Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEAGAMAAN

CERAMAH PENGAJIAN

Dosen Pembimbing: Ali Asmul, M.Pd


Disusun Oleh : OKTANIA HENDRAYANI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN D3 TLM B

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman Jahiliyah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Pada zaman ini
terjadi banyak penyimpangan serta jauh dari keyakinan kepada Allah SWT. Contoh
kejadian saat itu adalah penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap
hal itu sebagai sesuatu baik serta benar. Maka dari itu, mereka menyekutukan atau
musyrik pada Allah SWT.
Dalam teori double movement, zaman jahiliyah ini juga terjadi pada zaman
sekarang. Seperti kasus yang penulis paparkan tentang masyarakat yang memiliki
kepercayaan pada selain Allah SWT. Setelah melihat kasus tersebut, maka penulis
membahas tentang banyaknya kejadian seperti zaman jahiliyah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian adalah :


1. Bagaimana masyarakat pada zaman jahiliyah?
2. Bagaimana zaman sekarang yang seperti zaman jahiliyah?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui keadaan masyarakat pada zaman jahiliyah.
2. Untuk mengetahui zaman sekarang yang seperti zaman jahiliyah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Agama dan Kepercayaan Bangsa Arab Pada Zaman Jahiliyah
Mayoritas bangsa Arab mengikuti dakwah Ismail Alaihis Salam, yaitu tatkala
beliau menyeru kepada agama bapaknya, Ibrahim Alaihis Salam, yang intinya
menyembah kepada Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Waktu
bergulir sekian lama, hingga banyak di antara mereka melalaikan ajaran yang pernah
disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu, masih ada sisa-sisa tauhid dan
beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr bin Luhay, pemimpin Bani
Khuza’ah. Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal suka berbuat bijak, mengeluarkan
sedekah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang
mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang
ulama besardan wali yang disegani. Kemudian dia mengadakan perjalanan ke Syam.
Di sana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal
itu sebagai sesuatu baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para
rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa Hubal dan meletakannya di dalam
ka’bah.Setelah itu dia mengajak penduduk Makkah untuk membuat persekutuan
terhadap Allah. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Makkah,
karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk Tanah Suci
Berhala mereka terdahulu adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi
Laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Tha’if dan Uzza di
Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yan paling besar.Setelah itu kemusyrikan semakin
merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat
Hijaz.Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin. Jin ini
memberitahukan kepadanya bahwa berhala-berhala kaum Num (Wud, Suwa’,
Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) terpendam di Jiddah. Maka dia datang ke sana dan
mengangkatnya, lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, dia
menyerhkan berala-berhala itu kepada beragai kabilah.Akhirnya berhala-berhala itu
kembali ke tempat asalnya masing-masing, sehingga setiap kabilah dan di setip rumah
hampir pasti ada berhalanya.Mereka juga memenuhi Masjidil Haram dengan berbagai
macam berhala dan patung. Begitu pula kisah kemusyrikan dan penyembahan
terhadap berhala, yang menjadi fenomena terbesar dari agama orang-orang Jahiliyyah,
yang menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.
Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya dengan disertai
keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan
mereka kepada-Nya serta memberikan manfaat di sisi-Nya,.
Mereka juga percaya kepada perkataan peramal, paranormal dan ahli
nujum.Peramal adalah orang yang mengabarkan sesuatu bakal terjadi di kemudian
hari, yang mengaku bisa mengetahui rahasia ghaib pada masa mendatang. Di antara
peramal ini ada yang mengaku memiliki pengikut dari golongan jin yang memberinya
suatu pengabaran. Di antara mereka mengaku bisa mengetahui hal-hal ghaib lewat
suatu pemahaman yang dimilikinya.Di antara mereka mengaku bisa mengetahui
berbagai masalah lewat isyarat atau sebab yang memberinya petunjuk, dari perkataan,
perbuatan, atau keadaan orang yang bertanya kepadanya.Orang semacam ini disebut
Arraf atau paranormal.
Sedangkan ahli nujum ialah orang yang memperlihatkan keadaan bintang dan
planet, lalu dia menghitung perjalanan dan waktu peredarannya, agar dengan begitu
dia bisa mengetahui berbagai keadaan dunia dan peristiwa-pwristiwa yang bakal
terjadi di kemudia hari.Pembenaran terhadap pengabaran ahli nujum pada hakikatnya
merupakan keyakinan terhadap bintang-bintang.Sedangkan keyakinan mereka
terhadap bintang-bintang merupakan keyakinan terhadap hujan.Maka mereka berkata
“Hujan yang tuun kepada kami berdasarkan bintang ini dan itu.
Di kalangan mereka juga ada Ath-thiyarah atau meramal nasib sial dengan
sesuatu. Pada mulanya mereka mendatangkan seekor burung atau biri-biri, lalu
melepasnya. Jika burung atau biri-biri itu berlalu ke arah kanan, maka mereka jadi
bepergian ke tempat yang hendak dituju dan hal itu dianggap sebagai pertanda baik.
Jika burung atau biri-biri itu mengambil ke jalan kiri, maka mereka tidak berani
bepergian dan mereka meramal hal itu sebagai tanda kesialan, mereka juga meramal
sial jika di tengah jalan mereka bertemu burung atau hewan tertentu.
Tak berbeda jauh dengan hal ini adalah kebiasaan mereka yang
menggantungkan ruas tulang kelinci.Mereka juga meramal kesialan dengan sebagian
hari, bulan, hewan, atau wanita.Mereka percaya bahwa orang yang mati terbunuh,
jiwanya tidak tenteram jika dendamnya tidak dibalaskan. Ruhnya bisa menjadi burung
hantu yang beterbangan di padang seraya berkatanya bisa menjadi burung hantu yang
beterbangan di padang seraya berkata, “Berilah aku minum, berilah aku minum!” Jika
dendamnya sudah dibalaskan, maka ruhnya akan menjadi tenteram.
Sekalipun masyarakat Arab Jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari
agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan
terhadap Ka’bah, thawaf di sekelilingnya, haji, umrah, wuquf di Arafah dan
Muzdalifah.
Semua gambaran agama ini adalah agama syirik dan penyembahan terhadap
berhala, keyakinan terhadap hayalan dan khuraft.Begitulah agama mayoritas bangsa
Arab.Sementara sebelum itu sudah ada agama Yahudi, Masehi, Majusi, Shabi’ah yang
masuk ke dalam masyarakat Arab.
Orang-orang Yahudi mempunyai dua latar belakang sehingga mereka berada di
Jazirah Arab, setidak-tidaknya digambarkan dalam dua hal, yaitu karena kepindahan
mereka pada masa penaklukan bangsa Babion dan Asyur di Palestina, yang
mengakibatkan tekananterhadap orang-orang Yahudi, penghancuran negeri mereka
dan pemusnahan mereka di tangan Bukhtanashar pada tahun 587 SM. Banyak di
antara mereka yang ditawa dan dibawa ke Babilonia. Sebagian mereka juga ada yang
meninggalkan Palestina dan pindah ke Hijaz bagian utara.
Selain itu, dimulai dari pencaplokan bangsa Romawi terhadap Palestina pada
tahun 70 Masehi, yang disertai dengan tekanan terhadap orang-orang Yahudi dan
penghancuran Haikal-haikal mereka, sehingga kabilah-kabilah mereka berpindah ke
Hijaz, lalu menetap di Yastrib, Khaibar, dan Taima. Di sana mereka mendirikan
perkampungan Yahudi dan benteng pertahanan. Maka agama Yahudi meyebar di
sebagian masyarakat Arab lewat orang-orang Yahudi yang berimigrasi itu,
Sedangkan agama Nasrani masuk ke jazirah Arab lewat pendudukan orang-
orang Habasyah dan Romawi.Pendudukan orang-orang Habasyah yang pertama kali
di Yaman pada tahun 340 Masehi.Pada masa itu missionaris Nasrani menyusup ke
berbagai tempat di Yaman.Selang tak berapa lama, ada orang zuhud, doanya
senantiasa dikabulkan dan memiliki karamah, yang dating ke Najran.Dia mengajak
penduduk Najra untuk memeluk agama Masehi.Mereka melihat garis-garis kejujuran
dirinya dan kebenaran agamanya.Oleh karena itu mereka memenuhi ajakannya untuk
memeluk agama Masehi.
Setelah orang-orang Habasyah menduduki Yaman untuk mengembalikan
kondisi karena tindakan Dzu Nawas dan Abrahah memegang kekuasaan di sana, maka
agama Masehi berkembang pesat dan sangat maju. Karena semangatnya dalam
menyebarkan agama Masehi, Abrahah membangun sebuah gereja di Yaman, yang
dinamakan Ka’bah Yaman.Dia menginginkan agar semua bangsa Arab berhaji ke
gereja ini dan hendak menghancurkan Baitullah di Makkah.Namun Allah
membinasakannya.
Bangsa Arab yang memeluk agama Nasrani adalah dari suku-suku Ghassan,
kabilah-kabilah Taghlib, Thahyyi’ dan yang berdekatan dengan orang-orang
Romawi.Bahkan sebagian Raja Hirah ada pula yang memelukya.
Sedangkan agama Majusi lebih banyak berkembang di kalangan orang-orang
Arab yang berdekatan dengan orang-orang Persi.Agama ini juga pernah berkembang
di kalangan orang-orang Arab Iraq dan Bahrain serta di wilayah-wilayah di pesisir
Teluk Arab. Ada pula penduduk Yaman yana memeluk Majusi tatkala bangsa Arab
menduduki Yaman.1
Sedangkan agama Shabi’ah menurut beberapa kisah da catatan berkembang di
Iraq da lain-lainnya., yang dianggap sebagai agama kaum Ibrahim Chaldeans.Banyak
penduduk Syam yang juga memeluknya serta penduduk Yaman pada zaman
dahulu.Setelah kedatangan beberapa agama baru seperti agama Yahudi dan Nasrani,
agam ini mulai kehilangan bentuknya dan surut.Tetapi tetap masih ada sisa-sisa
pemeluknya yang bercampur dengan para pemeluk Majusi atau yang berdampingan
dengan mereka di masyarakat Arab dan Iraq serta di pinggiran teluk Arab.
Itulah agama-agama yang ada pada saat kedatangan Islam.Namun agama-agama
itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang
musyrik yang mengaku berada pada agama Ibrahim, justru keadaannya jauh sama
sekali dari perintah dan larangan syariat Ibrahim. Mereka mengabaikan tuntunan-
tuntunan tentang akhlak yang mulia.Kedurhakaan mereka tak terhitung banyaknya,
dan seiring dengan pejalanan waktu, mereka berubah menjadi para paganis
(penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan. yang menggambarkan berbagai
macam khurafat dalam kehidupan agama, kemudian mengimbas ke kehidupan sosial,
politik, dan agama.
Sedangkan orang-orang Yahudi berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan
sombong.Pemimpin-pemimpin mereka menjadi sesembahan selain Allah.Para
pemimpin inilah yang membuat hokum di tengah manusia dan menghisab mereka
menurut kehendak yang terbetik di dalam hatinya.Ambisi mereka hanya tertuju
kepada kekayaan dan kedudukan, sekalipun berakibat musnahnya agama dan
1
Ibid, hal 28-29
menyebarnya kekufuran serta pengabdian terhadap ajaran-ajaran yang telah
ditetapkan Allah dan semua orang dianjurkan untuk mensucikannya.
Sedangka agama Nasrani berubah menjadi agama paganism yang sulit dipahami
dan menimbulkan pencampuradukan antara Allah dan manusia.Kalupun ada bangsa
Arab yang memeluk agama ini, maka tidak ada pengaruh yang berarti, karena ajaran-
ajarannya jauh dari model kehidupan yang mereka jalani, dan tidak mungkin mereka
tinggalkan.
Sedangkan semua agama bangsa Arab, keadaan para pemeluknya sama dengan
keadaan orang-orang Musyrik; hati, kepercayaan, dan kebiasaan mereka hampir
serupa.

1.2 Kasus Zaman Sekarang


Ternyata praktik klenik sudah merambah pejabat tingkat tinggi. Maka tak
heran jika Wali Kota Depok mewanti-wanti masyarakat Kota Depok agar tidak
percaya dengan praktik dukun. Pengalaman ini pernah terjadi pada Wali Kota Depok,
Nur Mahmudi Ismail saat menjabat sebagai Menteri Kehutanan. Saat itu ada yang
menawarkan jasa dukun agar Nur Mahmudi langgeng menduduki kursi menteri.
"Saat saya di Menteri Kehutanan, banyak yang nawari saya agar tetap bertahan pakai
dukun. Praktik ini sudah menjadi rahasia umum," ungkapnya di Balai Kota Depok,
Senin (3/3/2014). Untuk itu, dia berpesan agar masyarakat yang tidak lolos seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) juga tidak percaya dengan dukun.
"Pemkot Depok tak menerapkan perdukunan, persuapan. PNS ya PNS melalui yang
benar. Jangan dengarkan yang sumber yang tidak jelas," jelasnya.
Setelah memakai dukun, kata dia, maka banyak peserta CPNS yang tak lolos usaha
kesana kemari mendekati pihak-pihak untuk mencari celah dengan cara yang curang.
Padahal, kata dia, tak sedikit masyarakat yang menjadi korban pemerasan dukun
gadungan dan mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah.

1.3 Teori Munasabah


1) Peserta CPNS pergi ke dukun tetapi pada akhirnya mereka menjadi
korban pemerasan. (Negatif-Negatif = Negatif).
2) Pejabat pergi ke dukun untuk posisi yang lebih kuat dan bertahan tetapi
nyatanya dukun membohonginya. (Negatif – Negatif = Negatif).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai
sesuatu baik serta benar. Berhala mereka terdahulu adalah Manat, yang ditempatkan
di Musyallal di tepi Laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di
Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yan paling besar.Setelah itu
kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di
setiap tempat Hijaz.Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari
jenis jin. Jin ini memberitahukan kepadanya bahwa berhala-berhala kaum Num (Wud,
Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) terpendam di Jiddah. Selain itu, mereka juga
percaya kepada perkataan peramal, paranormal dan ahli nujum.Peramal adalah orang
yang mengabarkan sesuatu bakal terjadi di kemudian hari, yang mengaku bisa
mengetahui rahasia ghaib pada masa mendatang. Di antara peramal ini ada yang
mengaku memiliki pengikut dari golongan jin yang memberinya suatu pengabaran.
Ternyata praktik klenik sudah merambah pejabat tingkat tinggi. Maka tak
heran jika Wali Kota Depok mewanti-wanti masyarakat Kota Depok agar tidak
percaya dengan praktik dukun. Pengalaman ini pernah terjadi pada Wali Kota Depok,
Nur Mahmudi Ismail saat menjabat sebagai Menteri Kehutanan. Selain itu, banyak
peserta CPNS yang tak lolos usaha kesana kemari mendekati pihak-pihak untuk
mencari celah dengan cara yang curang. Padahal, kata dia, tak sedikit masyarakat
yang menjadi korban pemerasan dukun gadungan dan mengeluarkan uang hingga
puluhan juta rupiah.
Dapat ditarik oleh teori munasabah yaitu :
1) Peserta CPNS pergi ke dukun tetapi pada akhirnya mereka menjadi
korban pemerasan. (Negatif-Negatif = Negatif).
2) Pejabat pergi ke dukun untuk posisi yang lebih kuat dan bertahan tetapi
nyatanya dukun membohonginya. (Negatif – Negatif = Negatif).

3.2 Saran
Dari hasil penelitian yang berjudul “Persamaan zaman sekarang dan zaman
jahiliyah”, maka saran yang diajukan oleh penulis terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kepada Masyarakat
a. Masyarakat seharusnya tidak percaya pada hal-hal selain Allah SWT.
b. Masyarakat jika ingin melakukan sesuatu tidak boleh datang pada
dukun.

DAFTAR PUSTAKA
Rozin, Musnad. “Karakteristik hukum islam dan perubahan sosial.”Jurnal
Hukum, Vol.13,Istinbat: November (2014).
Romziana, Lutviyah. ”pandangan Alquran tentang makna jahiliyah perspektif
semantik.”Jurnal keilmuan Tafsir Hadist, Vol 4 , No. 1, Juni 2014.

FOTO BUKTI KEGIATAN


Penceramah : H. Erwin Rasyid, LC
Tempat : Mesjid Nurul Haq
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 23 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai