Anda di halaman 1dari 14

NAMA : Riza Rafika Yani Pulungan

NIM : P07520217040
PRODI : D-IV KEPERAWATAN
PKK : MANAGEMENT KEPERAWATAN
DOPING : JULIANA , S.KEP,Ns,M.Kep

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM (KATIM) 1 DI RUANG MELATI RSUD


PIRNGADI KOTA MEDAN 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Management Keperawatan

Dosen Pembimbing : Juliana Sianipar, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh : ▪ Riza Rafika Yani Pulungan P07520217040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN

TA. 2020/2021
LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM (KATIM) 1 DI RUANG MELATI

RSUD PIRNGADI KOTA MEDAN

Kamis , 15 Oktober 2020

NO. FUNGSI MANAJEMEN JAM KEGIATAN KATIM


1. Perencanaan 07.00 Mengikuti timbang terima dari dinas pagi
07.15 Menerima serah terima askep dari Karu untuk
memberikan pelayanan keperawatan pada Tim 2
dengan jumlah pasien 2 orang :
1. Ny. V , 40 Tahun dx : HIPERIROID
2. Tn.J , 16 Tahun , Dx : Trauma Kepala
07.30 3. Ny. W , 50 Tahun , DX : Katarak
Membagi tugas bersama Karu sesuai tingkat
ketergantungan pasien :
1. Ny. V : Parsial Care
07.45 2. Tn. J: Parsial Care
3. Ny. W : Parsial Care
Memimpin ronde keperawatan
1. Ny. V , 40 Tahun dx : HIPERIROID
DS : Pasien mengatakan cepat lelah jika
melakukan sedikit aktivitas, pasien tampak lemah.
DO : Pasien di bantu keluarga/ perawat dalam
melakukan aktifitas, Infus RL 20 tts/i.
2. Tn.J , 16 Tahun , Dx : Trauma Kepala
Ds : -
Do : keadaan umum lemah, kesadaran semi
koma, pernafasan cuping hidung positif, ,
terdapat suara tambahan stridor, terpasang endo
tracheal tube, terpasang ventilator TD :
100/70 mmHg HR : 91 x/menit
RR : 17x/menit
S : 37,5 OC SpO2 : 90%
Urine output 200 cc-300 cc /7jam
3. Ny. W , 50 Tahun , DX : Katarak
DS: -klien mengatakan pusing dan
penglihatannya kabur, penglihatan kabur
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
-klien mengatakan bahwa dokter menyarakan
untuk dilakukan tindakan yaitu dikoreksi
dengan dilator pupil.
DO: - Pupil berwarna putih dan ada dilatasi
pupil -nucleus pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat

2. Pengorganisasian 08.10 Menjelaskan tujuan pengorganisasian, Karu


mendelegasikan 3 orang pasien untuk dikelola oleh
Tim 1 dan katim membagi tugas dengan perawat
pelaksana untuk bersama-sama membuat askep dan
dilaporkan pada operan shift.
08.30 Katim bertanggung jawab penuh terhadap semua
10.00 pasien Tim 1, sedangkan perawat pelaksana
melaksanakan implementasi sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien Ny.v dan Tn.J dan Ny.W
dan membuat perencanaan tugas anggota Tim
Mengkoordinasikan kolaborasi bersama perawat
ruangan dan pemberian terapi injeksi Mendelegasikan
pelaksanaan asuhan
10.30 keperawatan pada anggota Tim Melakukan pelaporan
10.40 pada Karu rincian tugas yang telah dibuat dan
melakukan pendokumentasian rencana tindakan
Mengatur waktu istirahat anggota Tim 1 jam 12.00 s/d
13.00
3. Pengarahan 10.55 Memberikan pengarahan dan informasi ke anggota
Tim untuk mengecek injeksi yang telah disiapkan
apakah sudah diberikan atau belum
11.15 Mengevaluasi proses pemberian askep yang dilakukan
anggota Tim
11.40 Melakukan pendokumentasian bersama anggota Tim
dari intervensi yang sudah diberikan pada pasien
4 Pengontrolan 13.00 Mengevaluasi askep 5 Melakukan pendokumentasian
. dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan

RENCANA KEPERAWATAN

Kamar 1 Bed 1

1. a. Nama Pasien : Ny. V


2. b. Diagnosa Medis : HIPERIROID

c. Diagnosa Keperawatan : Penurunan curah jantung berhubungan dengan Hipertiroid tidak


terkontrol ditandai dengan pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar, mudah lelah,
dan mudah berkeringat TD : 150/90 mmHg, RR : 23x/I, HR : 97x/i, Temp : 36,7°C.

d. DS : Pasien mengatakan cepat lelah jika melakukan sedikit aktivitas, pasien tampak lemah.

e. DO : Pasien di bantu keluarga/ perawat dalam melakukan aktifitas, Infus RL 20 tts/i.

N Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


o

1 Penurunan curah jantung Penurunan - Pantau tekanan - Hipotensi


berhubungan dengan curah jantung darah pada posisi umum atau
Hipertiroid tidak teratasi berbaring, duduk, dan ortostatik dapat
terkontrol ditandai berdiri. terjadi sebagai
dengan pasien akibat dari
- Periksa
mengatakan jantungnya vasodilatasi
kemungkinan adanya
berdebar-debar, mudah perifer yang
nyeri dada atau agina
lelah, dan mudah berlebihan dan
yang di keluhkan
berkeringat TD : 150/90 penuruna
pasien.
mmHg, RR : 23x/I, HR : volume sirkulasi.
97x/i, Temp : 36,7°C.
- Pantau suhu, beri - Merupakan
lingkungan yang sejuk, tanda adanya
batasi penggunaan peningkatan
linen, kompres air kebutuhan
hangat. oksigen oleh
otot jantung
- Kolaborasi :
atau iskemia.
Berikan cairan melalui
- Demam
IV sesuai indikasi.
(melampaui 38
°C) mungkin
terjadi sebagai
akibat kadar
hormon yang
berlebihan dan
dapat
meningkatkan
dehidrasi dan
menyebabkan
peningkatan
vasolidatasi
perifer.

- Pemberian
cairan IV dengan
cepat perlu
juntuk
memperbaiki
volume sirkulasi.

2 Intoleransi aktivitas Aktivitas dapat - Pantau tanda vital - Nadi secara


berhubungan dengan terpenuhi dan catat nadi baik luas meningkat
kelemahan fisik ditandai saat istirahat maupun dan bahkan saat
dengan pasien saat melakukan istirahat
mengatakan cepat lelah aktivitas. takikardia
jika melakukan sedikit (diatas 160 x/i)
- Sarankan pasien
aktivitas, pasien tampak mungkin akan di
untuk mengurangi
lemah, pasien di bantu temukan.
aktifitas dan
keluarga/perawat dalam
meningkatkan istirahat - Membantu
melakukan aktifitas, Infus
di tempat tidur. melawan
RL 20 tts/i.
pengaruh dari
- Berikan tindakan
peningkatan
yang membuat pasien metabolisme.
nyaman, seperti
- Dapat
sentuhan/masase
menuruk energi
- Kolaborasi : dalam saraf yang
selanjutnya
- Berikan obat sesuai
meningkatkan
indikasi, misalnya,
relaksasi.
fenobarbital,
klordiazepoksida. - Untuk
mengatasi
keadaan gugup,
hiperaktif,
insomnia.

3 Gangguan pemenuhan Pemenuhan - Auskultasi bising - Bising


nutrisi kurang dari nutrisi dapat usus. menunjukan
kebutuhan tubuh teratasi. peningkatan
- Pantau masukan
berhubungan dengan motilitas
makanan setiap hari.
anorexia ditandai dengan lambung yang
Dan timbang berat
pasien mengatakan tidak menurunkan
badan setiap hari serta
selera makan diet yang dan mengubah
,laporkan akan adanya
disediakan hanya habis ½ fugsi absorpsi.
penurunan.
porsi, BB : 60 kg
- Penurunan
(Sebelum dirawat di RS), - Hindari makan yang
berat badan
BB : 55 kg (Sesudah dapat meningkatkan
terus menerus
dirawat di RS), pasien peristaltik usus (misal
dalam keadaan
tampak lemah dan kopi, teh, makanan
masukan kalori
kadang-kadang diare. berserat lain).
yang cukup
- Kolaborasi : merupakan
indikasi
Konsultasi dengan ahli kegagalan
gizi untuk memberikan terhadap anti
diet tinggi kalori, tiroid.
proten karbohidrat,
dan vitamin. - Peningkatan
motilitas saluran
cerna dapat
mengakibatka
diare dan
gangguan
absorpsi nutrisi
yang di
perlukan.

- Mungkin
memerlukan
bantuan untuk
menjamin
pemasukan zat-
zat makanan
yang adekuat,
dan
mengidentifikasi
makanan
pengganti yang
paling sesuai.

4 Gangguan istirahat tidur Kebutuhan - Atur posisi - Perlu untuk


berhubungan dengan istirahat tidur pembuatan
- Ciptakan
kurang beradaptasi dapat rencana instruksi
lingkungan yang
dengan lingkungan terpenuhi. individu
tenang dan nyaman.
ditandai dengan pasien
- Dapat
mengatakan susah tidur - Kaji tingkat
meningkatkan
dimalam hari, hanya pengetahuan
kerjasama pada
dapat tidur 4-5 jam/hari. pasien/orang terdekat
pasien dalam
dan
menghadapi
kemampuan/keingina
upaya
n individu untuk
menurunkan
belajar
rasa kecemasan
- Beri penguatan
penjelasan faktor
resiko, pembatasan
diet/aktivitas, obat
dan gejala yang
memerlukan perhatian
medis cepat

Kamar 1 Bed 2

1. Nama Pasien : Tn. J


2. Diagnosis Medis : Trauma Kepala
3. Diagnose keperawatan : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral berhubungan dengan edemacerebral
Ds : -
Do : keadaan umum lemah, kesadaran semi koma, pernafasan cuping hidung
positif, , terdapat suara tambahan stridor, terpasang endo tracheal tube, terpasang
ventilator TD : 100/70 mmHg HR : 91 x/menit
RR : 17x/menit
S : 37,5 OC SpO2 : 90%
Urine output 200 cc-300 cc /7jam
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Resiko NOC : 8. MonitorTIK
ketidakefektifan - Circulation status - Monitor adanya
perfusi jaringan - Tissue Prefusion keluhan sakit
cerebral berhubungan Cerebral kepala, mual,
dengan edema muntah,gelisah
cerebral Kriteria Hasil : - Monitor status
1. Perfusi jaringancerebral neurologi
- Tekanan intra cranial - Monitor intake dan
normal output
- Tidak ada nyeri 9. Manajemen edema
kepala cerebral
- Tidak ada - Monitor adanya
kegelisahan kebingungan,
- Tidak ada gangguan keluhanpusing
reflekssaraf - Monitor status
2. Statusneurologi pernafasan,
- Kesadarannormal frekuensi dan
- Tekanan intra cranial kedalaman
normal pernafasan
- Pola bernafasnormal - Kurangi stimulus
- Ukuran dan reaksi dalam lingkungan
pupilnormal pasien
- Laju pernafasan - Berikan sedasi
normal sesuaikebutuhan
- Tekanan darah 10. Monitor
normal neurologi
- Monitor tingkat
kesadaran(GCS)
- Monitor refleks
batuk danmenelan
- Pantau ukuran
pupil,bentuk,
kesimetrisan
11. MonitorTTV
12. Posisikan head
up (30- 40derajat)
13. Beri terapi O2
sesuai anjuranmedis
14. Kolaborasi
pemberian terapi
medis
2 Pola nafas tidak NOC : 1. AirwayManagement
efektif berhubungan - Respiratory status :  Pertahankan
dengan kegagalan otot Ventilation bukaan jalan nafas
pernafasan - Respiratory status :  Beri posisi head up
Airwaypatency 30-40 derajat
- Vital signStatus untuk
 Memaksimalkan
ventilasi.
 Keluarkan secret
dengansuction.
 Monitor alat
ventilator
2. OxygenTherapy
 Pertahankan jalan
nafas yangpaten
 Monitor aliran
Oksigen
 Monitor adanya
tanda-tanda
hypoventilasi
3. Vital SignMonitoring
 Monitor TD, Suhu,
RR
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
4. Kolaborasi pemberian
therapimedis
1. Nama Pasien : Ny. W , 50 Tahun ,
Diagnosa Medis : Katarak
Diagnose keperawatan : Resio tinggi terhadap cidera b/d perdarahan intra okuler(dikoreksi
dengan dilator pupil)
DS: -klien mengatakan pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu. -klien mengatakan bahwa dokter menyarakan untuk
dilakukan tindakan yaitu dikoreksi dengan dilator pupil.
DO: - Pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil -nucleus pada lensa menjadi coklat kuning,
lensa menjadi opak, retina sulit dilihat

No Diagnose Tujuan Kriteria hasil intervensi Rasional


1. Resio tinggi Setelah Menunjukkan Mandiri : 1. Membantu
cidera dilakukan perubahan Diskusikan apa megurangi rasa
berhubunga n intervesi perilaku, pola yang terjadi pada takut an
dengan selama 3x24 hidup untuk pasca dikoreksi meningkatkan
perdarahan intra jam menurunka tentang nyeri, kerja sama dalam
okuler diharapkan faktor resiko pembatasan pembatasan yang
perdrahan dan untuk aktivitas, diperlukan 2.
intra okuler melidungi diri penampilan dan Menurunkan stres
dapat dari cedera. balutan mata 2. pada area
segera Batasi aktivitas pengikisan/menuru
diatasi seperti nkan TIO 3. Batuk
megerakkan kepala meningkatkan TIO
tiba-tiba, 4. Digunaknuntuk
menggaruk mata, melindungi dari
membongkok 3. cedera dan
Dorong napas menurunkan
dalam batuk untuk gerakan mata 5.
bershan nafas Ketidak amanan
berihan paru 4. mungkin karena
Pertahankan prosedur
perlindungan mata pembedahan, nyeri
sesuai indikasi 5. akut menunjukkan
Minta pasien untuk TIO dan atau
membedakan perdarahan yang
antara terjadi karena
ketidakyamanan regangan dan atau
dan nyeri mata tak diketahui
tajam tiba-tiba, penyebabnya.
selidiki mual, muntah
kegelisaan,disorien dapat
tasi, gangguan meningkatkan TIO,
balutan Kolaborasi: memerlukan
1. berikan obat tindakan segera
sesuai indikasi · untuk mencega
antiemetik contoh cedera okuler ·
proklorprazin · diberikan untuk
asetazolamid(dio menurun TIO bila
mox) · analgesik terjadi
contoh empirin peningkatan,
dengam kodein, membatasi kerja
asetaminofen(tynol enzim pada
produksi akueus
humor · digunakan
untuk ketidak
nyamanan ringan,
mencega gelisah
yang dapat
mempengaruhi TIO
2. Resiko tinggi Setelah Meningkat Mandiri 1. Menurunkan
terhadap infeksi dilakukan kan Diskusikan jumlah bakteri
berhubunga n intervesi penyembuha pentingnya pada tangan,
dengan bedah selama 3x24 n luka tepat mencuci tangan mencega
pengangkat an jam waktu - bebas sebelum menyentu kontaminasi area
katarak diharapkan drainase atau mengobati operasi 2. Tehnik
factor resiko purulen dan mata 2. Gunakan aseptic
infeksi eritema atau tunjukan menurunkan resiko
dapat tehnik yang tepat penyebaran
diatasi untuk bakteri dan
membersihkan kontaminasi silang
mata dari dalam 3. Mencegah
keluar dengan tisu kontaminasi dan
basah atau bola kerusakan sisi
kapas untuk tiap operasi 4. Infeksi
usapan ganti mata terjadi 2-3
balutan dan hari setelah
masukkan lensa prosedur dan
kontak bila memerlukan upaya
menggunakan 3. intervensi yang
Tekankan tepat · sediakan
pentingnya untuk topical yang
tidak menyentuh digunakan sevara
atau menggarut profilaksis, dimana
mata yang di terapi lebih akresif
operasi 4. diperlukan bila
Obserpasi tanda terjadi infeksi.
terjadinya infeksi Catatan steroid
contah kemerahan, mungkin
kelopak mata ditambahkan pada
bengkak, drainase antibiotic topical
purulen. bila pasien
Kolaborasi: 1. mengalami
Berikan obat sesuai implantasi. ·
indikasi · Digunakan untuk
antibiotik(topical, menurunkan
perenteral, atau implamasi
subkunjungival)
steroid
3 Gangguan Setelah Dapat Mandiri 1. kebutuhan individu
sensori dilakukan meningkatka Tentukann dan pilihan
persepsi(pe intervesi n ketajaman ketajaman intervensi
nglihatan) selama 3x24 penglihatan penglihatan, catat bervariasi sebab
berhubunga n jam batas situasi apakah 1 atau 2 kehilangan
dengan diharapkan individu - mata terlibat penglihatan terjadi
gangguan gangguan Memperbai ki Orientasikan lambat dan
penerimaan sensori potensi pasien terhadap progresif. Bila
sensori/stat us persepsi bahaya dalam lingkungan,stap, bilateral tiap mata
organ indra dapat lingkunga orang lain di area dapat berlangjut
penglihatan diatasi nya pada laju yang
berbeda tetapi
biasa nya hanya 1
mata diperbaiki
perprosedur. 2.
memberikan
peningkatan
kenyamanan dan
kekeluargaan,
menurunkan
cemas dab
disorientasi pasca
operasi 3.
terbangun dan
lingkungan tak

Anda mungkin juga menyukai