Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir
tanpa memandang kehamilan usia .(Sharma et al.,2015) Diketahui bahwa pada tahun
2011, 15% bayi di seluruh dunia lebih dari 20 juta jiwa terjadi kejadian BBLR, lahir
dengan BBLR.(Sharma et al., 2015). Diketahui bahwa pada tahun2011,Diketahui bahwa
pada tahun 2011, 15% bayi di seluruh dunia lebih dari 20 juta jiwa terjadi kejadian BBLR,
lahir dengan BBLR. (UNICEF, 2018) Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain. Berdasarkan laporan menunjukkan bahwa
persentase BBLR di indonesia sebesar 10,2%. Menurut pendidikan dan kuintil indeks
kepemilikan terlihat adanya kecenderungan semakin tinggi pendidikan dan kuintil indeks
kepemilikan, semakin rendah prevalensi BBLR.

Menurut laporan, angka kejadian BBLR Di Propinsi Jawa Timur persentase BBLR
meningkat dari 2,79% pada tahun 2010 menjadi 3,32% pada tahun 2013.(Sholiha &
Sumarmi, 2014). Sedangkan pada 2016 sebesar 3,6 %. Kabupaten situbondo merupakan
kabupaten dengan kejadian BBLR tertinggi seprovinsi jawa timur dengan persentase
7,8%, kabupaten madiun memiliki posisi kedua dengan persentase 7,7%, dan kabupaten
bondowoso merupakan kabupaten dengan kkejadian BBLR tertinggi ketiga sejawa timur
dengan persentase 6,9%. (Dinkes Prov. Jatim, 2016). Tercatat bahwa persentase BBLR
bondowoso menunjukkan pada tahun 2012 tercatat 4,6%, tahun 2013 tercatat5,41%, tahun
2014 tercatat 5,6%, tahun 2015 tercatat 6,2% dan data terbaru pada tahun 2016 tercatat
6,9% atau 706 bayi dengan komposisi laki – laki sebanyak 361 bayi, dan perempuan
sebanyak 345 bayi dari jumlah bayi lahir hidup sebanyak 10.337 bayi. Jika lebih
dispesifikkan lagi, kecamatan dengan BBLR tetinggi di kabupaten bondowoso yaitu di
kecamatan sukosari dengan persentase 15,9 %. (Dinkes Kab. Bondowoso,2016).

Pemerintah kabupaten bondowoso mengupayakan pembangunan kesehatan untuk


menurunkan angka kematian pada neonatus dengan memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup serta berprilaku sehat sesuai dengan program atau kegiatan
kesehatan yang ada. Namun berdasarkan data, tampak bahwa laju kejadian BBLR terus
mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir yaitu pada tahun2012-2016. BBLR
terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor ibu seperti usia ibu yang < 20 tahun atau usia
yang > 35 tahun. Faktor penyakit ibu sperti toksemia gravidarum, pendarahan antepartum,
trauma fisik. faktor keadaan sosial seperti golongan sosial ekonomi rendah, faktor janin
seperti hidromniaon, gemeli, dan faktor lingkungan seperti radiasi zat racun.
(Tando,2016).

Diketahui bahwa ada hubunganyang signifikan antara usia kehamilan, paritas, kadar HB,
preeklampsi, eklampsi, kehamilan ganda dan pendidikan ibu terhadap kejadian BBLR.
Tidak ada hubungan signifikan antara usia ibu, diabetes mellitus, jenis kelamin bayi
dan pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi kejadian BBLR adalah usia kehamilan. (Kumalasari, 2018) Sebuah
penelitian di negara ethiopia, yang merupakan penyumbang terbesar terhadap beban
global kematian bayi baru lahir. Namun mampu memenuhi sasaran global dan nasional
dengan mengurangi angka kematian neonatal/NMR (neonatal mortality rate), Hal ini
terjadi karena negara ethiopia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perawatan ibu
dan bayi baru lahir. (Yigzaw et al., 2017).

Penelitian yang dilakukan di kota Sumenep juga menemukan bahwa pendidikan ibu
rendah 4,4 kali berisiko melahirkan BBLR. (Festi pw,2011). Penatalaksanaan bayi BBLR
perlu di dukung dengan pengetahuan yang baik, dari pengetahuan ini akan menunjang
terhadap pemberian penatalaksanaan yang berkualitas dan aman terhadap bayi BBLR.
Dalam hal ini, penatalaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan oleh seorang ibu
meliputi mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR di rumah, memberikan ASI
kepada bayi BBLR di rumah dan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR.

Di tengah besarnya angka kematian bayi yang disebabkan oleh bayi lahir prematur dan
bayi lahir dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah, di bawah 2500 gram), serta
rendahnya pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi dengan bayi berat lahir rendah,
maka muncul perawatan yang dinamakan metode kangguru untuk membantu mengurangi
kejadian tersebut. Perawatan metode kangguru sangat dianjurkan bagi bayi yang lahir
prematur dan BBLR. Selain karena praktiknya yang murah, mudah, dan bisa dilakukan di
rumah, perawatan metode kangguru juga mempunyai banyak manfaat bagi ibu dan bayi.

Penelitian yang telah dilakukan di India oleh Priya (2004) yang menyatakan perawatan
metode kanguru untuk bayi BBLR dapat menstabilkan denyut jantung dan dapat
meningkatkan berat badan bayi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Charpark &
Ruiz-palaez tahun 2005 dalam penelitiannya bayi BBLR dengan PMK mengalami
peningkatan berat badan lebih baik.

Manfaat perawatan metode kanguru (PMK) dapat mencegah terjadinya hipotermi karena
tubuh ibu dapat memberi kehangatan kepada bayinya secara terus menerus dengan cara
kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi. Selain itu manfaat Perawatan Metode Kanguru
(PMK), dapat meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi, memudahkan bayi
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, mencegah infeksi dan memperpendek masa rawat
inap sehingga dapat mengurangi biaya perawatan (Rahmayenti, 2009) .
Beberapa penelitian lain mengenai perawatan metode kanguru (PMK) ini telah dilakukan
di Indonesia. Penelitian pada tahun 2010 yang telah dilakukan di Surakarta oleh Wahyuni
yaitu dengan membandingkan lama perawatan metode kanguru 4jam dengan 2 jam per
hari. Hasilyang didapatkan bahwa perlengketan 4 jam lebih efektif terhadap peningkatan
berat badan bayi, dalam penelitiannyaWahyuni merekomendasikan untuk melakukan
penelitian perawatan metode kanguru selama lebih 4jam.

Perawatan metode kanguru (PMK) suatu perawatan dengan cara skin to skin contact,
dimana banyak manfaat untuk ibu dan bayi. Metode kanguru mampu memenuhi
kebutuhan bayi dengan berat lahir rendah, yakni dengan memberikan situasi dan kondisi
yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memungkinkan bayi beradaptasi lebih baik dengan
dunia luar. Adapun manfaat PMK bagi bayi meliputi suhu tubuhnya lebih cepat stabil,
tumbuh lebih cepat, perkembangan otak lebih baik, denyut jantung stabil, risiko terinfeksi
penyakit lebih kecil, waktu tidur lebih panjang, lebih jarang memangis, lebih berhasil
menyusu langsung pada ibunya, memperpanjang durasi atau lama menyusu. Adapun
manfaat PMK bagi ibu meliputi meningkatkan rasa percaya diri dalam merawat bayi,
memperkuat bonding ibu dan bayi, seta pendukung pemberian ASI eksklusif.

Dengan begitu banyaknya manfaat dari Perawatan Metode kanguru. Selain itu Perawatan
metode kanguru (PMK) suatu perawatan yang murah meriah yang bisa dilakukan oleh
semua orang tua bayi dengan BBLR, maka diharapkan dapat menurunkan angka
kamatian bayi dan meningkatkan angka kehidupan bayi. Berdasarkan latar belakang
tersebut penulis akhirnya tertarik untuk melakukan studi kasus "Asuhan Keperawatan
pada bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode Kanguru (PMK) Pada Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Seruni RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso."

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

3. Tujuan

a. Tujuan umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.
b. Tujuan khusus

1). Melakukan pengkajian Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

2). Menetapkan Diagnosa Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

3). Menyusun Perencanaan Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

4). Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

5). Melakukan evaluasi Keperawatan pada Bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Paviliun Seruni RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso.

4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat teoritis

Memberikan tambahan ilmi terutama yang berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir
dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR) di Ruang
Seribu RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso.

b. Manfaat praktisi

1) Bagi Orang tua Klien

Dengan asuhan keperawatan pada bayi Ny. X dengan tindakan Perawatan Metode Kanguru
(PMK) demgan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diharapkan klien bayi Ny. x mendapatkan
perawatan yang tepat dan maksimal sehingga terhindar dari komplikasi penyakit lebih lanjut
dan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan ibu bayi tentang perawatan bayi baru lahir
khususnya pada Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR).

2) Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember.
Dengan Asuhan Keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR) ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi parktik pelayanan khusunya dibidang
Keperawatan Anak.

Anda mungkin juga menyukai