hubungan sebab-akibat antara
variabel-variabel terkait. Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. Metode menurut Muslich
Anshori dan Sri Iswati adalah sebuah penelitian yang tersusun dan menggunakan kuantitas data agar
dapat digeneralisasikan (Muslich Ansori, 2009)
Menurut Irwan (2019: 16) penelitian kuantitatif (quantitative research) adalah sebuah
penelitian yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terstruktur terhadap sebuah fenomena serta
hubungan dengan jelas sejak awal sampai hasil akhir penelitian berdasar kepada data informasi berupa
simbol angka atau bilangan yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
menggunakaan model-model matematis untuk mengembangkan teoriteori atau hipotesis yang
berkaitan dengan peristiwa alam (Iwan Hermawan, 2019)
Menurut Ratna (2015:6) penelitian kuantitatif adalah penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang melakukan penekanan pada pengujian teori menggunakan angka untuk variabel penelitian dan
menganalisis data yang didapat dengan prosedur statistik. Pendekatan deduktif digunakan dalam
penelitian kuantitatif guna menguji jawaban sementara dan menggunakan pola pikir tradisional,
positivis, eksperimental atau empiris (Ratna Wijayanti Daniar Paramita, 2015).
a. Demografi Responden
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Pria 22 40%
Wanita 33 60%
Fakultas
Fakultas Ilmu Komputer 49 89.1%
Fakultas Ilmu Kesehatan 4 7.3%
Fakultas Kedokteran 1 1.8%
Fakultas Teknik 1 1.8%
Fakultas Ilmu Politik dan Sosial - -
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - -
Fakultas Hukum - -
Program Studi
D-3 Perbankan dan Keuangan - -
D-3 Akuntansi - -
S-1 Manajemen - -
S-1 Akuntansi - -
S-1 Ekonomi Pembangunan - -
S-1 Ekonomi Syariah - -
S-1 Kedokteran 1 1.8%
S-1 Farmasi - -
S-1 Teknik Mesin - -
S-1 Teknik Industri - -
S-1 Teknik Perkapalan 1 1.8%
S-1 Teknik Elektro - -
S-1 Komunikasi - -
S-1 Politik - -
D-3 Sistem Informasi 7 12.7%
S-1 Informatika 18 32.7%
S-1 Sistem Informasi 23 41.8%
S-1 Hukum - -
D-3 Keperawatan - -
D-3 Fisioterapi - -
S-1 Keperawatan 2 3.6%
S-1 Kesehatan Masyarakat 1 1.8%
S-1 Gizi 2 3.6%
S-1 Hubungan Internasional - -
Angkatan
2020 51 92.7%
2019 2 3.6%
2018 1 1.8%
2017 1 1.8%
Berdasarkan tabel diatas jumlah responden yang mengisi kuesioner lebih dominan wanita
dengan persentase 60% dan pria dengan persentase 40%. Untuk fakultas yang mengisi kuesioner
didominasi oleh fakultas ilmu komputer dengan persentase 89,1%, fakultas ilmu kesehatan 7,3%, dan
sisanya fakultas kedokteran dan teknik dengan persentase 1,8%. Dilihat dari tahun angkatannya lebih
didominasi oleh angkatan 2020 dengan persentase 92,7%.
Berdasarkan tabel diatas responden lebih banyak yang merasakan aman selama bertransaksi
dan berbelanja melalui e-commerce dari persentase yang dihasilkan sebanyak 50 orang dengan
persentase 90,1% merasakan aman selama belanja di e-commerce dibadingkan dengan responden
yang merasa tidak aman berbelanja di e-commerce sebanyak 5 orang dengan persentase 9,1%.
Berdasarkan gambar diagram di atas menunjukkan dari 55 responden yang telah mengisi
Kuesioner sebanyak 32 orang dengan persentase 58,2% menjawab iya bahwa harga barang
yang dijual di e-commerce lebih murah dibanding harga barang di toko fisik, kemudian 22 orang
menjawab mungkin dengan presentase 40% , dan yang terendah tidak dengan responden 1 orang
dang presentase 1,8%.
Berdasarkan tabel diatas tingkat frekuensi responden dalam menggunakan e-commerce yang
paling banyak adalah kadang-kadang dengan jumlah 24 responden, diikuti sering 16 responden,
jarang 8 responden, selalu 5 responden, dan yang paling sedikit sebanyak 2 responden tidak pernah
bertransaksi di e-commerce.
Dari tabel diatas produk yang dibeli responden bermacam-macam mulai dari makanan
minuman, bahan sandang, alat dan perlengkapan elektronik, alat tulis dan perkantoran, voucher,
peralatan game. Tetapi dari semua itu yang paling banyak dibeli adalah Kecantikan sebanyak 26
responden yang memilih dan pakaian sebanyak 22 responden yang memilih. Sedangkan produk yang
paling sedikit dibeli adalah random stuff sebanyak 1 responden dan voucher listrik sebanyak 2
responden yang memilih.
Pembahasan
Dari seluruh pertanyaan yang kami tanyakan ke responden didalam kuesioner hampir semua
memberikan jawaban positif dan respon positif terhadap aplikasi e-commerce. Semua responden
merasa dimudahkan dengan adanya e-commerce. Disituasi seperti ini e-commerce memang sangat
dibutuhkahkan di kondisi pandemi seperti ini tanpa harus keluar rumah barang yang diinginkan akan
sampai ke tempat pembeli. Barang-barang yang disediakan e-commerce pun lengkap. Keamanan
untuk berbelaja di e-commerce juga terjamin barang yang dipesan pasti akan sampai tanpa takut
barang tersebut tidak akan dikirim oleh penjual. Karena setiap e-commerce memerapkan sistem pihak
ketiga yaitu uang tidak akan diberikan kepenjual sebelum barang sampai kepembeli. Fitur-fitur yang
disediakan tiap aplikasi e-commerce juga berbeda-beda. Setiap aplikasi e-commerce memiliki
berbagai fitur yang merupakan daya tarik tersendiri bagi aplikasi e-commerce tersebut untuk menarik
setiap orang untuk menggunakan aplikasi tersebut. Untuk menggunakan aplikasi e-commerce juga
tidaklah sulit, cukup bermodalkan internet dan mendownload pengguna dapat langsung melihat
barang-barang yang ada di aplikasi e-commerce tersebut. Jika ingin membeli cukup membuat akun
dan mengisi alamat untuk lokasi dimana barang akan diantar. Metode pembayarannya juga cukup
mudah dan bermacam-macam mulai dari transfer bank, transfer virtual account, cash on delivery
(COD), indomart, alfamart, dan top up saldo aplikasi e-commerce. Dari hasil kuesioner tersebut juga
hampir seluruh responden menyatakan bahwa harga di e-commerce lebih murah dibanding toko fisik.
Selain itu juga para responden juga banyak yang menggunakan aplikasi shoppe karena harga yang
murah, fitur, dan promonya. Barang yang disediakan di e-commerce bermacam-macam mulai dari
peralatan rumah tangga, pakaian, produk kecantikan, gadget, peralatan elektronik, voucher fisik
maupun non fisik, sampai makanan dan minuman pun juga dijual di e-commerce.
PENUTUP
Berdasarkan hasil data yang telah kami kelola dan analisis tentang penelitian kami mengenai
Survei Penggunaan Teknologi E-commerce pada Mahasiswa UPN “Veteteran” Jakarta di Masa
Pandemi. Kami menyimpulkan dan meringkas hasilnya sebagai berikut :
1. Mahasiswa dan mahasiswi UPN “Veteran” Jakarta menanggapi respon yang baik
terhadap e-commerce. Seluruh mahasiswa memiliki pengalaman yang baik terhadap
teknologi e-commerce. Pengalaman baik responden pun bermacam-macam tanggapan
positif yang paling banyak adalah penggunaan e-commerce mudah. Mudahnya
bermacam-macam mudah dalam penggunaan, mudah dalam jual dan beli, mudah
dalam pembayaran, dan mudah dalam pencarian barang yang dibutuhkan. Keamanan
pembeli juga terjamin dalam berbelanja di e-commerce. fitur-fitur yang disediakan
tiap aplikasi e-commerce juga lengkap dan menarik.
2. Mahasiswa dan mahasiswi UPN dalam menggunakan aplikasi e-commerce juga tidak
selalu setiap saat. Rata-rata mereka menggunakannya kadang-kadang sesuai
kebutuhan mereka saja dan keinginan mereka untuk mencari barang yang mereka
butuhkan di e-commerce tersebut. Pengeluaran yang mereka keluarkan rata-rata
kisaran Rp100.000-Rp500.000.
3. Barang-barang yang mahasiswa dan mahasiswi beli di e-commerce juga beragam dan
bermacam-macam mulai dari pakaian, alat tulis & perkantoran, buku, makanan dan
minuman, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, peralatan dapur sampai
voucher game dan voucher lainnya.
REFERENSI