Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN PADA TN.S


DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG MELATI RSUD BANGIL

Dosen Pembimbing:
Sriwulan M, S.Kep.,Ners.,M.Kep

DENDEN AR

201FK04101

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020
ANALISA DATA

Tabel 3.2 Analisa data pada Tn.S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di ruangan Melati
RSUD Bangil

N DATA ETIOLOGI PROBLEM


o
1. DS : Pasien mengatakan Penumpukan sekret Ketidak jala
efektifan n
sesak nafas dan
bersihan nafas
batuk
DO:-Px tampak batuk
-Terdapat sekret
putih kental
-Ronchi pada lobus
kanan atas, bawah
dan lobus kiri bawah
-Alat bantuu O2
nasal kanul 4 lpm
- TTV :
TD : 110/80 mmhg
N : 95 x /menit
S : 36 ºC
RR : 22x/menit
-Pola nafas tidak
teratur
Jenis : kusmaul
-Terdapat retraksi
otot bantu nafas

2. DS : - Anoreksia Resiko
DO: ketidakseimbang
an nutrisi kurang
• Pasien tampak lemas dari kebutuhan
• Berat badan sebelum tubuh
sakit 63 kg berat
badan sekarang 60 kg

• Porsi makan saat di


rumah sakit 3x ½
porsi

• Porsi makan sebelum


masuk rumah sakit
3x1 porsi habis

• Diet lunak 2100 kkal


dan putih telur
3. DS: Pasien mengatakan Kurangnya akses Defisit
tidak tahu tentang terhadap informasi pengetahuan

manfaat tentang diet


yang diberikan DO:

 Pasien tampak
bingung saat ditanya
tentang makanan apa
yang harus
dikonsumsi
dan makanan
yangharus dihindari
sehubungan dengan
penyakitnya.

4. DS : Pasien mengatakan Peningkatan kelelahan Keletihan


badannya lemah karena fisik sekunder terhadap
proses infeksi
tidak beraktifitas seperti
biasanya
DO : Pasien tampak
lemas saat berjalan dan
dibantu keluarga saat
turun dari tempat tidur
Kemapuan melakukan
ADL : Parsial
5. DS : Pasien mengatakan Inflamasi paru dan batuk Nyeri akut
nyeri dada sebelah kiri menetap
P
timbul saat
bernafas
Q

tertindih
R
sebelah kiri
S
T
hilang timbul
dan
bertambah
ketika
pasien batuk
DO : Pasien tampak
menyeringai
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 95 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36 C

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.3.1 Daftar Masalah Keperawatan


3.3.1.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

3.3.1.2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.3.1.3 Defisit pengetahuan

3.3.1.4 Keletihan
3.3.1.5 Nyeri akut

3.3.2 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

3.3.2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubngan dengan penumpukan

secret

3.3.2.2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan

dengan anoreksia

3.3.2.3 Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru dan batuk menetap

3.3.2.4 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya akses terhadap informasi

3.3.2.5 Keletihan berhubungan dengan peningakatan kelelahan fisik sekunder terhadap proses

infeksi
3.4 Intervensi Keperawatan

3.4.1 Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan

sekret

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret di ruang Melati RSUD Bangil

Tujuan/
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah di lakukan 1. Jelaskan cara mudah 1. Teknik yang benar


tindakan keperawatan mengeluarkan dahak. dapat
3x24 jam di harapkan mempermudah
bersihan nafas kembali 2. Ajarkan pasien batuk mengeluarkan
efektif dengan KH : efektif. sekret.
-Pasien memahami
cara mudah 2. Untuk
3. Berikan posisi semi
mengeluarkan dahak mempermudah
fowler.
-Pasien dapat mengeluarkan
mempraktekkan secret.
batuk efektif
-Pasien melaporkan
3. Posisi semi fowler
sesaknya berkurang
membantu
dan merasa lebih
memaksimalkan
nyaman
ekspansi paru dan
-Tidak ada bunyi
menurunkan upaya
nafas tambahan
pernafasan lentinasi
seperti ronkhi atau 4. Observasi suara nafas
maksimal membuka
wheezing
area ateletaksis dan
-Frekuensi nafas
normal (16-24x/m) meningkatkan
gerakan secret
kedalam jalan nafas
yang benar untuk
dikeluarkan.

4. Penurunan suara
nafas menunjukkan
atelotaks
-Pasien melaporkan ronchi menunjukan
dapat mengeluarkan akumulasi secret.
dahak 5. Observasi respirasi 5. O2 yang ade kuat
dari status O2. meringakan
upaya bernafas.

6. Pemasukan tinggi
6. Anjurkan pasien
cairan membantu
untuk meningkatkan
mengencerkan
asupan cairan
secret
terutama air hangat
membuatnya
mudah di
keluarkan.
7. Kolaborasi dalam
pemberian tindakan
pemasangan O2 Menurunkan 7.
dengan nasal kanul kekentalan dan
dan nebul . perlengketan secret
paru untuk
mempermudah
pembersihan.
3.4.2 Diagnosa 2 : Resiko ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia

Tabel 3.4 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia di ruang Melati
RSUD Bangil

Tujuan/
Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan 1. Jelaskan tentang 1. Informasi yang
tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi diberikan dapat
selama 3x24 jam di yang tepat dan memotifasi pasien
harapkan tidak terjadi sesuai. untuk meningkatkan
gangguan intake nutrisi. t2.
ketidakseimbangan Dapat meningkatkan
nutrisi dengan kriteria 2. Anjurkan makan intake nutrisi dan
hasil : sediki tapi sering. mengurangi mual
muntah.
1.Pasien mampu
memahami diet 3. Makan dalam
seimbang 3. Anjurkan pasien kondisi hangat dapat
2.Pasien mengatakan makan selagi hangat. menurunkan rasa
nafsu makan mual sehingga intake
meningkat nutrisi dapat di
3.Pasien mau makan tingkatkan.
sedikit tapi sering 4. Anjurkan untuk slalu 4. Mulut yang bersih
4.Tidak terjadi melakukan oral dapat meningkatkan
penurunan berat
hygine nafsu makan.
badan
5. Memaksimalkan
5. Kolaborasi dengan pemberian intake
ahli gizi untuk
nutrisi.
menentukan jumlah
kalori dan nutris
yang dibutuhkan

3.4.3 Diagnosa 3 : Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru dan batuk menetap

Tabel 3.5 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa nyeri akut berhubungan
dengan inflamasi paru dan batuk menetap di ruang Melati
RSUD Bangil
Tujuan/
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan 1. Jelaskan nyeri secara 1. Nyeri merupakan


tindakan komperehensif respon subjektif
keperawatan selama termasuk lokasi , yang dapat di ukur.
1x24 jam frekuensi dan
diharapkan nyeri kualitas nyeri.
berkurang dengan 2. Observasi tanda 2. Perubahan frekuensi
KH: tanda jantung . tidak
vital menunjukkan bahwa
1. Pasien memahami
pasien mengalami
tentang nyeri
nyer khususnya bila
2. Pasien mampu
alasan untuk
mengontrol
perubahan tanda
nyeri, 3. Ajarkan tentang
vital telah terlihat.
mampu tehnik non
menggunaka farmakologi. 3. Tindakan non
tehnik non
farmakologi
farmakologi
diberikan dengan
untuk
sentuhan lembut
mengurangi
4. Kolaborasi dalam dapat
nyeri. pemberian analgesik.
menghilangkan
3. Melaporkan bahwa ketidaknyamanan
nyeri berkurang. dan memperbesar
4. Menyatakan rasa efek terapi
nyaman setelah analgesic.
nyeri berkurang 4. Obat ini dapat
5. Skala nyeri 0 TD : digunakan untuk

110/80 mmHg
Nadi : 95x menit

Anda mungkin juga menyukai