Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasar pada UU KESEHATAN menyatakan bahwa sehat adalah keadaan


sejahtera dari fisik, mental, dan sosial serta produktif secara ekonomis.Jadi kesehatan
jiwa merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.
Dengan terjadinya perubahan pesat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri
beserta berbagai dampaknya, maka keadaan ini sangat rawan untuk terjadinya
masalahkesehatan jiwa . Masyarakat dituntut beradaptasi terhadap perubahan yang
cepat tersebut.
Dampak perubahan yang sangat cepat pada kesehatan jiwa masyarakat antara
lain dapat terlihat dengan adanya putus sekolah, tawuran antar pelajar, tawuran antar
kampung, antar suku dan golongan, tindak kekerasan dantindak kriminal,
pengangguran, gangguan psikosomatis, depresi, cemas, serta masalah kesehatan jiwa
lainnya.
Sampai saat ini masyarakat masih mengutamakan pada keluhan fisik dan kurang
memperhatikan adanya keluhan mental emosional yang melatarbelakangi keluhan fisik
tersebut. Orang sering kali menolak bila dirujuk untuk menjalani terapi dalam bidang
kesehatan jiwa, sehingga penanganan masalah kesehatan jiwa terabaikan dan terapi
menjadi tidak ampuh. Akibatnya sering terjadi pemborosan, baik dalam pemberian obat
maupun pemeriksaan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Salah satu penyebab dari keadaan diatas adalah kurangnya pengertian
masyarakat tentang kesehatan jiwa. Bila mendengar kata kata kesehatan jiwa yang
terpikir adalah gangguan jiwa berat, yaitu orang dengan perilaku aneh, memalukan, atau
menakutkan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan
sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang. Karena Kesehatan jiwa dalah perasaan
sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang
lain. sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain.
Derajat kesehatan jiwa tidak ada batasan yang tegas antara orang yang sehat
jiwa dengan orang yang terganggua jiwanya. Terdapat suatu kesinambungan yang
antara sangat sehat, sehat, cukup sehat,kurang sehat, sakit. Tidak semua orang selalu
mempunyai ciri jiwa yang sehat sepanjang hidupnya. Setiap orang dapat mengalami
berbagai derajat kesehatan jiwa. Derajat kesehatan jiwa [ seperti halnya kesehatan fisik]
dapat ditingkatkan dengan cara dibina kebiasaan, membina lingkungan dan hubungan
yang baik.
Fakta menunjukan bahwa kasus gangguan jiwa tinggi dimasyarakat tetapi belum
tertangani secara optimal, karena stigma masyarakat. Dalam rangka menuju Indonesia
Bebas Pasung, maka program kesehatan jiwa sangat penting untuk didukung
pelaksanaannya dilapangan.
Untuk mengatasi kesenjangan pelayanan perlu adanya kebijakan kesehatan jiwa
inovatif dan menjadi bagian sistem kesehatan. Promosi kesehatan jiwa, intervensi di
pelayanan kesehatan primer [ puskesmas] dan pemberdayaan masyarakat akan
menjadi komponen penting kebijakan kesehatan jiwa.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kwalitas hidup masyarakat

b. Tujuan Khusus Program JIwa

Meningkatkan pengetahuan , pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan jiwa

1) Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa


2) Terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara dini.

C. VISI, MISI DAN TATA NILAI PUSKESMAS


a. Visi Puskesmas
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera

b. Misi Puskesmas
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memperkuat kemitraan
4. Meningkatkan kualitas SDM
c. Moto Puskesmas
Melayani setulus hati mewujudkan masyarakat sejahtera
d. Tata Nilai Puskesmas
1. Santun : Sabar dan sopan dalam memberikan pelayanan
2. Inovatif : Berkreasi untuk meningkatkan kualitas layanan
3. Adil : Memberikan pelayanan yang tepat dan optimal
4. Profesional : Bekerja sesuai standar profesi
BAB II
ANALISA SITUASI

A. PENCAPAIAN TARGET KEGIATAN JIWA TAHUN 2020

JUMLAH
ANALISA
NO KEGIATAN SASARAN TARGET CAPAIAN BULAN (%) CAPAIAN MASALAH RTL TL EVALUASI
MASALAH
(%)
      1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12            
Laporan
ngumpul Tepat
1 12 Kali v v v v v v v v v v v v 100% Tidak ada Tidak ada Sesuai
pencatatan tepat Waktu
dan pelaporan   waktu
akses jalan jalan
melakukan
rusak, proses
kujungan
keluarga perbaikan,
kembali
Penemuan Warga sekitaran lok 12 Kali terkadang keluarga
12 Kali Kunjungan di Bulan januari s/d dengan Tepat
2 kasus secara Kujungan 100% tidak merasa Tercapai
bahu november pasien Waktu
dini, konseling / Tahun welcam malu
ODGJ
dan pemberian dengan dengan
bulan
obat petugas keadaan
depan
kesehatan, nya,
kebutuhan
keluarga keluarga
tidak untuk
mampu sehari2
pun kurang

1 Kali
Sosialisasi Warga sekitaran lok tepat Tepat
3 dalam se 1 Kali dalam se Tahun 100% Tidak ada Tidak ada Tercapai
kesehatan jiwa bahu waktu Waktu
Tahun
dan napza
A. PENENTUAN URUTAN PRIORITAS MASALAH
1. Pendampingan gangguan jiwa dan napza (lingkungan)
2. Penemuan kasus secara dini, konselling dan pemberian obat (metode)
3. Sosialisasi kesehatan jiwa dan napza (manusia)
4. Kunjungan kasus jiwa (metode)
5. Detekti dini keluarga sehat jiwa (metode)

FISH BONE

manusia metode sarana


Tidak terdapat laporan jiwa pada Terdapat left tentang kesehatan jiwa
Kurangnya pengetahuan masyarakat masyarakat
tentang kesehatan jiwa dan napza
Tidak terdapat ruangan jiwa

Belum terdapat kesadaran masyarakat


tentang kesehatan jiwa

Masalah : target
spm hanya 31 % dari
Tidak adanya pendampingan untuk
100 %
peran gangguan jiwa dan napza
Kurangnya tranfortasi yang kurang

dana lingkungan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kurang pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan napza
2. Tidak terdapat laporan jiwa pada masyarakat

3. Belum terdapat kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa

4. Terdapat left tentang kesehatan jiwa

5. Tidak terdapat ruangan jiwa

6. Kurangnya tranfortasi yang kurang

7. Tidak adanya pendampingan untuk peran gangguan jiwa dan napza


BAB V

PENUTUP

          Penyusunan perencanaan program Kesehatan Jiwa ini dimaksudkan untuk memberikan


pedoman dalam melaksanakan program Kesehatan Jiwa sehingga dalam pelaksanaannya
nanti kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah  .

            Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program kesehatan
Jiwa dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik.

Akhirnya kami mengharapkan dukungan dari semua pihak maupun lintas sektoral terkait
untuk dapat berperan serta dalam program kesehatan yang kami rencanakan.

Pemegang Program,

Moh.Mokhlis Noor, A.Md. Kep


NIP.19890815 201101 1 001

Anda mungkin juga menyukai