Bi g.45tsm01.020.2 Melakukan Perawatan Renggang Klep
Bi g.45tsm01.020.2 Melakukan Perawatan Renggang Klep
G.45TSM01.020.2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Melakukan
Perawatan Renggang Klep.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melakukan
Perawatan Renggang Klep ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mampu mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, dan cara kerja dari komponen
pada sistem klep.
2. Mampu mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, dan cara kerja dari bagian
pada sistem klep.
3. Mampu mengidentifikasi komponen-komponen pada sistem klep.
4. Mampu mengidentifikasi Service limit dari renggang klep.
5. Mampu mengidentifikasi perintah kerja.
6. Mampu mengidentifikasi prosedur penyetelan renggang klep.
7. Mampu mengidentifikasi prosedur penyetelan renggang klep.
8. Mampu menerapkan prosedur K3 pada pelaksanaan proses kerja.
9. Mampu melepas Timing hole cap, Crankshaft hole cap, dan Cover Cylinder
Head sesuai prosedur.
10. Mampu memastikan posisi Top langkah kompresi sesuai prosedur.
11. Mampu menyetel renggang klep sesuai prosedur.
12. Mampu memasang Komponen-komponen klep, Timing hole cap, Crankshaft
hole cap, dan Cover Cylinder Head sesuai prosedur.
13. Mampu mengganti semua Oil Seal & O-ring sesuai prosedur.
14. Mampu memastikan renggang klep sesuai prosedur.
15. Mampu memastikan semua baut dan komponen kekencangannya sesuai
standar.
BAB II
MENYIAPKAN PERAWATAN RENGGANG KLEP/ KATUP
Kali ini kita akan belajar mengenal bagian-bagian mekanisme katup dan fungsinya
masing-masing pada mesin sepeda motor.
b. Overhead Camshaft(OHC) :
Untuk tipe OHC memiliki camshaft yang langsung terpasang pada kepala silinder,
sehingga Cam atau Nok langsung menyentuh Rocker Arm tanpa bantuan Push Rod.
Tipe ini juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu SOHC dan DOHC. Perbedaan
kedua jenis ini terletak pada jumlah Camshaft, SOHC memiliki satu buah Camshaft
sementara DOHC memiliki dua buah Camshaft.
1. Tipe OHV
Ciri dari katup OHV adalah letak Camshaft yang berada pada blok silinder. untuk
memutar camshaft, ada tiga mekanisme yaitu timming gear, timming chain dan
timming belt. Bagian bagian pada mekanisme OHV adalah sebagai berikut :
Fungsinya adalah untuk memutar poros nok agar proses pembukaan katup bisa
berjalan. Komponen ini menjadi awal dari power train sistem mekanisme katup,
karena energi yang digunakan untuk melakukan pembukaan katup berasal dari
putaran flywheel.
Fungsinya untuk menerima energi putar dari crankshaft sprocket gear dan
meneruskanya menuju poros nok. Jumlah roda gigi pada camshaft sprocket gear
lebih banyak dari pada crankshaft. Perbandinganya, 2 ; 1 (2 gigi cam : 1 gigi crank).
Tujuanya agar camshaft berputar satu kali saat satu siklus empat tak. Perlu
diketahui prinsip motor empat tak yaitu menghasilkan energi putar dengan dua kali
putaran engkol.
c. Timming belt/chain :
Timming belt dan timming chain memiliki fungsi yang sama yaitu
menghubungkan gigi sprocket antara crankshaft dan camshaft. Sehingga ketika
poros engkol berputar, poros nok juga ikut berputar. Perbedaanya terletak pada
bahan yang digunakan. Timming belt menggunakan sabuk karet seperti V-belt,
sehingga lebih tenang namun kurang kuat. Sementara timming chain menggunakan
bahan baja seperti rantai, sehingga lebih kuat namun lebih berisik.
d. Camshaft :
Poros nok pada mekanisme OHV terletak didalam blok silinder. komponen ini
berbentuk poros memanjang dan memiliki beberapa lobe atau tonjolan di sepanjang
poros. Lobe ini berfungsi untuk menekan valve lifter agar katup dapat terbuka.
Dalam mesin satu silinder, minimal memiliki dua buah lobe untuk mengatur
pembukaan katup hisap dan katup buang. Penempatan sudut lobe juga tidak boleh
sembarangan, karena akan berhubungan dengan timming pembukaan katup.
Advertisement
Setiap lobe sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu base circle(1), ramps(2), dan
nose(3). Jarak dari base circle menuju ujung nose akan mempengaruhi lamanya
katup membuka. Selain itu sudut kemiringan ramps juga dapat menentukan waktu
pembukaan katup.
e. Valve lifter :
Valve lifter adalah komponen yang bertumpu pada setiap lobe. Fungsinya sebagai
tumpuan bagi lobe untuk menekan push rod. Valve lifter terbuat dari bahan
aluminium yang memiliki daya gesek kecil, hal ini dikarenakan valve lifter akan selalu
menempel pada lobe saat camshaft berputar.
f. Push rod :
Push rod atau batang pendorong digunakan untuk menyalurkan tekanan dari valve
lifter menuju rocker arm. Komponen ini hanya berbentuk batang ringan yang
terletak diatas valve lifter. Diujung atas push rod terdapat cekungan yang berfungsi
menjaga posisi push rod agar tidak meleset ketika bekerja.
g. Rocker arm :
Rocker arm merupakan komponen yang bekerja untuk menekan katup saat
mendapatkan dorongan dari push rod. Pada mekanisme OHV seluruh rocker arm
terletak pada satu poros. Prisnip kerjanya seperti ayunan sederhana, dimana ketika
bagian belakang rocker arm terangkat oleh dorongan push rod maka bagian depan
rocker arm akan menekan katup. Komponen ini juga dilengkapi adjusting screw yang
terletak tepat diujung push rod. Fungsinya untuk menyetting celah katup.
h. Valve :
Valve atau katup menjadi pintu bagi saluran intake dan exhaust untuk mengalisrkan
gas. Selain menjadi pintu, katup juga harus tahan terhadap tekanan tinggi agar tidak
bocor saat langkah kompressi. Pada katup terdapat bagian bernama valve seat.
Komponen ini akan mempengaruhi ketahanan katup terhadap kebocoran. Apabila
sudut valve seat tidak sesuai dengan dudukan pada kepala silinder maka akan
terjadi kebocoran. Diameter katup hisap umumnya lebih besar dibandingkan katup
buang, hal ini bertujuan agar udara bersih dapat masuk dengan leluasa ketika
langkah hisap.
i. Valve spring :
Komponen ini juga berpengaruh terhadap kerapatan katup. Pegas pada katup
bersifat keras karena pada posisi normal, pegas ini akan menahan katup agar
tertutup rapat.
2. Tipe OHC :
Untuk tipe OHC juga memiliki dua macam yaitu DOHC (Double Overhead
Camshaft) dan SOHC, kedua tipe ini dibedakan hanya dari jumlah camshaftnya.
Agar lebih jelas simak komponen mekanisme katup OHC dibawah
a. Sprocket gear :
Sama halnya dengan tipe OHV, gigi sprocket juga menjadi komponen penting pada
mekanisme ini. Konfigurasi jumlah roda gigi juga dibuat sama dengan tipe OHV, hal
ini karena kedua mekanisme ini memiliki prinsip yang sama.
b. Timming chain/belt :
Jika pada mekanisme OHV akan kita temui sistem timming gear, Pada tipe OHC kita
hanya akan menemui sistem timming belt dan timming chain. Sistem ini lebih efektif
untuk menghubungkan gigi sprocket dengan camshaft yang terletak pada kepala
silinder. timming chain pada katup OHC memiliki dimensi lebih panjang, oleh karena
itu mekanisme ini memiliki beberapa komponen tambahan agar timming chain bisa
bekerja efektif.
c. Tensioner :
Tensioner adalah komponen tambahan untuk mendukung kinerja timming chain.
Fungsi tensioner adalah untuk menarik timming chain agar selalu tegang. Tensioner
memiliki dua macam yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Untuk tipe roller
memanfaatkan pegas untuk menegangkan timming chain. Sementara tipe hidrolik
memanfaatkan oli mesin untuk menegangkan timming chain. Namun tipe hidrolik ini
memerlukan komponen tambahan berupa chain guide agar lebih maksimal.
e. Camshaft :
Camshaft pada tipe katup OHC memiliki konstruksi yang sama seperti camshaft pada
katup OHV. Komponen ini juga dilengkapi lobe disepanjang porosnya untuk
menekan katup. Namun untuk tipe DOHC, memiliki dua macam poros yaitu intake
camshaft dan exhaust camshaft.
f. Rocker arm :
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup ketika mendapatkan dorongan dari lobe.
Meski memiliki fungsi sama, terdapat perbedaan konstruksi antara tipe OHV dan
OHC. Pada tipe OHC rocker arm bersifat individu dengan kata lain tidak terletak satu
poros. Selain itu karena camshaft terletak diatas rocker arm, maka tidak diperlukan
valve lifter dan push rod. Sebagai tumpuan lobe, rocker arm dilengkapi dengan roller
yang akan berputar ketika camshaft berputar. Hal ini bertujuan agar tidak ada
gesekan antara lobe dengan rocker arm. Selain itu rocker arm ini biasanya sudah
berteknologi HLA (Hydrolic Lash Adjuster). Teknologi ini akan melakukan penyetelan
celah katup secara otomatis.
A. Judul Praktikum :
Pengukuran dan Penyetelan Klep/ Katup.
B. Tujuan Praktikum :
Tujuan dari praktik pengukuran dan penyetelan Klep/ Katup adalah :
1. Peserta mampu untuk mengetahui ukuran dari setiap komponen pada mekanisme
Klep/ Katup.
2. Peserta mampu untuk menyetel Klep/ katup agar sesuai dengan Standar yang
Diizinkan.
2. Bahan :
Unit Sepeda Motor.
BPR (Buku Pedoman Reparasi) sesuai Unit motor.
Kain lap majun.
Bensin
Kuas 2 Inch Eterna
Nampan plastik persegi
D. Keselamatan Kerja
Dalam praktikum ini diperlukan keselamaan kerja sebagai berikut :
Memakai baju kerja/ Wearpack.
Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
Mengikuti prosedur sesuai SOP.
E. Dasar Teori :
Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin
sepeda motor, hal ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat
penting dalam mengatur sistem kerja dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya
penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm dan ujung batang katup
harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau terlalu sempit,
maka akan timbul masalah seperti berikut :
c. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu
awal dan menutup dengan lambat, sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
d. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat
dan menutup terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan
getaran.
Pada praktikum ini menggunakan Engine stand tipe OHV (Overhead Valve)
yaitu tipe mesin dimana posisi katup berada diatas silinder block dan camshaft
berada di silinder block, jadi menggunakan batang pendorong atau yang sering
disebut push rod, dan juga valve lifter, seperti gambar dibawah ini :
Pada gambar diatas terlihat beberapa komponen yang digunakan pada engine
stand tipe OHV, berikut fungsi dari masing-masing komponen:
1. Rocker Arm atau lengan pengungkit digunakan untuk meneruskan daya
dorong dari pushrod menuju ke batang katup.
2. Valve Spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan posisi katup.
Jika cam digunakan untuk membuka katup maka valve spring berfungsi
sebaliknya untuk menutup katup.
3. Valve (katup) berfungsi untuk mengatur saat terbuka dan tertutupnya saluran
baik saluran buang maupun saluran masuk. Valve ini sangat berpengaruh
besar terhadap proses-proses yang terjadi didalam ruang bakar.
BAB III
MELAKUKAN PEMERIKSAAN RENGGANG KLEP
b. Kemudian lepaskan tutup lubang untuk pemeriksaan tanda waktu pengapian dan
juga lepaskan tutup lubang poros engkol.
c. Putar poros engkol dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam, lalu tepatkan
tanda “T” (Top) pada rotor dengan tanda penyesuai yang berada pada tutup bak
mesin sebelah kiri.
d. Pastikan bahwa piston berada pada TMA (Titik Mati Atas) akhir langkah kompresi.
e. Periksa jarak renggang klep (celah katup) dengan cara memasukkan feeler gauge
yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi jarak renggang klep (celah katup) di
antara sekrup penyetelan klep dan tangkai klep. Spesifikasi Jarak Renggang Klep
(celah katup) sepeda motor supra : Klep masuk : 0,05 +/- 0,02 mm. ; Klep keluar :
0,05 +/- 0,02 mm.
a. Siapkan dahulu peralatan yang akan digunakan dan siapkan kunci penyetel
celah katup (Valve adjusting wrench).
e. Periksalah kembali jarak renggang klep atau celah katupnya (bilah feeler
gauge bila dimasukkan terasa mudah dan ketika bilah feeler gauge ditarik
terasa terdapat tahanan).
f. Periksa cincin-O yang berada pada lubang pemeriksaan klep atau pada tutup
lubang pemeriksaan klep, apakah cincin-O masih dalam keadaan baik atau
tidak. Bila cincin-O rusak maka gantilah dengan yang baru.
g. Lumasi cincin-O dengan oli mesin yang bersih kemudian pasangkan cincin-O
tersebut pada lubang pemeriksaan klep.
h. Lumasi ulir tutup lubang pemeriksaan klep dengan oli mesin yang bersih,
kemudian pasangkan tutup lubang penyetelan klep dan kencangkan tutup
lubang pemeriksaan klep sesuai dengan momen atau torsi yang ditentukan.
TORSI : 1,2 kg-m.
i. Periksa cincin-O yang berada pada tutup lubang pemeriksaan tanda waktu
pengapian dan cincin-O yang berada pada tutup lubang poros engkol,
apakah kedua cincin-Onya masih dalam keadaan baik atau tidak, dan bila
cincin-O rusak gantilah dengan yang baru.
j. Lumasi cincin-O dengan menggunakan oli mesin yang masih bersih kemudian
pasangkan ke tutup lubang pemeriksaan tanda waktu pengapian dan tutup
lubang poros engkol.
k. Lumasi kedua ulir tutup lubang pemeriksaan tanda waktu pengapian dan ulir
tutup lubang poros engkol dengan menggunakan oli mesin yang masih
bersih.
m. Pasangkan tutup lubang poros engkol, lalu kencangkan dengan momen atau
torsi yang telah ditentukan. TORSI : 0,3 kg-m.
1. Mampu melepas Timing hole cap, Crankshaft hole cap, dan Cover Cylinder
Head sesuai prosedur.
2. Mampu memastikan posisi Top langkah kompresi sesuai prosedur.
3. Mampu menyetel renggang klep sesuai prosedur.
4. Mampu memasang Komponen-komponen klep, Timing hole cap, Crankshaft
hole cap, dan Cover Cylinder Head sesuai prosedur.
BAB IV
4. Kesimpulan :
1. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang tepat (akurat)
gunakan langkah- langkah pengukuran dengan benar.
2. Hasil Pengukuran yang tepat (akurat) dapat menjadi acuan
bagi seorang teknisi untuk menentukan jenis tindakan perbaikan
yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan :
1. UUD 1945 pasal 27 ayat 2: “setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, paragraf 5 tentang K3.
B. Buku Referensi :
1. Astra Training Centre Daihatsu
Bandung. Diterbitkan tahun 1995.
2. Toyota motor Training Centre
Bandung. Diterbitkan tahun
1995.
3. Balai Pelatihan Pendidikan Teknik
Bandung. Diterbitkan tahun 2010.
C. Majalah/Buletin.
1. -
D. Referensi Lainnya.
1. -