Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat,nikmat
serta inayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Sistem dan Pendekatan
Sistem”.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik kepada dosen kami Ibu Meri Neherta yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas makalah yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan banyak informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Padang, 25 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan
perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah
kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang
selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat disayangkan bahwa
pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja
disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan
oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan,
karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan
menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa
masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan
mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling berhubungan,
saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir
tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau
pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan sistem?


2.Apa yang dimaksud dengan komponen sistem secara umum?

3.Jelaskan maksud dari komponen sistem dalam keperawatan?

4.Sebutkan apa saja tipe sistem?

5.Jelaskan maksud dari pendekatan sistem dalam pelayanan kesehatan?

6.Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?

7.Jelaskan tentang penerapan sistem dalam keperawatan?

8.Apa hubungan sistem dengan subsistem dan suprasistem?

9.Bagaimana pengaruh sistem pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif sistem?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui konsep system dan penerapan system dalam dunia keperawatan.

2.Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan sistem

3.Untuk mengetahui komponen sistem secara umum

4.Untuk mengetahui komponen sistem dalam keperawatan

5.Untuk mengetahui tipe sistem

6.Untuk mengetahui pendekatan sistem dalam pelayanan kesehatan

7.Untuk mengetahui lingkup sistem pelayanan kesehatan

8.Untuk mengetahui tentang penerapan sistem dalam keperawatan

9.Untuk mengetahui hubungan sistem dengan subsistem dan suprasistem

10.Untuk mengetahui pengaruh sistem pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif sistem

1.4 Manfaat

1.Mahasiswa dapat mengetahui penerapan konsep system dalam dunia keperawatan


2.Mahasiswa dapat mengetahui hal yang berkaitan dengan sistem

3.Mahasiswa dapat mengetahui komponen sistem secara umum

4.Mahasiswa dapat mengetahui komponen sistem dalam keperawatan

5.Mahasiswa dapat mengetahui tipe sistem

6.Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan sistem dalam pelayanan kesehatan

7.Mahasiswa dapat mengetahui lingkup sistem pelayanan kesehatan

8.Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan sistem dalam keperawatan

9.Mahasiswa dapat mengetahui hubungan sistem dengan subsistem dan suprasistem

10.Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh sistem pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif sistem

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem

Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan
dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa
latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau
energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika
suatu model metematika sering kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan
dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga membentuk
suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem ” sering digunakan baik dalam
percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal
dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki
hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari
berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu
keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional
dalam upaya mencapai tujuan akhir.

Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial
manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan
disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus
dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi
tujuan yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.

Adapun beberapa pengertian sistem menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a) L. James Havery.
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

b) John Mc Manama.
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan secara efektif dan efesien.

c) C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan
seperangkat tujuan.

d) J.C. Hinggins.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
e) Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan

f) Jerry FithGerald
Menurutnya sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.

2.2 Komponen Sistem Secara Umum

Suatu system terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau elemen-elemen
system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari system. Setiap system tidak peduli
betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari system untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses system secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu system
ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya system tersebut
tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga system tersebut rusak sehingga dengan sendirinya
tujuan system tersebut tidak tercapai.
Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang
kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Input.
Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah
sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga
kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.

2. Proses.
Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu masukan menjadi
sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan
kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

3. Output.
Output adalah hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan kesehatan
hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.

4. Dampak.
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi relatif lama waktunya.
Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan
menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan
terjangkau oleh masyarakat.

5. Umpan Balik.
Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari
sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem
pelayanan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu
meningkat.

6. Lingkungan.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada di masyarakat seperti institusi diluar pelayanan
kesehatan

2.3 Komponen Sistem dalam Keperawatan

Sebagaisuatusistem, proses keperawatan mempunyai komponen-komponen, berikut :


1. Masukan .
Masukan dalam proses keperawatanadalah data atauinformasi yang berasal dari pengkajian
klien(misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan fungsi fisiologis klien).
2. Hasil.
Hasil merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah dimana
status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil asuhan keperawatan.
3. Umpan balik.
Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem tentang bagaimana sistem
berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan hasil menggambarkan respons klien terhadap
intervensi keperawatan.
4. Isi.
Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain itu, penggunaan proses
keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi tentang pelayanan keperawatan untuk klien
dengan masalah kesehatan tertentu.

Adapun komponen-komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-
psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan
meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan
dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat
biologis, psikologis dan sosial.

Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup
belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan
keterbatasannya.

2. Lingkungan

Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu mempengaruhi
dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.

Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda
pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk
mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat
pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan
menimbulkan masalah.

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan,
lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang
berada di luar institusi kesehatan.

3. Kesehatan

Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat adalah :

a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau cacat.

b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan tugasnya
secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus
beradaptasi dengan lingkungannya.

Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara
individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.

4. Keperawatan

Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan secara


universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati,
empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki
kebutuhan yang unik.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah
salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia ”.

2.4 Tipe Sistem

Ada dua jenis sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.Sistem terbuka, seperti organ
tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta
perubahan antara sistem dan lingkungan. Sistem tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji
tidak berhubungan dengan lingkungan. Layaknya semua sistem, proses keperawatan mempunyai tujuan
khusus.
Tujuan proses keperawatan adalah untuk mengatur dan menyampaikan pendekatan individual
kepada asuhan keperawatan.
Perbedaan antara sistem terbuka dan sistem tertutup, antara lain :
1. Type Sistem Terbuka.
a. Terjadi proses interaksi.
b. Terdapat masukan dari lingkungan.
c. Terdapat proses transformasi
d. Keluaran (hasil) dikembalikan ke lingkungan.
e. Bersifat dinamis.
f. Terdapat proses terus menerus dalam mengadakan penyesuaian.
g. Hasil yang dicapai sesuai dengan kebutuhan.
h. Mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan & dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan.
i. Masukan terus berubah dengan akibat proses terus berubah.
j. Menggunakan umpan balik.

2. Type Sistem Tertutup.


a. Tidak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.
b. Tak ada masukan dari dan ke lingkungan.
c. Proses tidak mengadakan penyesuaian.
d. Tak ada alur umpan balik.
e. Tak ada adaptasi terhadap lingkungan.
2.5 Pendekatan Sistem Dalam Pelayanan Kesehatan

Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan adalah sebuah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan baik itu perorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat. Demikian pengertian pelayanan kesehatan menurut Lovey dan Loomba.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem kesehatan suatu kesatuan dari serangkaian usaha teratur yang
terdiri atas berbagai komponen guna mencapai suatu tujuan derajat kesehatan yg optimal bagi
masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
derajat kesehatan yg setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam UUD 45. Demikian yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam negara
kita ini.
Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat
pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
1. Health Promotion. (Promosi Kesehatan)
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar
masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.

2. Specific Protection (Perlindungan Khusus).


Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang akan
menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit
tertentu, ancaman kesehatan, yang masuk dalam tingkat perlindungan pada penyakit tertentu seperti
imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk mencegah TB (Tuberculosis), DPT (Difteri Pertusis
Tetanus),Hepatitis, campak, dan lain-lain.

3. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera).
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau timbulnya gejala
dari suatu penyakit.

4. Disability Limitation (Pembatasan Cacat)


Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.

Pendekatan sistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik)
maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh
yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi
keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa
hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat
berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem
(lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai
contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga
akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan
dapat mengurangi keterbasatan dana.

2.6 Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan
dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan.
Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan
tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat
diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary health care, (pelayanan kesehatan
tingkat pertama), secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua), dan tertiary health
services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan kesehatan terbagi dalam
pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang dilakukan di rumah sakit.
1. Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memilki masalah
kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat, tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar
menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah kesehatan dasar.
2. Secundary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan baik masyarakat atau klien yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.
3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan ini
apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua.

2.7 Penerapan Sistem dalam Keperawatan

Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai kesehatan
pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara
perorangan.

a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara
terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data yang
telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder :
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi klien.
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter, ahli gizi, ahli
fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang
lainnya.

Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :


Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap muka.
Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada pasien.
Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang mengalami
gangguan.
Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), auskultasi serta
pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.

b) Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan, data
dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan data
tentang tumbuhkembang klien.
Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan selama
operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data
subjektif.
Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau observasi secara
langsung.
Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau keluarganya.

c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan


Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan.
Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip
asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan
data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan ketimpangan / kesenjangan serta
membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.

2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan aktual /
potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah /
penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada
kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap penyakit
dan kondisi yang dialaminya.

3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan
dan mencegah masalah keperawatan klien.

Tahap perencanaan keperawatan adalah :

a) Proses penentuan prioritas


Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas diagnosa
keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi keperawatan.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru
mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi secara
bersamaan.

b) Penetapan sasaran dan tujuan


Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang
berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.

c) Penentuan kriteria evaluasi


Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya klien dapat
menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan
tidak dapat diukur.
d) Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada
etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.

4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan tekhnikal.
Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan
psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.

Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :


Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan ( intervensi
independent, dependen dan interdependen).
Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.

5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya
masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan
proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan
perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat
mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri profesi
dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien.

6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan yang tepat
untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
2.8 Hubungan Sistem dengan Subsistem dan Supra Sistem

Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan
yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.

Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem yang
utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan
memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah
tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim
kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan.

Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses


keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan
lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah
asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan ditetapkan berdasarkan
kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.

Beberapa penerapan sistem keperawatan :


Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan saling
berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim
rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.

Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan


Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan
dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan,
kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain,
AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan
lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.

Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum


Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan
kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
2.9 Pengaruh Sistem pada Pelayanan Kesehatan Ditinjau dari Perspektif Sistem

Internal
Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat
dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan
meningkatkan kecintaan pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya
pendidikan.

Eksternal
Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam
perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki
hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sesuatu kesatuan dari
berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara
dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai
satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional
dalam upaya mencapai tujuan akhir.
Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan, Kesehatan, Keperawatan.
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-
sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial dan Fragmentis.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan
b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan Profesi
Keperawatan
d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara
umum.

3.2 Saran

Diharapkan dalam perkembangan dunia keperawatan, perawat maupun mahasiswa keperawatan dapat
menerapkan konsep sistem dan penerapan sistem dalam dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,A. Halimul Hidayat. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-Jakarta: Salemba
Medika,
Haryanto.2007.Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep.Jakarta : Salemba Medika.
Simamora, Roymond.2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta: EGC.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta ; EGC.
Prawitasari, Johana (1993) “Aspek Sosio – Psikologis Usia Lanjut di Indonesia ” , Buletin Penelitian
Kesehatan Universitas Gajah Mada,21 , 4 , (73-83)

Anda mungkin juga menyukai