Anda di halaman 1dari 12

SURVEI PENGGUNAAN TEKNOLOGI E-COMMERCE PADA

MAHASISWA UPN DIMASA PANDEMI

Akmal Yusran Rizqiansyah


2010511136
Informatika, Ilmu Komputer, UPN “Veteran” Jakarta
2010511136@mahasiswa.upnvj.ac.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian yang kami buat adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan e-commerce pada
mahasiswa universitas pembangunan nasional “Veteran” Jakarta selama masa pandemi Covid-19. Metode yang
digunakan pada survei ini adalah metode kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan google form atau kuesioner. Kuesioner tersebut berisi
sembilan pertanyaan terbuka dan tertutup untuk responden isi. Hasil dari pengolahan data yang kami lakukan
seluruh responden merasa dipermudah dan lebih praktis dengan adanya e-commerce. Hanya dengan mengunduh
aplikasi e-commerce yang diinginkan dan bermodalkan internet pengguna dapat mencari barang yang mereka
butuhkan di e-commerce tersebut. Responden juga merasa aman saat berbelanja di e-commerce karena barang
yang dibeli harus sampai dahulu kepembeli sebelum dana cair kepenjual.
Situs dan aplikasi yang digunakan responden juga bermacam-macam mulai dari shoppe, tokopedia, bukalapak,
lazada, media sosial, dan web resmi produk. Sebagian besar responden menjawab berbelanja di e-commerce
efektif karena barangnnya yang diinginkan sesuai sedangkan sisanya menjawab tidak efektif karena barang yang
datang tidak sesuai dengan apa yg responden harapkan. Besarnya nominal pengeluaran responden pun rata-rata
berkisar Rp100.000-Rp500.000. Tingkat frekuensi penggunaannya pun bermacam-macam ada yang
menggunakannya kadang-kadang, sering, jarang, dan tidak pernah. Barang yang dibeli bermacam-macam mulai
dari sandang, pangan, elektronik, alat kecantikan, alat rumah tangga, sampai alat tulis dan buku.

Kata kunci : e-commerce, mahasiswa UPNVJ, pandemi Covid-19

PENDAHULUAN
Seluruh dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. Virus ini menular dengan sangat
mudah jika seorang terkena virus ini dan melakukan kontak langsung dengan orang lain otomatis
virus tersebut menular ke orang tersebut. Pandemi ini berdampak pada ekonomi, politik, parawisata,
pendidikan dan masih banyak lagi bidang lainnya yang berdampak akibat pandemi ini terhadap negara
di seluruh dunia. Salah satu negaranya yang terkena dampak tersebut adalah Indonesia. Dampak
ekonomi yang sangat menurun di Indonesia akibat dari pandemi ini. Akibat dari pandemi rakyat
indonesia kesulitan untuk melakukan transaksi jual beli seperti biasanya dan harus mematuhi protokol
kesehatan. Penyebaran virus corona di Indonesia pun kian hari makin meningkat. Dilarangnya
kegiatan tatap muka , transaksi jual beli yang dilakukan masyarakat secara tatap muka menjadi
berkurang sehingga pendapatan masyarakat berkurang dan meningkatnya kemiskinan. Agar tetap bisa
memenuhi kebutuhan hidup dimasa seperti ini diciptakanlah teknologi e-commerce untuk mengatasi
masalah tersebut. Teknologi ini berupa E-Commerce. Istilah electronic commerce muncul sejak
adanya komersialisai internet pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 2014, berdasarkan data
Kementerian Komunikasi dan Informasi, Indonesia mencapai 150 trilliun rupiah untuk transaksi
online, nilai termasuk dengan transaksi antarnegara atau internasional, hal tersebut memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (Widagdo, 2016). Bisnis e-commerce di
Indonesia pada tahun 2015 mencapai 200 triliun (Ahmad Zafrullah Tayibnapis, 2019). Pada tahun
2016, pemerintahan pada era Bapak Jokowi melihat sebuah potensi bisnis e-commere yang meningkat
tiap tahunnya sehingga pemerintah menyambutnya secara positif dengan dibukanya sebuah dukungan
bisnis dengan harapan seluruh perekonomian rakyat Indonesia dapat berkembang. Di tahun 2018,
terjadi transaksi e-commerce sebanyak 24.821.916 dengan nilai transaksasi mencapai 17,21 triliun
rupiah dari 13.485 usaha (Badan Pusat 2 Statistik, 2019). Menurut data yang diperoleh
GlobalWebIndex, Indonesia memiliki tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019
(CNNIndonesia, 2020). E-commerce merupakan teknologi yang digunakan untuk dapat membeli
segala kebutuhan lewat internet. Dengan ini, masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk melakukan
hal demikian. Pemerintah memberikan bantuan berupa logistik, finansial, pajak, pengembangan
kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur komunikasi, perlindungan konsumen, dan
keamanan internet (Guntoro, 2014). E-commerce juga memudahkan para penjual karena para
penjugal tidak perlu menggunakan lokasi untuk toko mereka. Selain mempermudah untuk memenuhi
kebutuhan, teknologi ecommerce juga berguna untuk mengurangi kerumunan di tempat khususnya di
masa pandemi ini.
Penelitian yang serupa ataupun relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Dr.
Sudaryono M.Pd., Efana Rahwanto, S.Kom., dan Ratna Komala, S. Kom., pada tahun 2020 dengan
judul penelitian “E-Commerce Dorong Perekonomian Indonesia, Selama Pandemi Covid 19 Sebagai
Entrepreneur Modern dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Offline”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun teknologi berkembang dengan pesat. Berkembangnya
teknologi ini memberikan kesempatan para pelaku bisnis untuk meningkatkan omset perusahaan.
Perusahaan pun banyak yang menggunakan e-commerce sebagai sarana berbisnis, tidak hanya
perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana berbisnis, tetapi juga ada para mahasiswa,
dan ibu rumah tangga. Penelitian kami memiliki beberapa perbedaan dari penelitian sebelumnya,
yakni penelitian sebelumnya membahas mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia, sedangkan kami membahas penggunaan ecommerce pada mahasiswa UPNVJ, artinya
skala penelitian kami lebih kecil. Tidak hanya itu penelitian seblumnya juga membahas dampak
pandemi terhadap bisnis offline.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatf. Metode penelitian ini
menerjemahkan data menjadi angka untuk menganalisis hasil temuannya. Penelitian kuantitatif dapat
bersifat deskriptif, korelasi, dan asosiatif berdasarkan hubungan antarvariabelnya. Penelitian
kuantitatif deskriptif biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel pada populasi atau sampel,
sementara korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua variabel atau lebih. Jika kuantitatif
korelasi hanya menunjukkan hubungan, asosiatif berusaha mencari hubungan sebab-akibat antara
variabel-variabel terkait. Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. Metode menurut Muslich
Anshori dan Sri Iswati adalah sebuah penelitian yang tersusun dan menggunakan kuantitas data agar
dapat digeneralisasikan (Muslich Ansori, 2009)

Menurut Irwan (2019: 16) penelitian kuantitatif (quantitative research) adalah sebuah
penelitian yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terstruktur terhadap sebuah fenomena serta
hubungan dengan jelas sejak awal sampai hasil akhir penelitian berdasar kepada data informasi berupa
simbol angka atau bilangan yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
menggunakaan model-model matematis untuk mengembangkan teoriteori atau hipotesis yang
berkaitan dengan peristiwa alam (Iwan Hermawan, 2019)
Menurut Ratna (2015:6) penelitian kuantitatif adalah penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang melakukan penekanan pada pengujian teori menggunakan angka untuk variabel penelitian dan
menganalisis data yang didapat dengan prosedur statistik. Pendekatan deduktif digunakan dalam
penelitian kuantitatif guna menguji jawaban sementara dan menggunakan pola pikir tradisional,
positivis, eksperimental atau empiris (Ratna Wijayanti Daniar Paramita, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh mahasiswa UPNVJ mulai dari
angkatan 2016 sampai 2020 dan berasal dari berbagai macam fakultas dan jurusan. Data yang
diperoleh dari kuisioner tersebut merupakan dalam bentuk angka dan dikumpulkan dan selanjutnya
kami analisis untuk mengetahui penggunaan e-commerce pada mahasiswa UPNVJ. Metode yang
kami gunakan untuk menganalisis data ini adalah analisis kuantitatif dengan jenis statistifk deskriptif.
Adapun hasil peneliatannya yang kami sajikan dalam bentuk tabel dan gambar.

a. Demografi Responden
Karakteristik Responden

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin
Pria 22 40%
Wanita 33 60%

Fakultas
Fakultas Ilmu Komputer 49 89.1%
Fakultas Ilmu Kesehatan 4 7.3%
Fakultas Kedokteran 1 1.8%
Fakultas Teknik 1 1.8%
Fakultas Ilmu Politik dan Sosial - -
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - -
Fakultas Hukum - -

Program Studi
D-3 Perbankan dan Keuangan - -
D-3 Akuntansi - -
S-1 Manajemen - -
S-1 Akuntansi - -
S-1 Ekonomi Pembangunan - -
S-1 Ekonomi Syariah - -
S-1 Kedokteran 1 1.8%
S-1 Farmasi - -
S-1 Teknik Mesin - -
S-1 Teknik Industri - -
S-1 Teknik Perkapalan 1 1.8%
S-1 Teknik Elektro - -
S-1 Komunikasi - -
S-1 Politik - -
D-3 Sistem Informasi 7 12.7%
S-1 Informatika 18 32.7%
S-1 Sistem Informasi 23 41.8%
S-1 Hukum - -
D-3 Keperawatan - -
D-3 Fisioterapi - -
S-1 Keperawatan 2 3.6%
S-1 Kesehatan Masyarakat 1 1.8%
S-1 Gizi 2 3.6%
S-1 Hubungan Internasional - -

Angkatan
2020 51 92.7%
2019 2 3.6%
2018 1 1.8%
2017 1 1.8%

Berdasarkan tabel diatas jumlah responden yang mengisi kuesioner lebih dominan wanita
dengan persentase 60% dan pria dengan persentase 40%. Untuk fakultas yang mengisi kuesioner
didominasi oleh fakultas ilmu komputer dengan persentase 89,1%, fakultas ilmu kesehatan 7,3%, dan
sisanya fakultas kedokteran dan teknik dengan persentase 1,8%. Dilihat dari tahun angkatannya lebih
didominasi oleh angkatan 2020 dengan persentase 92,7%.

b. Alasan Responden Menggunakan E-Commerce

Alasan Responden Menggunakan E-Commerce

Pertanyaan Mengapa Anda Kata Kunci Klasifikasi


menggunakan e-
commerce?
Responden 1 Karena memudahkan 1. Mudah Efisiensi, transaksi,
saya dalam membeli 2. Membeli lokasi
sesuatu yang tidak 3. Tempat tinggal
ada di sekitaran
tempat tinggal saya
Responden 2 Karena lebih praktis 1. Praktis Efisiensi
tidak perlu keluar
rumah
Responden 3 Karena memudahkan 1. Mudah Efisiensi, transaksi
pembelian barang
Responden 4 Karena praktis 1. Praktis Efisiensi

Responden 5 Mudah dan praktis 1. Mudah Efisiensi


2. Praktis
Responden 6 Untuk kebutuhan 1. Kebutuhan Kebutuhan
sehari-hari yang
diperlukan
Responden 7 Kemudahan dan 1. Mudah Efisiensi, keamanan
keamanan 2. Aman
Responden 8 Untuk membeli suatu 1. Membeli Transaksi
barang
Responden 9 Supaya mudah 1. Mudah Transaksi
memesannya
Responden 10 Untuk belanja 1. Belanja Keinginan
keinginan
Responden 11 Karena mudah 1. Mudah Efisiensi
Responden 12 Memudahkan dalam 1. Mudah Efisiensi, transaksi
pembayaran 2. Pembayaran
Responden 13 Karena mudah dalam 1. Mudah Efisiensi, transaksi
membeli barang 2. Membeli
Responden 14 Untuk berbelanja 1. Belanja kebutuhan, keinginan
barang-barang 2. Keinginan
kebutuhan maupun 3. Kebutuhan
keinginan
Responden 15 Karena mudah dan 1. Mudah Efisiensi
cepat 2. Cepat
Responden 16 Karena ingin 1. Membeli Transaksi
membeli sesuatu
Responden 17 Lebih praktis 1. Praktis Efisiensi
Responden 18 Untuk memudahkan 1. Mudah Efisiensi
saya berbelanja 2. Belanja
Responden 19 Karena mudah dan 1. Mudah Efisiensi
cepat 2. Cepat
Responden 20 Lebih mudah, cepat, 1. Mudah Efisiensi
dan efisien 2. Cepat
3. Efisien
Responden 21 Untuk 1. Mudah Efisiensi
mempermudahan 2. Membeli
saya dalam membeli 3. Menjual
dan menjual barang 4. Online
secara online
Responden 22 Agar lebih praktis 1. Praktis Efisiensi, kebutuhan
berbelanja terutama 2. Belanja
kebutuh barang
elektronik
Responden 23 Buat belanja online 1. Belanja Belanja

Responden 24 Untuk berbelanja 1. Belanja Belanja


Responden 25 Karena lebih mudah 1. Mudah Efisiensi
dan dapat 2. Hemat
menghemat waktu 3. Waktu

Responden 26 Karena, e- 1. Mudah Efisiensi


commerce
memudahkan
menurut saya
Responden 27 Untuk memenuhi dan 1. Kebutuhan Kebutuhan
membeli kebutuhan 2. Membeli
Responden 28 Terlampau simpel 1. Simpel Simpel
Responden 29 Kebutuhan belanja 1. Kebutuhan Kebutuhan, belanja
online 2. Belanja
Responden 30 Berbelanja lebih 1. Belanja Efisiensi, belanja
mudah 2. Mudah
Responden 31 Karena lebih efisien 1. Efisien Efisiensi
waktu dan tenaga
Responden 32 Untuk membeli 1. Membeli Transaksi, kebutuhan
barang-barang 2. Kebutuhan
kebutuhan
Responden 33 Karena praktis 1. Praktis Efisiensi
Responden 34 Berbelanja lebih 1. Belanja Efisiensi
mudah 2. Mudah
Responden 35 Karena praktis 1. Praktis Efisiensi
Responden 36 Nyoba aja, 1. Mencoba Mencoba  
cuma ya
emang lama
WKKWKW
Responden 37 membutuhkan 1. Membutuhkan Kebutuhan
Responden 38 Gak boleh keluar 1. Keluar rumah Kondisi
rumah
Responden 39 Untuk membeli 1. Membeli Kebutuhan, transaksi
kebutuhan 2. Kebutuhan
Responden 40 Karena supaya 1. Memudahkan Efisiensi, transaksi
memudahkan 2. Penjualan
penjualan
Responden 41 Untuk memudahkan 1. Memudahkan Efisiensi, belanja
berbelanja 2. Berbelanja
Responden 42 Karena lebih   1. Praktis Efisiensi,  
praktis, 2. Efisien harga
efisien, dan 3. Terjangkau barang
terjangkau
Responden 43 Memudahkan dalam 1. Mudah  Efisiensi, belanja
berbelanja 2. Belanja
Responden 44 mengikuti 1. Mengikuti Dinamis
perkembangan 2. Perkembangan
zaman 3. Zaman
Responden 45 Karena lebih hemat 1. Hemat waktu Efisiensi
waktu dan tenaga 2. Hemat tenaga
Responden 46 Memudahkan 1. Mudah Efisisensi
Responden 47 Kebutuhan 1. Kebutuhan  Kebutuhan
Responden 48 memudahkan 1. Mudah  Efisiensi, kondisi
membeli barang 2. Keluar rumah
tanpa perlu keluar
rumah
Responden 49 Untuk membeli 1. Membeli  Transaksi
barang 2. Barang
Responden 50 Memudahkan 1. Memudahkan  Efisiensi
mencari dan membeli 2. Mencari
barang 3. Membeli
Responden 51 Lebih mudah dan 1. Mudah  Efisiensi
praktis 2. Praktis
Responden 52 Hemat waktu 1. Hemat waktu  Efisiensi
Responden 53 Karena lebih simpel 1. Simpel  Simpel
Responden 54 Untuk 1. Mudah  Efisiensi, transaksi
mempermudah 2. Membeli
dalam membeli
sesuatu
Responden 55 Untuk 1. Mudah  Efisiensi, transaksi
mempermudahkan 2. Membeli
saya dalam membeli 3. Menjual
dan menjual barang 4. Online
secara online

Berdasarkan kuesioner yang diisi responden rata-rata alasan mereka menggunakan e-


commerce adalah penggunaan aplikasi e-commerce mudah. Dengan mendownload aplikasi e-
commerce melalui smartphone pengguna bisa mencari barang yang diingikan dan dibutuhkan melalui
aplikasi tersebut. Jika ingin memesan tinggal membuat akun, melengkapi data, dan melakukan
bayaran barang akan sampai kerumah pembeli. Pencarian dan pemilihan barang di e-commerce juga
relatif mudah hanya dengan bermodalkan smartphone atau bahkan browser dengan bermodalkan
internet saja pengguna dapat mencari barang yang mereka inginkan tanpa takut kualitas barang jelek
dan ditipu oleh penjual. Karena di toko tiap e-commerce mereka memeiliki rating tersendiri, semakin
besar ratingnya semakin terpercaya dan kualitas barangnya juga bagus yang dihasilkan toko tersebut.
Dengan adanya e-commerce sangat membantu disituasi pandemi seperti ini. Hanya dengan
memesan barang yang diinginkan lewat e-commerce aplikasi barang yang dipesan akan datang
kerumah penggunanya. Dengan adanya aplikasi e-commerce juga dapat mengurangi penyebaran
corona. Banyak pihak yang diuntungkan dengan adanya aplikasi e-commerce ini yang pertama
terutama pedagang. Karena diaadakannya PSBB adanya aplikasi ini pedagang tetap bisa berjualan
tanpa harus pergi ke toko mereka. Pedagang tetap bisa bertransaksi melalui pembelinya melalui e-
commerce disituasi seperti ini. Barang-barang yang disediakan e-commerce pun juga lengkap. Jika
kita tidak menemukan barang yang kita butuhkan disekitar rumah atau daerah kita di e-commerce
barang yang kita butuhkan pasti ada.

c. Karakteristik Perasaan Aman Responden ketika Melakukan Transaksi Melalui E-


Commerce
Rasa Aman Responden Ketika Melakukan Transaksi Melalui E-Commerce
Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rasa aman belanja di 50 90,9
E-Commerce
Rasa tidak aman belanja 5 9,1
di
E-Commerce

Berdasarkan tabel diatas responden lebih banyak yang merasakan aman selama bertransaksi
dan berbelanja melalui e-commerce dari persentase yang dihasilkan sebanyak 50 orang dengan
persentase 90,1% merasakan aman selama belanja di e-commerce dibadingkan dengan responden
yang merasa tidak aman berbelanja di e-commerce sebanyak 5 orang dengan persentase 9,1%.

d. Karakteristik Situs Yang Digunakan

Pengujian Karakteristik Situs yang Digunakan


Situs E-Commerce Jumlah responden yang Persentase
memilih
Shopee 48 87,3%
Tokopedia 33 60%
Lazada 11 20%
Bukalapak 9 16,4%
Media Sosial 18 32,7%
Web resmi produk 12 21,8%
Dilihat dari tabel diatas responden banyak memilih shoppe sebagai e-commerce yang mereka
pakai untuk belanja sebanyak 48 responden dengan persentase 87,3%, diikuti dengan tokopedia
sebanyak 33 orang dengan persentase 60%, media sosial sebanyak 18 orang dengan persentase 32,7%,
web resmi 12 orang dengan persentase 21,8%, lazada 11 orang dengan persentase 20%, dan yang
paling sedikit menggunakan bukalapak sebanyak 9 orang dengan persentase 16,4%.

e. Karakteristik Indikator Keefektifan Belanja di E-Commerce


Pengujian Keefektifan Belanja di E-Commerce
Keterangan Responden Persentase
(Total=55)
Ya 44 80%
Tidak 11 20%
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuktikan bahwa dari 55 responden sebanyak 44 responden
dengan persentase 80% merasa efektif ketika berbelanja di e-commerce karena barang yang yang
dijual ketika sampai sesuai harapan pembeli. Sedangkan sebanyak 11 responden dengan persetase
20% merasa tidak efektif belaja di e-commerce karena barang yang datang tidak sesuai dengan yang
diharapkannya.

f. Karakteristik Perbandingan Harga barang di E-commerce dengan toko fisik


Perbandingan Harga barang di E-commerce dengan toko fisik

Berdasarkan gambar diagram di atas menunjukkan dari 55 responden yang telah mengisi

Kuesioner sebanyak 32 orang dengan persentase 58,2% menjawab iya bahwa harga barang
yang dijual di e-commerce lebih murah dibanding harga barang di toko fisik, kemudian 22 orang
menjawab mungkin dengan presentase 40% , dan yang terendah tidak dengan responden 1 orang
dang presentase 1,8%.

g. Karakteristik Tingkat Frekuensi Responden Belanja Melalui E-Commerce

Tingkat Frekuensi Responden Belanja Melalui E-Commerce

Berdasarkan tabel diatas tingkat frekuensi responden dalam menggunakan e-commerce yang
paling banyak adalah kadang-kadang dengan jumlah 24 responden, diikuti sering 16 responden,
jarang 8 responden, selalu 5 responden, dan yang paling sedikit sebanyak 2 responden tidak pernah
bertransaksi di e-commerce.

h. Karakteristik Nominal Yang Responden Keluarkan Untuk Belanja Di E-Commerce Selama


Pandemi

Nominal Yang Responden Keluarkan Untuk Belanja Di E- Commerce Selama Pandemi

Nominal Responden Presentase


<100.000 5 9,1%
100.000-500.000 26 47,3%
500.000-1.000.000 13 23,6%
1.000.000-1.500.000 5 9,1%
1.500.000-2.000.000 4 7,3%
2.000.000-2.500.000 0 0%
2.500.000-3.000.000 0 0%
>3.000.000 2 3,6%

Berdasarkan tabel diatas rata-rata pengeluaran mahasiswa UPNVJ selama mengunakan e-


commerce pada masa pandemi ini berkisaran Rp100.000 sampai dengan Rp500.000 dengan jumlah
responden sebanyak 26 orang dengan persentase 47,3%. Sisanya pengeluaran mahasiswa selama masa
pandemi berkisaran antara dibawah Rp100.000 dan diatas Rp500.000.

i. Karakteristik Produk Yang Dibeli Responden


Jenis-jenis produk yang dibeli di e-commerce
Jenis Produk Responden Presentase
Makanan & minuman 17 30,9%
Alat dapur 3 5,5%
Buku 18 32,7%
Alat tulis & perkantoran 18 32,7%
Pakaian 22 40%
Handphone & tablet 7 12,7%
Komputer & laptop 10 18,2%
Kecantikan 26 47,3%
Kesehatan 6 10,9%
Rumah tangga 6 10,9%
Elektronik 19 34,5%
Mainan & hobi 10 18,2%
Gaming 14 25,5%
Uang elektronik 6 10,9%
Voucher listrik 2 3,6%
Voucher pulsa 10 18,2%
Random 1 1,8%

Dari tabel diatas produk yang dibeli responden bermacam-macam mulai dari makanan
minuman, bahan sandang, alat dan perlengkapan elektronik, alat tulis dan perkantoran, voucher,
peralatan game. Tetapi dari semua itu yang paling banyak dibeli adalah Kecantikan sebanyak 26
responden yang memilih dan pakaian sebanyak 22 responden yang memilih. Sedangkan produk yang
paling sedikit dibeli adalah random stuff sebanyak 1 responden dan voucher listrik sebanyak 2
responden yang memilih.

Pembahasan
Dari seluruh pertanyaan yang kami tanyakan ke responden didalam kuesioner hampir semua
memberikan jawaban positif dan respon positif terhadap aplikasi e-commerce. Semua responden
merasa dimudahkan dengan adanya e-commerce. Disituasi seperti ini e-commerce memang sangat
dibutuhkahkan di kondisi pandemi seperti ini tanpa harus keluar rumah barang yang diinginkan akan
sampai ke tempat pembeli. Barang-barang yang disediakan e-commerce pun lengkap. Keamanan
untuk berbelaja di e-commerce juga terjamin barang yang dipesan pasti akan sampai tanpa takut
barang tersebut tidak akan dikirim oleh penjual. Karena setiap e-commerce memerapkan sistem pihak
ketiga yaitu uang tidak akan diberikan kepenjual sebelum barang sampai kepembeli. Fitur-fitur yang
disediakan tiap aplikasi e-commerce juga berbeda-beda. Setiap aplikasi e-commerce memiliki
berbagai fitur yang merupakan daya tarik tersendiri bagi aplikasi e-commerce tersebut untuk menarik
setiap orang untuk menggunakan aplikasi tersebut. Untuk menggunakan aplikasi e-commerce juga
tidaklah sulit, cukup bermodalkan internet dan mendownload pengguna dapat langsung melihat
barang-barang yang ada di aplikasi e-commerce tersebut. Jika ingin membeli cukup membuat akun
dan mengisi alamat untuk lokasi dimana barang akan diantar. Metode pembayarannya juga cukup
mudah dan bermacam-macam mulai dari transfer bank, transfer virtual account, cash on delivery
(COD), indomart, alfamart, dan top up saldo aplikasi e-commerce. Dari hasil kuesioner tersebut juga
hampir seluruh responden menyatakan bahwa harga di e-commerce lebih murah dibanding toko fisik.
Selain itu juga para responden juga banyak yang menggunakan aplikasi shoppe karena harga yang
murah, fitur, dan promonya. Barang yang disediakan di e-commerce bermacam-macam mulai dari

Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)


Selalu 5 9,1
Sering 16 29,1
Kadang-kadang 24 43,6
Jarang 8 14,5
Tidak pernah 2 3,6

peralatan rumah tangga, pakaian, produk kecantikan, gadget, peralatan elektronik, voucher fisik
maupun non fisik, sampai makanan dan minuman pun juga dijual di e-commerce.

PENUTUP
Berdasarkan hasil data yang telah kami kelola dan analisis tentang penelitian kami mengenai
Survei Penggunaan Teknologi E-commerce pada Mahasiswa UPN “Veteteran” Jakarta di Masa
Pandemi. Kami menyimpulkan dan meringkas hasilnya sebagai berikut :
1. Mahasiswa dan mahasiswi UPN “Veteran” Jakarta menanggapi respon yang baik
terhadap e-commerce. Seluruh mahasiswa memiliki pengalaman yang baik terhadap
teknologi e-commerce. Pengalaman baik responden pun bermacam-macam tanggapan
positif yang paling banyak adalah penggunaan e-commerce mudah. Mudahnya
bermacam-macam mudah dalam penggunaan, mudah dalam jual dan beli, mudah
dalam pembayaran, dan mudah dalam pencarian barang yang dibutuhkan. Keamanan
pembeli juga terjamin dalam berbelanja di e-commerce. fitur-fitur yang disediakan
tiap aplikasi e-commerce juga lengkap dan menarik.
2. Mahasiswa dan mahasiswi UPN dalam menggunakan aplikasi e-commerce juga tidak
selalu setiap saat. Rata-rata mereka menggunakannya kadang-kadang sesuai
kebutuhan mereka saja dan keinginan mereka untuk mencari barang yang mereka
butuhkan di e-commerce tersebut. Pengeluaran yang mereka keluarkan rata-rata
kisaran Rp100.000-Rp500.000.
3. Barang-barang yang mahasiswa dan mahasiswi beli di e-commerce juga beragam dan
bermacam-macam mulai dari pakaian, alat tulis & perkantoran, buku, makanan dan
minuman, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, peralatan dapur sampai
voucher game dan voucher lainnya.

REFERENSI

(2020, 11 30). Diambil kembali dari Oxford Learner's Dictionaries:


https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/electronic?
q=electronic
(2020, 11 30). Diambil kembali dari Oxford Learner's Dictionaries:
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/commerce?
q=commerce
Ahmad Zafrullah Tayibnapis, L. E. (2019). Perkembangan Ekonomi Digital di
Indonesia. 2-3.
Axelnejad. (2020, 11 30). Axelnejad's Weblog. Diambil kembali dari
https://axlnejad.wordpress.com/2008/12/16/hakikatmahasiswa/#:~:text=Mahasiswa
%20adalah%20kelompok%20masyarakat
%20yang,yang%20penuh%20bakat%20dan%20potensi.
Cepi Riyana, M. (2008). Teknologi dalam Pembelajaran.
David M. Morens, G. K. (2009). What Is a Pandemic? PERSPECTIVE.
Guntoro, B. A. (2014). Potensi Perkembangan E-Commerce dalam Menunjang
Bisnis di Indonesia. 3-4.
Indonesia, C. (2020, February 6). Diambil kembali dari Cnn Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200205204206-206-
472064/tren-dan-peluang-industri-e-commerce-di-indonesia-2020
Iwan Hermawan, S. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
KBBI Daring. (2020, 11 25). Diambil kembali dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/survei
Kurniawati, J. (2016). Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 4.
Last, J. M. (2001). A Dictionary of Epidemiology. New York: Oxford University
Press.
Muhson, A. (2006). Teknik Analisis Kuantitatif. 1-2.
Muslich Anshori, S. I. (2009). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S. (2015). Metode Penelitian Edisi 1. Dalam S.
Ratna Wijayanti Daniar Paramita, Metode Penelitian Edisi 1 (hal. 6).
Sri Haryanti, T. I. (2010). Rancang Bangun Sistem Informasi E-Commerce Untuk
Usaha Fashion Studi Kasus Omah Mode Kudus. Speed-Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi 3.1, 8.
Statistic Center Diponegoro University. (2020, 11 30). Diambil kembali dari
https://scundip.org/uncategorized/apa-itu-survei/
Statistik, B. P. (2019). Statistik E-Commerce 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Widagdo, P. B. (2016). Perkembangan Electronic (E-Commerce) di Indonesia.
Researchgate Article, 4-5.
World Health Organization. (2020, 11 30). Diambil kembali dari
https://www.who.int/csr/disease/swineflu/frequently_asked_questions/pan
demic/en

Anda mungkin juga menyukai