55
BULETIN PALAWIJA VOL. 13 NO. 1, OKTOBER 2015
tinggi bersifat toksik bagi tanaman (Munns Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
2002). Meningkatnya konsentrasi Na+ dalam pengaruh ameliorasi terhadap pertumbuhan
tanah salin menghambat penyerapan K dan Ca dan hasil kacang tanah pada tanah salin.
(Asch et al. 2000; Hu and Schmidhalter 2005),
meningkatkan tekanan osmotik air sehingga BAHAN DAN METODE
menurunkan air tanah tersedia yang dapat
diserap tanaman (Sreenivasulu et al. 2007; Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balit-
Jaleel et al. 2007), menurunkan penyerapan kabi pada 19 Maret – 24 Juni 2014. Tanah yang
Mg (Hu dan Schmidhalter 1997), dan menurun- digunakan adalah tanah nonsalin asal Wajak
kan kandungan N serta P pada semua jaringan Kabupaten Malang, diambil dari lapisan 0–20
(Hirpara et al. 2005). Pada varietas yang sensitif, cm. Penelitian menggunakan rancangan acak
Na+ terakumulasi pada semua organ, sedangkan kelompok faktorial, dua faktor dengan lima
pada varietas yang toleran terakumulasi pada ulangan. Faktor pertama adalah dua tingkat
daun tua dan tajuk dan tidak terjadi translokasi salinitas tanah, yaitu (1) tanah dengan DHL
ke daun muda (Yasar et al. 2006). Aktivitas ni- 2,0–2,3 dS/m (L1) dan (2) tanah dengan DHL
trogenase pada varietas toleran turun 60%, dan 2,8–3,2 dS/m (L2). Faktor kedua adalah macam
>90% pada varietas sensitif (Tejera et al. 2006). amelioran yaitu: (1) kontrol (tanpa amelioran)
(A0), (2) 120 kg K2O/ha atau 2,41 g/pot (A1),
Salinitas juga menyebabkan ketidakseim- (3) 2,5 t/ha dolomit atau 21,3 g/pot (A2), (4) 2,5
bangan ion (Rogers et al. 2003; Hu dan t/ha gipsum atau 21,3 g/pot (A3), (5) 2,5 t/ha
Schmidhalter 2005; Sumithra et al. 2006; pupuk kandang atau 21,3 g/pot (A4). Perlakuan
Bhattacharjee 2008; Sanchez-Rodriguez et al. amelioran diberikan pada saat tanam. Kera-
2010). Nisbah Ca2+/Na + yang rendah akibat gaman tingkat salinitas tanah didapatkan
tingginya ion Na menghambat pertumbuhan melalui penambahan air laut yang diencerkan
dan menyebabkan perubahan morfologi dan (konsentrasi 15%) hingga mencapai kisaran nilai
anatomi tanaman (Cakmak 2005). Berku- salinitas sesuai perlakuan. Hasil analisis menun-
rangnya K menyebabkan aktivitas enzim se- jukkan DHL tanah (diukur dengan portable EC
perti nitrat reduktase yang mengubah NO3 men- meter Hanna tipe HI993310) sebelum tanam
jadi NH3 (penyusun protein) menurun (Hu dan untuk L1 adalah 2,04 dS/m dan pada saat panen
Schmidhalter 2005). Pada tanaman gandum, 2,34 dS/m, sedangkan DHL pada L2 sebelum
makin tinggi nisbah K/Na makin tinggi pula tanam adalah 2,84 dS/m dan saat panen 3,24
hasilnya (Khan et al. 2009). Pada tanaman bar- dS/m.
ley, penyerapan K dihambat oleh Na, tetapi
nisbah Na/K pada sitoplasma tidak berhubungan Tanah dikering-anginkan hingga mencapai
dengan respons tanaman terhadap cekaman kering udara, kemudian dimasukkan ke dalam
salinitas (Kronzucker et al. 2006). kaleng plastik (pot) sebanyak 8,5 kg/pot. Pot
yang digunakan tidak dilubangi pada bagian
Ameliorasi tanah salin menggunakan gipsum bawahnya, sehingga tidak ada pencucian garam
(CaSO4.2H2O), pirit (FeS2), kalsit (CaCO3), kal- keluar dari pot. Benih kacang tanah varietas
sium klorida (CaCl 2 .2H 2O), dan amelioran Domba ditanam dalam pot sebanyak 4 biji per
organik (pupuk kandang, pupuk hijau) terbukti pot, kemudian pada 14 hari setelah tanam (HST)
efektif dan mudah diterapkan (Sharma dan Min- dilakukan penjarangan menjadi dua tanaman.
has 2005; Tejada et al. 2006). Yaduvanshi dan Pupuk dasar Urea 100 kg/ha dan 100 kg SP36/
Sharma (2008), Singh et al. (2013), dan Khan ha diberikan pada 14 HST. Dosis dolomit, gip-
et al. (2014) juga melaporkan bahwa amelioran sum, dan pupuk kandang per pot dihitung
organik maupun anorganik efektif meningkat- berdasarkan bobot tanah menggunakan asumsi
kan hasil tanaman pada tanah salin. Penam- bobot tanah pada lapisan 10 cm (1 juta kg/ha),
bahan gipsum menurunkan Na-dd, DHL, dan sedangkan untuk pupuk Urea, SP36 dan KCl
SAR (Makoi et al. 2010). Peningkatan pem- berdasarkan populasi tanaman (166.000 tanam-
berian gipsum (CaSO4) dari 3 mM menjadi 6 an/ha). Untuk menjaga kelembaban tanah dila-
mM pada media salin meningkatkan bobot kukan penyiraman dengan air biasa, dan se-
basah tajuk 44% dan akar 41% (Niazi et al. 2007). minggu sekali dengan larutan air laut 5%
Penambahan amelioran pada tanah salin dapat hingga tanaman pada fase pengisian polong,
memperbaiki kerusakan dan fungsi sel tanaman dan penyiraman selanjutnya menggunakan air
(Tejada et al. 2009; Wu et al. 2013; Yazdanpanah biasa. Penyiraman dilakukan hingga kelem-
et al. 2013), sehingga pertumbuhan dan produk- baban tanah mencapai sekitar kapasitas lapang.
tivitas meningkat.
56
KRISTIONO ET AL.: PEMBERIAN AMELIORAN PADA KACANG TANAH DI TANAH SALIN
Peubah yang diamati terdiri atas tinggi Na, Ca, dan Mg mungkin berasal dari larutan
tanaman pada umur 15, 30, 45, 60, dan 75 HST, air laut yang diberikan. Peningkatan DHL tanah
indeks kandungan klorofil daun pada umur 15, diikuti oleh peningkatan Na. Perlakuan salinitas
30, 45, 60, dan 75 HST, analisis tanah sebelum tersebut diharapkan menciptakan keragaman
tanam dan saat panen (DHL, pH, C-organik, pertumbuhan tanaman. Pada tingkat DHL
Na, Ca, Mg, dan K), analisis tanaman saat panen tanah 2,8 dS/m (Tabel 1), tanaman kacang tanah
(Na, Ca, Mg, K), bobot kering tajuk dan akar telah mengalami cekaman sehingga penyiraman
tanaman saat panen, jumlah polong isi dan menggunakan larutan 5% air laut dihentikan
hampa/tanaman, bobot polong kering/tanaman, pada fase pengisian polong. Hal ini dimaksud-
jumlah dan bobot kering biji normal/tanaman. kan agar tanaman tidak mati akibat salinitas
Analisis data menggunakan analisis varian yang tinggi.
untuk mengetahui pengaruh perlakuan, se- Analisis tanah yang diambil pada saat panen
dangkan untuk membandingkan nilai tengah menunjukkan DHL tanah meningkat menjadi
antarperlakuan digunakan perbandingan ber- 2,3 dS/m pada L1, dan menjadi 3,2 dS/m pada
ganda Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. L2 (Tabel 2). Dengan demikian, DHL pada per-
lakuan L1 adalah 2,0–2,3 dS/m dan pada L2
HASIL DAN PEMBAHASAN 2,8–3,2 dS/m. Kisaran nilai DHL aktual pada
L2 lebih rendah dari rencana semula (4–5 dS/
Salinitas Tanah m) karena penambahan larutan garam dihenti-
kan pada saat tanaman memasuki fase peng-
Peningkatan perlakuan salinitas meningkat- isian polong. Penghentian tersebut didasarkan
kan pH 0,1 unit, DHL 0,8 dS/m, K 0,01 Cmol+ / pada keragaan tanaman yang sudah menga-
kg, Na 0,07 Cmol+/kg, Ca 1,76 Cmol+/kg, dan lami cekaman cukup berat.
Mg 2,72 Cmol+/kg (Tabel 1). Peningkatan K,
Tabel 1. Hasil analisis tanah sebelum tanam dan sebelum perlakuan amelioran.
Salinitas (dS/m)
L1=2,0–2,3 2,30 6,5 0,52 1,03 0,78 9,72 3,97
L2=2,8–3,2 3,20 6,5 0,88 1,46 1,01 10,56 4,67
Amelioran
Kontrol 2,55 6,3 0,47 1,02 0,87 8,74 4,21
120 kg K2O/ha 2,95 6,1 0,73 2,02 1,01 8,72 4,26
2,5 t/ha dolomit 2,80 6,8 0,72 1,04 0,94 10,68 5,09
2,5 t/ha gipsum 2,75 6,6 0,92 1,09 0,85 13,40 3,94
2,5 t/ha pukan 2,90 6,5 0,68 1,07 0,82 9,18 4,11
57
BULETIN PALAWIJA VOL. 13 NO. 1, OKTOBER 2015
Kandungan K-dd, Na-dd, Ca-dd, dan Mg- Na-dd akibat pemberian pupuk K kemungkinan
dd lebih tinggi pada tanah dengan DHL yang berasal dari bahan ikutan pupuk KCl. Dari
lebih tinggi (Tabel 2). Hal ini mungkin berasal empat amelioran yang digunakan, kemung-
dari larutan air laut yang ditambahkan. Air laut kinan yang akan berpengaruh positif adalah
pada umumnya mengandung 55% Cl, 30% Na, dolomit, gipsum, dan pupuk kandang karena
7,6% SO4, 3,7% Mg, 1,2% Ca, dan 1,1% K (Pid- tidak menyebabkan peningkatan Na dd seperti
wirny 2006; Micale et al. 2009). Meningkatnya yang terjadi bila menggunakan pupuk KCl.
kandungan kation-kation tersebut juga menye-
babkan pH tanah mengalami peningkatan 0,3– Pertumbuhan Tanaman
0,4 unit dibandingkan dengan pH tanah Perlakuan peningkatan salinitas dan penam-
sebelum tanam. bahan amelioran tidak berpengaruh nyata terha-
Penambahan amelioran berupa pupuk K me- dap tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan
ningkatkan K-dd, DHL, dan Na-dd, serta me- akar (Tabel 3). Pengamatan visual menunjuk-
nurunkan pH. Penambahan amelioran dolomit, kan pertumbuhan tanaman pada kedua ling-
gipsum, dan pupuk kandang meningkatkan kungan salinitas mengalami cekaman, mes-
DHL dan pH tanah. Hal ini kemungkinan kipun masih dapat bertahan hidup.
karena terjadinya peningkatan Ca-dd (Tabel 2). Peningkatan salinitas dari 2,0–2,3 dS/m men-
Peningkatan Ca lebih tinggi pada perlakuan jadi 2,8–3,2 dS/m tidak berpengaruh terhadap
dengan gipsum dibandingkan dengan dolomit, tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan akar
karena kelarutan gipsum dalam air (2 g/L) lebih (Tabel 4). Tinggi tanaman pada 60 HST hanya
tinggi dibanding dolomit (1,2 g/L). Peningkatan 7,5–8,9 cm. Pada percobaan tahun 2013 di mana
Tabel 3. Analisis ragam pengaruh salinitas dan amelioran terhadap tinggi tanaman kacang tanah di
rumah kaca. Malang, 2014.
Salinitas (S) 1 tn tn tn tn tn tn tn
Amelioran (A) 4 tn tn tn tn tn tn tn
S*A 4 tn tn tn tn tn tn tn
KK (%) 12,1 13,7 15,5 23,5 24,9 9,81) 9,81)
Keterangan: tn = tidak nyata; 1)untuk analisis ragam data ditransformasi menggunakan √(X +0,5).
Tabel 4. Pengaruh salinitas dan ameliorasi terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30, 45, 60 dan 75 HST,
serta bobot kering tajuk dan akar saat panen tanaman kacang tanah di rumah kaca. Malang, 2014.
Salinitas (dS/m)
L1 (2,0–2,3 dS/m) 2,8 4,9 6,0 7,5 8,5 8,5 1,6
L2 (2,8–3,2 dS/m) 2,8 5,1 6,6 8,8 10,0 10,0 1,2
Amelioran
Kontrol 3,1 5,3 6,7 8,0 9,3 7,8 1,0
120 kg K2O/ha 2,8 4,9 6,3 8,0 8,8 8,2 0,9
2,5 t/ha dolomit 2,7 4,7 6,3 8,4 9,7 10,5 2,2
2,5 t/ha Gipsum 2,8 5,0 6,1 8,9 10,0 10,8 1,9
2,5 t/ha pupuk organik 2,8 5,1 6,1 7,6 8,5 8,8 1,2
58
KRISTIONO ET AL.: PEMBERIAN AMELIORAN PADA KACANG TANAH DI TANAH SALIN
Tabel 5. Analisis ragam pengaruh salinitas dan amelioran terhadap indeks kandungan klorofil tanaman
kacang tanah di rumah kaca. Malang, 2014.
Tabel 6. Pengaruh salinitas dan ameliorasi terhadap Indeks Kandungan Klorofil (IKK) daun kacang
tanah pada umur 15, 30, 45, 60 dan 75 HST di rumah kaca. Malang, 2014.
Salinitas (dS/m)
L1 (2,0–2,3 dS/m) 46,1 45,4 41,9 35,4 b 35,8
L2 (2,8–3,2 dS/m) 44,8 44,3 43,2 37,8 a 35,4
Amelioran
Kontrol 44,2 45,2 42,7 33,6 c 36,7
120 kg K2O/ha 47,1 43,2 42,5 34,6 bc 32,9
2,5 t/ha dolomit 45,4 46,1 43,1 39,6 a 36,4
2,5 t/ha Gipsum 46,9 44,4 42,6 38,1 ab 36,5
2,5 t/ha pupuk kandang 43,7 45,4 41,8 37,2 ab 35,5
59
BULETIN PALAWIJA VOL. 13 NO. 1, OKTOBER 2015
umur 75 HST, IKK mengalami penurunan gipsum, dan pupuk kandang masing-masing
karena tanaman mulai memasuki proses dengan dosis 2,5 t/ha dalam sistem tertutup
penuaan. (tidak ada garam yang keluar) belum mampu
mengurangi dampak buruk salinitas.
HASIL DAN KOMPONEN HASIL
Kandungan K, Ca, Mg,
Peubah hasil dan komponen hasil yang di- dan Na Tanaman
amati terdiri atas jumlah polong isi dan hampa,
bobot kering polong dan biji, serta jumlah biji. Kandungan Na adalah 2,56% pada salinitas
Analisis ragam menunjukkan peubah-peubah L1 dan 2,68% pada L2, termasuk tinggi. Kan-
tersebut mempunyai koefisien keragaman (KK) dungan K, Ca, dan Mg tanaman cenderung
yang sangat tinggi karena sebagian besar lebih rendah pada salinitas L2 dibanding L1,
tanaman tidak membentuk polong dan biji yang mengindikasikan penyerapan Na yang
(Tabel 7), sehingga tidak layak dilakukan ana- tinggi menekan penyerapan K, Ca, dan Mg.
lisis varian. Nisbah K/Na relatif tetap, sedangkan Ca/Na dan
Mg/Na menjadi lebih rendah (Tabel 10). Ter-
Analisis distribusi frekuensi terhadap jumlah ganggunya penyerapan Ca oleh tanaman
dan bobot kering polong, serta jumlah dan bobot kacang tanah akibat tingginya Na kemung-
kering biji menunjukkan 72% tanaman tidak kinan menjadi penyebab tanaman tidak mampu
membentuk polong (Tabel 8 dan Tabel 9). Pada membentuk polong. Unsur Ca bagi kacang
penelitian tahun 2013 didapatkan batas DHL tanah mempunyai peran penting dalam pemben-
tertinggi pada kacang tanah untuk menghasil- tukan polong dan biji.
kan polong dan biji adalah 1,60–1,84 dS/m,
sedangkan dalam penelitian ini 2,0–2,3 dS/m Pemberian amelioran dengan pupuk KCl
pada L1 dan 2,8–3,2 dS/m pada L2 (Taufiq dan dosis 120 kg K2O/ha, dolomit, gipsum, dan pupuk
Kristiono 2013). Hal ini menunjukkan tanaman kandang masing-masing dengan dosis 2,5 t/ha
mengalami cekaman salinitas. Ameliorasi dalam sistem tertutup (tidak ada garam yang
dengan pupuk KCl dosis 120 kg/ha K2O, dolomit, keluar) meningkatkan nisbah kation K/Na.
Tabel 7. Nilai koefisien keragaman (KK) peubah jumlah polong isi dan hampa, bobot kering polong dan
biji, serta jumlah biji kacang tanah akibat perlakuan salinitas.
Tabel 8. Distribusi frekuensi jumlah polong isi dan bobot kering polong tanaman kacang tanah pada
tanah salin di rumah kaca. Malang, 2014.
60
KRISTIONO ET AL.: PEMBERIAN AMELIORAN PADA KACANG TANAH DI TANAH SALIN
Nisbah Ca/Na meningkat pada pemberian pupuk masih jauh di bawah nilai nisbah pada tanaman
KCl dan dolomit, serta nisbah Mg/Na meningkat yang normal.
pada pemberian dolomit (Tabel 9). Hal ini me- Dalam penelitian ini, pot yang digunakan
nunjukkan penambahan amelioran mampu tidak berlubang sehingga tidak ada pencucian
memperbaiki keseimbangan kation. Pemberian garam. Hasil penelitian ini mengindikasikan
2,5 t/ha dolomit maupun 2,5 t/ha gipsum meng- bahwa pengaruh negatif salinitas tanah yang
hambat penyerapan Na oleh tanaman. Meski- melebihi nilai DHL yang dapat ditoleransi
pun demikian belum mampu memperbaiki tanaman kacang tanah tidak dapat dihilang-
pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Pada kan/dikurangi dengan memperbaiki keseim-
penelitian tahun 2013, tanaman yang tidak bangan kation pada daerah perakaran melalui
mendapat perlakuan salinitas mempunyai penambahan amelioran berupa pupuk KCl dosis
kandungan K, Na, Ca, dan Mg pada tajuk ber- 120 kg K2O/ha, dolomit, gipsum dan pupuk
turut-turut 1,72–1,81%, 0,34–0,36%, 2,04– kandang masing-masing dengan dosis 2,5 t/ha.
2,10%, dan 0,41%, serta nisbah K/Na 5,02–5,06, Pemberian amelioran perlu dibarengi dengan
nisbah Ca/Na 5,65–6,19, dan nisbah Mg/Na upaya menurunkan salinitas melalui pencucian
1,21–1,14 (Taufiq dan Kristiono 2013). untuk menurunkan salinitas.
Meskipun terjadi perbaikan keseimbangan
kation dengan penambahan amelioran, tetapi
Tabel 9. Distribusi frekuensi jumlah biji dan bobot kering biji tanaman kacang tanah pada tanah salin
di rumah kaca. Malang, 2014.
0 36 72,0 0 38 76,0
4 2 4,0 1 8 16,0
5 4 8,0 2 2 4,0
6 2 4,0 4 1 2,0
9 3 6,0 5 1 2,0
11 1 2,0
24 1 2,0
28 1 2,0
Tabel 10. Kandungan K, Ca, Mg, dan Na dalam tajuk tanaman kacang tanah saat panen di rumah kaca.
Malang, 2014.
Salinitas (dS/m)
L1 (2,0–2,3) 2,00 0,50 2,56 2,03 0,78 0,19 0,79
L2 (2,8–3,2) 1,97 0,45 2,68 1,71 0,73 0,17 0,63
Amelioran
Kontrol 1,85 0,49 2,84 2,14 0,65 0,17 0,75
120 kg K2O/ha 2,27 0,53 2,76 2,00 0,82 0,19 0,73
2,5 t/ha dolomit 1,86 0,45 2,32 1,91 0,80 0,19 0,83
2,5 t/ha Gipsum 1,84 0,42 2,41 1,65 0,77 0,17 0,69
2,5 t/ha pupuk kandang 2,11 0,49 2,79 1,66 0,76 0,17 0,59
61
BULETIN PALAWIJA VOL. 13 NO. 1, OKTOBER 2015
62
KRISTIONO ET AL.: PEMBERIAN AMELIORAN PADA KACANG TANAH DI TANAH SALIN
moderate water stress conditions. Plant Soil. Tejera, N.A., M. Soussi, and C. Luch. 2006. Physi-
335:339–347. ological and nutritional indicators of tolerance to
salinity in chickpea plants growing under sym-
Sharma, B.R. and P.S. Minhas. 2005. Strategies for
biotic conditions. Environ. and Exper. Bot. 58:17–
managing saline/alkali waters for sustainable
24.
agricultural production in South Asia. Agric.
Water Manag. 78:136–151. Wu, Y., Y. Li, C. Zheng, Y. Zhang, and Z. Sun. 2013.
Organic amendment application influence soil
Singh, K., B. Singh, and R.R. Singh. 2013. Effect of
organism abundance in saline alkali soil. Euro-
land rehabilitation on physicochemical and mi-
pean J. of Soil Biol. 54:32–40.
crobial properties of a sodic soil. Catena. 109:49–
57. Yadav, S., I. Mohammad, A. Aqi, and H. Shamsul.
2011. Causes of salinity and plant manifestations
Sreenivasulu, N., S.K. Sopory, and P.B.K. Kishor.
to salt stress: A review. J. Environ. Biol. 32:667–
2007. Dechipering the regulatory mechanisms of
685.
abiotic stress tolerance in plants by genomic ap-
proaches. Gene. 388:1–13. Yaduvanshi, N.P.S. and D.R. Sharma. 2008. Till-
age and residual organic manures/chemical
Sumithra, K., P.P. Jutur, B.D. Carmel, and A.R.
amendment effects on soil organic matter and
Reddy. 2006. Salinity-induced changes in two
yield of wheat under sodic water irrigation. Soil
cultivars of Vigna radiata: responses of antioxi-
& Tillage Res. 98:11–16.
dative and proline metabolism. Plant Growth
Regul. 50:11–22. Yasar, F., O. Uzal, S. Tufenkci, and K. Yildiz. 2006.
Ion accumulation in different organs of green bean
Taufiq, A dan A. Kristiono. 2013. Evaluasi toleransi
genotypes grown under salt stress. Plant Soil
varietas unggul kacang tanah terhadap salinitas.
Environ. 52(10):476–480.
Laporan Teknis Hasil Penelitian Balitkabi
Tahun 2013. 47 hlm. Yazdanpanah, N., E. Pazira, A. Neshat, M. Mah-
moodabadi, and L.R. Sinobas. 2013. Reclamation
Tejada, M., M.T. Hernandez, and C. Garcia. 2009.
of calcareous saline sodic soil with different
Soil restoration using composted plant residues:
amendments (II): Impact on nitrogen, phospho-
Effects on soil properties. Soil & Tillage Res.
rous and potassium redistribution and on micro-
102:109–117.
bial respiration. Agric. Water Manag. 120:39–45.
63