Model Dan Nilai Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan
Model Dan Nilai Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Rosenstock dan Hocbaum, 1974 inti dari teori ini adalah belief
atau kepercayaan. Menegaskan bahwa persepsi seseorang dalam
kerentanan dan kemujaraban pengobatan mempengaruhi keputusan
seseorang dalam prilaku kesehatan (M. Ridwan, 2009). Mengutip dari
buku Promosi Kesehatan karangan Heri D. J. Maulana, 2009 model ini
digunakan sebagai upaya menjelaskan secara luas kegagalan partisipasi
masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit
(Houchbaum, 1958; Rosenstock, 1974 dalam Glanz dkk., 1997) dan
seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam perilaku yang
berkaitan dengan kesehatan manusia (Kirscht, 1988; Schmidt dkk., 1990)
yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan
(Damoiseaux, 1987 dalam Smet, 1994).
3
Keseriusan yang dirasakan (perceived severity). Individu
mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul
akibat ulah individu tersebut atau penyakit dibiarkan tidak ditangani,
2) Keuntungan dan kerugian (benefits and costs)
Pertimbangakan antara keuntungan dan kerugian perilaku untuk
memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak.
3) Petunjuk berprilaku juga diduga tepat untuk memulai proses
prilaku, yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang
menonjol (salient position). Hal ini berupa berbagai informasi dari
luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya
media massa, kampanye, nasihat orang lain, penyakit dari anggota
keluarga yang lain atau teman).
4
Sedangkan kelemahan dari model ini terdapat 4 kelemahan (Heri D. J.
Maulana, 2009), yaitu:
5
Wanita tersebut telah memiliki beberapa orang anak dan
mengetahui bahwa dirinya masih memiliki kemempuan atau
potensi untuk bisa hamil kembali sampai beberapa tahun
mendatang
Melihat kondisi lingkungan tetangganya yang menunjukakkan
status ekonominya rusak akibat terlalu banyak mempunyai
anak
Mengetahui dan mendapatkan informasi bahwa teknik dari
kontrasepsi tertentu menunjukkan efektifitas sebesar 95%
Mengetahui bahwa alat kontrasepsi itu aman dan tidak mahal
Selain itu dianjurkan pula oleh petugas kesehatan supaya
memulai untuk menggunakan alat kontrasepsi
Menurut Prochaska dkk, 1979 model ini dalam tahap aksi dan
pemeliharaan seseorang dapat kembali kepola perilaku sebelumnya, hal
ini karena individu mempertimbangkan untung dan rugi peribahan suatu
perilaku sebelum melangkah dari tahp satu ke tahap berikutnya (M.
Ridwan, 2009).
6
Sedangkan salah satu untuk contoh dari model ini adalah kasus
kebersihan rumah, yaitu seorang ibu karena kurang mendapat
pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk menutup makanan,
memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar
siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya
membersihkan rumah, ia mulai berkontemplasi untuk mengambil aksi
menjaga kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari informasi dari
tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses
perubahan perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut menutup
makanan, memasak air minum dan menjaga kebersihan lingkungan dapur
sebagai tugas rutin sehari-hari.
7
4. Aksi (Action)
Pada tahap ini individu mengimplementasikan rencana tindakan
spesifik.Komunikator berperan membantu memberikan umpan
balik, memecahkan masalah, dukungan sosial dan pemaksaan.
5. Perawatan ( Maintenace )
Tahap ini individu mengulang tindakan yang direkomendasikan,
komunikator membantu mengulang, menentukan alternatif serta
menghindari kegagalan.
8
pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu
mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat.
Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara
umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas).
Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
9
stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor.
Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat
membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode
menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi
atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus
dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi
stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon
diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi
dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah
respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional
dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-
masalah yang tidak terkendali.
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka
kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman
stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya.
Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini
dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian
kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika
berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman
atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang
makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang,
atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi
pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya.
Sebagai conto, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan
membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi
yang terjadi (cohen, 1984).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan
kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra
visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan
kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik
mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari.
10
Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif,
dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan
adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah teknik
yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan
meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan
pertahanan antibodi menghancurkan sel tumor.
11
rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya
konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).
- Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan
telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan,
seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan
narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan
penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol,
penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga.
TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan
dan kesehatan kerja K3), seperti tindakan keselamatan dalam
pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku
konsumen.
- Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya
berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri,
terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau memengaruhi
kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun
demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh
TRA berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang
dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama
sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik
bermutu yang mewakili suatu hal yang nyata. Model dalam kebidanan
adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan
untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja.
3.2 Saran
Sebaiknya kita lebih menambah wawasan kita mengenai promosi
kesehatan khususnya dalammodel dan nilai promosi kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14