Anda di halaman 1dari 22

ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

Dosen Pembimbing: Ali Asmul, M.Pd


Anggota Kelompok 5 :
Ocha Safitri (2000222069)
Oktania Hendrayani (2000222070)
Rahma Tussya'adah (2000222071)
Rahmannisa Yasirli (2000222072)
Raihana Yolanda (2000222073)
Randa (2000222074)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN D3 TLM B

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. ETIKA.......................................................................................................................6
a. Pengertian...................................................................................................................6
1) Obyektivisme.............................................................................................................6
2) Subyektivisme............................................................................................................7
b. Etika Dibagi Atas Dua Macam...................................................................................7
c. Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:..........................................7
d. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari.........................................................8
B. MORAL...................................................................................................................12
a. Pengertian.................................................................................................................12
b. Perbedaan Antara Etika dan Moral..........................................................................12
C. AKHLAK................................................................................................................13
a. Pengertian.................................................................................................................13
b. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:.....................................................................................14
c. Macam-Macam Akhlak............................................................................................14
KESIMPULAN............................................................................................................18
SARAN........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
LAMPIRAN.................................................................................................................21
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi taufik dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Etika, Moral, dan Akhlak” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam, para sahabat dan sahabiyah yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan
syariah-Nya. Dan semoga kita juga dimasukkan Allah SWT. dalam golongan ini,
Amin.

Tak lupa pula kami mengucapkan  terima kasih kepada Dosen kami, Ibu Dra. Hj.
Rafi’ah Ghazali, M.Ag atas bimbingan yang diberikan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan
bimbingan juga kami ucapkan terima kasih.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kesalahan yang
dilakukan. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya kami bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapa bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan akhlak
mulia secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan pelaksanaannya.
Ajaran Islam tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai belum sempurna jika
tidak menimbulkan dampak pembinaan akhlak dan karakter mulia.

Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin beraneka
ragam. Umat muslim cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, yang
tidak mencerminkan bahwa mereka umat muslim yang pada hakikat nya tidak boleh
berlebih-lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang
seharusnya dijunjung tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada
kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
Sekolah Dasar, bahkan pengenalan ertika, moral, dan akhlak sudah di ajarkan dalam
lingkup keluarga. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya
dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga
pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia dan tidak berguna.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para
generasi penerus bangsa tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu kami
menyusun makalah ini agar setidaknya dapat menjadi acuan dalam perbaikan etika,
moral, dan akhlak masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari etika, moral dan akhlak ?

2. Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak ?


3. Apakah indikator manusia berakhlak ?

4. Bagaimanakah pengaruh era globalisasi dan modernisasi bagi etika, moral dan
akhlak manusia?

5. Bagaimana cara membentuk manusia berakhlak ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahuani pengrtian etika, moral, dan akhlak.

2. Dapat mengetahui hubungan tasawuf dan akhlak.

3. Dapat mengetahui indikator manusia berakhlak.

4. Dapat mengetahui bagaimana era globalisasi dan moderenisasi bagi etika, moral,
dan akhlak manusia.

5. Dapat mengetahui cara membentuk akhlak manusi


PEMBAHASAN

A. ETIKA

a. Pengertian

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi
ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan
keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan
yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika
adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat.

Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme
dan subyektivisme.
1) Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak
pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham
rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena
kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat,
melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk
berbuat begitu.
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan
kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa saja berupa
subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.

b. Etika Dibagi Atas Dua Macam

1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang
menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika
dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan
yang harus dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan
boleh atau tidak. Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak
bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak
sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau
tidak tergantung dengan apapun. Etiket memandang manusia dipandang dari segi
lahiriah. Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia
untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

c. Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:

1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang


perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa.
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita
bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

d. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari

1. Etika bergaul dengan orang lain


a) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu
pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
c) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada
mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
d) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
e) Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya,
dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
2. Etika bertamu
a) Untuk orang yang mengundang:
- Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan
orang-orang fakir.
- Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan
dengan kewibawaan.
- Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah
kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah.
- Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu
berarti menghormatinya.
- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan
penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
b) Bagi tamu:
- Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan
orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan
pukulan (cambuk) terhadap perasaannya.
- Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada
waktunya.
- Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk
tinggal lebih dari itu.
- Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang
terjadi pada tuan rumah.
3. Etika di jalan
a) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan
atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain
karena takabbur.
b) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
c) Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya
seseorang bisa masuk surga.
d) Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4. Etika makan dan minum
a) Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
b) Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu
juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
c) Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan
jangan sekali-kali mencelanya.
d) Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
e) Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat
beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
f) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan
diakhiri dengan Alhamdulillah.
g) Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
5. Etika berbicara
a) Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan..
b) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak
yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi
siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan
(penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta
sekalipun bercanda". (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
c) Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara. Di
dalam hadits Jabir Radhiallaahu 'anhu disebutkan: "Dan sesungguhnya manusia yang
paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang
banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun".
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab:
"Orang-orang yang sombong". (HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
d) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
e) Menghindari perkataan jorok (keji).
f) Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
g) Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang
lain untuk berbicara.
h) Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan
tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal
tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.
6. Etika bertetangga
a) Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
b) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat
mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui
batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.
c) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya
kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana
(hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d) Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
e) Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan pula
bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan
kealpaan mereka.
f) Hendaknya kita sabar atas prilaku dbaik mereka terhadap kita.
8. Etika menjenguk orang sakit
a) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk
berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk
menghibur dan membahagiakannya.
- Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan.
- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah SWT.
b) Untuk orang yang sakit:
- Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.
- Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah
makhluk yang lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak mem-
butuhkan ketaatannya.
- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan
olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-
liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.
9. Etika Berbeda Pendapat
a) Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu disaat berbeda
pendapat.
b) Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
c) Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah.
d) Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga cara
menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya
dengan tafsiran yang baik.
e) Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali
sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
f) Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
g) Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah
membantah dan kasar menghadapi lawan.
10. Etika Berkomunikasi Lewat Telepon
a) Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu’alaikum,
karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu iaharus memulai pembicaraannya
dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
b) Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia
mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan
istirahat, waktu makan dan bekerja.
c) Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang
sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji
dengan orang lain.
d) Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak
melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang
pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.

B. MORAL

a. Pengertian

moral dari segi bahasa Latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat
kebiasaan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s


Dictionary of Current English. Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian
moral sebagai berikut.

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk;


2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;
3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas,dapat dipahami bahwa moral adalah dapat


dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan
terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut tingkah lakunya
baik.

b. Perbedaan Antara Etika dan Moral

Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing
disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan
qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:

1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.


2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan
yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan
dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu
dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
3. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa
moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh
masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan
ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional,
berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam
diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang
demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada
dorongan atau paksaan dari luar.

C. AKHLAK

a. Pengertian

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi
majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang
pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar
kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai


hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:

1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.


2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.

c. Macam-Macam Akhlak

1. Akhlak kepada Allah


a)Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya
sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu

d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak
layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak kepada diri sendiri


a) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.

b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan
syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.

c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang
tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan
dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang
lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak
adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik
kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara
bertutur kata sopan dan lemah lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

4. Akhlak kepada sesama manusia


a) Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti
prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni
berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib,
wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah
untuk kebaikan manusia.
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan
kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu
kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain.

2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.

3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama
manusia.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia.

b) Akhlak tercela (Mazmumah)


1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang
lain beruntung..

2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan.

3) Gibah dan Fitnah


Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan
nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang
dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang
dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.

4) Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan
seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
terjadi perselisihan antara keduanya.
KESIMPULAN

Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan
batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah,
baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
makhluk.

Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting
dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling
baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu
seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim
SARAN

Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun


penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan
ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi
Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi

Ghazali, Rafi’ah. 2016.  Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum.


Banjarmasin : Aswaja Pressindo.

Nata, Abuddin. 1996. Akhlak Tasawuf.  Jakarta : RajaGrafindo Persada

https://www.academia.edu/33554560/MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK
_Di_ajukan_untuk_memenuhi_tugas_pendidikan_agama_islam
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan/
http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-dalam.html
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo
Diambil dari:
https://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama+islam+untuk+pergu
ruan+tinggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWi
sKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendidikan%20agama%20islam
%20untuk%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=false
Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”.
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2(1): 15
diakses dari :
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
diakses pada tanggal 3 April 2019
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html
Fakhry, Maj.1996.Etika Dalam Islam.Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja Grafmdo
Persada: Jakarta
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur dari
persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai